Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7362 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Murtagh, Ben
"ndonesia has a long and rich tradition of transgender cultures, with many festivals and local rites involving members of transgender communities. This book examines how transgendered individuals and transgendered communities are represented in Indonesian film, both gay, lesbian and wari (male-to-female transgender) film and more general film"
London: Routledge, 2013
791.43 MUR g (1);791.43 MUR g (2)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Long Meilin
"Penelitian ini membahas konstruksi gender non-normatif dalam film Indonesia Kucumbu Tubuh Indahku (2018), dengan menggunakan teori performativity gender Judith Butler, sementara menganalisis hubungan sistem patriarki dan norma heteroseksual terhadap konstruksi gender di Indonesia. Hasil penelitian ini adalah: film ini membangunkan tiga jenis gender, yaitu lelaki heteroseksual yang maskulin, perempuan heteroseksual yang feminin (dengan sedikit petunjuk yang tidak langsung tentang homoseksual/lesbian), lelaki homoseksual yang ekspresi gendernya cair. Perempuan dalam film Kucumbu Tubuh Indahku utamanya ada dua macam. Semacam adalah perempuan rumah tangga yang sesuai persyaratan patriarkal, yang lain adalah yang aktif dalam politik, ambisius dan penuh perhitungan, melihat meningkatkan posisi keluarga sebagai tugasnya, dan memiliki orientasi seksual yang berubah-ubah. Konstruksi gender untuk lelaki heteroseksual dalam film ini utamanya hanya satu macam, yaitu lelaki sebagai pemimpin keluarga yang sesuai persyaratan patriarkal, mengelola istri dan laki-laki muda. Konstruksi gender untuk lelaki homoseksual adalah identitas gendernya di luar biner gender, dan tidak memenuhi persyaratan norma heteroseksual, sebagai objek seksual melayani laki-laki heteroseksual yang sebagai subjek seksual, dan menginternalisasi logika budaya patriarki dan norma heteroseksual sebagai nilai- nilainya sendiri.

This article examines the construction of non-normative gender in the Indonesian film Memories of My Body (2018), using Judith Butler's theory of gender performativity, while analyzing the relationship of the patriarchal system and heterosexual norms to gender construction in Indonesia. The results of this study are: this film awakens three types of gender, namely masculine heterosexual men, feminine heterosexual women (with a few indirect hints of lesbianism), homosexual men whose gender expression is fluid. There are mainly two kinds of women in the film, some are household women who conform to patriarchal requirements, others are politically active, ambitious and calculating, see improving the family's position as their duty, and have variable sexual orientations. The gender construction for heterosexual men in this film is mainly of only one kind, namely men as family leaders who comply with patriarchal requirements, managing wives and young men. Gender construction for homosexual men is his gender identity outside of the gender binary, and not meeting the requirements of heterosexual norms, as sexual objects serving heterosexual men, and internalizing the logic of patriarchal culture and heterosexual norms as his own values. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Jum`a Khatib Nur Ali
"Disertasi ini membahas representasi imigran oleh Uni Eropa di booklet Festival Film Europe on Screen Indonesia. Data diambil dari lima booklet festival dari tahun 2008 hingga 2011. Tujuannya adalah untuk melihat bagaimana imigran dalam masyarakat multikultur UE direpresentasikan kepada Indonesia dan apakah latar belakang ideologinya. Penelitian kualitatif ini menggunakan teori sirkuit budaya sebagai kerangka teori dan representasi konstruksionis dengan semiotik. Hasil penelitian menunjukkan adanya pola dan ideologi orientalis kepada Indonesia pada data penelitian.

