Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 171417 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
"The Siraman Gong Kyai Pradah Tradition is one of the local cultures in Blitar Regency, East Java Province. This Traditiona is still held twice a year by the supporting people in lodoyo, Sutojayan district, Blitar Regency.This is because the public belelves that supporters of this tradition will gain benefir for his or her life...."
PATRA 10 (3-4) 2009
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Raja Salwa Aliya
"Riau adalah provinsi yang terletak di Pulau Sumatera yang memiliki berbagai macam tradisi dan kebudayaan. Salah satu tradisi yang dimiliki oleh masyarakat Riau adalah upacara adat dalam pernikahan. Upacara adat dalam pernikahan merupakan tradisi yang turun-temurun yang memiliki makna yang khusus. Untuk masyarakat Riau yang memiliki Melayu sebagai suku dominannya, upacara adat dalam tradisi pernikahan masyarakat Melayu Riau ini juga dipengaruhi oleh kebudayaan asing yaitu kebudayaan Arab. Tulisan ini nanti akan membahas tentang percampuran budaya dalam hal pernikahan Melayu Riau dan budaya Arab. Rumusan masalah adalah bagaimana kesamaan dan seberapa terpengaruhnya pernikahan masyarakat Melayu Riau dengan pernikahan masyarakat Arab dengan tujuan menjelaskan pengaruh kebudayaan Arab terhadap pernikahan masyarakat Melayu Riau. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan cara studi pustaka dengan mengumpulkan sumber-sumber terkait dengan sejarah kedatangan masyarakat Arab ke Tanah Melayu, prosesi pernikahan Melayu Riau, dan pengaruh dari kebudayaan Arab terhadap tradisi pernikahan Melayu Riau.

Riau is a province located on the island of Sumatra which has various traditions and cultures. One of the traditions owned by the people of Riau is a traditional ceremony in marriage. Traditional ceremonies in marriage are hereditary traditions that have special meanings. For the people of Riau who have Malay as their dominant ethnic group, the traditional wedding ceremony of the Malay community in Riau is also influenced by foreign culture, namely Arabic culture. This paper will discuss the mixing of cultures in terms of Malay marriage in Riau and Arabic culture. The formulation of the problem is how similar and how affected are the marriages of the Malay people in Riau with the Arabic marriages to explain the influence of Arabic culture on the marriages of the Malay people in Riau. This qualitative study was done through literature studies by collecting sources related to the history of the arrival of the Arabic community to the Malay Land, the marriage process of Malay people in Riau, and the influence of Arabic culture on the Malay wedding tradition in Riau."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
cover
"Artikel ini di sajukan untuk menjelaskan tentang peran elit adat seperti penghulu dan Niniak mamak pada masyarakat Minagkabau secara tradisional sebagai pengayom anak, kemenakan dan kaum pasukan...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Chairul Anam Bagus Haqqiasmi
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas tentang globalisasi dan wacana dalam bahasa Inggris berhubungan dengan dampak yang ditimbulkannya secara kultural di Kampung Inggris, Kota Pare, Kabupaten Kediri. Hubungan antara bahasa dan kebudayaan menjadi fokus utama sorotan analisis tulisan ini. Pembahasan inti dari tulisan ini adalah respon speech community di Kampung Inggris terhadap pembelajaran bahasa Inggris, varian-varian yang muncul dalam proses kontekstualisasi bahasa Inggris, dan proses rekacipta bahasa Inggris sebagai upaya melawan kekuatan hegemonik dari globalisasi untuk menjaga tradisi lokal. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan analisis deskriptif. Hasil penelitian menyatakan bahwa pembelajaran bahasa Inggris tidak hanya bisa dilihat sebagai pembelajaran alat komunikasi saja, namun pembelajaran bahasa Inggris juga membawa nilai-nilai kultural atau wacana dari kebudayaan English-speaking countries. Respon terhadap flow of culture ini bermacam-macam. Di Kampung Inggris Pare, bahasa Inggris direkacipta dan dikontekstualisasi agar sesuai dengan nilai-nilai tradisi lokal Jawa santri.

