Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 190316 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Suhairi As
"Penelitian ini berangkat dari pemikiran bahwa Sekolah Dasar merupakan dasar (fundamen) yang akan memberikan corak, warna, serta arah bagi pendidikan pada tingkat selanjutnya. Faktor utama yang berpengaruh terhadap mutu pendidikan di tingkat Sekolah Dasar ini adalah guru. Karena itu perhatian yang mendalam terhadap mutu guru sebagai "human faktor" merupakan keharusan yang tidak dapat ditawar-tawar lagi.
Penelitian ini mengkaji hubungan antara kinerja mengajar dengan penguasaan psikologi pendidikan, indeks prestasi, dan mengajar mengingat secara teoritik ketiga aspek tersebut sangat erat kaitannya dengan mutu kinerja mengajar guru. Pentingnya penguasaan psikologi pendidikan karena keterkaitannya yang erat dengan kinerja mengajar sebagai landasan teoritik kepengajaran. Sementara indeks prestasi dan pengalaman merupakan faktor yang dapat lebih memantapkan kualitas kinerja mengajar khususnya pada guru-guru Sekolah Dasar.
Berdasarkan kajian teoritik diajukan empat hipotesis guna dibuktikan kebenarannya. Penelitian ini dilakukan pada guru-guru yang mengajar di Sekolah Dasar Negeri yang telah berpengalaman mengajar ± 5 tahun. Hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut:
1. Dilihat dari sisi penguasaan psikologi pendidikan, ternyata terdapat hubungan yang positif dan signifikan dengan kinerja mengajar, namun tingkat penguasaan psikologi pendidikan pada guru-guru SD masih nisbih rendah.
2. Indeks prestasi juga mempunyai hubungan dengan kinerja mengajar. Seperti halnya penguasaan psikologi pendidikan, guru-guru SD lulusan SPG pada umumnya memiliki IP sedang.
3. Pengalaman mengajar tidak memiliki hubungan dengan kinerja mengajar. Artinya meskipun guru tersebut telah mengajar puluhan tahun tetapi tidak mengakibatkan meningkatnya kualitas kinerja mengajarnya.
Dari temuan-temuan tersebut diajukan saran agar pengajaran psikolog pendidikan di lembaga pendidikan guru lebih ditingkatkan, mengingat pentingnya pelajaran tersebut sebagai dasar untuk melakukan tugas-tugas kepengajaran. Sedangkan untuk indeks prestasi, disarankan agar kehadiran PGSD dapat meningkatkan kualitas proses belajar mengajarnya, hingga kelak lulusan PGSD memiliki IP yang tinggi yang sekaligus memproyeksikan kualitas profesional guru SD.
Sementara yang berkaitan dengan pengalaman mengajar, disarankan agar pembinaan karier guru SD mengacu pada upaya menjadikan guru SD sebagai profesi yang bermutu tinggi dengan segala aspek keprofesionalannya. Upaya-upaya yang harus dilakukan adalah memantapkan sistem supervise yang objektif. Penataran-penataran yang dilakukan harus melalui analisis yang cermat terhadap kebutuhan nyata di lapangan, sehingga penataran akan mempunyai nilai implikasi yang tinggi.Selain itu perlu diadakan penelitian pengembangan, dengan memperluas jangkauan sampel, penggunaan metode yang lebih cermat dan terpadu, alat ukur yang Baku, dan memanfaatkan penelitian ini sebagai bahan masukan dalam upaya meningkatkan kualitas guru Sekolah Dasar."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Reza Fahlevi
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara teacher efficacy dan perencanaan instruksional pada guru sekolah dasar negeri yang ada di Jakarta. Pengukuran teacher efficacy menggunakan alat ukur Teacher’s Sense of Efficacy Scale (TSES) (Tschanen-Moran, Hoy & Hoy, 1998), dan pengukuran perencanaan instruksional menggunakan alat ukur yang dibuat berdasarkan teori perencanaan dan persiapan dari Cole dan Chan (1986). Partisipan penelitian ini berjumlah 57 orang guru sekolah dasar negeri di Jakarta.
Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan positif yang signifikan antara teacher efficacy dengan perencanaan instruksional pada guru sekolah dasar negeri di Jakarta (r = 0.387; p = 0.003, signifikan pada los 0.01). Artinya, semakin tinggi teacher efficacy yang dimiliki seorang guru, maka semakin tinggi pula perencanaan instruksionalnya. Selain itu, hasil tambahan yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah tidak terdapat perbedaan mean skor teacher efficacy dan perencanaan instruksional berdasarkan data demografis partisipan.