This dissertation discusses immigrant representation by the European Union in Indonesian Europe on screen Film Festival booklets. Data are obtained from five booklets from 2008 until 2011. The goal is to see how immigrants in European Union multicultural society are represented to Indonesia and to discover the ideological background of the representation. This research adopts circuit of culture the grand theory, with constructive representation approach, using semiotic method. Research results arising from data analysis suggest a pattern of orientalist ideology towards Indonesia found on the research data verified.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
D1969
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rafianti
"Tulisan ini membahas mengenai representasi identitas gay dalam film berjudul yaganbihaeng. Film yaganbihaeng berhasil menampilkan dinamika kehidupan seorang remaja gay di tengah lingkungan sekolah. Berbeda dari film remaja lainnya yang biasanya membahas sisi percintaan atau pendidikan, film ini membahas isu identitas seksual yang masih sangat minim keberadaanya. Hal ini lah yang menjadikan film ini objek dari penelitian ini. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memaparkan representasi identitas gay dan representasi gay di lingkungan remaja dan sekolah dalam film yaganbihaeng. Metode yang digunakan dalam tulisan ini adalah metode analisis deskriptif dan teori representasi Stuart Hall. Representasi yang digambarkan oleh film ini kebanyakan berupa sebuah kritik sosial terhadap masyarakat. Kritik mengenai pandangan dan perilaku masyarakat luas terhadap seorang homoseksual di dunia nyata yang cenderung buruk dan diskriminatif.
This paper discusses the representation of gay identity in the movie titled yaganbihaeng. Yaganbihaeng film managed to show the dynamics of the life of a gay teenager in the middle of a school environment. This is what makes this film the object of this research. Different from other teen films which usually discuss the side of love or education, this film discusses the issue of sexual identity which is currently a rare issue to be discussed. The purpose of this study was to find how the representation of homosexual identity and homosexual representation in the teens and schools in the film yaganbihaeng represented. The method used in this study is descriptive analysis method and representation theory of Stuart Hall. The representation described by this film is mostly in the form of a social criticism of society. Criticism of the views and behavior of the wider community which tends to be bad and discriminatory against a homosexual in the real world."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Dokumentasi  Universitas Indonesia Library
cover
Sari Rahmani
"Sebelum reformasi, film Hollywood telah mendominasi layar bioskop di Indonesia. Pasca reformasi tepatnya pada tahun 2009, pemerintah Indonesia mengeluarkan aturan untuk melawan dominasi film Hollywood di dalam negeri yang tertuang dalam pasal 32 UU Perfilman No.33 Tahun 2009. Pasal tersebut mewajibkan pihak bioskop untuk menayangan film Indonesia sekurang-kurangnya 60 enam puluh persen dari seluruh jam pertunjukan film yang dimilikinya selama 6 enam bulan berturut-turut. Namun hingga sekarang, amanat tersebut tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya. Hal ini dapat dilihat dari penguasaan layar film Hollywood yang lebih banyak dibandingkan dengan film nasional di bioskop Indonesia. Oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan pelaksanaan pasal 32 UU Perfilman No.33 Tahun 2009 tersebut. Penelitian ini menggunakan paradigma kritis, pendekatan kualitatif dan bersifat deskriptif. Metode pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam, pengamatan, dan studi dokumen. Hasil penelitian ini memerlihatkan ada enam faktor yang menyebabkan kegagalan pelaksanaan pasal 32 UU Perfilman No.33 tahun 2009. Hasil penelitian ini dianalisis dengan menggunakan konsep-konsep ekonomi politik, teori kritis dan imperialisme struktural.

Hollywood has dominated Indonesian cinema even before the reformation took place. To fight against it, just after the reformation, Indonesian government issued the law regarding cinema screen in article 32 Film Law number 33 2009. The law obligates the cinema party to show Indonesian movies at least 60 from the whole screen for six consecutive months. But in reality, the law has been disobeyed. This can be proved by the fact that Hollywood films has dominated Indonesian screen. Therefore, this study aimed to understand the factors which caused the failure of the implementation of the act number 32 Film Law number 33 2009. This thesis adopted critical paradigm, qualitative approach and descriptive analysis. Data collection was done through deep interview, observation and document study. The result showed that there are six factors caused the failure of the article 32 Film Law number 33 year 2009 implementation. The result was analyzed by using political economy concept, critical theory and structural imperialism.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
T51561
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Junius Mitchell Stephen
"ABSTRAK
Penelitian ini bermula dari keprihatinan penulis terhadap representasi kaum minoritas (LGBT) di dalam media massa. Kelompok minor ini sering direpresentasikan dengan menyimpang dan menyudutkan. Namun, perkembangan media massa memunculkan kemungkinan baru untuk melakukan suara perlawanan, yakni dengan film pinggiran. Penelitian ini berfokus untuk melihat bagaimana film pinggiran dipergunakan untuk mejadi media alternatif untuk menjadi wadah suara resistensi masyarakat, baik oleh kaum gay maupun heteroseksual. Penulis akan melihat permasalahn ini dengan menggunakan perspektif dari Michel Foucault tentang praktik kuasa serta identitas gender dari Judith Butler. Dengan menggunakan metode Semiotika Film dari Christian Metz dalam model analisis semiotika dari Barthes, penulis menarik kesimpulan bahwa film pinggiran dengan segala karakteristiknya dapat menjadi media resistensi dari kaum gay untuk menyuarakan representasi yang lebih baik dan menyuarakan kebenaran yang mereka yakini. Kaum gay didapati lebih eksploratif dan mampu menggambarkan banyak hal, sedangkan kaum hetero merepresentasikan gay lebih secara hitam putih dan menyampaikan pemikirannya dalam dialog yang bersifat lebih kaku, kurang eksploratif.

