Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 60936 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nabila Drishti Kanya
"ABSTRACT
As a country that has a long history, Indonesia has a very rich national cultural heritage. Strategically located in the trading route, automatically shapes the culture of this country. The cultural heritages, which are ranging variously from traditional dance, traditional foods, traditional music and songs, languages, clothes, and many more, spread evenly throughout the regions in Indonesia. There are two kinds of cultural heritage, namely tangible cultural heritage and intangible cultural heritage, which Indonesia has both types. The great number of these cultural inheritances should be preserved and protected by the go vernment."
2013
S54244
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Patricia
"Skripsi ini membahas mengenai insolvensi sebagai syarat pengajuan kepailitan. Insolvensi merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan keadaan debitur yang tidak dapat membayar utang kepada para kreditornya. Di dalam hukum kepailitan, debitur dapat diajukan permohonan pailit apabila debitur tersebut sudah dalam keadaan insolven. Keadaan insolven adalah apabila debitur itu tidak lagi mampu secara finansial untuk membayar sebagaian besar utang-utangnya atau nilai aktiva atas asetnya kurang dari nilai pasiva atau liabilities-nya. Syarat Kepailitan di Indonesia yang terdapat dalam Pasal 2 ayat (1) Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang menjelaskan bahwa permohonan pailit dapat diajukan dengan dalam hal seseorang atau suatu badan mempunyai 2 (dua) kreditor atau lebih dan tidak membayar lunas sedikitnya satu utang yang telah jatuh tempo dan dapat ditagih. Hal tersebut dapat dikatakan sebagai syarat yang sangat sederhana apabila dibandingkan dengan syarat kepailitan di negara Jepang, Malaysia, dan Singapura. Dimana masing-masing negara tersebut mensyaratkan bahwa diwajibkan adanya suatu rangkaian tes untuk mengetahui keadaan keuangan suatu debitur pailit, atau yang disebut sebagai insolvency test. Insolvency test ini digunakan untuk mengukur, menghitung, dan menganalisa bagaimana keadaan keuangan suatu debitur apakah sudah layak atau belum layak dipailitkan.
Kata Kunci: Insolvensi; Kepailitan; Insolvency Test

This thesis discusses insolvency as a condition for filing for bankruptcy. Insolvency is a term used to describe the situation of debtors who cannot pay debts to their creditors. In the bankruptcy law, the debtor can be filed for bankruptcy if the debtor is insolvent. An insolvent situation is if the debtor is no longer financially able to pay most of his debts or the asset value is less than its liability value. Indonesia’s Bankruptcy Law No. 37 of 2004 regarding Bankruptcy and Suspension of Debt Payment Obligations (the “Bankruptcy Law”) sets forth the requirements for filing a bankruptcy petition. The essential requirement is that there must be two or more creditors and at least one mature but unpaid debt for a bankruptcy action to be initiated against a debtor. It can be said as a very simple requirement when compared to the bankruptcy conditions in Japan, Malaysia and Singapore. Where each country requires that a financial test is required to determine the financial situation of a debtor, or what is called an insolvency test. This insolvency test is used to measure, calculate, and analyze how a debtor's financial condition is feasible or not bankrupt."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia , 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Dzaky Aziz
"Islamic Banking as one of the systems favored by Muslim countries, especially Indonesia and Malaysia. Through time, there are still a number of problems regarding the resolution of Islamic Banking disputes. In this study, the two countries will have to deal with issues concerning the dispute resolution of Islamic Banking disputes and also the extent of the authority of the Religious Courts in each country to handle the settlement of Islamic Banking disputes. This research was conducted based on the normative juridical method through the analysis of relevant regulations from each country, also referring to some literature. The results of this study will be explained in the form of recommendations that will be addressed to certain parties in Indonesia and Malaysia including the Government to improve the implementation of Sharia Banking Dispute Resolution.

