Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 111524 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wisnu Arya Wardhana
Yogyakarta: Andi, 2010
363.738 74 WIS d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Arrahim Karimullah Kanam
"Isu pemanasan global menyebabkan setiap perusahaan harus lebih kreatif dan inovatif dalam menciptakan nilai tambah baik bagi perusahaan sendiri maupun para stakeholdernya. Perubahan iklim global ini menyebabkan pengaruh terhadap kinerja perusahaan, khususnya perusahaan bidang pangan. Perusahaan harus dapat menghasilkan value di tengah ketidakpastian perubahan iklim.
Pemasar sebagai salah satu instrumen perusahaan, harus dapat menjaga hubungannya dengan para stakeholdernya, baik dari sisi pemasok barang maupun konsumennya atau perusahaan lain yang terkait. Komitmen dari seluruh pihak baik hulu sampai dengan hilir harus dijaga untuk menjamin performa kerjasama atau performa perusahaan. Loyalitas setiap unsur dalam hubungan pemasaran perusahaan harus dijaga dengan baik.
Studi ini dimaksudkan untuk mengkaji komitmen hubungan pemasaran terhadap kinerja perusahaan. Komitmen hubungan didasari beberapa anteseden berupa trust, commitment, dan attractiveness of alternatives. Peneliti menemukan bahwa terdapat jalur tertentu diantara trust, commitment, dan attractiveness of alternatives terhadap komitmen hubungan pada konteks industri logistik pangan. Selain itu data mendukung bahwa trust memiliki kontribusi positif dan paling tinggi serta signifikan dari variabel-variabel yang diteliti dalam komitmen hubungan. Data tidak mendukung communication memiliki kontribusi terhadap komitmen hubungan. Variabel tersebut harus dimediasi oleh trust untuk berkontribusi terhadap sebuah komitmen hubungan.

Global warming issue caused each company to be more creative and innovative in creating value added for both the company itself and its stakeholders. Global climate change is causing the effect on corporate performance, particularly the food sector companies. The company should be able to generate value in uncertain climate change.
Marketers as one of the instruments of the company, should be able to maintain its relationships with its stakeholders, both in terms of customers or suppliers of goods and other related companies. Commitment of all parties, both upstream to the downstream should be kept to ensure the performance of co-operation or performance of the company. Loyalty of every element in the relationship marketing company must be maintained properly.
This study aimed to assess the commitment of a marketing relationship to company performance. The commitment relationship is based on some form of trust antecedents, commitment, and the attractiveness of alternatives. Researchers found that there are certain lines between trust, commitment, and the attractiveness of alternatives to the commitment to the relationship in the context of the food logistics industry. In addition the data support that the trust has a positive contribution and the highest as well as significant of the variables examined in committed relationships. The data does not support the communication has contributed to relationship commitment. These variables must be mediated by the trust to contribute to a relationship commitment.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Istiqomah
"ABSTRAK
Pemanasan global merupakan salah satu indikator bahwa bumi ini sedang berada pada kondisi tertentu yang memerlukan perhatian lebih besar dari sebelumnya. Dalam isu pemanasan global, Arktik menjadi salah satu kawasan yang menarik perhatian dunia karena efek pemanasan global paling besar dapat dilihat di kawasan ini. Pada tahun 1996, sebuah forum kerjasama bernama Dewan Arktik dibentuk. Tujuan utama dari forum ini adalah untuk melindungi lingkungan, melestarikan sumber daya alam yang tersimpan, dan melaksanakan pembangunan berkelanjutan bagi masyarakat di kawasan Arktik. Setelah hampir 24 tahun pembentukan forum ini, kondisi Arktik justru semakin memprihatinkan. Lapisan es yang semula tebal menutupi permukaan, kini semakin menipis seiring dengan semakin bertambahnya suhu bumi. Sumber daya alam yang terkandung di dalam kawasan ini juga perlahan mulai berkurang kadarnya, dan hal ini bukan digunakan untuk kepentingan masyarakat Arktik itu sendiri. Dengan menggunakan teori regional security complex, penelitian ini akan menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan forum ini, serta alasan atas ketidakmampuan forum Dewan Arktik dalam mencapai tujuan pembentukannya. Pertanyaan yang hendak dijawab dalam peneltian ini adalah Mengapa pasca Dewan Arktik terbentuk masih terjadi eksploitasi sumber daya alam secara berlebihan serta militerisasi di kawasan Arktik yang menyebabkan dampak pemanasan global tidak berkurang di kawasan ini? Pertanyaan selanjutnya adalah Mengapa negara-negara anggota Dewan Arktik tidak dapat memenuhi komitmen awal pembentukannya?

