Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 155046 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tirza Z. Tamin
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
D1750
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Faris Alaudin
"Ruwatan cukur rambut gembel sebagai sebuah tradisi lisan yang dimiliki oleh masyarakat Dataran Tinggi Dieng masih bertahan hingga kini. Tradisi lisan ini berpusat pada ritual peralihan bagi bocah gembel di Dataran Tinggi Dieng. Ruwatan cukur rambut gembel dilaksanakan dengan cara memenuhi bebana yang diminta oleh bocah gembel, memotong dan melarung rambut gembel, serta mengadakan slametan. Sejak tahun 2010, ruwatan cukur rambut gembel di Dataran Tinggi Dieng rutin diadakan satu tahun sekali dan menjadi bagian dari gelaran Dieng Culture Festival. Atas dasar ini, penulis ingin mengkaji alasan masyarakat Dataran Tinggi Dieng mempertahankan ruwatan cukur rambut gembel. Dalam mengumpulkan data, penulis menggunakan pendekatan folklor holistik yang dilakukan dengan cara menyaksikan pertunjukan secara langsung dan mewawancarai masyarakat pemilik tradisi lisan ini. Data dikumpulkan melalui penelitian lapangan dan studi pustaka. Kemudian, penulis menganalisis struktur ruwatan cukur rambut gembel dan makna tradisi lisan ini bagi masyarakat Dataran Tinggi Dieng. Sebagai hasil, keinginan untuk mempertahankan warisan nenek moyang yang bersifat sakral menjadi alasan masyarakat Dataran Tinggi Dieng mempertahankan ruwatan cukur rambut gembel.

Ruwatan cukur rambut gembel as an oral tradition preserved by the Dieng Plateau society survives today. This oral tradition is centered on the rites of passage for bocah gembel in Dieng Plateau. The traditional ceremony is executed by fulfilling bebana requested by the kids, cutting and washing the dreads away as offerings to gods, and followed by slametan. Since 2010, ruwatan cukur rambut gembel in Dieng Plateau has been held annually and has become a part of Dieng Culture Festival. On this basis, the writer wants to review the reasons why its local people preserve the tradition. In collecting the data, the writer used holistic folklore approach, which was done by watching the performance first hand and interviewing the people who have had this oral tradition. The data was gathered through field researches and literature studies. Afterward, the writer analyzed the structure of ruwatan cukur rambut gembel and its meaning for Dieng Plateau society. The writer concludes that the desire to preserve the ancestors’ sacred heritage becomes the reason why Dieng Plateau society keep ruwatan cukur rambut gembel alive.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hansel Tengara Widjaja
"ABSTRACT
Merokok merupakan salah satu faktor risiko dari berbagai penyakit tidak menular, yang mencakup sekitar 71 persen penyebab kematian di Indonesia. Salah satu cara untuk mencegah penyakit tidak menular adalah dengan menjaga kebugaran jasmani yang prima. Petugas keamanan merupakan kelompok populasi yang memerlukan kebugaran jasmani yang lebih prima dibandingkan masyarakat biasa. Kemampuan fisik tersebut diukur salah satunya dengan cara tes lari dua belas menit (tes Cooper). Namun, belum ada studi yang meneliti mengenai kebugaran jasmani maupun derajat konsumsi rokok pada petugas keamanan, demikian juga dengan hubungan antara keduanya. Oleh karena itu, peneliti melakukan penelitian mengenai hubingan kebiasaan merokok dengan hasil jarak tempuh tes Cooper pada petugas keamanan. Untuk mengetahui hubingan antara Indeks Brinkman dengan hasil jarak tempuh tes Cooper pada petugas keamanan. Sebanyak minimal 35 orang petugas keamanan yang memenuhi kriteria inklusi dan kriteria eksklusi dilibatkan dalam penelitian. Kemudian, peneliti menanyakan beberapa hal mengenai konsumsi rokok (lampiran 2), dan mendapatkan data hasil jarak tempuh tes Cooper dari K3L FKUI. Data penelitian dianalisis dengan SPSS versi 20, dengan uji Pearson.