The purpose of this research is to investigate the correlation between teacher efficacy and instructional planning among elementary school teachers in Jakarta. Teacher efficacy was measured using Teacher’s Sense of Efficacy Scale (TSES) (Tschanen-Moran, Hoy & Hoy, 1998), and instructional planning was measured using an instrument that being constructed based on Cole and Chan’s planning and preparation theory (1986). The participants of this research are 57 elementary school teachers in Jakarta.
The main result of this research shown that there is a positively significant correlation between teacher efficacy and instructional planning among elementary teachers in Jakarta (r = 0.387; p = 0.003, signicant at the 0.01 level). It means, the higher teacher’s efficacy, the higher on their instructional planning. As an additional result, this research shown that there is no differences in mean score teacher efficacy and instructional planning based on participant’s demographic data.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
S44599
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mudhoffir
Bandung: Ramaja Karya, 1986
370.152 3 MUD p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Fatwasari Insani Kamil
"Penurunan kasus COVID-19 memberikan dampak positif pada bidang pendidikan, yaitu dengan diperbolehkannya pembelajaran tatap muka dengan tetap mematuhi peratitan kesehatan yang dikeluarkan oleh pemerintah. Diterapkannya kembali pembelajaran tatap muka di tengah-tengah kasus COVID-19 menimbulkan beberapa kecemasan yang dihadapi oleh oang tua siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi lebih lanjut terkait hubungan antara karakteristik dan kecemasan dengan mekanisme koping yang digunakan oleh orang tua siswa kelas 5 dan kelas 6 saat melepas anak menggunakan sistem pembelajaran luring saat COVID-19. Kriteria pada penelitian ini yaitu; Siswa Sekolah Dasar kelas 5 dan 6 yang berlokasi di Kelurahan Abadijaya; Siswa yang tinggal serumah dengan orang tua, Siswa sudah belajar secara luring, orang tua yang paling intens mendampingi anak belajar. Metode penelitian yang digunakan adalah riset kuantitatif dengan desain penelitian deskriptif-korelasi, serta pendekatan potong lintang. Sebanyak 200 orang tua siswa kelas 5 dan kelas 6 SDN Mekarjaya 13 dan SDN Mekarjaya 14 terlibat dalam penelitian ini, serta dikumpulkan dengan menggunakan teknik stratified random sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Depression Anxiety Stress Scale (DASS) untuk variabel tingkat kecemasan dan Ways of Coping untuk variabel mekanisme koping. Analisis univariat menggunakan uji proporsi menunjukkan bahwa sebanyak 48% responden memiliki tingkat kecemasan ringan dan menggunakan mekanisme koping berfokus pada emosi. Sedangkan analisis stratified bivariat menggunakan uji kai kuadrat menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara variabel karakteristik kelas anak dan tingkat kecemasan (p=0,032), variabel karateristik rata-rata penghasilan orang tua dan mekanisme koping (p=0,040) akan tetapi variabel tingkat kecemasan dan mekanisme koping ditemukan tidak memiliki hubungan yang signifikan (p=0.836). Temuan penelitian ini dapat membantu pengembangan pelayanan, pendidikan, maupun penelitian keperawatan terkait pencegahan terhadap peningkatan kecemasan dan penggunaan mekanisme koping, serta meminimalisasi fenomena kecemasan di kalangan orang tua siswa.

