Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 25908 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
cover
cover
Gurning, Berman Asbudin
"In frastruktur fisik, terutama jaringan jalan, sebagai pembentuk struktur ruang nasional memiliki keterkaitan yang sangat kuat dengan pertumbuhan ekonomi suatu wilayah maupun sosial budaya kehidupan masyarakat. Dalam konteks ekonomi, jalan sebagai modal sosial masyarakat merupakan tempat bertumpu perkembangan ekonomi, pertumbuhan ekonomi yang tinggi sulit dicapai tanpa ketersediaan memadai.
Setelah pembaharuan mengenai peraturan mengenai jalan tol, dengan digantikannya UU No. 13 Tahun 1980 dengan UU No. 38 Tahun 2004 tentang Jalan. Dalam UU Jalan yang baru diatur pembagian kewenangan penyelenggaraan jalan yang tegas memenuhi tuntutan otonomi; penyelenggaraan jalan tol yang tidak monopolistik; peran masyarakat yang lebih nyata dalam penyelenggaraan jalan. Hal ini diperkuat dengan Peraturan Pemerintah Nomor 15 tahun 2005 mengenai jalan tol, serta dibentuknya Badan Pengelola Jalan Tol (BPJT) melalui Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia Nomor 295/PRT/M/2005 tanggal 28 Juni 2005, merupakan dorongan terwujudnya percepatan penyelenggaraan jalan tol dengan melibatkan partisipasi aktif Pemerintah Daerah dan Badan Usaha.
Di Indonesia saat ini terdapat 500 km jalan tol yang dioperasikan oleh PT. Jasa Marga serta sekitar 100 km yang dioperasikan oleh pihak swasta. Secara total, jumlah jalan tol
di Indonesia masih jauh dibanding Malaysia, Korea atau Jepang. Sesuai dengan rencana pemerintah untuk membangun jalan tol sepanjang 1,600 km mulai tahun 2005 sampai dengan tahun 2209 membutuhkan dana sekitar 153 trilliun rupiah serta sekitar 95 trilliun diharapkan merupakan investasi dari pihak swasta
Physical infrastructure, especially the road network, as the shaper of the national spatial structure has a very strong relationship with the economic growth of a region as well as the socio-cultural life of the community. In the economic context, roads as social capital for the community are a place to rely on economic development, high economic growth is difficult to achieve without adequate availability.
After the renewal of regulations regarding toll roads, with the replacement of Law no. 13 of 1980 with Law no. 38 of 2004 concerning Roads. The new Road Law regulates the division of authority for road administration that strictly fulfills the demands of autonomy; non-monopolistic toll road operation; a more tangible role of the community in road management. This is reinforced by Government Regulation Number 15 of 2005 concerning toll roads, as well as the establishment of the Toll Road Management Agency (BPJT) through the Decree of the Minister of Public Works of the Republic of Indonesia Number 295/PRT/M/2005 dated June 28, 2005, which is the impetus for the realization of the acceleration of toll road operations. by involving the active participation of the Regional Government and Business Entities.
In Indonesia, there are currently 500 km of toll roads operated by PT. Jasa Marga and about 100 km operated by private parties. In total, the number of toll roads in Indonesia is still far from Malaysia, Korea or Japan. In accordance with the government's plan to build a 1,600 km toll road from 2005 to 2209, it requires funds of around 153 trillion rupiah and around 95 trillion is expected to be an investment from the private sector.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2008
T24372
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Harefa, Kasman Yori
"ABSTRAK
Tindak pidana Perompakan merupakan kejahatan transnasional (lintas negara) penanggulangan dan pemberantasannya memerlukan kerjasama Bilateral ataupun Multilateral, Republik Indonesia dengan Republik Sosialis Viet Nam telah memiliki perjanjian Bantuan Timbal Balik dalam Masalah Pidana telah di sahkan dengan Undang-Undang RI Nomor 13 tahun 2015, upaya Central Authority (Polri dan Kejaksaan Agung RI) dalam membantu penegakan hukum yang di lakukan TNI AL terhadap para pelaku perompakan MT Orkim Harmony berbendera dengan menggunakan sarana Mutual Legal Assistance ke Pemerintah Republik Sosial Viet Nam dapat terlaksana dan efektif dalam penerapannya karena adanya hubungan hubungan baik antar negara, walaupun TNI AL bukan sebagai Pejabat atau Lembaga yang dapat mengajukan permohonan Mutual Legal Assistance.

ABSTRACT
Of criminal acts of piracy is to combat transnational crimes need corporate to eradication reduction and a bilateral or multilateral scheme, the Republic of Indonesia with Socialist Republik of Viet Nam have such agreement on Treaty on mutual legal assistance in criminal matters between the of Indonesia number 13 year 2015, an effort to central authority (Polri and Kejaksaan Agung Republic of Indonesia) in helping law enforcement in doing the TNI AL againts piratical players MT Orkim Harmony the flag state Malaysia through other means mutual legal assistance can be done and effective in its application due to a good relationship between the state, although the TNI AL is not as an officer or a institution that can submit a request for mutual legal assistance.
