Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 50538 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
cover
Sucipta Laksono
"Batik merupakan salah satu kerajinan dan menjadi pendapatan yang besar untuk Indonesia, bertambahnya jumlah pengrajin batik mengakibatkan limbah batik yang dihasilkan semakin banyak. Limbah pewarna batik berbahaya bila dibuang ke badan sungai tanpa dilakukan pengolahan terlebih dahulu. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui efisiensi dari pengolahan biologis dengan media biofilter dalam mengolah air limbah pewarna industri batik. Air limbah yang dipergunakan berasal dari Pengolahan limbah cair JABABEKA yang telah melalui proses fisika dan kimia yang kemudian dimasukkan ke dalam media biofilter dengan skala laboratorium dengan volume sebesar 32 liter. Proses penelitian ini meliputi seeding yaitu proses pembiakan bakteri yang berasal dari air limbah perut sapi, aklimatisasi selama 32 hari, dan feeding merupakan proses pengurangan konsentrasi kimia pada air limbah selama 7 hari. Efisiensi dari pengolahan biologis dengan media biofilter dalam mengurangi kandungan senyawa kimia (COD) sebesar 41% sampai 90% dengan pH diantara 7-8 dengan waktu tinggal 8 jam dengan BOD (Biological Oxygen Demand) dan COD (Chemical Oxygen Demand) ratio 0,51. Pengolahan dengan biofilter dapat menjadi satu alternatif pengolahan limbah batik untuk mengurangi kandungan materi organik.

Batik is the art and also a source of income for Indonesia , the increasing of batik industry make the waste water dyes increase. Waste batik dyes hazardous when disposed into the river without treatment. The purpose of this study to determine the efficiency of biological treatment with a biofilter media treating wastewater in dye batik industry. Wastewater for this experiment comes from wastewater treatment Jababeka and already treated by physical and chemical process, Industrial wastewater effluent fed into a laboratory-scale biofilter media that has a volume 32 liters. Microorganisms that are bred from rumen waste water. The research process involves seeding, acclimatization, and feeding process. Seeding is the breeding process of bacteria, acclimatization is the process of adaptation of microorganisms or bacteria in wastewater batik, and feeding is a process of reduction of chemical concentrations in wastewater. The efficiency of biological treatment with a biofilter media in reducing the Chemical Oxygen Demand (COD) by 41% to 90% with a pH between 7-8 with a residence time of 8 hours with a BOD (Biological Oxygen Demand) and COD ratio of 0.51 .Treatment with the biofilter can be an alternative waste treatment to reduce the organic content of batik."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42837
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nungki Agusti
"ABSTRAK
Batik Indonesia secara resmi diakui oleh United Nations Educational, Scientific,
and Cultural Organization (UNESCO) pada tahun 2009 dan masuk dalam daftar
representatif sebagai Budaya Tak Benda Warisan Manusia. Faktanya, industri kerajinan
batik di Indonesia telah tumbuh dan berkembang sejak berabad-abad yang lalu.
Saat ini, pembinaan pada Pengrajin Batik merupakan salah satu program kerja
Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan Usaha Kecil Menengah Provinsi DIY
Seksi UKM dan termasuk dalam kategori kegiatan informal. Namun ironisnya hingga
saat ini belum semua usaha-usaha ekonomi informal terjangkau oleh program-program
pembinaan dan perlindungan yang berkesinambungan.
Pengrajin Batik Tulis X merupakan salah satu UKM yang berada dibawah
binaan Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UKM Provinsi D.I
Yogyakarta. Berdasarkan pengamatan awal yang dilakukan pada Pengrajin Batik
Tulis X, di wilayah Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta pada bulan Oktober
2011, Peneliti mendapati kondisi pembatik tulis melakukan pekerjaan membatik
dalam posisi duduk dalam durasi kerja yang panjang, ± 6-8 jam per hari. Namun
ironisnya, ruang dan peralatan kerja (kursi, gawangan dan posisi kompor) yang
dipergunakan belum ergonomis yaitu belum adanya kesesuaian dengan
antropometri tubuh orang Indonesia yang akhirnya mengharuskan pembatik
bekerja dalam postur janggal. Dalam kurun waktu yang panjang hal ini dapat
berakibat munculnya penyakit akibat kerja seperti cedera otot.
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan perancangan ulang terhadap
ruang dan peralatan kerja bagi pembatik tulis sehingga dapat meminimalisir
kemungkinan risiko-risiko kesehatan yang mungkin muncul pada kemudian hari
dengan berpedoman pada penerapan dimensi-dimensi tubuh antropometri orang
Indonesia.