Perbankan Syariah sebagai salah satu sistem yang disukai oleh negara-negara yang beragama Islam, terutama Indonesia dan Malaysia. Melalui waktu, masih ada beberapa masalah tentang penyelesaian sengketa Perbankan Syariah. Dalam penelitian ini, akan dibahas masalah-masalah yang harus diatasi oleh kedua negara mengenai resolusi perselisihan Perbankan Syariah dan juga sejauh mana kewenangan Pengadilan Agama di masing-masing negara untuk menangani penyelesaian perselisihan Perbankan Syariah. Penelitian ini dilakukan berdasarkan metode yuridis normatif melalui analisis peraturan yang relevan dari masing-masing negara, juga mengacu pada beberapa literatur. Hasil penelitian ini akan dijelaskan dalam bentuk rekomendasi yang akan ditujukan pada pihak-pihak tertentu di Indonesia dan Malaysia termasuk Pemerintah untuk meningkatkan implementasi Resolusi Perselisihan Perbankan Syariah.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Secara geografis antara Indonesia dan Malaysia memiliki perbatasan di darat dan di laut. Batas darat terdapat di Kalimantan memiliki panjang K.l. 2000 km-lari, sedangkan perbatasan laut terdapt di selat Malaka terdiri dari batas laut teritorial kurang lebih 174 nm, batas landas kontinen dan batas ZEE( kurang lebih 433nm) di Selat Singapura hanya batas laut teritorial kurang lebih 37,4 nm, , di laut China Selatan terdiri dari batas landas kontinen dan ZEE kurang lebih 594 nm, di perairan Tanjung Datu sepanjang 12 nm (batas laut teritorial, di perairan Selat Sebuko kurang lebih 29,6 nm(batas laut teritorial dan dilaut Sulawesi kurang lebih 165 nm(batas ZEE dan landas kontinen)
"
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Yang, Jongsung
Seoul: Jimoondang International, 2003
KOR 306.4 YAN c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Revaldi Nathanael Wirabuana
"Indonesia dan Malaysia telah terlibat dalam sebuah sengketa mengenai batas maritim di Laut Sulawesi. Sengketa tersebut berasal dari klaim atas zona ekonomi eksklusif dan landas kontinen yang tumpang tindih sehingga berakibat kepada konsesi minyak, persitegangan militer, hingga penangkapan ikan illegal. Negosiasi untuk menentukan batas maritim telah dilakukan sejak lama; dimulai dengan negosiasi pra-1969 yang berujung pada sengketa kedaulatan atas pulau Sipadan & Ligitan, hingga negosiasi yang dimulai pada tahun 2005 hingga kini. Skripsi ini akan menganalisa prinsip-prinsip penentuan batas maritime, serta proyeksi dari negosiasi atau mekanisme lainnya untuk menyelesaikan sengketa di Laut Sulawesi.

Indonesia aod Malaysia are witness to ao ongoing dispute over maritime boundary in Sulawesi Sea. The dispute revolves around overlapping claims over exclusive economic zone aod continental shelf, resulting into conflicts on oil concessions, military skirmishes, aod illegal fishing. Negotiations to delimit maritime boundary has been done for a long time: from the pre-1969 negotiations that ended up in the sovereignty claims over Sipadao & Ligitan, to the current negotiations initiated in 2005. This thesis will analyze the principle of maritime boundary delimitation, aod the future projection of negotiations aod other possible mechaoisms to resolve the dispute in Sulawesi Sea."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2016
S65165
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dumarcay, Jacques
Oxford: Oxford University Press, 1998
959 DUM c
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Mochamad Syafruddin Rezki Sanaky
"ABSTRAK
Reklamasi pantai yang dilakukan oleh pemerintah Singapura telah merubah daratan dan bentuk garis pantai Singapura. Singapura telah melakukan kegiatan reklamasi sejak tahun 1966. Reklamasi yang dilakukan oleh Singapura berkaitan dengan Konvensi PBB tentang Hukum Laut Tahun UNCLOS 1982, sebagai referensi untuk negara-negara yang mengalami masalah atau konflik mengenai wilayah laut. Pada September 2003, Malaysia mengajukan permohonan penegasan Provisional Measures atau perintah interim sesuai dengan Pasal 290 dari Konvensi PBB tentang Hukum Laut Tahun 1982, International Tribunal for the Law of the Sea ITLOS berhak menentukan perintah provisional jika dianggap perlu untuk mempertahankan hak dari suatu pihak/negara, atau untuk mencegah ancaman yang serius bagi lingkungan maritim yakni perintah untuk menentukan batas-batas wilayah, berkaitan dengan kegiatan reklamasi pantai oleh Singapura yang mengancam hak-hak Malaysia di wilayah perbatasan yang memisahkan Malaysia dan Singapura.

