Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 14377 dokumen yang sesuai dengan query
cover
JANTRA 15(9-10) (2010)(2)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Luhur Fajar Martha
"ABSTRACT
This study examines the impact of visitors on changes in the quality of of the Tanjungpinang tourism environment and measures the economic loss/profit from these changes. Using a Random Utility Model applied with conjoint analysis, this study combines Revealed Preference and Stated Preference data to expend the depth of the analysis. The qualitative approach consists of interviews and field observation to complete the quantitative approach. The research found that (a) changes in the natural environment will impact the number of visitors to Tanjungpinang; (b) the potential decrease in compensating surplus from visitors as a result of loss to the natural environment in Tanjungpinang is Rp 5.04 billion per month, while the potential increase in compensating surplus from visitors as a result of additional natural environment in Tanjungpinang is Rp 7.94 billion per month; and (c) there exists a potential for a decrease in Tanjungpinang Regional Government revenue as a result of damage to the natural environment."
Jakarta: Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik Fakultas Universitas Indonesia (MPKP-FEUI), 2007
338 UI-JKE 2:3 (2007)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
JANTRA 15(9-10) 2010 (1)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
St Elian Bianda Chaeruddin
"[Industri kreatif memiliki tingkat kompetisi yang tinggi antar perusahaan.Tingginya tingkat kompetisi ini dapat menyebabkan perubahan pada perusahaan.Adapun faktor yang dapat mensukseskan perubahan, salah satunya adalah faktor internal yang terdiri dari sikap karyawan terhadap perubahan.Sikap karyawan diidentifikasi sebagai kesiapan karyawan untuk berubah.Namun, terdapat juga atribut individu yang dapat menjadi faktor karyawan siap untuk berubah yaitu optimisme.Penelitian ini dilakukan untuk melihat gambaran hubungan antara Optimisme dan Kesiapan untuk Berubah (Readiness for Change) pada karyawan industri kreatif di Indonesia.Kesiapan untuk berubah (Readiness for Change) diukur menggunakan Readiness for ChangeScale(Hanpachern, 1997) dan optimismediukur menggunakan Life Orientation Test-Revised (Scheier, Carver & Bridges, 1994).Partisipan penelitian ini berjumlah 99 orang yang berasal dari berbagai macam perusahaan industri kreatif (kecuali stasiun televisi) di Indonesia. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan (r=.205*; p=.042 signifikan pada LoS .05) antara kesiapan untuk berubah (readiness for change) dengan optimism pada karyawan industri kreatif.;The companies in creative industry has a high level of competition. The high level of this competition can cause changes in company. The factors that could succeed changes, one of which is the internal factors which consist of employee attitudes toward change. The attitude identified as the readiness for change. However, there are also individual attributes that can be a factor of employees ready for change is optimism. This study was conducted to see the picture of the relationship between optimism and readiness for change on employee creative industry in Indonesia. Readiness for change were measured using a Readiness for ChangeScale (Hanpachern, 1997) and optimism was measured using the Life Orientation Test-Revised (Scheier, Carver and Bridges, 1994). Participants of this study are 99 people who come from a wide variety of creative industry companies (except the TV station) in Indonesia. Results of this study indicate that there is a significant correlation (r = .205 *; p = .042 significant at .05 LoS) between readiness for change with optimism on the creative industry employees.;The companies in creative industry has a high level of competition. The high level of this competition can cause changes in company. The factors that could succeed changes, one of which is the internal factors which consist of employee attitudes toward change. The attitude identified as the readiness for change. However, there are also individual attributes that can be a factor of employees ready for change is optimism. This study was conducted to see the picture of the relationship between optimism and readiness for change on employee creative industry in Indonesia. Readiness for change were measured using a Readiness for ChangeScale (Hanpachern, 1997) and optimism was measured using the Life Orientation Test-Revised (Scheier, Carver and Bridges, 1994). Participants of this study are 99 people who come from a wide variety of creative industry companies (except the TV station) in Indonesia. Results of this study indicate that there is a significant correlation (r = .205 *; p = .042 significant at .05 LoS) between readiness for change with optimism on the creative industry employees., The companies in creative industry has a high level of competition. The high level of this competition can cause changes in company. The factors that could succeed changes, one of which is the internal factors which consist of employee attitudes toward change. The attitude identified as the readiness for change. However, there are also individual attributes that can be a factor of employees ready for change is optimism. This study was conducted to see the picture of the relationship between optimism and readiness for change on employee creative industry in Indonesia. Readiness for change were measured using a Readiness for ChangeScale (Hanpachern, 1997) and optimism was measured using the Life Orientation Test-Revised (Scheier, Carver and Bridges, 1994). Participants of this study are 99 people who come from a wide variety of creative industry companies (except the TV station) in Indonesia. Results of this study indicate that there is a significant correlation (r = .205 *; p = .042 significant at .05 LoS) between readiness for change with optimism on the creative industry employees.]"
