Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11859 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jakarta: Media Indonesia , 2010
332.1 ERA
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Perry Warjiyo
Depok: Rajawali Pers, 2019
332.1 PER k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Kennedy, Walter
Boston, MA: Bankers Publishing Company , 1958
332.1 KEN b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Warman Djohan
Jakarta: Mutiara Sumber Widya, 2000
332.1 Djo k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Arthesa
Jakarta: Indeks, 2006
332.1 Art b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Manila: ADB , 1976
332.15 ASI a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Kasmir
Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2000/2008
332.1 KAS b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Nejatullah Siddiqi
Bandung: Pustaka, 1984
332.1 SID it
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Hartono
"Thesis ini dimaksudkan untuk mengevaluasi kinerja perbankan Indonesia, khususnya bank yang telah go public. Pada dasarnya ada dua masalah utama perbankan, yaitu aspek penarikan dana dan aspek penyaluran / pengelolaan dana. Aspek kedua relatif lebih penting mengingat bahwa prestasi bank ditentukan oleh kemampuannya memperoleh penghasilan / income dari pengelolaan dana. Masalah pengelolaan dana adalah masalah pengambilan keputusan penentuan alokasi dana ke beberapa bidang investasi. Islam thesis ini, berdasarkan data aktual , terdapat tiga bidang alokasi yang dipertimbangkan karena memberikan kontribusi terbesar sedangkan bidang lainnya relatif tidak signifikan kontribusinya. Adapun tiga bidang alokasi tersebut adalah aktiva pemberian pinjaman, aktiva surat berharga , dan aktiva penempatan.
Aspek strategis dari alokasi dana adalah eksisensi trade off dalam hal pencapaian tujuan keuntungan, likuiditas, dan keamanan (safety). Fenomena ini menarik untuk dikaji lebih lanjut berkaitan dengan ketentuan dalam Paket Februari 1991 yang mengharuskan bank memenuhi standard kinerja tertentu dengan batas akhir December 1993. Substansi pembahasan thesis ini adalah penentuan kombinasi proporsi dana yang harus dialokasikan ke tiga bidang alokasi sedemikian rupa sehingga mampu mencapai tingkat ROA ( indikator keuntungan ), LDR ( indikator likwiditas ) dan CAR (indikator keamanan/safety) sesuai ketentuan Bank Indonesia. Bila ini tercapai berarti alokasi sudah efisien atau optimal.
Untuk mengukur pencapaian efisiensi alokasi, perlu diperbandingkan antara hasil riil dengan hasil potensiil - potensiil. Aplikasi program linear goal programming (LGP) memungkinkan untuk menghitung hasil optimal yang secara teoritis seharusnya bisa dicapai. Keunggulan program LGP adalah kemampuannya untuk mencapai beberapa tujuan secara simultan, sehingga cocok digunakan sebagai alert analisa dalam thesis ini.
Hasil operasional periode 1989 - 1993 secara rata-rata menunjukkan bahwa sebagian besar bank yang dijadikan sample telah mampu memenuhi ketentuan standard minimal Bank Indonesia. Namun hasil komputasi program LGP memberikan indikasi bahwa hasil operasional yang rill masih dibawah potensi yang sesungguhnya. Dalam kondisi tanpa memberikan prioritas pada salah satu tujuan , menunjukkan hasil atau tingkat efisiensi yang lebih tinggi bila di bandingkan dengan kondisi pemberian priozitas pada salah satu tujuan. Secara umum dapat disimpulkan bahwa bank yang go public belum efisien dalam mengalokasikan dananya."
Depok: Universitas Indonesia, 1995
T2367
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Supranoto
"Penulisan teals ini dimaksudkan sebagai pemenuhan salah satu syarat untuk memperoleh derajat Magister Sains Bidang Ilmu Adrninistrasi pada Program Pascasarjana Universitas Indonesia. Sejak dikeluarkannya kebijakan deregulasi bidang moneter tahun 1988 yang lebih dikenal dengan nama Pakto 1988, dunia perbankan nasional dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Pada tahun 1992, kebijakan ini diangkat statusnya melalui debat publik di DPR sehingga menjadi bagian inti dari UU No 25/1992 tentang Perbankan. Berkaitan dengan BPR, penataan kelembagaan yang dibawa kebijakan ini menetapkan bahwa hanya tiga bentuk BPR yang mempunyai hak untuk beroperasi, yaitu Koperasi BPR yang dimiliki koperasi (umumnya KUD), PD BPR (dimiliki Pemerintah Daerah), dan PT BPR (dimiliki swasta).
Kebijakan tersebut menimbulkan dampak yang luar biasa terhadap dunia perbankan nasional pada umumnya dan terhadap pasar kredit pedesaan pada khususnya. Hanya dalam jangka waktu lima tahun, jumlah BPR meningkat sebesar 11,63%; dari 7706 buah BPR pada tahun 1988 menjadi 8602 buah. Berarti rata-rata terjadi pertambahan 179 buah BPR baru setiap tahun. Dibandingkan dengan percepatan pertumbuhan jumlah BPR model lama (BPR pra Pakto 1988) yang membutuhkan waktu sekitar 90 tahun untuk mencapai 7000 buah (rata-rata didirikan sekitar 80 buah BPR bare setiap tahun), maka percepatan pertumbuhan jumlah bank desa sebagai akibat Pakto 1988 memang cukup menakjubkan. Selain itu, pertumbuhan jumlah dana yang disalurkan ke, dan diserap dari, masyarakat juga memperlihatkan angka yang amat besar. Antara 1988 sampai 1993, jumlah dana yang diserap dari masyarakat tumbuh sebesar 107,98% sedangkan jumlah kredit yang disalurkan ke masyarakat tumbuh sebesar 127,74%.