The decreased of COVID-19 case has had a positive impact in education sector, known by allowing offline learning the government. The re-implementation of face-to-face learning during the COVID-19 case engender some anxiety as perceived by parents. This study aims to further identify the relationship between characteristics and anxiety with the coping mechanisms used by parents of 5th and 6th grade students during their children using the offline learning system. The criteria in this research that is; Elementary school students grade 5 and 6 located in the Abadijaya Village; Students who live at home with their parents, students have studied offline, parents are the most intense in accompanying children to learn.The research method used is quantitative research with a descriptive-correlation research design, as well as a cross-sectional approach. A total of 200 parents of 5th grade and 6th grade students in SDN Mekarjaya 13 and SDN Mekarjaya 14 were involved in this research and were collected using a stratified random sampling technique. The instrument used in this study is the Depression Anxiety Stress Scale (DASS) for the variable level of anxiety and Ways of Coping for the variable coping mechanism. Univariate analysis using the proportion test showed that as many as 48% of respondents had a mild level of anxiety and used coping mechanisms that focused on emotions. While the stratified bivariate analysis using the kai-squared test showed a significant relationship between the characteristics of the child's grade level and the level of anxiety (p=0.032), the variable characteristics of the average income of parents and coping mechanisms (p=0.040) but the variable level of anxiety and coping mechanisms were found to have no significant relationship (p=0.836). This research finding supposed to assist the development of services, education, and nursing research related to the prevention of increased anxiety and the use of coping mechanisms, as well as minimizing the phenomenon among parents."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erlinda Muslim
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Vera Itabiliana
"Calam penelitian oleh Suradijono, S.H. (1998), terhadap sejumlah siswa Sekolah Menengah Obiijm di Jakarta, mengidentifikasi 16 strategi, yaitu : sadar-tahu, evaluasi teks, baca-ulang, pengulangan, tanya-apa, pengartian, tanya-informasi, evaluasi pengetahuan, senjang-masalah, tanya-hipotesa, pengetahuan-baru, verifikasi, parafrase, penyircpulan, elaborasi, dan antisipasi. Perbedaan antara keenambelas strategi belajar ini dapat ditinjau dari peitiahaman bacaannya.
Menurut Perfetti (1989), pemahaman bacaan dibedakan menjadi dua, yaitu mencapai arti teks dan mencapai interpretasi teks. Berdasarkan p^hkiran Perfetti tersebut, Suradijono, S .H. (1999), mengemukakan bahwa strategi-strategi yang terrnasuk dalam mencapai arti teks adalah sadar-tahu, tanya-apa, baca-ulang, pengulangan, evaliaasi teks, pengartian, dan tanya-informasi. Di sini, siswa hanya terfokus pada simbol-sirtibol dalam teks dan kurang inferensial atau dengan kata lain, siswa kurang berusaha mengaitkan apa yang dibacanya dengan apa yang ada di luar teks, yaitu pengetahuan sebelumnya yang telah dimiliki. Sedangkan strategi elaborasi, penyimpulan dan antisipasi pemahaitiannya telah mencapai interpretasi teks yang sifatnya lebih luas, tidak hanya terbatas pada simbol-simbol dalam teks dan lebih inferensial. Dalam hal ini, usaha lebih besar dilakukan siswa untuk mengikutsertakan pengetahuan terdahulunya dalam menginterpretasi apa yang dibacanya dalam teks.
Strategistrategi belajar yang lain, tanya-hipotesa, verifikasi, senjangmasalah, pengetahuan-baru, evaluasi pengetahuan dan parafrase digolongkan ke dalam strategi peralihan karena tidak bisa dimasukkan ke dalam dua kelortpok strategi belajar di atas. Dari penjelasan di atas, nanpak bahwa strategi belajar yang memiliki pemahaman interpretasi teks atau paling tidak strategi peralihan besar perannya untuk keberhasilan pendidikan siswa. Karena itu, alangkah baiknya jika penggunaan strategi-strategi belajar tersebut lebih dominan dibanding strategi yang hanya memiliki pemahaman arti teks. Strategi belajar ini harus diajarkan, bukan bawaan dan tidak bisa ditunggu sairpai siswa dengan sendirinya merrperoleh strategi tersebut karena akan memakan waktu lama sedangkan strategi belajar akan lebih banyak meraberikan keuntungan bagi siswa jika digunakan sedini mungkin dalam jenjang pendidikannya.
Ketika siswa duduk di kelas 6 Sekolah Dasar tarrpaknya merupakan waktu yang paling tepat untuk siswa menerima pengajaran strategi belajar ini karena pada saat ini siswa telah menpunyai kemairpuan raembaca yang balk dan kemampuan raengolah inforrtiasi yang lebih jauh daripada siswa dari kelas-kelas di bawahnya. Selain itu, siswa sebentar lagi akan menginjak jenjang pendidikan yang lebih tinggi yaitu Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama dunana siswa akan berhadapan dengan pelajaran yang lebih banyak dan korpleks lagi. Untuk itu, perlu dicari suatu cara yang dapat mertibantu mengernbangkan strategi belajar siswa kelas 6 Sekolah Dasar. Reciprocal teaching merupakan metode yang paling mungkin untuk diberikan kepada siswa kelas 6 SD karena metode ini memang disusun untuk siswa grade 1 (Moore, 1991) yang range usianya hairpir sama dengan usia siswa kelas 6 SD.
