Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 166832 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Kristian Ari Prabowo
"[ABSTRAK
Dalam penelitian ini dilakukan sintesis minyak terozonasi dari minyak bunga matahari dengan reaksi ozonolisis secara semi-kontinu selama 12 – 72 jam. Ozonolisis dilakukan pada tiga variasi tekanan operasi (atmosferik, bertekanan, dan vakum) menggunakan reaktor semi-batch khusus berbahan stainless steel berpengaduk turbin dan berjaket pendingin. Ozonator yang digunakan adalah rancangan sendiri dengan laju alir udara masukan sebesar 540 L/jam dan konsentrasi ozon keluaran sebesar 520 mg/jam. Kondisi reaksi dijaga pada suhu 15 – 22 °C. Pengujian kualitas hasil ozonasi dilakukan dengan metode bilangan asam, bilangan peroksida, bilangan iod, analisis viskositas, dan analisis FT-IR. Berdasarkan hasil penelitian, kecepatan pengadukan terbaik adalah 150 RPM dengan pola aliran transisi dan tekanan operasi terbaik untuk sintesis minyak terozonasi dari minyak bunga matahari adalah tekanan atmosferik (1 atm).

ABSTRACT
In this study, synthesis of ozonated vegetable oil was made ftom sunflower oil with semi-continue ozonolysis for 12 – 72 hours. Ozonolysis was done in three variation of operation pressure (atmospheric, pressurized, and vacuum) by using particular strirred semi-batch reactor from stainless steel with cooling jacket. Ozonator used was self-designed with input air flowrate of 540 L/h and ozone concentration output of 520 mg/h. The reaction condition maintained at temperature of 15 – 22 oC. Minyak terozonasi product testing was done with several methods such as analysis of acidic value, peroxide value, iodin value,
viscosity, and FT-IR. Based on this research, the best stirrer speed is 150 RPM and the best pressure condition for minyak terozonasi synthesis from sunflower oil is atmospheric pressure (1 atm).;In this study, synthesis of ozonated vegetable oil was made ftom sunflower oil
with semi-continue ozonolysis for 12 – 72 hours. Ozonolysis was done in three
variation of operation pressure (atmospheric, pressurized, and vacuum) by using
particular strirred semi-batch reactor from stainless steel with cooling jacket.
Ozonator used was self-designed with input air flowrate of 540 L/h and ozone
concentration output of 520 mg/h. The reaction condition maintained at
temperature of 15 – 22 oC. Minyak terozonasi product testing was done with
several methods such as analysis of acidic value, peroxide value, iodin value,
viscosity, and FT-IR. Based on this research, the best stirrer speed is 150 RPM
and the best pressure condition for minyak terozonasi synthesis from sunflower
oil is atmospheric pressure (1 atm)., In this study, synthesis of ozonated vegetable oil was made ftom sunflower oil
with semi-continue ozonolysis for 12 – 72 hours. Ozonolysis was done in three
variation of operation pressure (atmospheric, pressurized, and vacuum) by using
particular strirred semi-batch reactor from stainless steel with cooling jacket.
Ozonator used was self-designed with input air flowrate of 540 L/h and ozone
concentration output of 520 mg/h. The reaction condition maintained at
temperature of 15 – 22 oC. Minyak terozonasi product testing was done with
several methods such as analysis of acidic value, peroxide value, iodin value,
viscosity, and FT-IR. Based on this research, the best stirrer speed is 150 RPM
and the best pressure condition for minyak terozonasi synthesis from sunflower
oil is atmospheric pressure (1 atm).]"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S58860
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Akbar Hasani
"Minyak nabati terozonasi (Oleozon) telah terbukti memiliki kemampuan anti bakteri. Oleozon belum diproduksi untuk umum karena penelitian selama ini hanya berfokus pada produk dan belum meninjau sisi efektivitas pada reaktor untuk mensintesis oleozon. Pada penelitian ini digunakan minyak kedelai sebagai bahan baku dan diozonasi dengan menggunakan reaktor berpengaduk turbin yang terbuat dari stainless steel sehingga dapat digunakan pada tekanan diatas 1 atm dan reaktor kaca yang digunakan untuk ozonolisis pada tekanan atmosferik. Ozonator yang digunakan memiliki produktivitas ozon sebesar 0.589 g/jam untuk atmosferik dan 0,754 mg/jam. Kondisi operasi yang paling efektif untuk membuat oleozon adalah pada tekanan diatas atmosferik (1,2 bar) yang memiliki nilai bilangan asam sebesar 3,005 𝒎𝒈 𝑲𝑶𝑯 𝒎𝒈 𝒔𝒂𝒎𝒑𝒆𝒍 dan bilangan peroksida 12,353 𝒎𝒆𝒒 𝒌𝒈 𝒍𝒆𝒎𝒂𝒌. Pada variasi suhu, suhu rendah (15 ° C -19 °C) memiliki kualitas minyak terbaik dengan bilangan asam sebesar 0,84 𝒎𝒈 𝑲𝑶𝑯 𝒎𝒈 𝒔𝒂𝒎𝒑𝒆𝒍 dan bilangan peroksida 0,748 𝒎𝒆𝒒 𝒌𝒈 𝒍𝒆𝒎𝒂𝒌 serta dengan kecapatan pengaduk 150 RPM.