ABSTRAK
This research begins with the writer’s concern about minority (LGBT) representation in the mass media. This minor group often represented falsely and tend to be cornering. On other hand, the mass media provide new medium to express the resisting voice from the minor by using the independent film. This research id focusing to identify the usage of the independent film to be an alternative to express the resisting voice, both from gay or heterosexual film maker. By using Foucault’s view on power practice and the gender identity by Judith Butler, I hope I could draw a conclusion on gender trouble and power practice in the related film. The semiotics of film by Christian Metz will be combined by Roland Barthes’ model of semiotics. I conclude that independent film is a great medium to express a resisting utterance to established normativity.
In my conclusion, I am finding that the gay film maker is having more audacity to explore a gay character, both from their life story and the way of thinking. On other hand, the heterosexual represent their gay character in way more rigid way, black and white and more likely using the plain dialogue, not really explorative."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
T41600
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Charissa Sakina
"ABSTRAK
Film yang berjudul Fatima 2015 merupakan sebuah film Prancis karya sutradara Philippe Faucon yang mengangkat tema mengenai kehidupan imigran di Prancis. Film ini berkisah mengenai kehidupan seorang wanita asal Aljazair yang bernama Fatima. Ia menjadi imigran di Prancis bersama kedua orang anak perempuannya yang bernama Nesrine dan Souad. Tokoh Fatima selalu menggunakan bahasa Arab dalam kesehariannya. Fatima juga membawa serta kebudayaan dan tradisinya sebagai orang Arab walaupun ia tinggal di Prancis. Berbeda dengan Fatima, kedua orang anaknya menggunakan bahasa Prancis dalam kesehariannya dan juga menganut kebudayaan Prancis. Dalam film ini, kerap terjadi konflik antara tokoh Fatima dengan kedua anaknya. Film ini dianalisis melalui aspek naratif dan dihubungkan dengan aspek sinematografisnya. Analisis dilakukan dengan menggunakan teori dari Boggs dan Petrie 2008 serta Hall 1990 . Hasil analisis dari penelitian ini menunjukkan jika penyebab konflik antara Fatima dan kedua anaknya diakibatkan perbedaan identitas mereka. Tokoh Fatima yang merupakan imigran generasi pertama masih menganut identitas asal negaranya sedangkan kedua anak Fatima berhasil terintegrasi oleh model integrasi yang diterapkan Prancis sehingga kedua anak Fatima memiliki identitas Prancis.

ABSTRACT
Fatima 2015 is a French film by Philippe Faucon with the theme of immigrant life in France. This film is about the life of an Algerian woman named Fatima. She became an immigrant in France with her daughters named Nesrine and Souad. Fatima characters always use Arabic in her daily life. Fatima also brought her culture and tradition as an Arab even though she lived in France. In contrast to Fatima, her daughters speak French in their daily life and also embrace French culture. In this film, there is often a conflict between Fatima with her two daughters. The film is analyzed through the narrative aspect and is associated with the cinematographic aspect. For the analysis theories from Boggs and Petrie 2008 and Hall 1990 were used. The results of the analysis show that the causes of the conflict between Fatima and her daughters were due to differences in their identities. Fatima who represents the first generation immigrants still adheres to the identity of their country of origin while Fatima rsquo;s daughters successfully integrated to the French integration model that applied so they have French identity. "
2018
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Selfi Ratna Furi
"Sejarah media secara spesifik berhubungan dengan berbagai isu-isu yang sifatnya lebih besar. Perspektif ini membahas mengenai berbagai teknologi baru dalam media, adanya penekanan terhadap produksi film dalam berbagai platform, adanya berbagai dinamika perubahan pada budaya dalam industry media, serta munculnya globalisasi dari media itu sendiri. konvergensi dalam perspektif sejarah memerlukan pemikiran yang saling berhubungan secara runut.
Metodologi yang digunakan dalam makalah ini ialah metode deskriptif dan studi kepustakaan. Konvergensi dalam perspektif sejarah mempelajari bagaimana sebuah media berkembang dari masa ke masa. Berbagai media yang sekarang tidak seharusnya dipelajari secara terpisah jika dilihat dari perspektif sejarahnya.
Makalah ini akan membahas bagaimana konvergensi yang ada di luar berdampak pada industry perfilman di Indonesia dari masa ke masa. Kondisi perfilman di Indonesia dilihat dari persepektif sejarah jika dilihat perkembangannya dari masa sekarang menuju masa lalu. Banyak perusahaan besar yang melakukan konvergensi produksi, distribusi, hingga eksibisi untuk mencapai efisiensi. Hal tersebut hendaknya diikuti dengan Sumber Daya yang yang mendukung sehingga penggunaannya semakin maksimal.

