Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 122185 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Benny Hoedoro Hoed
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2007
401.41 BEN s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Syadiah
"ABSTRAK
Mitos; sebuah bentuk ide yang telah ada dan mengatur pola pikir masyarakat sejak zaman dahulu hingga saat ini. Mitos dimaknai oleh setiap individu berdasarkan pengalaman yang dialaminya masing-masing. Pemaknaan mitos ini bukan dilihat dari suatu hal yang benar atau salah, melainkan dilihat dari konteks yang sedang diperlukan. Oleh karena itu, pemaknaan di dalam mitos tersebut bersifat plural dan berkembang. Sehingga, pemaknaan di dalam mitos tidak ada yang bersifat tunggal. Selain itu, pemaknaan dalam mitos juga memiliki nilai pragmatis karena pemaknaan mitos yang bersifat plural ini harus dihasilkan dari proses logic yang memiliki konsekuensi praktis dan tidak bisa begitu saja untuk dimaknai. Proses pemaknaan dalam mitos secara logic ini dapat dilihat dari pemikiran semiotik Charles Sanders Peirce melalui proses triadyc yang diciptakannya. Proses triadyc tersebut memiliki tiga unsur, seperti representament, object, dan interpretant. Ketiga unsur ini sangat berkaitan untuk melihat proses pemaknaan pada sebuah mitos. Dengan demikian, di dalam tulisan ini berupaya untuk melihat proses dan juga bentuk mitos yang kini dijadikan sebagai tanda dan sekaligus dijadikan sebagai bahasa sosial di dalam kehidupan masyarakat.Mitos; sebuah bentuk ide yang telah ada dan mengatur pola pikir masyarakat sejak zaman dahulu hingga saat ini. Mitos dimaknai oleh setiap individu berdasarkan pengalaman yang dialaminya masing-masing. Pemaknaan mitos ini bukan dilihat dari suatu hal yang benar atau salah, melainkan dilihat dari konteks yang sedang diperlukan. Oleh karena itu, pemaknaan di dalam mitos tersebut bersifat plural dan berkembang. Sehingga, pemaknaan di dalam mitos tidak ada yang bersifat tunggal. Selain itu, pemaknaan dalam mitos juga memiliki nilai pragmatis karena pemaknaan mitos yang bersifat plural ini harus dihasilkan dari proses logic yang memiliki konsekuensi praktis dan tidak bisa begitu saja untuk dimaknai. Proses pemaknaan dalam mitos secara logic ini dapat dilihat dari pemikiran semiotik Charles Sanders Peirce melalui proses triadyc yang diciptakannya. Proses triadyc tersebut memiliki tiga unsur, seperti representament, object, dan interpretant. Ketiga unsur ini sangat berkaitan untuk melihat proses pemaknaan pada sebuah mitos. Dengan demikian, di dalam tulisan ini berupaya untuk melihat proses dan juga bentuk mitos yang kini dijadikan sebagai tanda dan sekaligus dijadikan sebagai bahasa sosial di dalam kehidupan masyarakat.

ABSTRACT
Myth A form of ideas that has existed and set the mindset of people since ancient times until today. Myth is interpreted by each individual based on the experience experienced by each. The meaning of this myth is not seen from something right or wrong, but viewed from the context that is needed. Therefore, the meaning in the myth is plural and evolving. Thus, the meaning in myth doesn rsquo t exist singularly. In addition, the meaning of the myth also has a pragmatic value because the meaning of this myth that is plural must be generated from the logic process that has practical consequences and can rsquo t simply to be interpreted. This logical meaning in mythology can be seen from Charles Sanders Peirce 39 s semiotic thought through the triadyc process he created. The triadyc process has three elements, such as representament, object, and interpretant. These three elements are closely related to seeing the process of meaning in a myth. Thus, in this paper seeks to see the process and also the form of myth that is now used as a sign and simultaneously serve as a social language in the life of society."