ABSTRACT
Global warming is one of the indicator that the earth, to some extent, requires greater attention than it does before. On the issue of global warming, the Arctic has become one of the regions that has attracted global attention because of the greatest global warming effect could be seen in this region. On 1996, a cooperation forum, named the Arctic Council, was created. The main purposes of this forum are to protect the environment, to conserve the stored natural resources, and to manage sustainable development for people in Arctic. After nearly 24 years of its establishment, the Arctic condition is even more alarming. The layer of ice that was originally thick has become thinner as the earth's temperature increases. The natural resources contained in this region are also starting to diminish, but not for the good of Arctic society. Using the regional security complex theory, this research will analyze the factors that influence the formation of this forum, as well as the reasons for the inability of the Arctic Council forum to achieve its goals. The question that needs to be answered in this research is: Why is it that after the Arctic Council was establish there was still natural resources excessive exploitation and the militarization in the Arctic region that caused the effects of global warming to not diminish in this region? The next question is, why can't the members of the Arctic Council meet their commitments to establish the forum?."
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Moch Toat
"Pemanasan global merupakan tantangan utama yang menyebabkan perubahan iklim yang menjadi kekhawatiran bagi kehidupan. Upaya mengurangi kenaikan suhu permukaan bumi rata-rata menjadi 1.5 0C menjadi sesuatu yang harus dilakukan. Kenaikan suhu disebabkan oleh gas rumah kaca, salah satunya karbon dioksida yang sebagian besar disebabkan oleh aktivitas manusia dalam pembakaran bahan bakar fosil. Pengamatan yang dilakukan oleh BMKG di GAW (Global Atmosphere Watch) berbiaya mahal. Penelitian yang akan dilakukan adalah pengembangan sistem pemantauan konsentrasi gas karbon dioksida menggunakan low-cost sensor berbasis Non-Dispersive Infrared (NDIR). Data pengukuran diproses oleh Arduino Mega 2560 dan dikirimkan ke IoT platform Firebase realtime database dengan modul wifi dari ESP8266. Komparasi dilakukan dengan alat Thermo 410i di BMKG. Peningkatan akurasi sistem dilakukan dengan deteksi data pencilan dengan Local Outliers Factor dan Savitzky-Golay Moving Average sehingga perlatan yang dikembangkan bisa meningkatkan akurasi rata-rata keseluruhan meningkat dari 91.2% menjadi 98.3 %.