ABSTRACT
This thesis discusses globalization and discourses in English related to its impact culturally in Kampung Inggris, Pare, Kediri. The relationship between language and culture became the main focus of this paper analyzes. The core topics of this paper is a response speech community in Kampung Inggris to learning English, variants that arise in the process of contextualization English, and (re)invention English process as the resistance against the hegemonic power of globalization to maintain local traditions. This research is a qualitative with descriptive analysis. The study states that learning English is not only seen as a means of communication only, but learning English also carry cultural values ​​or cultural discourses of English-speaking countries. The response to the flow of culture is diverse. In Kampung Inggris Pare, English remade and contextualized to fit the values of local Javanese santri tradition.
"
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
S65802
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chika Asri Oktaviyanti
"Kuil Yasukuni merupakan sumber konflik antara bangsa Cina dan Korea Selatan terhadap Jepang karena adanya kunjungan yang selalu dilakukan oleh petinggi pemerintah Jepang setiap tahun sejak akhir Perang Dunia Kedua. Kunjungan petinggi ke kuil Yasukuni mengawali proses ritual pemujaan leluhur prajurit sebagai pahlawan Jepang, namun bagi masyarakat Cina dan Korea Selatan merupakan bentuk tindakan kejahatan dan agresi Jepang. Tujuan penelitian ini menganalisis kesenjangan antara kedua pihak yang merupakan reproduksi memori budaya melalui shift dari tindakan ritual kepada speech di TV dan media World Wide Web setiap tahunmya. Hal ini turut menunjukkan kebenaran di dalam koneksi antara bentuk pernyataan dan ritual kuil Yasukuni. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode analisis isi. Data dikumpulkan dari buku, jurnal, serta media massa di internet terkait ritual kuil Yasukuni oleh petinggi pemerintah Jepang dan pernyataan kecaman dari masyarakat Cina dan Korea Selatan terhadap ritual tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ritual kuil Yasukuni dalam tindakan dan pernyataan kecaman di media massa dari masyarakat Cina dan Korea Selatan merupakan shift reproduksi memori budaya dari kata-kata ke realitas dan sebaliknya. Ritual kuil Yasukuni merupakan wacana penegasan kembali golongan prajurit dalam struktur masyarakat Jepang vs kejahatan perang dalam pandangan masyarakat Cina dan Korea Selatan; sistem pengendalian kebiadaban sekaligus mensakralkan golongan prajurit melalui pandangan mengenai bahaya pada pihak lain sebagai pihak yang membuat batasan dan mengubah wacana mutakhir.

Yasukuni Shrine is a source of conflict between China and South Korea towards Japan because of visits made by Japanese government officials every year since the end of Second World War. The visit of Japanese government officials to the Yasukuni shrine began the ritual process of worshiping warrior ancestors as Japanese heroes, for the people of China and South Korea it was a form of Japanese crime and aggression. This research aims to analyze the gap between the two parties, which is the reproduction of cultural memory through shifts from ritual actions to speeches on TV and World Wide Web media every year. This also shows the truth in the connection between the forms of statements and the rituals of the Yasukuni shrine. This research was conducted using the content analysis method. Data was collected from books, journals, and mass media on the internet regarding the Yasukuni shrine ritual by Japanese government officials and statements of condemnation from the people of China and South Korea regarding this ritual. The research results show that the Yasukuni shrine ritual in actions and statements of condemnation in the mass media from Chinese and South Korean society is a shift in the reproduction of cultural memory from words to reality and vice versa. The Yasukuni shrine ritual is a discourse of reaffirmation of the warrior class in the structure of Japanese society vs war crimes in the eyes of Chinese and South Korean society; a system of controlling barbarity while also sacralizing the warrior class through the view of danger to other parties as the party that creates boundaries and changes the latest discourse."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Mochammad Mahatma Ridhotullah
"Kampung Gentur adalah perkampungan yang di dalamnya terdapat banyak pesantren tradisional yang masih berpegang teguh dengan sistem pendidikan tradisional. Peranan pesantren masih berpengaruh terhadap segala aspek kehidupan keberagamaan masyarakat, terlebih pada aspek nilai, norma, tradisi, dan ajaran. Penelitian ini akan mengangkat tradisi yang ada di Masyarakat Kampung Gentur yaitu tradisi-tradisi yang ada di Kampung Gentur dan faktor yang menyebabkan masih bertahannya tradisi tersebut. Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan analisis-deskriptif. Adapun teori yang digunakan adalah teori Etnosain. Dalam Penelitian ini ditemukan bahwa tradisi Kampung Gentur yaitu tradisi membaca selawat, tradisi manaqiban, tradisi berziarah, dan tradisi haul. Di samping itu, ada sikap apatis atau tidak peduli terhadap politik, juga menjadi ciri kampung ini. Ada pula nilai positif yang masih dipegang teguh masyarakat, yaitu patuh kepada ustaz atau Kiai, zuhud terhadap dunia, dan menghargai semua orang dengan perlakuan yang sama atau egaliter. Tradisi dan nilai-nilai tersebut masih bertahan karena adanya kharisma dari Mama Gentur, Aang Nuh, Kiai, dan ajaran pesantren-pesantren yang ada di kampung tersebut.

Gentur Village is a village in which there are many traditional Islamic boarding schools that still adhere to the traditional education system. The role of Islamic boarding schools still influences all aspects of the religious life of the community, especially on aspects of values, norms, traditions, and teachings. This study will explore the traditions that exist in the Gentur Village Community, namely the traditions that exist in Gentur Village and the factors that cause these traditions to persist. The research method used in this paper is a qualitative method with a descriptive-analytic approach. The theory used is the theory of ethnoscience. In this study, it was found that the traditions of Gentur Village are the tradition of reading selawat, the manaqiban tradition, the pilgrimage tradition, and the haul tradition. In addition, there is apathy or indifference towards politics, which also characterizes this village. There are also positive values ​​that are still firmly held by the community, namely being obedient to the cleric or cleric, zuhud towards the world, and respecting all people with the same or egalitarian treatment. These traditions and values ​​still survive because of the charisma of Mama Gentur, Aang Nuh, the Kiai, and the teachings of the Islamic boarding schools in the village."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>