Namun dengan pengamatan yang lebih cermat dan mendalam, terlihatlah bahwa di balik sukses besar tersebut terdapat beberapa hal yang mengganjal dan memerlukan pengkajian lebih jauh. Pertama, sekalipun jumlah BPR, jumlah dana yang diserap dan dan disalurkan ke masyarakat mengalami pertambahan yang cukup besar, namun dalam kurun waktu 1988-1993 terjadi penurunan rasio antara jumlah dana yang disalurkan dengan volume usaha (dari 0,67 menjadi -0,57) dari antara jumlah kredit yang disalurkan dengan volume usaha (dari 0,87 menjadi 0,78). Padahal pada saat yang sama, rasio antara modal disetor dengan volume usaha mengalami peningkatan dari 0,13 menjadi 0,19. Meskipun angka-angka ini relatif kecil, namun hal ini menandakan terjadinya penurunan tingkat efisiensi usaha di kalangan BPR.
Kedua, pola penyebaran bank-bank yang baru tumbuh tersebut ternyata mengalami kemiripan dengan pola penyebaran BPR pra Pakto 1988. Hampir semuanya menumpuk di daerah-daerah yang sebelumnya telah padat-bank. Bila diingat bahwa salah satu tujuan penataan kelembagaan di atas adalah menghapuskan rentenir dan memperbesar akses masyarakat pedesaan terhadap pelayanan perbankan, maka pola penyebaran BPR yang baru saja dikedepankan justru menjadi amat memprihatinkan.
Hal-hal itulah yang mendorong penulis mengambil topik studi ini untuk menyusun tesis. Berdasarkan payung besar ekonomi politik kelembagaan, seharusnya studi ini mencakup tiga level analisis, yaitu level analisis kelembagaan atau kebijakan publik, level analisis organisasi, dan level analisis individu. Akan tetapi dalam tesis ini, analisis lebih dititikberatkan pada level individu. Analisis kebijakan hanya digunakan sebagai latar belakang umum mengingat tidak mungkin melepaskan diri sama sekali dari level ini karena aktivitas bisnis pada level organisasi maupun perilaku individu sebenarnya dapat dipandang sebagai reaksi langsung maupun tidak langsung terhadap kebijakan publik.
Level analisis organisasi, yang teorinya merujuk pada Davies dan Brucato Jr. serta Jensen dan Fama, dilakukan. Ini ditujukan untuk melihat pengaruh struktur kepemilikan yang dalam hal ini dimanifestasikan pada bentuk badan hukum BPR terhadap biaya total peminjaman yaitu biaya transaksi dan bunga pinjaman yang ditanggung nasabah. Dengan memperbandingkan biaya total peminjaman masing-masing bentuk BPR dapat diketahui mana di antara ketiganya yang paling efisien ditinjau dari kepentingan nasabah. Meskipun demikian, level analisis ini hanya merupakan bagian kecil dari tesis ini.
Bagian terpenting dari studi ini adalah pada level analisis individu yang teorinya merujuk pada Flora dan Yotopoulos, Guia-Abiad, Stiglitz dan lain-Iain (yang semuanya berbasiskan teori informasi asimetris George A. Akerlof). Teori-teori pada level analisis individu tersebut mengupas pentingnya biaya transaksi nasabah di pasar kredit pedesaan negara-negara sedang berkembang. Biaya transaksi nasabah adalah semua biaya, di luar bunga, yang ditanggung nasabah untuk memperoleh kredit, mulai dari saat datang ke kantor bank untuk memperoleh penjelasan mengenai syarat-syarat mengajukan permohonan kredit, saat pengajuan permohonan, sarnpai saat pencicilan dan pelunasan kredit. Ini meliputi pengeluaran tunai (actual cash outlay) dan ekuivalen rupiah dari kerugian waktu pada seluruh proses kredit (opportunity cost of time).
Berdasarkan kajian teoritis, dapat dihipotesiskan bahwa tinggi rendahnya biaya transaksi nasabah dipengaruhi oleh kredit yang diterima, suku bunga pinjaman, frekuensi kontrak, lama kontrak, jarak rumah nasabah ke kantor bank, dan tipe kolateral. Untuk membuktikan hipotesis ini, dipilih secara purposif dan acak tiga bentuk badan hukum BPR sebagai kasus. Selanjutnya dari masing-masing BPR dipilih dengan menggunakan gabungan antara incidental sampling dan snowball sampling 20 orang responden. Dengan menggunakan daftar pertanyaan terbuka (unstructured questionaire), ke 20 responden tersebut diwawancarai untuk mengukur variabel-variabel penelitian. Data yang terkumpul kemudian dianalisis dengan menggunakan metode regresi dan perbandingan.
Hasil analisis menunjukkan bahwa lima variabel, masing-masing lama kontrak, jarak rumah nasabah ke bank, jumlah kredit yang diterima, suku bunga pinjaman, dan frekuensi kredit terbukti mempengaruhi tinggi rendahnya biaya transaksi nasabah. Satu variabel yang lain, yaitu tipe kolateral, tidak terbukti mempengaruhi tinggi rendahnya biaya transaksi nasabah. Selain itu, dari analisis perbandingan total biaya peminjaman, ternyata BPR yang berbentuk badan hukum koperasi membebankan biaya tertinggi terhadap nasabah, disusul kemudian oleh PD-BPR dan yang paling kecil PT-BPR. Ini berarti bahwa ditinjau dari sudut kepentingan nasabah, koperasi BPR adalah yang paling tidak efisien."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>