2017
S69890
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lilie Suratminto
"Di ruang belakang Museum Taman Prasasti Jakarta kita jumpai sembilan buah batu nisan masa VOC (Vereenigde Oost Indische Copmpagnie) atau ?Serikat Badan Usaha Dagang Belanda di Asia? yang dilekatkan pada dinding. Dibandingkan dengan batu-batu nisan yang lain, batu nisan Gustaaff Willem Baron van Imhoff menarik untuk diteliti karena batu nisan tersebut memiliki ciri-ciri lambang heraldik yang khusus. Analisis wacana berdasarkan data verbal berupa inskripsi dan data nonverbal berupa lambang heraldik dimaksudkan untuk mengetahui apakah data tersebut menunjang informasi historis dari Baron van Imhoff yang adalah seorang Gubernur Jenderal VOC yang semasa hidupnya memainkan peranan penting. Hasil analisis semiosis mikro dan makro pada teks batu nisan tersebut menunjukkan bahwa data verbal dan non-verbal mendukung dan melengkapi data historis Baron van Imhoff. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang warisan budaya kolonial di Indonesia.

Entering the Puppet Museum in Jakarta we come across with beautiful tombstones of the period of The Dutch ?East Indian Company or the VOC (Verenigde Oost Indische Compagnie). The tombstones are clinking on the left wall inside the building. Compare with the others, the tombstone of Gustaaff Willem Baron van Imhoff is very unique because it has a different style of its heraldry. This paper revealed the historical background of Van Imhoff who had played an important role in the Indonesian?s colonial history in the middle of the eighteen century. The micro and the macro analyses of the data of the tombstone show that the verbal and the non-verbal data support the historical data. The result of this analysis enriches the knowledge of the cultural heritages from the colonial period of our country."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2007
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Lilie Suratminto
"Di ruang belakang Museum Taman Prasasti Jakarta kita jumpai sembilan buah batu nisan masa VOC (Vereenigde Oost Indische Copmpagnie) atau ?Serikat Badan Usaha Dagang Belanda di Asia? yang dilekatkan pada dinding. Dibandingkan dengan batu-batu nisan yang lain, batu nisan Gustaaff Willem Baron van Imhoff menarik untuk diteliti karena batu nisan tersebut memiliki ciri-ciri lambang heraldik yang khusus. Analisis wacana berdasarkan data verbal berupa inskripsi dan data nonverbal berupa lambang heraldik dimaksudkan untuk mengetahui apakah data tersebut menunjang informasi historis dari Baron van Imhoff yang adalah seorang Gubernur Jenderal VOC yang semasa hidupnya memainkan peranan penting.
Hasil analisis semiosis mikro dan makro pada teks batu nisan tersebut menunjukkan bahwa data verbal dan non-verbal mendukung dan melengkapi data historis Baron van Imhoff. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang warisan budaya kolonial di Indonesia.

Entering the Puppet Museum in Jakarta we come across with beautiful tombstones of the period of The Dutch ?East Indian Company or the VOC (Verenigde Oost Indische Compagnie). The tombstones are clinking on the left wall inside the building. Compare with the others, the tombstone of Gustaaff Willem Baron van Imhoff is very unique because it has a different style of its heraldry.
This paper revealed the historical background of Van Imhoff who had played an important role in the Indonesian's colonial history in the middle of the eighteen century. The micro and the macro analyses of the data of the tombstone show that the verbal and the non-verbal data support the historical data. The result of this analysis enriches the knowledge of the cultural heritages from the colonial period of our country."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2007
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Fariz Pari
"Bagi Peirce, manusia adalah homo semioticus, artinya dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu bertemu dengan tanda, dan berhubungan dengannya dalam setiap aktivitas baik pikiran maupun perilaku sebagai interpretasi terhadap tanda. serta pengetahuan manusia pun diperoleh dan diungkapkan dalam tanda-tanda. Ilmu yang mempelajari tanda disebut semiotik.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan semiotic dari sudut filsafat khususnya epistemalogi. Sebagai bidang filsafat yang mengkaji hakekat pengetahuan. Serta penerapan teori semiotik dalam kegiatan kehidupan sehari-hari baik bagi individu maupun kelompok masyarakat.