Abstract
United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO)
officially recognized Batik Indonesia in 2009, and registered under culture themes of
Intangible Cultural Heritage of Humanity. Nevertheless, batik craft industry have grown
and evolved since hundred years ago.
Furthermore, one of work program of Cooperation Trade Industry and Small
Medium Business Unit in Provincial Jogjakarta under Small Medium Business Section is
to coach small and medium business of batik crafter, thus, it is categorized as informal
activity. Unluckily, this informal activity which related to economic empowerment has
not been covered by sustainable coaching and protecting program from local government.
Hand-drawn Batik Craft Industry X is one of small medium business activiy
under supervision of Cooperation Trade Industry and Small Medium Business Unit
Provincial Jogjakarta. Based on preliminary observation Hand-drawn Batik Crafter
Industry X in District of Bantul under Provincial Jogjakarta in October 2011, researcher
captured the hand-drawn batik crafter while they worked, seating for long period 6-8
hours a day. In addition, work space and work tools used (work chair, gawangan and
stove) are not in ergonomic condition, means that the work station and work tools are not
suitable for body anthropometry of Indonesian people; consequently the hand-drawn
batik crafter works in awkward posture. As a result of current working condition, it might
significantly effect to hand-drawn batik crafter such as muscle injury.
This research is aim to redesign of work station and tools by using ergonomic
approach for hand-drawn batik crafter, so that the health effect could be minimized in the
long term period; at once, work station and work tools should be adjusted with dimension
of body anthropometry of Indonesian people."
2012
T31327
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yasrin Zabidi
"Usaha Wono Batik Jumputan pada dasarnya merupakan usaha rintisan ibu-ibu PKK Wonokromo I berbasis rumahan yang masih kebingungan dalam menjalankan usaha dengan baik, khususnya kurangnya pengetahuan dalam perencanan bisnis batik (aspek pasar meliputi konsumen, pasar, pesaing, aspek teknik meliputi perencanaan bahan baku utama dan pendukung, alat, sumber daya manusia), implementasi bisnis (cara memasarkan produk), pengelolaan keuangan, pengembangan/inovasi produk, sehingga berdampak tidak optimalnya usaha yang dijalankan. Salah satu faktor penyebabnya adalah kurangnya pengetahuan, keterampilan sumber daya manusia dalam menjalankan suatu usaha/bisnis. Selain itu usaha rintisan ini relatif masih lambat untuk berkembang karena faktor modal usaha yang sangat terbatas. Solusi untuk mengatasi permasalahan kurangnya pengetahuan, keterampilan sumber daya manusia dalam menjalankan suatu usaha/bisnis adalah dengan memberikan pendampingan bimbingan usaha. Oleh karena itu dalam kegiatan Pengabdian pada Masyarakat T.A. 2018/2019 ini, pengusul melakukan kegiatan pendampingan untuk membina dan membimbing ibu-ibu PKK di RT 04, Wonokromo I, Wonokromo, Pleret, Bantul dalam melakukan perencanaan bisnis batik (aspek pasar meliputi konsumen, pasar, pesaing, aspek teknik meliputi perencanaan bahan baku utama dan pendukung, alat, sumber daya manusia), implementasi bisnis batik (cara dan media promosi, cara memasarkan produk batik, analisis SWOT, analisis kinerja), mampu melakukan proses pembuatan batik jumputan, membuat laporan keuangan yang sederhana serta mampu memunculkan ide-ide motif batik jumputan agar usaha rintisan ini berkembang dengan baik dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat."
Yogyakarta : Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto, 2020
600 JPM 3:1 (2020)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Febrina
"Ekspresi Budaya Tradisional sudah ada sejak dahulu secara turun temurun dan diwariskan dari generasi. Salah satu ekspresi budaya tradisional yang menjadi kebanggaan bangsa Indonesia adalah keragaman kain tradisional, yaitu kain tenun. Kain tenun Ulos Batak Toba sebagai salah satu kain tradisional yang dimiliki bangsa Indonesia. Dibutuhkan perlindungan hukum yang tepat untuk mencegah dan menyelesaikan berbagai pelanggaran hukum dalam melindungi Ulos Batak Toba, karena walaupun ekspresi budaya tradisional sudah dilindungi baik secara nasional dan internasional tetapi peraturan-peraturan tersebut masih belum mampu mengakomodir perlindungan ekspresi budaya tradisional di Indonesia. Hal tersebut menjadikan ekspresi budaya tradisional rentan terhadap tindakan pemanfaatan dan eksploitasi di antaranya peniruan kain Ulos Batak Toba oleh pihak lain secara melawan hukum. Ulos Batak Toba memiliki nilai-nilai ekonomi dan budaya yang memberikan manfaat ekonomi dari pemanfaatan tersebut.