Universitas Indonesia Fakultas Psikologi , 2015
S60721
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Pengembangan kawasan strategis nasional di bidang ekonomi seperti Kawasan Ekonomi Khusus, Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu, serta kawasan Pelabuhan Bebas dan Perdagangan Bebas merupakan amanat dr UU 26/2008 mengenai penataan uang. Dlm mengembangkan kawasan - kawasan ini , diperlukan pemahaman yg mendalam mengenai tipologi masing-masing kawasan, , sehingga setiap kawasan dpt dikembangkan sesuai hakekat & tujuan pengembangannya. Untuk mengukur sejauh mana keberhasilan pengembangan kawasan strategis nasional di bidang ekonomi , diperlukan pula suatu indikator kinerja baik dlm hal kinerja input, proses, output, sasaran , tujuan maupun dampaknya, yg akan sangat bermanfaat bagi upaya evaluasi secara komprehensif. Tjuan penyusunan kajian ini adalah: (1) Mengidentifikasi indikator tipologi kawasan strategis nasional bidang ekonomi; (2) Mengidentifikasi indikator kinerja implementasi pengembangan kawasan strategis nasional bidang ekonomi; dan (3) menugukr hasil-hasil capaian pelaksanaan kebijakan pengembangan kawasan strategis nasional bidang ekonomi. Metodelogi yg digunakan dlm kajian ini adalah pendekatan deskriptif - kualitatif melalui desk study & survei lapangan , serta menggunakan pendekatan logical framework analysis dengan melibatkan stakeholder terkait secara partisipatif. Hasil analisis indikator tipilogi menunjukkan adanya beberapa perbedaan mendasar pd berbagai jenis kawasan strategis ekonomi di Indonesia, terutama pd hakekat & tujuan dr pengembangan masing-masing kawasan . Perbedaan jg terjadi pd jenis regulasi & kemudahan yg diberikan .Hal ini akan membawa implikasi kpd strategi pengelolaannya. Berdasarkan hasil studi literatur terhadap beberapa best practices pengembangan kawasan strategis ekonomi di beberapa antara lain china , Singapura, India, Korea,Philipina & Taiwan, terdpt berbagai variasi pengembangan kawasan strategis ekonomi (KPBPB dan KEK) baik dr sisi latar belakang pengembangan kawasan; tujuan pengembangan kawasan ; sasaran pengembangan; definisi & kriteria; mekanisme pembentukan lembaga pengelola; serta regulasi intensif yg diberikan. Pengalaman empiris beberapa negara yg relatif sukses mengembangkan KPBPB ) (FTZ) & KEK (SEZ) ternyata cukup berbeda dengan pengalamam empiris di Indonesia, & perlu menjadi masukan menjadi masukan bagi penegamngan di Indonesia & peerlu menjadi masukan bagi i pengembangan kawasan di Indonesia, diantaranya dlm aspek batasan kawasan, penyediaan kawasan , penyediaan infrastruktur, pelayanan perizinan investasi, ketenagakerjaan, serta kelembagaan...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Depok : FE-UI, 2006,
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Internasional, Bank Indonesia, 2015
330 PEKKI
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Hartini
"Salah satu Bahan Bakar yang masuk dalam kelompok Non-Bahan Bakar Minyak (NBBM) yang dipasarkan di dalam negeri atas Pertamina adalah LPG (Liquified Petroleum Gas) yang berupa campuran propana dan butanra, kondisi bertekanan. Pemasaran LPG ini dimaksudkan untuk mendapatkran keuntungan bagi perusahaan.