"
Lengkap +
Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2019
T51934
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratna Ayu Gitasari
"ABSTRAK
Perusahaan telekomunikasi mencapai titik kritis. Tingginya tingkat investasi, kompetisi dari perusahaan teknologi dan keinginan pelanggan yang dinamis membuat perusahaan harus  melakukan strategi agar perusahaan dapat tetap tumbuh dan dapat menjalankan bisnisnya. Peningkatan pendapatan diiringi dengan efisiensi pada beban operasional yang mendasari PT XL Axiata Tbk (XL) untuk melakukan merger dan akuisisi terhadap PT Axis Telekom Indonesia (AXIS) di tahun 2014. Penelitian ini menganalisis dampak dari bergabungnya dua perusahaan melalui analisis sinergi serta melihat apakah ada peluang tumbuh bagi XL setelah terjadinya akuisisi. Evaluasi yang dilakukan dalam penelitian ini mengacu pada kinerja keuangan XL periode sebelum akuisisi 2011-2013 hingga lima tahun setelah akuisisi 2014-2018.
Berdasarkan hasil evaluasi sinergi dengan menggunakan metode DCF menunjukan bahwa nilai transaksi akuisisi lebih tinggi dari harga pasar wajar. Sinergi pendapatan dan sinergi beban untuk beberapa aspek menunjukan nilai yang positif. Sedangkan sinergi finansial dengan pengukuran nilai tambah pada perusahaan setelah akuisisi ditemukan rata-rata negatif. Growth opportunity XL memiliki nilai positif pada saat masa integrasi akuisisi namun menunjukan nilai negatif pasca akuisisi.

ABSTRACT
Telecommunication companies reach a critical point. The high level of investment, competition from technology companies, and dynamic customer behavior make the company have to make a strategy so that the company can continue to grow and be able to run its business. PT XL Axiata Tbk (XL) to conduct merger and aqcuisition towards PT Axis Telekom Indonesia (AXIS) in 2014. This research links it with connecting it with two companies engaged in the analysis field post-aqcuisition. Evaluations carried out in this study were published in the XL period before aqcuisition (2011-2013) up to five years after aqcuisition (2014-2018).
Based on the results of the synergy effects using the DCF method, the value of the acquisition transaction is higher than the fair market price, the results of revenue synergies and the synergy of cost for several aspects (semi-variable cost & fixed cost) showed positive values, while financial synergy found a negative value (on average).  The opportunity for XL's growth was positive during integration but shows negative post-aqcuisition."
Lengkap +
2019
T54644
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Haposan, Immanuel Y.
"Manajemen membutuhkan informasi biaya produk sebagai salah satu dasar bagi pengambilan keputusan. Selain sebagai salah satu dasar pertimbangan dalam penetapan harga jual, informasi biaya produk juga berguna bagi manajemen untuk menentukan profitabilitas dari produk yang dihasilkan yang kemudian dapat digunakan sebagai dasar bagi keputusan ekspansi atau abandonment. Karya akhir ini mencoba menganalisa dan mengevaluasi metode perhitungan biaya produk yang digunakan oleh Divisi Cold Storage PT. CPB sebuah perusahaan yang bergerak dibidang pengolahan udang terpadu. Adapun metode penelitian yang digunakan adalah (1) Studi Iiteratur atau kepustakaan yang dilakukan terhadap tulisan-tulisan yang berhubungan dengan tujuan penulisan dan (2) Studi lapangan yaitu dengan melakukan riset langsung di Divisi Cold Storage (DCS) PT. CPB.
Hasil penelitian mengungkapkan bahwa metode perhitungan biaya produk DCS tidak dapat menyajikan angka biaya produk yang akurat. Salah satu sumber distorsi adalah penggunaan nilai Equivalent Ratio (ER) sebagai basis alokasi biaya, balk biaya bahan baku udang, biaya tenaga kerja langsung maupun biaya overhead. Penggunaan nilai ER yang dihitung sebagai rasio antara harga jual terakhir suatu produk dengan suatu produk lainnya yang dijadikan patokan, mengakibatkan besamya biaya produksi yang dibebankan ke produk bergantung pada harga jual terakhir produk bukan oleh jumlah sumber daya yang dikonsumsi oleh produk. Untuk biaya overhead, selain penggunaan ER sebagai basis alokasi, penggunaan hanya satu cost pool dalam proses pembebanan biaya overhead merupakan sumber distorsi lainnya. Dengan hanya menggunakan satu cost pool seluruh biaya pemrosesan, pengolahan dan biaya overhead lainnya dikumpulkan dalam satu cost pool sebelum alokasi ke seluruh produk dilakukan. Berdasarkan hasil penelitian, saran-saran perbaikan berkaitan dengan pembebanan semua komponen biaya produksi dirumuskan. Berkaitan dengan pembebanan biaya overhead, penggunaan metode Activity-Based Costing (ABC) diusulkan untuk digunakan. Karena hal tersebut dalam karya akhir ini dikembangkan suatu model ABC yang dapat digunakan oleh DCS. Model ABC yang dikembangkan kemudian digunakan untuk mendistribusikan kembali biaya overhead ke produk. Hasil yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan hasil pembebanan biaya overhead jika digunakan metode pembebanan biaya produk yang saat ini digunakan. Hasil perbandingan mengungkapkan bahwa untuk seluruh produk terdapat perbedaan/selisih dalam jumlah biaya overhead yang dibebankan oleh kedua metode tersebut. Dalam beberapa kasus, perbedaan bahkan mencapai ratusan persen. Untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam, perbedaan/ selisih yang ada antara kedua metode tersebut dipilah menjadi tiga kelompok, yaitu (1) perbedaan/selisih akibat penggunaan nilai ER sebagai basis alokasi, (2) selisih akibat perbedaan jumlah cost pool dan (3) selisih akibat perbedaan pemicu biaya. Pemilahan selisih kedalam tiga komponen di atas mengungkapkan bahwa selisih akibat penggunaan nilai ER merupakan komponen selisih dengan nilai selisih positif dan negatif terbesar dibandingkan kedua selisih lainnya.