Sifat penelitian dalam penelitian ini adalah bersifat deskriptif dengan pendekatan bersifat yuridis normatif, penulis mengkaji kaidah atau asas hukum yang berhubungan dengan bagaimana perlindungan hukum Ekspresi Budaya Tradisional kain Ulos Batak Toba dalam sistem hukum HKI dan penerapan penganturannya di Indonesia. Berdasarkan hal ini peneliti menyimpulkan bahwa perlindungan hukum terhadap Ulos Batak Toba sebagai ekspresi budaya tradisional berdasarkan sistem Hukum HKI dan UU Pemajuan Kebudayaan belum efektif, diperlukan aturan bersifat sui generis yang spesifik dan terpisah mengatur mengenai Ekspresi Budaya Tradisional. Pemerintah Daerah juga turut serta dalam memberikan kepastian hukum kepada pencipta atau pemegang hak Ekspresi Budaya Tradisional Budaya kain Ulos Batak Toba.

Traditional Cultural Expressions have been around for generations and are passed down from generations. One of the expressions of traditional culture that is the pride of the Indonesian people is the diversity of traditional fabrics, namely woven fabrics. Ulos Batak Toba woven cloth as one of the traditional fabrics owned by the Indonesian people. Proper legal protection is needed to prevent and resolve various violations of the law in protecting Ulos Batak Toba, because although traditional cultural expressions have been protected both nationally and internationally, these regulations are still unable to accommodate the protection of traditional cultural expressions in Indonesia. This makes traditional cultural expressions vulnerable to exploitation and exploitation, including the imitation of the Ulos Batak Toba cloth by other parties against the law. Ulos Batak Toba has economic and cultural values that provide economic benefits from these uses.
The nature of the research in this research is descriptive in nature with a normative juridical approach, the author examines the legal principles or principles related to how the legal protection of traditional cultural expressions of Ulos Batak Toba cloth in the IPR legal system and its implementation in Indonesia. Based on this, the researcher concluded that the legal protection of the Batak Toba Ulos as a traditional cultural expression based on the IPR legal system and the Law on Cultural Advancement has not been effective, it requires sui generis rules that are specific and separate regulating traditional cultural expressions. The Regional Government also participates in providing legal certainty to the creator or right holder of the Traditional Cultural Expression of Batak Toba Ulos cloth.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prajna Pradipta R.
"Skripsi ini membahas tentang peran hukum dalam melestarikan batik Jawa sebagai ekspresi budaya tradisional dan memberi jaminan hukum bagi batik dalam ekonomi kreatif untuk mencegah tindakan apropriasi terhadap batik. Penelitian ini adalah penelitian kepustakaan-normatif dengan menggunakan data sekunder. Hasil penelitian menyarankan bahwa perlindungan hukum terhadap batik dapat dilakukan dengan menggunakan indikasi geografis atau Batikmark karena sifatnya yang tidak terbatas oleh waktu, memberi tanda orisinalitas batik, tidak membatasi kreativitas masyarakat budaya, dan dapat digunakan secara komunal.

The focus of this study is to analyse the role of legal protection in safeguarding Javanese batik as traditional cultural expression in creative economics setting against the act of apropriation. This study is a normative-literature research using secondary data. The conclusion of this study propose the use of geographical indications and Batikmark as a mean of legal protection for batik because both are not limited by time, signify the originality of batik, do not limit the creativity of batik, and can be used communally."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
S42265
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Puspita
"Contact glow discharge electrolysis (CGDE) terbukti mampu mendegradasi banyak senyawa organik berat seperti zat pewarna karena produksi ?OH yang sangat banyak. Penelitian ini bertujuan untuk mendegradasi limbah pewarna batik jenis Remazol Red dengan metode CGDE dan penambahan ion Fe2+. Penambahan garam besi terbukti dapat meningkatkan efisiensi proses. Degradasi zat pewarna diamati dengan mengukur absorbansi dengan alat Spektrofotometer UV-Vis. Kondisi optimum yang diperoleh adalah dengan larutan elektrolit Na2SO4 0,01 M; tegangan 860 V; penambahan FeSO4 0,1 gram, volum limbah 1500 mL, dan menggunakan 1 anoda tungsten kedalaman 5 mm dengan persentase degradasi limbah mencapai 99,92% dalam waktu 20 menit.

