Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 74274 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Al Musanna
"Kajian ini bertujuan untuk mengungkap gagasan dan praktik (praksis) pendidikan Ki Hadjar Dewantara. Kajian dilakukan melalui penelusuran karya Ki Hadjar Dewantara dan literatur kontemporer yang relevan. Berdasarkan kajian yang dilakukan terungkap bahwa Ki Hadjar Dewantara menempatkan pendidikan sebagai prasyarat untuk mewujudkan transformasi sosial yang adil dan beradab. Menurut Ki Hadjar Dewantara, praksis pendidikan harus berakar pada jati diri dan khazanah luhur budaya bangsa yang dalam beberapa dekade terakhir populer disebut indigenisasi atau pribumisasi. Indigenisasi pendidikan menuntut adanya upaya kritis dan kreatif untuk merangkum warisan luhur budaya bangsa sebagai pondasi pendidikan dengan tidak menutup mata terhadap dinamika ilmu pengetahuan, teknologi, dan perubahan sosial. Indigenisasi pendidikan yang telah diletakkan fondasinya oleh Ki Hadjar Dewantara menempatkan pendidikan sebagai proses sadar dan sistematis untuk mengembangkan karakter luhur yang berakar pada nilai-nilai budaya setempat dan pada saat bersamaan memberi perhatian pada pengembangan kompetensi peserta didik sehingga memiliki kapasitas menjalani kehidupan secara bermartabat sesuai tuntutan zaman. Dengan demikian, postulat utama praksis pendidikan Ki Hajar Dewantara adalah interdependensi kebudayaan dan pendidikan."
Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017
370 JPK 2:1 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ki Siswoharsojoi
Ngajogjakarta: Ki Siswoharsojo, 1960
899.222 SIS s (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Yustina Hastrini Nurwanti
"Ki Hadisukatno adalah alah satu tokoh yang menggunakan kesenian sebagai alat pendidikan karakter. Hal ini sejalan dengan konsep Taman Siswa yaitu pendidikan berbasis budaya. Pendidikan karakter harus dimulai sejak usia dini (anak-anak). Permasalahan yang dibahas dalam artikel ini adalah peran dan ketokohan Ki Hadisukatno dalam ikut mengembangkan karakter generasi muda, khususnya anak-anak melalui budaya Jawa. Artikel ini merupakan hasil kajian pustaka dari beberapa sumber tulisan dengan pendekatan kualitatif. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa Ki Hadisukatno berperan sebagai guru sekaligus pamong dalam mendidik siswa melalui tembang dolanan anak dan langen carita."
Yogyakarta: BALAI PELESTARIAN NILAI BUDAYA D.I. YOGYAKARTA, 2017
400 JANTRA 12:2 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Gayatri
"Penelitian ini dimaksudkan mengungkapkan pandangan orangtua terhadap pendidikan formal anak-anak mereka pada suku bangsa Betawi di lokasi pemukiman Kampung Melayu, kota madya Jakarta Selatan. Untuk menjaring informasi tentang pandangan orang Betawi tersebut, penelitian dilakukan dengan wawancara berstruktur dan berfokus terhadap kepala keluarga yang dipilih secara acak. Berdasarkan penelitian ini, orangtua berpandangan bahwa pendidikan formal bermanfaat bagi kehidupan yang dalam fungsi praktis adalah untuk memperoleh pekerjaan. Tingkat sekolah yang makin tinggi dianggap memengaruhi jenis pekerjaan yang lebih baik dan dapat meningkatkan penghasilan. Pandangan tersebut berbeda dengan tulisan mengenai orang Betawi yang dikemukakan beberapa ahli antara lain Lance Castles (1987), bahwa orang Betawi memandang sekolah sebagai salah satu cara penyebaran agama Nasrani. Pandangan ini muncul karena pengalaman bahwa sekolah mulai diperkenalkan di Indonesia oleh orang Belanda yang mayoritas beragama Nasrani. Karena itu, tumbuh anggapan bahwa sekolah identik sebagai cara hidup orang Nasrani. Pandangan ini merupakan salah satu faktor yang menyebabkan orang Betawi menghindari dan menolak sekolah karena dikhawatirkan akan memperlemah keimanan agama mereka (Islam). Pergeseran pandangan tersebut dipengaruhi oleh perubahan kota Jakarta. Penduduk Jakarta yang terdiri dari beragam suku bangsa memiliki kemungkinan interaksi yang tinggi dengan berbagai suku bangsa yang memiliki latar belakang nilai dan pandangan yang berbeda-beda. Selain itu, banyak penduduk yang didirikan bermacam-macam sekolah berbasis jenjang. Sekarang ini, pendidikan di Jakarta menjadi kebutuhan yang penting untuk mendapatkan pekerjaan yang layak di antara penduduk Jakarta yang makin padat. Sumber mata pencaharian tidak dapat diperoleh hanya dari hasil kebun yang makin sempit atau telah habis.
