Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 92720 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 2001
TA5967
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1995
729.240 IND k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Tangdililing, A.B. (Andreas Barung)
"The study departs from complexity of society as a general inclination in modern social life. Technological progress likes in USA and Europe such as transportations and communications will often appear many problems in inter ethnic interaction, culture, and religion. The condition is as same as Indonesia with its complexity of society and kind of back ground such as ethnic, religion, race (SARA), and culture. Social interaction among people and their complexity could make problem of SARA and it's not unusual supporting among parties to power their ethnic identity and primordialism. How ever, it doesn?t mean to weaker opinion that intensive of contacts as a result of social interaction would disappear differences among parties in social life.
It's good enough, one effective way of national assimilation through inter ethnic or population marriage. Marriage function is family legalization, and among other things goal to reproduce and for the next will be make a social reproduction. The social reproduction performances like as "new man". The new man's identity is fully depending on one parties domination of parents and social milieu, like as residence, job - places, educations, and customs. And accordingly with above, the study will observe marriages between Dayak people with Chinese womb in District of Samalantan, Regention of Sambas, West Kalimantan.
To express the study result, there are three main aspects will be studied, i.e. social adaptation, individual adjustment, and socialization.
Main theory base on the study is assimilation theory of Milton M. Gordon (1964) expressed three central inclinations, i.e., "Anglo-conformity", "melting-potn, and "cultural-pluralism". Other theory according to the study is from Zanden (1970), Goode (1985), Firth (1954), Barth (1970), Johnson (1981), Horton and Hunt (1984), Herskovits (1958), Haviland (1985), Linton (1945), Mennel (1974), and Merton {1975).
The study support to understand more about inter ethnic marriage function as an effective way in national assimilation. The result hopes could be used to developed knowledge?s in sociology and anthropology, and even for in-creased context in political and economic science. More over, the result could be used by government or other party who has right "to arrange" assimilation policies.
The data collecting method are taken from questionnaire using, observation, and interviews. As data resources and information, samples determined with total 100 respondents {50 marriage pairs) and key informant with total ten persons. Sample choosing method is done purposely and in﷓formant too. Analysis to be used is qualitative with using interpretation technique on data classification/information.
From a couple of dates and information have been taken from methodological procedure to be determined with prepositional way such as question likes above, and based on relevance theories, consequently the study result ex-pressed as follows:
Marriage between Days-Chinese wombs appears a symbiotic relation between both or parties in economy. The marriage bears political opportunity to Chinese caused of the Chinese would be protected by Days as original in habitants. Besides, the kind or marriage is a mediator between both of parties, family, and society.
Although there are many difficulties experienced by both of the parties to keep going their marriage, the family who is legalized by the marriage would be an effective way in national assimilation, and at least it could be as socialization way of their children as "new man".
As a reason, there is unreal 100 percent assimilation is happened. It's same with marriage they. The marriage could be stopped and may be followed on. It is so depending upon ethics and condition one of parties. And so the individual and society milieu.
But as same as the marriage have noble goal, e.g. developing their womb and preparing family and good society, so the Dayak-Chinese marriage has a glorious goal, e.g. getting good citizen based on under standing each other between the parties include society."
1993
D396
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tantyo Bangun Wirupati
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1991
S6143
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Joyly Rawis
Jakarta: Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, 2011
392.4 JOY m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Rusnila
"Secara geografis Indonesia dikatakan sebagai negara kepulauan yang membentang dari Sabang sampai Merauke. Secara sosiologis bangsa Indonesia juga dikenal memiliki kebhinekaan dalam budaya, againa, Bahasa, suku yang melingkupinya. Keanekaan ini merupakan aset yang panting untuk menumbuhkan rasa persatuan dan kesatuan bangsa, agar bangsa Indonesia tetap eksis dan tumbuh baik di lingkungan regional maupun Internasional.
Pembangunan wilayah mempunyai strategi tersendiri mengingat pembangun wilayah merupakan bagian integral dari pembangunan nasional yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan nnelalui suatu pendekatan sektoral dan regional. Hal ini merupakan kekuatan dan perluasan kegiatan yang ditimbulkan oleh hubungan antar manusia dalam suatu wilayah tertentu disamping keterlibatan suatu bangsa dan pergaulan antar bangsa. Khusus pembangunan di Kalimantan Barat merupakan bagian kepentingan nasional dalam strategi kewilayahan tertentu. Wilayah Kalimantan Barat merupakan salah satu dari 27 propensi dan memiliki pemerintah daerah otonom yaitu daerah tingkat L Selanjutnya apabila dilihat dan segi geografi.
Kalimantan Barat sebelah utara berbatasan langsung dengan Sarawak (Malaysia Timur) : sebelah barat berbatasan dengan Laut Natuna pada jalur selatan Karimata dan Cina Selatan; dan sebelah timur berbatasan dengan propinsi Daerah Tingkat I Kalimantan Tengah; dan sebelah selatan berbatasan dengan Laut Jawa. Selain itu merupakan salah satu propinsi terdepan berinteraksi dengan negara-negara ASEAN maupun Asia Pasifik, dimana merupakan peluang pasar dunia dimasa-masa mendatang. Apabila dilihat dari batas-batas yang mengelilingi Kalimantan Barat, maka batas utara dan barat adalah merupakan letak strategis. Wilayah ini mempunyai batas yang terbuka. Kalimantan Barat merupakan salah satu pintu masuk baik berupa barang, jasa, orang, faham dan lain sebagainya.