ABSTRACT
Coastal reclamation by the Singapore government has changed the shores and shapes of Singapore 39 s coastline. Singapore has undertaken reclamation activities since 1966. Reclamation undertaken by Singapore relates to the 1982 United Nations Convention on the Law of the Sea UNCLOS , as a reference for countries experiencing problems or conflicts over marine areas. In September 2003, Malaysia filed a request for affirmation of the Provisional Measures or interim order in accordance with Article 290 of the United Nations Convention on the Law of the Sea of 1982, the International Tribunal for the Law of the Sea ITLOS has the right to set provisional orders if deemed necessary to defend the right of an Or to prevent serious threats to the maritime environment to set boundaries, in connection with Singapore 39 s coastal reclamation activities that threaten Malaysia 39 s rights in the border region that separates Malaysia and Singapore."
2017
T48723
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: The Japan Foundation, 1976
327.920 52 CUL
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Vianney Indah N.
"ABSTRAK
Tesis ini membahas mengenai perlindungan hukum yang wajib dijaminkan oleh Negara Republik Indonesia dalam kaitannya dengan Ekspresi Budaya Tradisional/Folklor yang merupakan kekayaan dan jati diri bangsa. Ekspresi Budaya Tradisional/Folklor merupakan suatu kekayaan intelektual dalam bidang seni yang mengandung unsur karakteristik warisan tradisional yang merupakan sumber daya bersama, dikembangkan, dan dipelihara oleh komunitas atau masyarakat tertentu atau organisasi sosial tertentu, yang mencangkup verbal tekstual baik lisan maupun tulisan; Musik (vokal, instrumental atau kombinasinya); Gerak (tarian, beladiri, dan permainan); Teater (pertunjukan wayang dan sandiwara rakyat); Seni rupa (bentuk dua dimensi atau tiga dimensi yang terbuat dari berbagai macam bahan seperti kulit, kayu, bambu, logam, keramik, kertas, tekstil dan lain-lain atau kombinasinya); Dan Upacara adat. Ciptaan dalam pembatasanya pada Undang-undang Negara Republik Indonesia tentang Hak Cipta adalah hasil setiap karya Pencipta yang menunjukkan keasliannya dalam lapangan ilmu pengetahuan, seni, atau sastra. Folklor belum mendapat perlindungan yang efektif dari hukum positif tentang hak cipta di Indonesia, walaupun dikatakan sebagai hak cipta yang dipegang oleh Negara. Komersialisasi dan peniruan, serta pengakuan atau klaim oleh Negara lain, seperti oleh Negara Malaysia terus berlanjut tanpa adanya perlindungan. Kondisi ini merugikan bangsa Indonesia, bukan hanya pada persoalan ekonomi saja tetapi juga pada jati diri bangsa. Hal ini menjadi perhatian besar karena kekayaan Ekspresi Budaya Tradisional/Folklor yang beraneka ragam merupakan keunggulan komparatif Indonesia sendiri dibandingkan negara-negara lain.

ABSTRACT
The Thesis would like to talk about the law protection of Traditional Cultural Expressions/Folklor in Indonesia which ought to be priority in government concern. Traditional Cultural Expressions/Folklor is an intelectual assets in form of arts which hold the traditional heritage in a specific community, such verbal expression in both oral and written; Music (vocal, instrumental, and/or its combination); Expressions by action (dances, plays, games and traditional sports); Theater (puppet performances, stories, epics, legends); Handicrafts (in two or three dimension, formed by any skin, woods, bamboo, ceramic, papers, textile, et cetera, and/or its combination); And Rituals. Creation in copyrights regulation concerning the results of every work of the Creator is an authenticity in the field of science, art, or literature. Folklor has not received effective protection of the positive law in Indonesia, although said to be the copyrights held by the State. Commercialization and imitation, as well as confession or claims by other countries, such as by Malaysia continued without any protection. This condition is detrimental to the nation, both in economic matters and the identity of Indonesia. This is of great concern because of the wealth of Traditional Cultural Expressions/ Folklor diverse Indonesia itself is a comparative advantage over other countries."
2013
T35668
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>