Contact Glow Discharge Electrolysis (CGDE) has been shown to degrade much weight organic compounds such as dyes for the production of ?OH is excess. This research aims to degrade batik dye waste Remazol Red, using CGDE method with the addition of Fe2+ ion. The addition of iron salt compounds has proven to increase process efficiency. Dye degradation is known by measure its absorbances with Spectrophotometer UV-Vis. The result of study showed that percentage degradation was 99,92% in 20 minutes which obtained by using Na2SO4 0,01 M, with addition FeSO4 0,1 gram, applied voltage 860 volt, and 1 wolfram anode 5 mm depth."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S64284
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adlien Fadlia
"Penelitian ini menelusuri jejak perkembangan batik Rifa’iyah di Desa Kalipucang Wetan Batang, Jawa Tengah pada kurun 1859-2019. Pembatik Rifa’iyah merupakan komunitas di Desa Kalipucang Wetan, Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Indonesia memiliki masyarakat yang terdiri dari beraneka ragam etnis, agama, dan budaya yang berbeda, yang hidup dalam lingkup toleran dan dituntut saling menghargai terhadap perbedaan yang ada. Tradisi merupakan kebiasaan yang dilakukan secara turun temurun dan menjadi bagian dari kehidupan suatu kelompok masyarakat. Kegiatan membatik sebagai tradisi yang dilestarikan oleh komunitas pembatik Rifa’iyah mampu menghadirkan batik dengan ciri khas tersendiri. Identitas seringkali muncul ke permukaan sejarah Indonesia modern yang harus dihadapi dan dibentuk sebagai bagian dari penalaran sejarah.Dalam upaya menelusuri sejarah motif batik klasik Rifai’yah dipergunakan metode sejarah yaitu heuristik, kritik sumber, analitik, dan historiografi. Teori Cultural Identity dari Stuart Hall dan Dominance and the Arts of Hidden Resistance: Hidden Transript, James Scott dipakai untuk menelaah sejumlah aspek di balik komunitas pembatik Rifa’iyah. Pada batik Rifa’iyah terdapat pengaruh kuat ajaran Islam yang diajarkan oleh guru besar umat Rifa’iyah, yaitu Kiai Haji Ahmad Rifa’i. Penamaan Rifa’iyah berasal dari nama Kiai Haji Ahmad Rifai (1786-1870) pendiri pesantren Rifa’iyah di Desa Kalisalak, Batang Jawa Tengah pada tahun 1838. Peran besar pengaruh Islam dalam kegiatan membatik pada komunitas Rifa’iyah dianggap sebagai bentuk identitas terhadap berbagai hegemoni di luar dirinya. Perkembangan batik komunitas Rifa’iyah hadir sebagai bentuk dinamika terhadap berbagai dominasi dan perubahan. Perjalanan panjang batik Rifa’iyah terus hidup dan membentuk postur diri sejak masa kolonial Belanda, pendudukan Jepang, Kemerdekaan Indonesia, Orde Baru, hingga Orde Reformasi.

This research traces the Rifa'iyah batik in Desa Kalipucang Wetan, Batang, Central Java on the period of 1859-2019. The Rifa'iyah people are a community in Desa Kalipucang Wetan, Batang, Central Java. Indonesia has a society consisting of various ethnicities, religions and different cultures, which live in a tolerant environment and are required to respect each other for existing differences. Tradition is a habit that is carried out from generation to generation and becomes part of the life of a community group. Batik activity as a tradition that is preserved by the Rifa'iyah batik community is able to present batik with its own characteristics.Identity has often come to the surface of modern Indonesian history which must be dealt with and formed as part of historical reasoning. In an effort to trace the history of the classical Rifai'yah batik motifs, historical methods are used, namely heuristics, criticism, analytics, and historiography. The Cultural Identity by Stuart Hall and theory of Dominance and the Arts of Hidden Resistance: Hidden Transript, by James Scott is used to examine a number of aspects behind the Rifa'iyah movement. In Rifa'iyah batik there is a strong influence on Islamic teachings taught by the great Rifa'iyah community teacher, namely Kiai Haji Ahmad Rifa'i. The name Rifa'iyah comes from the name of Kiai Haji Ahmad Rifai (1786-1870), the founder of the Rifa'iyah Islamic boarding school in Kalisalak Village, Batang, Central Java in 1838. The major role of Islamic influence in batik activities in the Rifa'iyah community is considered a form of identity against various hegemons outside of itself. The Rifa'iyah community batik trade is present as a form of the people's economy, as well as resistance to various dominations and changes. The long journey of Rifa'iyah batik has continues to live and form its own posture since the Dutch colonial period, the Japanese."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"This research aims to know the strategies employed batik indistries amidst multiple crises,especially the economic crisis. This research uses the descriptive method and the phenomenological approach....."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>