Penelitian ini bertujuan melihat seberapa jauh pelatihan dengan modul yang disusun peneliti berdasarkan metode reciprocal teaching dapat membantu siswa kelas 6 SD untuk mengernbangkan strategi belajar. Manfaat dari penelitian ini dapat dilihat dari dua segi, teoritis dan praktis. Dari segi teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan untuk penelitian-penelitian selanjutnya, terutama penelitian mengenai penggunaan metode-metode lain dalam pengembangan strategi belajar. Sedangkan dari segi praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat roemberikan sumbangan dalam dunia pendidikan, khususnya sumbangan metode pengajaran yang dapat menbantu siswa kelas 6 SD mengernbangkan strategi belajamya. Sebelum penerapan metode reciprocal teaching dalam pelatihan yang berlangsung sebanyak 8 kali sesi pelatihan, akan dilakukan pretest terhadap subyek dengan menggunakan tehnik think-aloud agar dapat diketahui bagaimana strategi belajar subyek sebelum mendapat metode reciprocal teaching. Tehnik yang sama akan dipakai untuk posttest setelah subyek mendapat metode reciprocal teaching.
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa pelatihan dengan modul metode reciprocal teaching telah membantu subyek mengernbangkan strategi belajamya dari dcminansi strategi belajar dengan pemahaman arti teks ke arah doninansi strategi belajar peralihan dan strategi belajar dengan pemahaman interpretasi teks, kecuali strategi antisipasi."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1999
S2747
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ariyati
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara sikap terhadap matematika dan strategi metakognisi dalam penyelesaian soal cerita matematika pada siswa kelas 3 Sekolah Dasar SD. Pengukuran sikap terhadap matematika dilakukan menggunakan alat ukur Math and Me Survey M MS yang telah diadaptasi. Strategi metakognisi diukur menggunakan teknik think aloud menggunakan soal cerita matematika. Responden didapatkan dari dua Sekolah Dasar Depok berjumlah 89 responden dengan rentang usia 8 sampai 10 tahun yang berada pada tahap perkembangan operasi konkret. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif signifikan antara sikap terhadap matematika dan strategi metakognisi r=0,229.

This research was conducted to find out whether there is a correlation between attitudes toward mathematics and metacognitive strategies in completion mathematics word problems among grade 3rd students of elementary school SD . Measurement of attitudes toward mathematics by using adapted Mathematics and Me Survey M MS tools. Metacognitive strategies use the technique of think aloud using mathematics word problems. Respondents were obtained from two Depok Primary Schools with 89 respondents with an age range of 8 to 10 years who were at the stage of developmental concrete operations. The results showed a significant positive relationship between attitudes toward mathematics and metacognitive strategies r 0.229, p."
Depok: Universitas Indonesia, 2017
S67483
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zahra Salsabila Mahasin
"Guru memiliki peran yang besar dalam pelaksanaan pendidikan. Perubahan pada sistem pembelajaran dalam masa pandemi COVID-19 menyebabkan guru mengalami kesulitan untuk beradaptasi. Dukungan sosial yang berasal dari keluarga, teman, dan significant other dapat membantu mengurangi tingkat burnout yang dialami oleh guru. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan dari dukungan sosial dengan burnout pada guru sekolah dasar DKI Jakarta. Dukungan sosial dan burnout pada guru sekolah dasar DKI Jakarta (N=90) diukur menggunakan Multidimensional Scale of Social Support (MSPSS) dan Copenhagen Burnout Inventory (CBI). Hasil analisis Pearson Correlation menemukan bahwa dukungan sosial memiliki hubungan yang negatif dan signifikan dengan burnout.  

Teachers have a big role in the implementation of education. Changes in the learning system during COVID-19 pandemic caused teachers to have difficulty adapting. Social support received from family, friends, and significant other can help reduce the burnout experienced by teachers. This study aims to see the relationship between social support and burnout in elementary school teachers in DKI Jakarta. Social support and burnout of elementary school teachers in DKI Jakarta (N=90) were measured using the Multidimensional Scale of Social Support and Copenhagen Burnout Inventory. The results of Pearson correlation showed that social support had a negative and significant relationship with burnout."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Van de Walle, John A.
Jakarta: Erlangga, 2008
510 WAL m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>