"
Lengkap +
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T15026
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wattimena, Reza Alexander Antonuis, 1983-
"Tulisan ini memetakan keadaan di antartika (kutub selatan) dan arktik (kutub uatara). Keadaan terkini beserta peluang konflik akan dijabarkan secara umum. Kedua kutub dunia itu kini dipenuhi ketidakpastian, akibatnya melimpahkan sumber daya alam, tegangan militer dan aturan yang tidak jelas."
Jakarta: Ary Suta Center, 2020
330 ASCSM 51 (2020)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Salomon Anderias Mesak Babys
"[ABSTRAK
Tesis ini menganalisis sikap Indonesia terhadap kebangkitan Tiongkok
sebagai super power dari perspektif hedging. Menurut teori hedging, kebangkitan
Tiongkok sebagai super power bukan semata-mata sebagai ancaman, melainkan
sebagai peluang untuk dikelola secara bilateral dan multilateral menggunakan tiga
pendekatan yaitu dengan strategi engagement, enmeshing, dan soft balancing.
Indonesia menggunakan strategi hedging dengan dasar pemikiran bahwa
strategi hedging menjadi strategi yang paling ideal untuk digunakan oleh
Indonesia karena masih sangat singkon dengan prinsip politik luar negeri bebas
aktif, sekaligus sebagai sebuah strategi yang dapat mengakomodasi kebutuhan
objektif Indonesia sebagai negara yang juga sedang bangkit.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa Indonesia menggunakan Strategi
hedging dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan ekonomi, politik dan
militer dari Tiongkok yang bangkit sebagai super power, tetapi juga untuk
menciptakan keseimbangan yang ideal di kawasan, sehingga Indonesia tidak
didominasi oleh kekuatan manapun baik dari Amerika Serikat ataupun dari
Tiongkok. Strategi ini digunakan oleh Indonesia dengan maksud untuk
meningkatkan posisi tawar (bargaining position) Indonesia di mata Tiongkok dan
di kancah politik dunia internasional.

ABSTRACT
The focus of this theses is to analyze Indonesia perspective towards the
Rise of China as a new super power from hedging perspective. Acording to the
theory, the Rise of China as a new super power is not only a threat but as an
opportunity for Indonesia to manage its relations to china through three approach:
engagement policy, enmeshing policy, and soft balancing.
Indonesia used hedging strategy because it fits well with Its national
interest, which may consist its international political principle, ?bebas aktif,? and
as a grand strategy which could accomodate Indonesia pragmatic needs.
This research concluded that Indonesia used hedging strategic to reap
benefits in economic, politic and military sector from China as a rising power. It
also create a balanced region with the U.S. down and the China up, and the
ASEAN stayed as the center of the region. This strategy also primarily used to
upgrade Indonesia bargaining position against the U.S., China, and international
community., The focus of this theses is to analyze Indonesia perspective towards the
Rise of China as a new super power from hedging perspective. Acording to the
theory, the Rise of China as a new super power is not only a threat but as an
opportunity for Indonesia to manage its relations to china through three approach:
engagement policy, enmeshing policy, and soft balancing.
Indonesia used hedging strategy because it fits well with Its national
interest, which may consist its international political principle, “bebas aktif,” and
as a grand strategy which could accomodate Indonesia pragmatic needs.
This research concluded that Indonesia used hedging strategic to reap
benefits in economic, politic and military sector from China as a rising power. It
also create a balanced region with the U.S. down and the China up, and the
ASEAN stayed as the center of the region. This strategy also primarily used to
upgrade Indonesia bargaining position against the U.S., China, and international
community.]"
Lengkap +
2015
T44256
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Proyek Pusat Publikasi Pemerintah, 1977
341.448 IND w (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>