Ozonated vegetable oil (Oleozon) has proven having a function as anti bacteria. Oleozon has not produced to the public because the research about oleozon still focused on the products only and never research about the effectiveness of reactor for oleozon synthesize. On this research, soybean oil is used as raw material and been ozonized in two stirred reactor which using turbine impeller that can be used on pressure above 1 atm and the glass reactor that used for atmospheric pressure. Ozone productiom from ozonator are 0,589 mg/h for atmospheric condition and 0,754mg/r for pressurized condition. The most effective operating conditions to produce oleozon is on pressure above atmospheric (1,2 bar) that has acid value about 3,005 𝒎𝒈 𝑲𝑶𝑯 𝒎𝒈 𝒔𝒂𝒎𝒑𝒍𝒆 and peroxide value about 12,353 𝒎𝒆𝒒 𝒌𝒈 𝒇𝒂𝒕 ; low temperature (15 °C-19 °C) that has acid value about 0,84 𝒎𝒈 𝑲𝑶𝑯 𝒎𝒈 𝒔𝒂𝒎𝒑𝒍𝒆 and peroxide value about 0,748 𝒎𝒆𝒒 𝒌𝒈 𝒇𝒂𝒕 ; and speed of impeller is 150 RPM."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S58833
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
"Analisis inventori reaktor daya eksperimental jenis reaktor gas temperatur tinggi. Berkaitan dengan rencana Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) untuk mengoperasikan reaktor eksperimental jenis Reaktor Gas Temperatur Tinggi (RGTT), maka diperlukan analisis keselamatan terhadap reaktor terutama yang berkaitan dengan issue lingkungan. Analisis sebaran radionuklida dari reaktor ke lingkungan pada kondisi operasi normal atau abnormal diawali dengan estimasi sumber radionuklida di teras reaktor (inventori teras) berdasarkan pada tipe, daya, dan operasi reaktor. Tujuan penelitian adalah melakukan analisis inventori teras untuk disain Reaktor Daya Eksperimental (RDE) jenis reaktor gas temperature tinggi berdaya 10 MWt, 20 MWt dan 30 MWt. Analisis dilakukan menggunakan program ORIGEN2 berbasis pustaka penampang lintang pada temperatur tinggi. Perhitungan diawali dengan membuat modifikasi beberapa parameter pustaka tampang lintang berdasarkan temperatur rata-rata teras sebesar 5700 °C dan dilanjutkan dengan melakukan perhitungan inventori reaktor untuk reaktor RDE berdaya 10 MWt. Parameter utama reaktor RDE 10 MWt yang digunakan dalam perhitungan sama dengan parameter utama reaktor HTR-10. Setelah inventori reaktor RDE 10 MWt diperoleh, dilakukan perbandingan dengan hasil dari peneliti terdahulu. Berdasarkan kesesuaian hasil yang didapat dilakukan desain untuk reaktor RDE 20MWEt dan 30 MWt untuk memperoleh parameter utama reaktor tersebut berupa jumlah bahan bakar pebble bed di teras reaktor, tinggi dan diameter teras. Berdasarkan pareameter utama teras dilakukan perhitungan inventori teras RDE 20 MWt dan 30 MWt dengan metode yang sama dengan metode perhitungan pada RDE 10 MWt. Hasil yang diperoleh adalah inventori terbesar untuk reaktor RDE 10 MWt, 20 MWt dan 30 MWt secara berurutan untuk kelompok Kr adalah sekitar 1,00E+15 Bq, 1,20E+16 Bq, 1,70E+16 Bq untuk kelompok I sebesar 6,50E+16 Bq, 1,20E+17 Bq, 1,60E+17 Bq dan untuk kelompok Cs sebesar 2,20E+16 Bq, 2,40E+16 Bq dan 2,60E+16 Bq. Inventori teras selanjutnya akan digunakan untuk menghitung suku sumber dari reaktor yang akan digunakan sebagai dasar untuk perhitungan sebaran radionuklida ke lingkungan."