ABSTRACT
Smoking is one of the risk factors of non-communicable diseases, which include about 71 percent deaths causes in Indonesia. One of the measures to prevent non-communicable diseases is to maintain physical fitness. Security Personnels need to have higher physical performance than general public. One way to measure the physical performance is 12 minute run test, known as Cooper test. However, only few studies have explored about physical performance in security personnels or military and also smoking among them. Moreover, there have not been any single study conducted in Indonesia to explore them. Therefore, we would like to know the relationship between smoking behaviour and Cooper test result in security personnel. To find the correlation between smoking behaviour and Cooper test result in security personnel. A minimum sample of 35 security personnels who fulfilled the inclusion and exclusion criteria are included in this research. Then, we asked them to fill the information about their smoking habits as in the quitionaire Appendix 1, whereas the Cooper test data is provided by the K3L unit. The data are then analysed by using SPSS version 20 with pearson correlation test. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Soroy Lardo, author
"Daya tahan bangsa bermakna konsep dan kekuatan memelihara ketahanan nasional mencakup eksistensi di tengah peradaban dan perubahan lingkungan strategis, menuju kondisi dinamis ketahanan nasional untuk memelihara keteraturan, stabilitas, dan potensi terjadinya perubahan (the stability idea of changes). Tantangan dan problematika ketahanan nasional merupakan varian dinamik yang memerlukan pemikiran komprehensif terhadap sistem, kebijakan dan strategi perilaku kebangsaan (behaviour science) yang didukung patriotisme dan energi keamanan kesehatan bangsa terhadap peran TNI untuk mengisi zona dan akumulasi pembangunan kesehatan yang menggambarkan performance keswadayaan dan ketahanan nasional. Daya juang kesehatan bangsa dalam perspektif kekuatan struktural dan partisipatif bertitik tolak kepada kemampuan menggerakkan leadership, metabolic health community dan agent of change yang memenuhi nilai keandalan High Reliability Organization (HRO). Keandalan yang terbentuk akan memicu spirit inovasi dan out the box merangkai suatu jejaring (networking) untuk perubahan, sehingga termanifestasikan sebagai performance keandalan profesional yang menjunjung tinggi potensi kesehatan bangsa dan ketahanan nasional. Sinergitas Sistem Kesehatan Nasional (SKN) dan Sistem Kesehatan Pertahanan (Siskeshan) merupakan jaring yang saling bertaut untuk mendukung upaya pemberdayaan nilai strategis kesehatan nasional. Strategi ini menguatkan jejaring ketahanan nasional (one health) terhadap kompleksitas ancaman global kesehatan yang mengancam ketahanan nasional. Tantangan global dengan adanya Public Health Emergency berupa wabah yang sedemikian cepat dengan problematika yang sulit diprediksi, memicu setiap negara memperkuat daya juang bangsa untuk mensinergikan pembangunan kesehatan berasaskan sistem ketahanan nasional."
Bogor: University of Indonesia, Faculty of Humanities, 2020
355 JDSD 10:1 (2020)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dwitya Solihati
"ABSTRAK
Latar belakang: Pekerja perkantoran dengan pola kerja sedenter dan posisi duduk statis dalam waktu yang relatif lama mempunyai faktor risiko kebugaran yang kurang baik, produktivitas kerja yang tidak optimal, dan berbagai risiko masalah kesehatan. Contoh latihan fisik yang mampu meningkatkan kebugaran jasmani adalah senam aerobik dan senam yoga. Penelitian ini bertujuan mencari perbandingan rerata nilai daya tahan kardiorespirasi dan fleksibilitas otot pekerja antara kelompok latihan senam aerobik dengan kelompok latihan senam yoga di sebuah perkantoran.
Metode: Desain penelitian ini adalah potong lintang komparatif. Subjek penelitian diambil secara purposive sampling dan terpilih 9 orang perempuan dari kelompok senam yoga dan 9 orang perempuan dari kelompok senam aerobik. Pengukuran daya tahan kardiorespirasi dengan menggunakan Multistage Fitness Test (Metode Bleep). Pengukuran fleksibilitas otot dengan menggunakan Sit and Reach Test. Tingkat aktivitas fisik dinilai dengan kuisioner RAPA (Rapid Assessment of Physical Activity). Data lain mengenai subjek penelitian diperoleh dari kuesioner berupa umur, masa kerja, alasan melakukan senam dan status pernikahan. Analisa statistik deskriptif dilakukan untuk menggambarkan variabel-variabel penelitian dan uji t tidak berpasangan dilakukan untuk menganalisis perbandingan rerata nilai daya tahan kardiorespirasi dan fleksibilitas otot pekerja antara kelompok latihan senam aerobik dengan kelompok latihan senam yoga pada penelitian ini.
Hasil: Rerata nilai prediksi daya tahan kardiorespirasi pada pekerja kelompok latihan senam aerobik lebih tinggi dibandingkan dengan pekerja kelompok latihan senam yoga walaupun secara statistik tidak bermakna ( p = 0,193) dan rerata nilai fleksibilitas otot pada pekerja kelompok latihan senam yoga lebih tinggi dibandingkan dengan pekerja kelompok senam aerobik, walaupun secara statistik tidak bermakna (p = 0,892).
Kesimpulan: Latihan fisik seperti senam aerobik dan senam yoga yang dilakukan secara baik, benar, terukur dan teratur dapat meningkatkan nilai daya tahan kardiorespirasi dan fleksibilitas otot.

