Ditemukan 54424 dokumen yang sesuai dengan query
Indarto
Yogyakarta: Andi, 2012
515.94 IND k
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Hoboken, New Jersey: John Wiley & Sons, 2004
910.285 APP
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Taruga Runadi
"Menganalisis hubungan antara jumlah tindak kejahatan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya menjadi topik penelitian yang menarik karena jumlah tindak kejahatan di Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir cenderung meningkat. Untuk meningkatkan kualitas keamanan masyarakat maka pemerintah perlu memahami faktor-faktor apa saja yang dapat memicu tindakan kejahatan. Dibandingkan dengan metode analisis regresi klasik, metode Geographically Weighted Regression GWR lebih diunggulkan karena dapat menangani masalah ketidak stasioneran spasial yang biasanya terjadi pada data fenomena-fenomena sosial. Ketidakstasioneran spasial adalah situasi dimana hubungan antar peubah berbeda-beda secara signifikan disetiap lokasi observasi. Hal tersebut mengakibatkan hasil analisis regresi klasik menjadi tidak akurat di beberapa lokasi. GWR menangani masalah tersebut dengan membangun model regresi di setiap titik observasi sehingga memungkinkan parameter regresi menjadi berbeda di setiap lokasi observasi. Penelitian ini menggunakan jumlah tindak kejahatan y sebagai peubah terikat dan peubah bebasnya adalah jumlah penduduk buta huruf x1, jumlah pengangguran x2, jumlah penduduk miskin x3, kepadatan penduduk x4, dan jumlah korban NAPZA x5. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang dihimpun oleh POLRI, BPS, dan Dinsos di Jawa Tengah pada tahun 2015. Terdapat dua fungsi pembobot spasial GWR yang akan dibandingkan yaitu Kernel Gaussian dan Kernel Bisquare. Hasil penelitian menunjukkan fungsi Kernel Gaussian lebih baik dibanding Kernel Bisquare berdasarkan skor AIC dan R2. Hasil analisis menggunakan GWR menghasilkan model untuk 35 kabupaten/kota di Jawa Tengah.
Analyzing the relationship between number of crime cases and factors defined became an interesting research topic over the last ten years. The total number of crime in Indonesia didn rsquo t show a consistent decrease. In order to upgrade people safeness quality, the government need to know the factors influence people committing crime acts. Rather than using classical regression analysis, Geographically Weighted Regression GWR was preferable since it gave a better representative model by effectively resolve spatial non stationary problem which is generally exist in spatial data of social phenomenon. Spatial non stationary is a situation when the relationship between variables are significantly different in each location of observation point, so that classic regression analysis will result a misleading interpretation in some location. GWR handled the spatial non stationary problem by generating a single model in each observation point which allow different relationship to exist at different point in space. This study used number of crime cases y as the dependent variable and the factors which affect the number of crime cases as independent variables that consist of the number of illiterates x1 , the number of unemployed x2, the number of poor population x3, population density x4, the number of victims of drug x5. This study used secondary data collected by POLRI, BPS, and Social ministry of Indonesia in Central Java during 2015. Two spatial weighting functions were compared i.e. Kernel Gaussian and Kernel Bisquare and the study result indicated that Kernel Gaussian was batter according to score of R2 and AIC. GWR generated model for 35 city regency in Central Java. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
T48305
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Siwi Ayuning Atmaji
"Minapolitan atau kota berbasis sektor perikanan merupakan salah satu program utama Kementerian Kelautan dan Perikanan bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup nelayan dan produktivitas kawasan pesisir. Saat ini pemerintah sebatas menentukan definisi dan kriteria secara umum kawasan Minapolitan. Bagaimana elemen-elemen spasial pembentuk Minapolitan dapat terimplementasikan di Palabuhanratu sebagai pilot project. Pengamatan terhadap Palabuhanratu perlu dilakukan untuk mengetahui elemen-elemen spasial kota dan Minapolitan perikanan tangkap. Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah pengamatan langsung di wilayah studi guna mengetahui kegiatan perikanan masyarakat Palabuhanratu. Berdasarkan hasil pengamatan, diketahui bahwa pola spasial Minapolitan kawasan Palabuhanratu sangat tergantung dengan kondisi geografis serta eksisting wilayah dan perbedaan kondisi terbangun di bagian Selatan dan Utara di Palabuhanratu. Keberadaan laut dan kegiatan perikanan tradisional masyarakat nelayan maupun kegiatan perikanan skala besar dipengaruhi oleh Pelabuhan Perikanan Nusantara sebagai kawasan inti Minapolitan. Perbedaan kondisi terbangun bagian utara dan selatan Palabuhanratu dapat menciptakan kesenjangan pengembangan kawasan dan menghambat berkembangnya Minapolitan. Hal ini memunculkan kebutuhan akan sinergitas pembangunan dibagian utara dan selatan Palabuhanratu.