Global warming is the main challenge that causes climate change which is a concern for life. Efforts to reduce the average increase in the earth's surface temperature to 1.5 0C must be done. The increase in temperature is caused by greenhouse gases, one of which is carbon dioxide, caused mainly by human activities in burning fossil fuels. Observations made by BMKG on GAW (Global Atmosphere Watch) are expensive. The research will be carried out by developing a monitoring system for carbon dioxide gas concentrations using a low-cost sensor based on Non-Dispersive Infrared (NDIR). The measurement data is processed by Arduino Mega 2560 and sent to the IoT platform Firebase real-time Database with the wifi module from ESP8266. The comparison was made with the Thermo 410i device at BMKG. The system accuracy is increased by detecting outlier data with the Local Outliers Factor and Savitzky-Golay Moving Average so that the developed equipment can increase the overall average accuracy from 91.2 % to 98.3%."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Yovita Yiwananda Yamin
"Tesis ini mengkaji alasan dan mekanisme realisasi kebijakan lingkungan hidup UE oleh Denmark, Finlandia dan Swedia dalam menghadapi ancaman keamanan lingkungan dari pencemaran dan pemanasan global melalui upaya pemanfaatan sumber daya energi terbarukan. Tiga negara ini menerbitkan kebijakan lanjutan yang spesifik dan menunjukkan progresivitas dalam implementasi pemanfaatan sumber daya energi terbarukan. Tesis ini menganalisis implementasi kebijakan lingkungan Denmark, Finlandia dan Swedia dari sudut pandang hubungan internasional dan kaitannya dengan isu lingkungan. Teori dan konsep yang digunakan untuk menganalisis isu ini adalah teori keamanan lingkungan dan konsep keberlanjutan energi terbarukan. Teori keamanan lingkungan digunakan untuk menemukan alasan mengapa dibentuknya kebijakan lanjutan UE dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pembentukan kebijakan untuk menghadapi ancaman keamanan lingkungan di tiga negara tersebut. Teori keberlanjutan energi terbarukan digunakan untuk menemukan efektivitas pemanfaatan energi terbarukan dalam mereduksi kadar emisi karbon dioksida dalam upayanya mengurangi pencemaran dan dampak pemanasan global. Penelitian ini menggunakan metode penelitian mix-method yang menggabungkan analisis kualitatif dan kuantitatif dengan mencantumkan data statistik. Temuan dalam tesis ini menyatakan bahwa alasan dibentuknya kebijakan lanjutan karena tiga negara ini merasakan tiga faktor ancaman keamanan lingkungan, yaitu adanya ancaman keamanan dari peristiwa pencemaran lingkungan dan pemanasan global, fenomena-fenomena alam akibat pencemaran dan pemanasan global yang secara langsung dirasakan oleh tiga negara dan adanya tindakan luar biasa yang dilakukan oleh tiga negara tersebut. Penelitian ini membuktikan bahwa terdapat perbedaan histori di masing-masing negara mengenai permasalahan lingkungan dan kebijakan lanjutan dibuat untuk mempertahankan keamanan lingkungan dan juga menjaga stabilitas pasokan energinya. Penelitian ini juga membuktikan bahwa kadar emisi karbon dioksida yang merupakan emisi utama sebagai penyebab pencemaran lingkungan dan pemanasan global dapat direduksi sejalan dengan efektifitas pemanfaatan energi terbarukan yang dilakukan oleh tiga negara tersebut.

This thesis examines the reasons and mechanisms for the realization of EU environmental policies by Denmark, Finland and Sweden in dealing with environmental security threats from pollution and global warming through the use of renewable energy resources. These three countries issue specific follow-up policies and show progress in implementing the use of renewable energy resources. This thesis analyzes the implementation of environmental policies in Denmark, Finland and Sweden from the point of view of international relations and their relation to environmental issues. The theory used to analyze this issue is the theory of environmental safety and the concept of renewable energy sustainability. The theory of environmental security is used to find out the reasons for the formation of the EU's follow-up policy and what factors influence the formation of policies to deal with environmental security threats in the three countries. The theory of renewable energy sustainability is used to find the effectiveness of using renewable energy in reducing carbon dioxide emission levels in an effort to reduce pollution and the impact of global warming. This study uses a mix-method research method that combines qualitative and quantitative analysis by including statistical data. The findings in this thesis state that the reason for the establishment of a follow-up policy is because these three countries perceive three environmental security threat factors, namely the existence of security threats from environmental pollution and global warming events, natural phenomena due to pollution and global warming in the three countries and the extraordinary actions that they taken. This research proves that there are historical differences in each country regarding environmental issues and further policies are made to maintain environmental security and also maintain the stability of its energy supply. This study also proves that the level of carbon dioxide emissions which is the main emission as a cause of environmental pollution and global warming can be reduced in line with the effective use of renewable energy carried out by the three countries."