The media history, has relations with some issues. This perspectives discuss about new technology, a new platforms to produce films, cultural changes on media industry and also globalization that happen on media its self. Media convergence needs relevance argument in every period that sustain.
Methodology that used on this are descriptive and literature. convergence media history exploring the progress of media by the time. Media now, cannot be separated from early media that used in the pass, because they always relevant.
Indonesian movies have a very specific progress. There are so many companies that convergence on production, distribution, and exhibition to reach efficiency. That all, should be supported by human recources that have capability to reach maximal result.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Maicikal Salma Alemanda Putri Shalfi
"Penelitian ini berfokus pada kesulitan yang muncul pada sulih suara bahasa Indonesia Avengers: Endgame (2019).  Film Marvel Avengers: Endgame (2019) dengan audio berbahasa Inggris dan bahasa Indonesia digunakan sebagai data.  Penelitian ini menggunakan kombinasi metode berbasis perpustakaan dan eksplorasi.  Analisis data mengarah pada identifikasi permasalahan yang terjadi pada sulih suara bahasa Indonesia.  Sesuai dengan teori Hartono (2017) dan Simatupang (1999), setiap kesalahan dikategorikan menjadi dua jenis, yaitu kesalahan tata bahasa dan kesalahan leksikal.  Studi ini menemukan setidaknya 16 kesalahan terjemahan dalam kategori tata bahasa dan setidaknya 27 kesalahan dalam kategori leksikal.  Kesalahan penerjemahan dalam penelitian ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain teknik dan metode yang tidak tepat yang digunakan dalam beberapa kasus sulih suara bahasa Indonesia untuk film Avengers: Endgame (2019).  Dari penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa kesalahan penerjemahan ini mempersulit penyampaian makna bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran dan dapat memberikan pemahaman yang kurang tepat.

This study focuses on the difficulties that arose during the Indonesian dubbing of Avengers: Endgame (2019). The original and Indonesian dubbing versions of the Marvel film Avengers: Endgame (2019) were used as the data. This study utilizes a combination of library-based and exploratory methods. The data analysis leads to identifying issues that occur in the Indonesian dubbing version. In accordance with Hartono's (2017) and Simatupang’s (1999) theory, each error is categorized into two types, which are grammatical and lexical errors. This study discovered at least 16 translation errors in the grammatical category and at least 27 errors in the lexical category. The error translation in this study is caused by several factors, including the improper techniques and methods used in some cases of the Indonesian dubbing of the film Avengers: Endgame (2019). From this research, it can be concluded that these translation errors make it challenging to transmit the meaning of the source language into the target language and might mislead audiences' understanding."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Bernadeth Madelinee
"Sinetron telah lama menjadi bagian integral dari industri televisi di Indonesia, dan masih menjadi hiburan pilihan bagi banyak masyarakat Indonesia. Praktik product placement telah mendapatkan popularitas sebagai strategi pemasaran di industri hiburan, termasuk sinetron, sebagai cara halus untuk mempromosikan produk kepada penonton. Tulisan ini bertujuan untuk menganalisis praktik penempatan produk di sinetron Indonesia, dengan fokus pada contoh penempatan produk Lemonilo di sinetron Tukang Ojek Pengkolan. Data pada studi ini menggunakan data sekunder. Penelitian ini bersifat deskriptif dan metodologi yang digunakan adalah kajian literatur. Kesimpulan menunjukkan bahwa product placement dalam sinetron seringkali menyimpang dari esensi awal dari product placement dan memiliki implementasi yang cenderung berlebihan dan terlalu bersifat hard-selling

Soap operas have long been an integral part of the television industry in Indonesia, and is still the entertainment of choice for many Indonesians. The practice of product placement has gained popularity as a marketing strategy in the entertainment industry, including sinetron, as a subtle way to promote products to the audience. This paper aims to analyse the practice of product placement in Indonesian soap operas, focusing on the example of Lemonilo product placement in the soap opera Tukang Ojek Pengkolan. The data in this study uses secondary data. This research is descriptive and the methodology used is literature review. The conclusion shows that product placement in soap operas often deviates from the original essence of product placement, which is implicit promotion, and has an implementation that tends to be explicit and too hard-selling.

"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>