Bagi semiotik pengetahuan manusia merupakan interpretasi terhadap tanda yang diungkapkan dalam bentuk tanda juga. sehingga bisa diinterpretasi lagi secara berkesinambungan. Proses interpretasi tanda ini disebut semiosis yang menjadi proses epistemologi. Proses semiosis ada dua tahap, tahap I adalah proses interpretasi tanda yang dilakukan berdasarkan keyakinan yang telah menjadi kebiasaan. secara pra radar. Namun interpretasi ini terhenti apabila timbul kesangsian. Semiosis tahap II dilakukan berdasarkan penalaran logis melalui proses abduksi sebagai suatu kemungkinan berdasarkan observasi, dilanjutkan deduksi sebagai kansekuensi logis dari kemungkinan serta induksi sebagai pembuktian baik dalam masyarakat maupun laboratorium, dengan memperhatikan relasi tanda pada objeknya dan menentukan interpretant sebagai hasil interpretasi pada tanda oleh individu.
Setiap individu dapat mempunyai interpretasi yang sama ataupun berbeda terhadap tanda yang sama, tergantung pada konteks pengalamannya. yang menentukan objek yang direpresentasikan oleh tanda. sama atau berbeda, yang menjadi dasar interpretant. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian dalam kegiatan kehidupan sehari-hari dari tanda waktu shalat.
Tanda waktu shalat yang berdasarkan posisi matahari dan bumi dapat di interpresentasikan oleh putaran jam. bunyi bedug atau kentongan, suara azan sebagai interpretasi waktu shalat Relasi tanda waktu shalat dapat pada objek yang lama atau berbeda. sehingga interpretasinya juga dapat sama atau berbeda baik dalam pikiran maupun perilaku. Di antaranya ada yang merelasikan tanda itu dengan objek kewajiban shalat dan membentuk interpretant harus shalat. Sehingga interprestasinya dapat juga sama atau mereka segera melaksanakan shalat. Ada yang merelasikan dengan objek kurun waktu shalat dan membentuk interpretant bisa ditunda. dan ada yang merelasikan dengan objek janji dengan pacar sehingga membentuk interpretant harus menemuinya."
Depok: Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayer, Alfred Jules, 1910-1989
San Francisco: Freeman, Coope, 1968
144.3 AYE o
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Ainy Sucianti Marundha
"Tesis ini membahas pembentukan makna dalam unggahan media sosial Instagram minuman beralkohol lokal bernama Anggur Orang Tua, @Anggur_ot. Dari semua unggahan di akun tersebut, dipilih tiga belas gambar dan caption yang diunggah dalam periode Januari–Desember 2020 berdasarkan jumlah likes dan comment terbanyak. Kemudian, dilakukan analisis untuk mengetahui bagaimana pembentukan makna pada unggahan yang memiliki jumlah interaksi terbanyak dalam periode tersebut. Hasil penelitian ini menemukan bahwa sistem tanda digunakan untuk membentuk makna pada objek-objek yang ditayangkan pada unggahan @Anggur_ot. Beberapa unggahan mengandung perbedaan makna antara tanda visual di unggahan gambar dan tanda bahasa pada narasi caption. Selain itu, beberapa unggahan lainnnya menggunakan tanda bahasa pada caption untuk memperjelas pesan pada tanda visual.
Dalam unggahan-unggahan tersebut ditemukan konsistensi penggunaan tanda bahasa ‘kawan’. Tanda ini berkonotasi pada minuman beralkohol yang dapat menemani konsumen saat melakukan kegiatannya. Selain itu, tanda ini juga berkonotasi pada pertemanan yang dapat terjalin antarkonsumen produk Anggur Orang Tua. Pada unggahan ditemukan visualisasi yang mewakili kegiatan kaum muda, hiburan berupa permainan dengan reward bagi partisipator, tampilan produk sebagai objek dengan tanda bahasa yang mendukung, serta unggahan yang menginformasikan partisipasi brand dalam acara musik. Penggambaran ini cenderung menyembunyikan fakta mengenai bahaya dan masalah yang dapat ditimbulkan akibat mengonsumsi minuman beralkohol. Hal ini bertujuan untuk memperluas upaya pemasaran kepada pasar kaum muda.