Kebutuhan LPG dalam negeri yang dipakai untuk keperluan rumuh tangga maupun industri terus meningkat dari tahun ketahun, seperti selama ini ditunjukkan laju pertumhuhannya sekitar 15 % per tahun. Laju tersebut dapat lebih besar lagi dengan adanya rencana penggalakan penggunaan LPG sebagai bahan bakar bersih untuk transportasi maupun sebagai bahan baku industri petrokimia. Untuk melihat besarnya jumlah kebutuhan LPG dalam negeri dimasa mendatang dilakukan dengan permalan yang didasarkan pada realism; kebutuhan LPG selama 1 18 tahun terakhir. Konsentrasi kebutuhan terbesar adalah berada di Pulau Jawa yakni sebesar 80,30%, diantaranya khusus di DK.I dan Jawa Barat sekitar 52 %.
Kenaikan kebutuhan LPG dalam negeri yang pesat tersebut tidak diimbangi dengan kemampuan sarana untuk supply. Pengadaan LPG dalam negeri yang selama ini berasal dari kilang - kilang minyak dan LPG yang ada maupun rencana produksi yang ada hanya akan mencukupi sampai tahun 2003 (data perkiraan produksi lebih didasarkan pada rencana produksi yang dikeluarkan oleh Dit. Pengolahan PERTAMINA), sehingga untuk seterusnya akan dijumpai defisit yang semakin lama semakin membengkak Oleh karena itu perlu dicarikan alternatif pengadaan dari sumber produksi LPG yang lain, yakni dari Kilang LNG Bontang (berupa bahan brrku LPG Refrigerated) yang selama ini diekspor. Kontrak ekspor LPG tersebut telah berakhir pada tahun 1998, sehingga ini merupakan potensi pengadaan LPG dalam negeri. Untuk keperluan tersebut dibutuhkan fasilitas terminal LPG untuk menampung, mengkanversi, menjadikan LPG Pressurized maupun menyiapkan distribusinya ke konsumen.
Pada penelitian ini akan dibandingkan beberapa alternatif strategi untuk memenuhi kekurangan pasokan LPG tersebut yakni menggunakan Fasilitas LPG Bantang, atau menggunakan fasilitas terminal LPG yang telah ada di Tanjung Uban , atau membangun terminal LPG baru di Pulau Jawa di daerah yang paling dekatdengan D KI Jakarta.
Setelah dikaji dengan penekanan pembahasan pada Analisa Keekonomian Proyek dari segi PW of Cost dan IRR, alternatif yang terbaik untuk memenuhi kekurangan pasokan LPG terutama untuk Pulau Jawa adalah dengan membangun Terminal LPG Refrigerated di Tanjung Gerem - Merak."
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
T.12.99.27 / Har / a
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erfa Meifany
"Kawasan Kemang yang merupakan salah satu kawasan elite di Jakarta Selatan, mengalami perkembangan kegiatan ekonomi yang pesat sejak tahun 1975-2005. Kegiatan ekonomi di kawasan ini memiliki ciri khas, yaitu kegiatan ekonomi yang melayani kebutuhan Warga Negara Asing (WNA) khususnya yang tinggal di Kawasan Kemang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola perkembangan kegiatan ekonomi di Kawasan Kemang tahun pada 1975 –2005, yaitu dengan cara mengkorelasikan lokasi kegiatan ekonomi, permukiman, dan jaringan jalan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif dengan membagi tahun penelitian menjadi tiga periode, yaitu periode I (1975-1989), periode II (1989-1999), periode III (1999-2005). Perkembangan kegiatan ekonomi pada daerah penelitian cenderung mengikuti perkembangan permukiman dan perkembangan jaringan jalan yang berupa jalan arteri dan kolektor. Berdasarkan isi penelitian, arah perkembangan kegiatan ekonomi cenderung berkembang ke arah selatan dan membentuk pola ribbon."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S33949
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>