ABSTRACT
Background: Office workers with sedentary life style and low level physical inactivity cause low physical fitness, low productivity and risk of health disorders. The government office establish aerobic and yoga exercise to increase level of cardiorespiration endurance and muscle flexibility. The objective of this study were to determine the comparison of cardiorespiration endurance and muscle flexibility in workers between aerobic and yoga exercise group at office.
Methods: A cross sectional comparative study was conducted in workers between aerobic and yoga group exercise at office. Subject were chosen using purposive sampling. 9 healthy women workers in aerobic exercise group and 9 healthy women workers in yoga exercise group were participate in this study. Cardiorespiration endurance was measured by Multistage Fitness Test and muscle flexibility was measured by sit and reach test. Physical activity level is marked by Rapid Assessment of Physical Activity Questionairre. Primary data that collected from questionnaires were age, work period, the reason doing exercise, and marital status. Descriptive statistics and analysis of independent t test were used for analyze the data.
Result: The increase in the prediction of cardiorespiratory endurance in workers aerobic group is higher than workers aerobic group although there was no statistically significant (p = 0,193) and the increase in mean value of muscle flexibility in workers yoga group is higher than workers yoga group although there was no statistically significant (p = 0,892).
Conclusion: Physical exercise such as aerobics and yoga which are doing good, correct, measurable, and regular can increase cardiorespiration endurance and muscle flexibility in workers.
"
2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anita Christina
"Alat tes psikologi yang bersifat proyektif umumnya menggunakan stimulus visual sehingga tidak dapat digunakan oleh tunanetra. Hari ini memotivasi Wijayanto untuk menciptakan Hand Test Tiga Dimensi. Penelitian awal menunjukkan bahwa Hand Test Tiga Dimensi memiliki validitas yang kurang baik. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti lebih lanjut tentang validitas Hand Test Tiga Dimensi sebagai alat ukur tingkah laku Acting Out pada tunanetra.
Penelitian dengan pendekatan kuantitatif yang melibatkan 30 orang subjek ini, dilakukan di Yayasan Mitra Netra, PSBN Lebak Bulus, PSBN Tartrat, dan PSBN Taman Harapan. Perhitungan statistik dengan Chi Square untuk memperoleh criterion-related validity dilakukan dengan mengkorelasikan hasil perbandingan Acting Out Ratio dari Hand Test Tiga Dimensi dengan hasil kuesioner tio: tingkah laku Acting Out.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat korelasi yang signifikan antara skor Acting Out Ratio (OR) pada Hand Test Tiga Dimensi dengan skor kriteria penilaian mengenai tingkah laku Acting Out- Ada dua hal yang mungkin berperan penting dalam mempengaruhi hasil penelitian ini, yaitu homogenitas dan jumlah sampel yang kecil serta kriteria mengenai tingkah laku Acting Out yang mungkin belum memenuhi aspek pengukuran yang memadai. Untuk penelitian berikutnya, sebaiknya dilakukan dengan jumlah subjek yang lebih besar dan melakukan uji validitas dengan metode lain, misalnya validasi konstruk."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Model skor tulen (MST) atau disebut juga sebagai teori tes klasik dalam seajarahnya dapat ditelusiri melalui konsep spearman (1904). Dalam konsepnya,persamaan MST itu diungkapkan sebagai:X,=r,+E,;di mana X,adalah skor amatan,r, skor tulen dan E, kekeliruan acak
"
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Kasyunnil Kamal
"ABSTRAK
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui prevalensi kandidosis kutis inguinalis pada pekerja bagian "Press 3" dan bagian "Line 9" di pabrik sepatu olah raga PT. A - Balaraja dan mengetahui hubungan lingkungan kerja panas dan lembab dengan prevalensi kandidosis kutis inguinalis. Metode penelitian ini menggunakan kros-seksional dengan uji statistik chi-kuadrat dan Kolmogorov Smirnov (bivariat) dan analisa multivariat dengan logistik regresi . Parameter yang digunakan untuk mengukur tingkat pajanan panas adalah "Indeks Suhu Basah Bola" (ISBB). Penelitian dilakukan terhadap 200 responden yang bekerja di lingkungan kerja yang berbeda, yang terdiri dari 100 responden terpajan panes dan 100 responden lainnya terpajan panas yang kadarnya lebih rendah. Untuk melihat pengaruh tekanan panas dan kelembaban terhadap tenaga kerja yang terpajan dilakukan dengan menggunakan kuesioner, pengamatan, perneriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium serta pengukuran lingkungan kerja.