This thesis discusses the formation of meaning through Instagram social media uploads for a local alcohol brand, named Anggur Orang Tua with the account @Anggur_ot. Thirteen image uploads and captions for the January-December 2020 period with the most likes and comments were selected on @Anggur_ot account, to find out how the meaning of the uploads with the most interactions in that period was formed. This study found that the sign system is used in uploads contain different meanings regarding the object in the visual sign in the image uploads and the language sign in the caption narrative. Some other uploads, use language signs in the caption to highlight the message from the visual image. In the uploads, it is found that the consistency of the use of the sign language 'kawan', which implies that alcoholic drinks can become friends for consumers in their activities and also friendships that can be made between fellow consumers of Anggur Orang Tua products.
In the uploads of @Anggur_ot, there are visualization representing youth activities, entertainment in the form of games with rewards for participants, display of products as objects with supporting language signs, as well as posts informing the brand's participation in music events. These depictions tend to hide facts about the dangers and problems that alcohol consumption can cause, to expand the marketing target to youth market.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adelia Thiorina
"Penelitian ini membahas tentang representasi perilaku agresi pada adegan-adegan sinetron Anak Langit di stasiun televisi SCTV. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan berfokus pada analisis deskriptif. Proses penelitian dilakukan dengan analisis observasi. Hasil penelitian menemukan bahwa setiap elemen-elemen drama yang digunakan dalam menyajikan adegan yang bermakna perilaku agresi. Melalui elemen-elemen drama yang diaplikasikan dalam sinetron menjadi sebuah cerita yang dapat membentuk realita drama televisi.

This study discusses the representation of aggression in the scenes of Anak Langit on SCTV. This research is qualitative research with a focus on descriptive analysis. The research process was carried out by observation analysis. The results of the study found that each of the drama elements used in presenting scenes meant aggression behavior. Through the drama elements applied in it becomes a story that can shape the reality of the audience."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nova Andriyana
"Jamu yang berasal dari olahan tanaman herbal telah menjadi obat alternatif yang digunakan oleh masyarakat Jawa untuk mencegah dan meredakan gejala penyakit. Kemasan jamu yang menarik mampu memberikan kesan visual yang baik terhadap jamu agar konsumen tertarik untuk mengonsumsinya. Penelitian ini akan berfokus pada analisis terhadap 8 kemasan jamu yang mengandung unsur-unsur budaya Jawa, yang kemudian diinterpretasikan sesuai dengan makna yang terkandung di dalamnya. Beberapa nama jamu yang dianalisis adalah jamu sri putih, jamu sari asih dan sari asmara, jamu arum bulan dan candra dewi, jamu sepet wangi, jamu serbuk kunir super semar, dan jamu candik ayu. Artikel ini juga berusaha mengetahui setiap konteks yang ada di balik penggunaan ikon, simbol, dan indeks yang ada pada kemasan. Judul kemasan jamu merujuk pada kamus Bausastra dengan mencari makna dasar yang digunakan di dalam penamaan jamu tersebut. Akhirnya, dapat disimpulkan bahwa kemasan jamu memiliki makna simbolik berdasarkan metode semiotika Charles Sanders Peirce yang memberikan sugesti kepada calon konsumen untuk mengonsumsinya. Makna simbolik dalam kemasan jamu dapat memengaruhi konsumen melalui ikon, simbol, dan indeks yang terdapat pada kemasan jamu tersebut.

Jamu derived from processed herbal plants has become an alternative medicine used by the people of Java to prevent and relieve symptoms of disease. Attractive herbal packaging is able to give a good visual impression of herbal medicine so that consumers are interested in consuming it. This study will focus on the analysis of 8 herbal medicine packaging containing elements of Javanese culture, which is then interpreted in accordance with the meaning contained therein. Some of the names analyzed are jamu sri putih, jamu sari asih dan sari asmara, jamu arum bulan dan candra dewi, jamu sepet wangi, jamu serbuk kunir super semar, dan jamu candik ayu. This article also seeks to know each context that is behind the use of icons, symbols and indexes present on the packaging. The title of the herbal medicine packaging refers to the dictionary Bausastra by looking for the basic meaning used in naming the herbal medicine. Finally, it can be concluded that herbal medicine packaging has a symbolic meaning based on Charles Sanders Peirce's semiotic method, which gives suggestions to potential consumers to consume it. Symbolic meaning in herbal medicine packaging can affect consumers through icons, symbols, and indices contained in the herbal medicine packaging."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>