Dilihat dani sisi pembangunan nasional, seperti sernua wilayah lainnya Kalimantan Barat mengandung potensi kekuatan sentrifugal yang menuju kearah disintegrasi. Hal ini sangat terkait dengan kemajemukan masyarakat. Menurut Haviland (1988: 12), masyarakat majemuk adalah masyarakat yang memiliki berbagai kebudayaan khusus yang jelas sekali. Masyarakat seperti ini ditandai oleh masalah tertentu seperti adanya berbagai kelonpok dan berbagai variasi khusus di dalamnya. Semua pada hakekatnya berjalan menurut perangkat peraturan yang berbeda-beda. Dalam masyarakat yang majemuk menjadi sulit dipahami norma yang berbeda-beda yang menjadi dasar kehidupan sub-kelompok yang bebeda-beda itu?"
Depok: Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Parsudi Suparlan, 1938-2007
Jakaarta: Yayasan Pengembangan Kajian Ilmu Kepolisian, 2004
305.8 PAR s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
M. Natsir
Pontianak: Departeman Kebudayaan dan Pariwisata, 2006
572.972 NAT b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Krishna Murti
"Dalam kajian antropologi, hubungan antar suku bangsa menempati posisi yang cukup tinggi. Hal ini terlihat dari banyaknya kajian-kajian yang dilakukan oleh para ilmuwan yang mengkonsentrasikan pada masalah ini, di antaranya yang dilakukan oieh Prof. DR. Parsudi Suparlan, Ph.D yang mengkonsentrasikan ilmunya dalam kajian hubungan antar suku bangsa.
Dalam hubungan antar suku bangsa terdapat batas-batas sosial yang berfungsi untuk menunjukkan antara mereka yang tergolong dalam satu suku bangsa yang sama dengan, mereka yang tergolong dalam satu suku bangsa yang lain.
Hal itu dikarenakan adanya perbedaan sosial budaya dari masing-masing suku bangsa yang berbeda tersebut, yang antara lain dapat dibagi atas perbedaan pengungkapan, struktur sosial serta pandangan dunia luar yang berhubungan dengan pengungkapan, dan adanya pengenalan diri dari satu kelompok terhadap kelompok lain maupun penerimaan terhadap kelompoknya.
Karena itu penulis mencoba menggambarkan pola atau corak yang terjadi dalam hubungan antar suku bangsa yang terjadi pada masyarakat di permukiman nelayan Muara Baru, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, terutama yang terjadi di tempat-tempat umum seperti pasar, jalan raya, dan tempat-tempat bertemunya para warga dalam menjalankan aktivitas dan dinamika sosial mereka sehingga tercipta suatu keteraturan hubungan antar warga yang saling menguntungkan, baik yang bersifat relatif stabil maupun ketika terjadi konflik yang perlu diselesaikan.
Dengan menggunakan metode penelitian yang bersifat kualitatif, penulis berusaha untuk terlihat langsung dalam kehidupan masyarakat Muara Baru yang terdiri dari berbagai macam suku bangsa yang berbeda.
Berangkat dari hal tersebut diharapkan akan terkumpul banyak informasi dari beberapa pihak yang terkait sehingga dapat terlihat gejala-gejala sosial dalam masyarakat sesuai makna yang diberikan atau dipahami oleh para warga di lingkungan Muara Baru.
Dari hasil penelitian ini, penulis menemukan beberapa hal yang cukup signifikan berkaitan dengan objek penelitian. Di sekitar permukiman nelayan Muara Baru, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, penulis menemukan bahwa hubungan antar suku bangsa terlihat dari kegiatan ekonomi mereka di pasar lkan Muara Baru, serta di dalam kehidupan kemasyarakatannya sendiri. Di antaranya terlihat dari kegiatan ekonomi dan kemasyarakatan yang stabil karena atribut atau jati diri kesukuan diredupkan dengan sendirinya oleh warga yang berasal dari suku bangsa-suku bangsa berbeda, di samping adanya peran yang besar dari pihak Polsek Metro Penjaringan dalam rangka memantapkan kestabilan hubungan di antara warga Muara Baru.
Kestabilan hubungan warga yang berasal dari suku bangsa-suku bangsa itu terwujud dalam corak kehidupan yang terjadi dalam hubungan antar suku bangsa dan dalam keteraturan hubungan sosial yang ada.
Sedangkan peranan besar petugas Polsek Metro Penjaringan terlihat dari proses penegakkan hukum yang berlaku berkaitan dengan tugas pokok POLRI baik dalam situasi konflik, situasi normal, serta dalam penanganan kasus yang terjadi di wilayah Muara Baru, di samping peranan dari tokoh masyarakat, Pam Swakarsa, aparat Pemda Kotamadya Jakarta Utara, serta warga Muara Baru sendiri."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2002
T4406
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>