Hasil penelitian menunjukkan tekanan panas di lingkungan kerja bagian "Press 3" dan bagian "Line 9" melebihi batas yang diperkenankan ? sedangkan tingkat kelembaban masih dalam batas kenyamanan. Hasil pemeriksaan pada semua responden menunjukkan 56% responden mengalami kandidosis kutis inguinalis. Disamping itu dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pekerja yang bekerja di lingkungan kerja yang mempunyai tekanan panas lebih tinggi (bagian "Press 3), prevalensi kandidosis kutis inguinalis lebih tinggi bermakna dibandingkan dengan pekerja yang bekerja dengan lingkungan kerja yang mempunyai tekanan panas lebih rendah (bagian "Line 9). Hal ini ditunjang dari hasil uji statistik (p<0,05 dan OR>1).
Faktor lain yang berpengaruh pada penelitian ini adalah higiene perorangan (p<0,05dan OR>l).

ABSTRACT
The Relation Between Exposure To Heat And Humidity In The Work Environment With Prevalence Of Inguinal Cutaneous Candidiasis In Workers At Sport Shoe Factory At "A" Factory ? BalarajaThe objectives of this study are to know the prevalence of inguinal cutaneous candidiasis in workers at" Press 3" and "Line 9" sections at "A" factory a sport shoe factory in Balaraja and to know it's relationship with exposure to heat stress and humidity in the work environment. The design used in this study is cross sectional method. Chi-square and Kolmogorov Smimov test (bivaried) and Logistic regression (multivaried) were used for statistical analysis. Heat exposure level in the working environment was measured by using the Wet Bulb Globe Temperature Index. This study examined 200 workers who were exposed to heat stress; 100 workers who were exposed to higher heat stress and another 100 workers who were exposed to a lower heat stress. Questionnaire, physical & laboratory examinations, survey and the measurement of working environment have been used to know the influence of heat stress and humidity on exposed workers.
This study shows that heat exposure level of working environment at "Press 3" and "Line 9" sections is above the recomended limits, meanwhile the humidity level is as the recomended limits. The result of the examinations prevalence of all workers shows 56% workers were inguinal cutaneous candidiasis. It also shows that workers who were exposed to higher heat stress ("Press 3" sections workers) have a higher prevalence of inguinal cutaneous candidiasis significantly compared to workers who were exposed to lower heat stress ("Line 9" sections workers) (p < 0,05 and OR>1).
Another important factor associated the prevalence are individual hygiene (p.0,05 and OR>l).
"
Depok: Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rifqi Hadyan Pandyashani
"Komposit sandwich merupakan material yang mempunyai potensi tinggi dalam aplikasi rancang bangun struktur ringan karena memiliki perbandingan strength to weight yang tinggi. Penelitian ini dilakukan untuk mencari sifat mekanik dari komposit sandwich dengan kulit kombinasi serat woven S-glass dan epoxy dan inti dari polyurethane foam. Material dibuat menjadi dua jenis orientasi S-glass yang berbeda yaitu 0°/90°/PU/0°/90 dan 0°/90°/PU/-45°/+45°. Material dibuat dengan menggunakan metode hand lay up dan vacuum bagging. Uji mekanik yang dilakukan adalah uji tekuk dan uji tekan arah edgewise. Penelitian ini memberikan hasil bahwa komposit sandwich jenis 0°/90°/PU/0°/90 memiliki sifat mekanik yang lebih baik dibandingkan dengan jenis 0°/90°/PU/-45°/+45°, dengan nilai kekuatan geser inti (74,38 ± 3,55) kPa, nilai kekuatan tekuk (1,22 ± 0,02) MPa, dan nilai kekuatan tekan (222,96 ± 8,98) kPa, serta kerusakan patahan pada citra SEM.

Sandwich composite is a material with high potential in light weight structure because of high strength to weight ratio. Research was done to find the mechanical properties of sandwich composite with S-glass and epoxy combination skin and polyurethane foam core. The sample is divided into two different S-glass orientation, 0°/90°/PU/0°/90 and 0°/90°/PU/-45°/+45°. The sample was made by hand lay up and vacuum bagging method. Flexural test and edgewise compressive test were used to determine the mechanical properties of the sample. From the result of the mechanical test, we know that sandwich composite 0°/90°/PU/0°/90 has a better mechanical properties than 0°/90°/PU/-45°/+45°, with (74,38 ± 3,55) kPa core shear stress, (1,22 ± 0,02) MPa facing bending stress, and (222,96 ± 8,98) kPa facing compressive stress, also with a fracture in SEM image."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
S60039
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Learning paradigm had been shifted to “student centered” in which teacher or instructor role is more as facilitators who help students develop optimal potential. In order to be effective teacher needs to better understand all potentials of students. One form of the potential is multiple intelligences. To determine the learning achievement, the assessment should cover multiple intelligence-based learning outcomes which are performance tests. Variety of performance tests can be used to access the actual performance or learning outcomes achieved by students."
JPUT 12:1 (2011)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>