Minapolitan or fisheries-based city sector is one of the main program of the Ministry of Maritime Affairs and Fisheries aimed to improve the quality of fishermen life and productivity of coastal zone. The government is currently determining the definition and criteria of Minapolitan in larger scope. This research tend to find how the spatial elements of Minapolitan can be implemented in Palabuhanratu as pilot projects. Observation of Palabuhanratu, Sukabumi needs to be done to determine the spatial elements of Minapolitan Palabuhanratu capture fisheries. The methods are direct observation in the study area to determine Palabuhanratu community fisheries activities. Based on observation, it is known that the spatial pattern of Minapolitan Palabuhanratu region depends on the geographic conditions and existing territories. The existence of ocean, traditional fishing activities of fishermen and large-scale fishing activity is influenced by the Pelabuhan Perikanan Nusantara as the core area of Minapolitan. Differences of northern and southern in Palabuhanratu can create gaps inhibit the development of the region and the development of Minapolitan. This condition raises the need for synergy development in the north and south Palabuhanratu."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S1365
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Roland Tejo Prayitno
"Tesis ini membahas tentang transitory dengan produk utama dari transitory ini adalah peluang spasial (spatial opportunity). Ide utama dari transitory ini adalah tentang keberlanjutan suatu ruang. Ruang transitory menjadi ruang normalisasi untuk memungkinkan munculnya
peluang spasial (spatial opportunity), yang mana peluang ini memiliki peranan penting dalam menjaga keberlanjutan ruang tersebut. Ruang dalam tesis ini dipahami sebagai suatu konfigurasi (place) pada lokasi tertentu yang beroperasi. Konfigurasi yang beroperasi ini kemudian didasarkan dari tiga parameter, yaitu arah, kecepatan, dan waktu, dimana disini kemudian saya menemukan pergerakkan sebagai bentuk konfigurasi yang beroperasi. Pergerakkan ini kemudian didisrupsi dengan strategi indeterminacy untuk kemudian menjadikan pergerakkan ini menjadi pergerakkan drifting. Dalam drifting inilah kemudian titik peluang spasial diproduksi dengan intensitas tinggi. Titik peluang spasial ini menawarkan peluang interaksi, dimana dalam kasus ruang yang saya angkat, yaitu ruang komersial, menjadi sangat penting dalam mempertahankan relevansinya (keberlanjutannya) dalam keseharian keberadaan ruang ini.
This thesis is discussing about transitory, whereas the main product of this transitory notion is spatial opportunity. The main idea of transitory is about continuity of space, whereas this continuity is the result of the production of new/next space, adapting its relevance with the context. Transitory space is the normalization space to open the possibility of spatial opportunity production, whereas this spatial opportunity plays important role to maintain the continuity of the space. The term space in this thesis is conceived as an operational state of a configuration (place) at certain location. There are three parameters that make a configuration operate, that is vector, velocity, and time, whereas then, I found movement is a form of a configuration that is in operational state. This movement then, will be disrupted by the "indeterminacy" strategy, to induce this movement to become drifting. In drifting, the spatial opportunity will be produced with higher level of intensity. This spatial opportunity offers an interaction opportunity, which plays important role in this thesis's spatial case, commercial space. It is fundamental for a commercial space to constantly produce interaction opportunity between the actors (seller and buyer), to maintain its continuity and relevance as an everyday business area."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Adi Nugroho
Bandung: Informatika, 2002
003.54 ADI a
Koleksi Publik Universitas Indonesia Library
Taufiq Hidayah
"Petir merupakan fenomena cuaca dalam atmosfer bumi dan memiliki potensi bahaya akibat sambaran petir baik langsung maupun tidak langsung khususnya bagi masyarakat yang berada di sekitar menara BTS (base tranceiver station). Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji hubungan spasial antara sambaran petir dengan menara BTS di wilayah permukiman Kota Depok. Kejadian petir di wilayah Kota Depok memiliki frekuensi yang sangat tinggi dibandingkan di daerah lain di Indonesia. Metode penelitian menggunakan data spasial sebaran jumlah kejadian dan frekuensi sambaran petir berdasarkan sistim grid dan dilakukan uji statistik.
Hasil penelitian menunjukan tidak adanya pengaruh yang kuat dari keberadaan bangunan menara BTS terhadap kejadian dan frekuensi sambaran petir di Kota Depok. Hal tersebut ditunjukkan oleh nilai korelasi antara jumlah bangunan menara BTS dengan jumlah kejadian dan frekuensi sambaran petir di Kota Depok dalam kategori korelasi lemah dengan nilai R2 yang sangat kecil mendekati nol.
Lightning is a weather phenomenon in the Earth's atmosphere and has the potential hazards caused by lightning strokes, either directly or indirectly, in particular for communities around the tower BTS (base transceiver station). This study aims to assess the spatial relationship between lightning strokes the tower base stations in residential areas the city of Depok. Incidence of lightning in the area of Depok city has a very high frequency than in other regions in Indonesia. The research method uses spatial data distribution and frequency of occurrence of lightning strikes based grid systems and conducted statistical tests. The results showed no strong influence of the presence of BTS tower building on the incidence and frequency of lightning strikes in the city of Depok. This is shown by the correlation between the number of BTS tower building with a number of events and frequency of lightning strikes in the city of Depok in the category of weak correlation with the value of R2 is very small close to zero."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
T30058
UI - Tesis Open Universitas Indonesia Library
Khairinisa Fadhilah Sofwa
"Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok sebagai salah satu bagian dari Kota Depok mengalami perkembangan permukiman yang besar menjadikan ketertarikan pedagang sayur keliling melakukan usaha di Kecamatan Sukmajaya. Pedagang sayur keliling berpindah dari pasar ke permukiman dan sebagian besar berada di perkotaan sering sekali mendirikan titik pemberhentian di tempat umum untuk menarik interaksi dengan konsumen. Dalam melaksanakan kegiatan berdagang, alat fisik yang digunakan pedagang sayur keliling beragam seperti gerobak, motor, hingga mobil bak terbuka. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan analisis deskriptif dan analisis spasial. Pengolahan data penelitian menggunakan crosstab pada hasil wawancara. Hasil penelitian membuktikan bahwa karakteristik aktivitas pedagang sayur keliling menujukkan perbedaan lokasi berhenti dan rute perjalanan pada jenis pedagang besar dan jenis pedagang tidak besar. Pola spasial yang diperoleh mengkaitkan karakteristik aktivitas pedagang sayur dengan area layanan pedagang selama berdagang yaitu, jenis permukiman teratur dan tidak teratur. Pedagang sayur keliling menunjukkan dominasi karakteristik aktivitas pedagang selama berdagang berada di area layanan permukiman teratur.
Sukmajaya District, Depok City, as one part of Depok City, is experiencing large residential development, making itinerant vegetable traders interested in doing business in Sukmajaya District. Itinerant vegetable traders move from markets to residential areas and are mostly located in urban areas, often setting up stopping points in public places to attract interaction with consumers. In carrying out trading activities, the physical equipment used by mobile vegetable traders varies, such as carts, motorbikes, and even pickup trucks. This research uses qualitative methods with descriptive analysis and spatial analysis. Processing research data using crosstabs on interview results. The research results prove that the characteristics of mobile vegetable traders' activities show differences in stopping locations and travel routes for large and non-large traders. The spatial patterns obtained link the characteristics of vegetable traders' activities with the traders' service areas during trading, namely, regular and irregular settlement types. Itinerant vegetable traders show the dominant characteristics of trader activity as long as they trade in regular residential service areas."
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Muhamad Arief Kurniawan
"Dewasa ini tidak dipungkiri bahwa media sosial menjadi perantara untuk menghubungkan penggunanya dengan segala bentuk penyampaian informasi yang diberikan. Begitu juga dengan pencarian digital untuk tempat bersua atau yang kerap disebut tempat nongkrong dalam platform TikTok. Pencarian akan tempat ini bertujuan untuk menemukan lokasi yang tepat, baik untuk menikmati kesendirian ataupun berbincang dengan kerabat yang diinginkan. Pencarian yang dihasilkan menghadirkan berbagai tayangan yang memengaruhi persepsi penggunanya. Semakin lama menggali informasi terhadap tempat tersebut, maka semakin jelas juga bayangan akan tempat yang dituju. Akibatnya, tercipta sebuah karakteristik spasial dari elemen visual yang tanpa disadari mampu untuk memikat audiens berdasarkan apa yang ditangkap dan ditayangkan.
Social media has undoubtedly evolved into a conduit for connecting consumers with all information sources in the current day and age. The same goes for digital searches for meeting spots or what are often called as hangout on TikTok. The aim of this location search is to find a suitable spot where you may spend a considerable amount of time alone or interacting with preferred relatives. A wide range of impressions are shown in the resulting search, influencing the user's perspective. The more you research the location, the more precise your personal perception of it will be. This leads to the creation of a spatial characteristic in visual elements which, depending on what is caught and presented, can unintentionally attract the audience."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Abdullah Ali
"Transformasi metode penyampaian peringatan dini cuaca konvensional berupa informasi berbasis fenomena menjadi informasi berbasis dampak memberikan dampak yang signifikan terhadap upaya pengurangan resiko bencana. Algoritma prediksi berdasarkan data resolusi tinggi menjadi komponen yang penting daam sistem peringatan dini cuaca. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan kajian spasial implementasikan algoritma prediksi Short Term Ensemble Prediction System (STEPS) menggunakan data radar cuaca dalam pembuatan peringatan dini cuaca berbasis dampak di Kabupaten Bogor. Teknik weighted overlay digunakan untuk menghitung indeks peringatan berdasarkan nilai variabel Quantitative Precipitation Estimation (QPE) 24 jam, Quantitative Precipitation Forecast (QPF) 3 jam dari algoritma STEPS, dan nilai indeks risiko bencana banjir. Nilai pembobotan pada setiap variabel ditentukan menggunakan teknik Analytical Hierarchy Process (AHP) dan nilai batas ambang QPE dan QPF dihitung menggunakan metode persentil. Studi kasus yang digunakan adalah kejadian banjir pada tahun 2020 di Kabupaten Bogor. Algoritma STEPS menghasilkan performa prediksi yang baik dimana 75% dari seluruh studi kasus memiliki structure, amplitude, dan location yang hampir sama dengan nilai observasi. Indeks peringatan dini cuaca berbasis dampak pada seluruh studi kasus memiliki rentang nilai 5 hingga 10 atau masuk dalam kategori siaga hingga awas dengan potensi dampak banjir dimana seluruh potensi dampak tersebut sesuai dengan kejadian di lapangan.
The transformation of extreme weather early warnings format from phenomenon-based information into impact-based information has a significant role on disaster risk reduction. Prediction algorithms based on high-resolution data become an important component in extreme weather early warning systems. This research aims to conduct a spatial study of the implementation of the Short Term Ensemble Prediction System (STEPS) using weather radar data in the making of impact-based extreme weather early warnings in Bogor Regency. The weighted overlay technique is used to calculate the warning index based on the value of the Quantitative Precipitation Estimation (QPE) variable 24 hours ago, the Quantitative Precipitation Forecast (QPF) 3 hours ahead from the STEPS algorithm, and the value of the flood risk index. The weighting value for each variable was determined using the Analytical Hierarchy Process (AHP) technique and the threshold values for QPE and QPF were calculated using the percentile method. The case study used is the flood incident in 2020 in Bogor Regency. The STEPS algorithm produces good predictive performance where 75% of all case studies have the same structure, amplitude, and location as the observed values. The impact-based early warning index in all case studies has a range of 5 to 10 or is in the category of alert to alert with potential flood impacts where all of these potential impacts are in accordance with events in the field."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library