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2022
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
PANGAN 18:55 (2009)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Conrado Maximanuel Cornelius
"ABSTRAK
Gugatan perubahan iklim dalam berbagai yurisdiksi hukum di berbagai belahan dunia kerap kali berakhir dengan penolakan oleh hakim walaupun tidak semuanya, disebabkan terutama kesulitan para penggugat membuktikan kausalitas antara perbuatan tergugat dengan kerugian yang dialami penggugat. Kesulitan ini timbul disebabkan perubahan iklim adalah diskursus yang dilingkupi ketidakpastian ilmiah serta kerugian yang ditimbulkannya berupa resiko kerusakan ekologis yang mengancam kelangsungan hidup manusia. Dalam tradisi doktrin hukum sampai saat ini, pemahaman pembuktian kausalitas konvensional tidak memungkinkan adanya pertanggungjawaban berdasarkan resiko. Keterbatasan kausalitas konvensional ini semakin nyata ditunjukkan melalui perspektif sosiologi masyarakat resiko yang dipelopori oleh Ulrich Beck. Teori masyarakat resiko menjelaskan bahwa ancaman bahaya yang dipersepsikan sosio-kultural mentransformasi suatu ancaman menjadi resiko. Ketika resiko muncul, maka ia akan diikuti dengan tindakan kehati-hatian. Tetapi melalui pendekatan kausalitas konvensional, tindakan-tindakan ini mustahil untuk dilakukan. Menurut Beck, perubahan iklim berada dalam situasi yang seperti ini. Untuk memungkinkan aspirasi sosio-kultural ini dapat diterima permohonannya di muka-muka pengadilan, penerapan prinsip kehati-hatian yang ditafsirkan secara kontekstual dapat memecahkan isu ketidakpastian ilmiah yang melingkupi diskursus perubahan iklim. Berangkat dari permasalahan ini, skripsi ini bertujuan untuk memberikan sebuah solusi terhadap ketidakpastian ilmiah dalam membuktikan kausalitas gugatan perubahan iklim dengan menerapkan Prinsip Kehati-Hatian.

ABSTRACT
Recent trends have shown the dismissals of many climate change lawsuit in different jurisdictions across the globe, is due to the plaintiffs rsquo inability to proof causation between defendant rsquo s conduct to the alleged losses suffered by plaintiffs. These dismissals are warranted given the fact that climate change discourses are faced with predicaments clouded with a significant degree of scientific uncertainty and exacerbated with its alleged losses being understood in terms of risk. Our existing legal scholarship hitherto recognizes no rules of torts whatsoever to justify the imposition of liability on conjectural losses such as risks. The downsides arising from the limitations posed by conventional causation doctrine would best be described through Ulrich Beck rsquo s risk society theory. According to Beck, threats are transformed into risks through a cultural construction. On Beck rsquo s account, the notion of risk implies the existence of scientific uncertainty. The realization of risk entails the necessity of taking precaution measures. But under a conventional causation approach, such undertaking would be proven impossible. According to Beck, climate change is thus situated within such context. This thesis endeavors, under this scenario, to explain how precautionary principle can serve as a recourse to solve the inhibitions posed by scientific uncertainty situations in climate change litigations, in which its application would justify the undertaking of precautionary measures responding to uncertain risks."
2017
S69025
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Hasroel Thayib
"ABSTRAK
Kontroversi mengenai pemanasan dan perubahan iklim global berkepanjangan dengan berbagai tulisan terutama mengenai tidak terbuktinya ramalan mengenai musibah lingkungan antropgenik yang akan terjadi, dibahas dengan memperbandingkan fakta dan pengetahuan ilmiah kegiatan manusia. Efek rumah kaca global yang diklaim antropogenik, semakin dipertanyakan kebenarannya karena bertentangan dengan pengetahuan yang selama ini dianggap mapan dan belum dibantah kebenarannya. Data suhu permukaan global dan data perubahan-perubahan suhu yang ada telah diubah dan direkayasa untuk mendukung klaim pemanasan dan perubahan iklim global. Solusi menghadapi pemanasan global dan perubahan iklim global perlu didasarkan atas persepsi yang benar dan tidak terperangkap pada solusi keliru. Hanya memusatkan solusi pada satu penyebab saja akan menjadikan manusia terperangkap pada solusi salah."
Jakarta: The Ary Suta Center, 2017
330 ASCSM 39 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>