URANIA 22:1 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Determination of thermal time constant of fuel pin during nuclear reactor shut down by using adiabatic model. A complex shut down process of nuclear depends on different parameters of fuel design and of reactor operation. In correlation to TIA and LOCA analyses of reactor core, the shut down process is charactirized by a time constant..."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Rizaldi Azra
"Gamma Valerolactone (GVL) merupakan senyawa organik turunan dari asam levulinat yang memiliki banyak kegunaan, salah satunya adalah sebagai aditif bahan bakar. Penelitian ini difokuskan pada perancangan reaktor unggkun trickle skala komersial untuk sintesis GVL dari asam levulinat pada katalis Ru/C. Pemodelan matematis yang digunakan adalah model reaktor unggun trickle aksisimetri dua dimensi untuk perpindahan massa dan momentum di celah unggun, aksisimetri dua dimensi untuk perpindahan energi di dalam unggun, dan satu dimensi untuk perpindahan massa dan di partikel katalis. Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan desain reaktor dengan volume paling kecil untuk produksi GVL sebanyak 1.239 ton. Desain reaktor dilakukan melalui simulasi pada COMSOL Multiphysics 5.5, dengan mengubah parameter operasi berupa suhu, tekanan, GHSV, LHSV, dan diameter katalis, sehingga didapatkan kondisi optimal pada masing-masing parameter. Hasilnya, didapatkan parameter operasi optimal dengan suhu 423 K, tekanan 25 bar, GHSV 0.065 s-1, LHSV 0.00117 s-1, diameter katalis 3 mm, diameter reaktor 5 cm, dan panjang reaktor 5 m. Laju alir yang dihasilkan dari reaktor skala komersial dengan kondisi optimal adalah 7.06 kg/hari, sehingga diperlukan 536 buah tube untuk memperoleh kapasitas produksi sebanyak 1.239 ton.

Gamma Valerolactone (GVL) is an organic compound derived from levulinic acid that has many uses, one of which is as a fuel additive. This research is focused on designing a commercial scale trickle bed reactor for the synthesis of GVL from levulinic acid on a Ru/C catalyst. The mathematical modelling used is a two-dimensional axisymmetric trickle bed reactor model for mass and momentum transfer in the bed gap, two-dimensional axisymmetric for energy transfer in the bed, and one-dimensional for mass transfer and in the catalyst particles. The objective of this research is to obtain a reactor design with the smallest volume to produce 1,239 tons of GVL. The reactor design was carried out through simulations on COMSOL Multiphysics 5.5, by changing the operating parameters such as temperature, pressure, GHSV, LHSV, and catalyst diameter, so that optimal conditions were obtained for each parameter. As a result, the optimal operating parameters were obtained with temperature 423 K, pressure 25 bar, GHSV 0.065 s-1, LHSV 0.00117 s-1, catalyst diameter 3 mm, reactor diameter 5 cm, and reactor length 5 m. The flow rate produced from a commercial scale reactor with optimal conditions is 7,06 kg/day, so 536 tubes are needed to obtain a production capacity of 1,239 tons.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nofid Rizal Sukiman
"Semakin meningkatnya kepedulian masyarakat akan pencemaran lingkungan, akhirnya memicu perkembangan teknologi-teknologi yang dapat mengurangi pencemaran lingkungan. Beberapa Iimbah yang menjadi sorotan masyarakat antara lain adalah limbah logam berat serta limbah organik. Proses fotokatalitik merupakan salah satu alternatif untuk pengolahan limbah logam berat dan lirnbah organik secara simultan. Oleh karenanya perlu dilakukan penelitian sejauh mana proses simullan dapat berjalan dengan kondisi operasi seperti pH larulan dan konsentrasi awal masing-masing Iimbah.
Percobaan yang dilakukan meliputi pengolahan limbah Cr(V1), I-Ig(II) dan fenol yang dilakukan dengan menggunakau fotokatalis T102 Degussa P25 dalam benluk Elm dengan menggunakan reaktor silinder berputar. Parameter yang diuji meliputi pH larutan dan konsentrasi awal larutan.
Hasil dari percobaan unluk sistem tunggal didapat konversi akhir umuk Cr(Vl) 40 ppm scbesar 75 % sctelah 8 jam reaksi pada pH larutan 2, konversi akhir fenol 40 ppm scbesar 98,6 % selelah 9 jam reaksi pada pH larutan 7, sedangkan konversi akhir Hg(I1) 40 ppm sebesar 73 % setelah 5 jam reaksi pada pl-I larutan 7.
Untuk sistem simultan, penambahan konsentrasi fenol 20 ppm, 40 ppm, 100 ppm, dan 1000 ppm kc c1z1|z1m Iarulan Cr(\/1) 40 ppm mampu menghasilkan konversi reduksi Cr(Vl) sebesar 90,3 %, 96,S%, 87,4 %, dan 37,5 % selama 5 jam reaksi. Untuk degradasi fenul, dihasilkan konversi sebesar 89,9 %, 89,6 %, 60,2 %, dan 35 % pada penambahan konsentrasi fenol 20 ppm, 40 ppm, 100 ppm, dun 1000 ppm ke dalam larutan Cr(V1) 40 ppm selama 5 jam reaksi. Untuk reduksi Hg(1l), pada penambahan fenol 40 ppm ke dalam Iarutan 1-1g(11) mampu menghasilkan konversi reduksi sebesar 80,1 % selama 5 jam reaksi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S49456
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Douglas Prabawono
"ABSTRAK
Penggunaan karbondioksida sebagai gas pengoksidasi pada konversi metana telah dipelajari secara ekstensif tetapi sebagian besar masih dalam tahap pengembangan. Konversi metana dengan memanfaatkan karbondioksida ini dikenal sebagai Reformasi CO2/CH4 dengan reaksi utamanya adalah CH4 + CO2 - 2CO.
Pada penelitian ini, telah dilakukan reaksi reformasi CO2/CH4 tanpa bantuan katalis. Jenis reaktor yang digunakan adalah reaktor Difiesi Termal dan Pirolisis. Kedua jenis reaktor tersebut menggunakan kawat pemanas yang diletakkan di dalam reaktor dan gas-gas kontak langsung dengan kawac pemanas tersebut. Kondisi operasi yang digunakan adalah sebagai berikut, komposisi gas umpan CH4/CO2 = 1, temperatur 835 - 1200ºC, tekanan 1 atm dan laju alir 10 - 70 ml/menit. Hasil terbaik diberikan oleh reaktor pirolisis. Konversi sebesar 98,3% dengan yield CO dan H2 sebesar 81% dan 81,5% diperoleh pada temperatur 870ºC. Sedangkan untuk reaktor Difusi Termal, hasil yang sama baru dihasilkan pada temperatur yang jauh lebih tinggi (> 1100°C).
Pada reaktor Pirolisis pembentukan karbon terjadi hanya pada temperatur tinggi yaitu > 980ºC dengan konversi yang sangat tinggi (>95%). Sedangkan pada reaktor Difusi Termal tidak terlihat adanya pembentukan karbon walaupun pada temperatur tinggi (> 1100ºC). Pembentukan karbon tidak mempengaruhi jalannya reaksi dan hanya mengurangi sedikit nilai konversi dan yield yang dihasilkan."
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Alif Mardiyah
"Reaktor kontinyu merupakan sistem non tinier dengan derajat non linieritas tinggi, memiliki karakteristik multiple steady state dengan dua keadaan stabil dan satu keadaan tidak stabil. Untuk beroperasi pada keadaan tidak stabil sistem reaktor membutuhkan pengendali. Tesis ini membahas perancangan pengendalian sistem reaktor kontinyu dengan pengendali adaptif multiple model, sehingga sistem reaktor diharapkan dapat bekerja pada seluruh daerah kerja. Hasil perancangan disimulasikan dengan menggunakan program MATLAB versi 5.3 . identifikasi pengendali multiple model dilakukan dengan menerapkan pengendali penempatan kutub pada sistem reaktor sehingga didapatkan parameter-parameter model dan pengendali multiple model.
Pada pengendalian adaptif penempatan kutub sistem reaktor hanya dapat bekerja pada dua keadaan stabil sedangkan pengendali adaptif multiple model mampu mengendalikan dua keadaan stabil dan satu keadaan tidak stabil sistem reaktor, walaupun belum mampu beroperasi penuh, yaitu hanya pada jangkauan 330.9 °K sampai dengan 350 °K dan 390 °K sampai dengan 404.9 °K.

This thesis studied the design of a multiple model adaptive control for reactor process which has multiple steady states, two stable steady states and one unstable steady state. The study is based on a simulation of multiple model control system using MATLAB ver 5.3. The identification of model and controller parameters of the multiple model controller are base on pole placement adaptive control system using recursive least squares algorithm.
The pole placement adaptive controller can only control the reactor process at two stable steady states, but multiple model adaptive controller as able to control the reactor process at all of the three multiple steady states, although it can only improve the control in the range of 330.9°K up to 350°K in the range of 390°K up to 404.9°K."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
T4546
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>