This study aims to reveal the views of parents towards formal education of their children in the Betawi ethnic group in the Kampung Melayu settlement, South Jakarta City. To gather information about the views of the Betawi people, the study was conducted through structured interviews and focused on randomly selected heads of families. Based on this study, parents are of the view that formal education is beneficial for life, which in practical terms is to obtain a job. Higher levels of schooling are considered to influence better types of jobs and can increase income. This view differs from the writings on the Betawi people put forward by several experts, including Lance Castles (1987), who said that the Betawi people view school as one way to spread Christianity. This view emerged because of the experience that schools were introduced in Indonesia by the Dutch, who were predominantly Christian. Therefore, the assumption grew that school was identical to the way of life of Christians. This view is one of the factors that causes the Betawi people to avoid and reject school because they are worried that it will weaken their religious faith (Islam). The shift in views was influenced by changes in the city of Jakarta. Jakarta's population, which consists of various ethnic groups, has a high possibility of interaction with various ethnic groups that have different backgrounds, values, and views. In addition, many residents have established various level-based schools. Currently, education in Jakarta is an important need to get decent jobs among the increasingly dense population of Jakarta. Sources of livelihood cannot be obtained only from the results of gardens that are increasingly narrow or have run out."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1989
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jogjakarta: Madjelis Luhur Persatuan Taman Siswa, 1967
370 KAR
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Odemus Bei Witono
"Pendidikan Berbudaya dan Modern mengisahkan aneka kejadian yang mencerminkan peristiwa
kebudayaan dalam lingkup pendidikan. Budaya sekolah
merupakan suatu hal yang penting dalam pendidikan
modern. Budaya sekolah seharusnya menjadi bagian
penting dan integral dalam mengembangkan
pendidikan modern yang dapat menjawab tantangan
zaman. Pendidikan tidak hanya soal berbagi pengetahuan,
tetapi juga tentang membentuk karakter, menghargai nilai nilai budaya, dan mempersiapkan generasi muda dalam
menghadapi tantangan masa depan. Pendidikan yang baik
mampu mengakar kuat pada budaya lokal dan nasional
sambil tetap membuka diri terhadap perkembangan global.
Buku ini mengulas berbagai aspek penting dalam pendidikan. Mulai dari teori dan filosofi pendidikan, peran teknologi
dalam pembelajaran, hingga studi kasus dari berbagai
negara yang berhasil mengintegrasikan budaya lokal
dalam sistem pendidikan. Selamat membaca dan menikmati rangkaian makna budaya pendidikan dalam
tulisan buku ini. Salam literasi."
Jakarta: PT Kompas Media Nusantara, 2025
370 ODE p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Rusjdy Sjakyakirti Arifin
"Platform Merdeka Mengajar (PMM) adalah platform teknologi yang dikembangkan oleh Kemendikbudristek untuk memfasilitasi guru dan kepala sekolah dalam mengajar, belajar, dan berkarya. Pada saat penelitian ini berlangsung, PMM ini sudah dimanfaatkan oleh guru-guru dari sekitar 291.741 sekolah dari seluruh Indonesia, termasuk guru-guru Pendidikan Agama Islam (PAI). Penelitian ini menganalisis pemanfaatan PMM untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, khususnya dalam pendidikan agama Islam di sekolah umum pasca-pandemi Covid-19. Ada tiga subfokus yang akan diteliti dan dianalisis dalam penelitian ini, yaitu kesiapan guru PAI dalam memanfaatkan PMM, pemanfaatan PMM untuk pembelajaran PAI, serta kendala dalam pemanfaatan PMM untuk pembelajaran PAI. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kualitatif deskriptif dengan menggunakan wawancara, pengamatan, dan telaah dokumen. Penelitian dilakukan di dua sekolah, yaitu SMA Muhammadiyah 25 Pamulang, