Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 84582 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
cover
"Pada mesin diesel ada tenggang waktu antara sejak dimulainya penginjeksian solar ke dalam silinder bakar mesin, kemudia terbentuk campuran udara+embun solar sampai terjadi titik api yang mula-mula. Tenggang waktu ini disebut ignition delay atau keterlambatan pengapian. Ignition delay adalah suatu parameter yang sangat berpengaruh terhadap awal sampai akhir proses pembakaran dalam silinder bakar mesin. Oleh sebab itu sangat menentukan performa dan emisi gas buang mesin.
Pada pengujian di sini BBG yaitu propana, metan, dan hidrogen masing-masing dialirkan dalam silinder bakar mesin konvensional sebagai mesin dual fuel. Setelah bercampur dengan udara oleh sebuah mixer yang dilengkapi di dalam intake port. Kemudian ignition delay bahan bakar solar yang disemprotkan langsung ke dalam silinder mesin dengan jumlah kecil tersebut dianalisis dan dievaluasi.
Hasil pengujian ini menunjukkan bahwa perubahan rasio spesifik panas dan konsentrasi mol oksigen campuran udara +BBG sangat berpengaruh terhadap ignition delay."
JITE 1:11 (2010)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ginanda Andria
"Suatu material mempunyai sifat penyalaan yang berbeda beda. Berbagai teknik uji penyalaan material dirancang untuk mengetahui sifat dari penyalaan material. Suatu pemodelan alat uji untuk mengetahui sifat penyalaan suatu material dan penyebaran fluks kalor pada arah lateral dengan menggunakan standar pengujian yang diadopsi dari ASTM E1321 -97a menjadi bahasan utama pada penulisan penelitian ini. Sampel material yang digunakan pada percobaan ini adalah kayu lapis jenis triplek dengan ketebalan 3 mm, radiate piƱata dengan ketebalan 10 mm, dan medium density fiberboard dengan ketebalan 3mm. Sifat penyalaan material seperti fluks kalor minimum penyalaan, fluks kalor kritikal penyalaan, waktu kesetimbangan termal, parameter penyalaan material, dan termal inersia dari suatu material serta penyebaran nilai fluks kalor dari pemanas spiral pada arah lateral didapat dari ekperimen dengan menggunakan alat uji ini.

Materials have different ignition properties. A variety of testing methods for igniting materials are designed to know the ignition properties of materials. The main objective of this research is to determine the ignition properties of a material and the spread of the heat flux on a lateral plane by using a test modeling apparatus, based on a standardized test method adopted from ASTM E1321 -97a. The samples material used in this research is plywood with a 3 mm thickness, radiate pine with a 10 mm thickness and medium density fiberboard with a 3 mm thickness. Ignition properties such as: minimum heat flux for ignition, critical heat flux, full pre-heated time, ignition parameters, and thermal inertia of a material as well as the spread of heat flux from a spiral heater on a lateral plane, is obtained from this experiment by using this type of test method.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S58254
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Naufal Arief Rahadianto
"Penelitian ini dilakukan untuk meneliti pengaruh dari auditor spesialisasi industri, efektifitas dewan komisaris, efektifitas komite audit, dan penerapan PSAK 50/55 (revisi 2006) terhadap audit delay pada industri perbankan yang terdapat di Indonesia pada tahun 2009 sampai tahun 2010. Penelitian ini juga meneliti apakah dewan komisaris dan komite audit memoderasi hubungan auditor spesialisasi industri dengan audit delay, serta meneliti apakah auditor spesialisasi industri, komite audit, dan dewan komisaris memoderasi hubungan penerapan PSAK 50/55 (revisi 2006) dengan audit delay.
Audit delay merupakan salah satu ukuran yang menggambarkan efisiensi audit dan kualitas laba (timeliness). Auditor spesialisasi industri dan penerapan PSAK 50/55 (revisi 2006) berpengaruh positif terhadap audit delay. Sedangkan dewan komisaris dan komite audit berpengaruh negatif terhadap audit delay. Dewan komisaris dan komite audit tidak terbukti dapat memperkuat pengaruh negatif hubungan auditor spesialisasi industri dengan audit delay. Kemudian auditor spesialisasi industri, dewan komisaris, dan komite audit tidak terbukti dapat memperlemah pengaruh positif hubungan penerapan PSAK 50/55 (revisi 2006) dengan audit delay.

The study was conducted to examine the effect of auditor industry specialization, the effectiveness of the board of directors, audit committee effectiveness, and the application of PSAK 50/55 (revised 2006) on audit delay in the banking industry from 2009 until 2010. The study also examined whether the board and audit committee moderates the relationship between auditor specialization industry and audit delay, and examine whether auditor specialization industry, audit committee and board of commissioners moderates the relationship between the application of PSAK 50/55 (revised 2006) and audit delay.
Audit delay is describing the efficiency of audit and earnings quality (timeliness). Auditor specialization industry and the application of PSAK 50/55 (revised 2006) has a positive effect on audit delay. While the board and audit committee has a negative influence on audit delay. Board and audit committee are not shown to amplify the negative effect of relationship between auditor specialization industry and audit delay. Then auditor specialization industry, board of commissioners, and the audit committee has not been proven to weaken the positive effect of the relationship between the application of PSAK 50/55 (revised 2006) and audit delay.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ikin Sodikin
"Sebuah proyek dikatakan sukses apabila dapat memenuhi kriteria mendasar yaitu menyelesaikan dengan tepat waktu, biaya yang dikeluarkan dalam anggaran, dan sesuai dengan persyaratan kualitas yang ditetapkan. Sayangnya, proyek-proyek EPC Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batubara di Indonesia banyak yang mengalami keterlambatan, sehingga penyelidikan mengenai masalah ini dibutuhkan agar program pembangunan pembangkit listrik mendatang menjadi lebih baik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor utama yang menyebabkan terjadinya keterlambatan pada proyek EPC Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batubara di Indonesia, serta memberikan rekomendasi respon risiko untuk tindakan perbaikan atas terjadinya keterlambatan pada proyek yang sedang berjalan dan pencegahan pada proyek mendatang. Metode yang digunakan adalah dengan melakukan survey kepada para pakar dan project manager dan tim yang terlibat secara langsung dalam proyek, serta validasi ke proyek yang sedang berjalan.

A project is said to succeed if it can meet the basic criteria that is completed in a timely, cost incurred in the budget, and in accordance with the specified quality requirements. Unfortunately, many EPC power plant projects in Indonesia are delayed, so the investigation on the matter needed for future power plant construction program would be better. The purpose of this study was to identify the major factors causing delays in power plant EPC projects in Indonesia, also make risk respon recommendations for correction of ongoing projects ang prevention of any delays in future projects. The method used is to do a survey to the experts, project managers and teams directly involved in the project, as well as validation to ongoing projects."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T32916
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Sumber daya energi buatan pada industri saat ini menimbulkan masalah baru bagi
manusia itu sendiri yaitu masalah lingkungan. Salah satu alternatif yang mulai
dipergunakan sekarang ini adalah sumber daya alami dari unsur hidrokarbon,
yaitu propana. Sasaran utama dari percobaan ini adalah membandingkan energi
minimum yang diperlukan untuk menyalakan gas Propana 99,06 % dan LPG pada
titik APR tertentu. Melalui percobaan ini didapatkan hasil bahwa minimum
ignition energy untuk Propana 99,06 % sebesar 0,3 mJ, sedangkan untuk LPG
sebesar 0,77 mJ. Artinya bahwa gas Propana 99,06 % mempunyai potensi bahaya
terbakar lebih tinggi dibandingkan dengan LPG."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S37706
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu Hidayat
"Penggunaan sumber daya energi buatan pada industri saat ini menimbulkan masalah baru bagi manusia itu sendiri yaitu masalah lingkungan. Salah satu alternatif yang mulai dipergunakan sekarang ini adalah sumber daya alami dari unsur hidrokarbon, yaitu propana. Inti dari percobaan yang dilakukan ini adalah untuk mengetahui perbandingan besarnya energy ignition antara propana 97,72% (Hycool) dengan LPG sehingga dapat diketahui apakah propana kadar 97,72% dapat Iebih mudah terbakar dibandingkan dengan LPG. Melalui percobaan ini didapatkan bahwa propana 97,72% memiliki nilai energi penyalaan dan energi minimum penyalaan yang lebih kecil dibandingkan dengan LPG. Pada titik minimum energi LPG, yaitu AFR 8,7 dibutuhkan energi 0,77 mJ untuk dapat menyala, sedangkan propana 97,72% hanya membutuhkan 0,55 mJ atau sebesar 72 % dari energi yang harus diberikan pada LPG untuk bisa menyala, dengan kata Iain propana 9'/,72% (Hycoof) Iebih mudah terbakar dibandingkan LPG dan memerlukan penanganan khusus apabila ingin memakainya.

The use of artificial energy resources have brought a new problem for human being, specially for the environment One of the altemative being use nowadays is natural energy resources, that is propane. The point of this experiment is to compare ignitin energy between Propane 97.72% and LPG, so we can findout whether that propane 97,72% is more flammable than the LPG. Through this experimant we know that propane 97,72% have smaller ignition energy than the LPG. LPG need 0,77 mJ at AFR 8,7 to be burned, while propane 97,72% only need ignition energy as big as 0,55 mJ. It means that propane only need 72% from the energy that have to give to LPG to be burned. In other words propane 97,72% is more easier to burn than LPG. Therefore propane need special treatment whenever it going to be used in industry."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S37668
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harry Elmar Deyanputra
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S37371
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rhahmadiani Fitri
"Meningitis adalah penyakit infeksi sistem syaraf pusat yang menyerang meningens atau selaput otak. Tujuan dari penulisan karya ilmiah ini adalah untuk mengetahui manajemen asuhan keperawatan pada anak meningitis dengan risiko keterlambatan perkembangan. Metodologi penulisan adalah case study, dengan melaksanakan asuhan keperawatan langsung kepada klien. Data yang didapat melalui pengkajian dengan cara wawancara, pemeriksaan fisik dan mengumpulkan data dari rekam medik klien untuk data penunjang.
Intervensi yang diberikan yaitu berupa stimulasi perkembangan pada klien untuk kelompok umur tahapan tumbuh kembang 0-4 bulan serta juga melakukan pengajaran stimulasi untuk orang tua sebagai persiapan pulang. Hasilnya klien belum mengalami keterlambatan tumbuh kembang dan klien mampu mengikuti beberapa stimulasi yang
diberikan. Orang tua klien paham dan mengerti bahwa anaknya berisiko untuk mengalami keterlambatan dan orang tua mampu melakukan stimulasi secara mandiri setelah dilakukannya demonstrasi stimulasi perkembangan kepada klien. Stimulasi dini penting dilakukan kepada klien yang mempunyai risiko keterlambatan perkembangan. Rekomendasi dari studi ini agar ada follow up berkelanjutan terhadap stimulasi yang diberikan.

Meningitis is an infectious disease of the central nervous system that attacks the meningens or the lining of the brain. This study aims to find out the effect of nursing care in meningitis children with the risk of developmental delay. In this case study, data was obtained through assessment by interviews, physical examination and collecting data from the client`s medical records for supporting data. The interventions that implemented were developmental stimulation to clients for the age group of 0-4 months and teaching the stimulation to parents for discharge planning. The result is that the client has not experienced any developmental delays and the client is able to follow some of the stimulation given. The client`s parents know and understand that their child is at risk of experiencing delays. The parents are able to perform stimulation independently after a
demonstration of developmental stimulation is carried out to the client. This study concludes early stimulation is important for clients who have a risk of developmental delays. Continuous follow up for the stimulation is recommended.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>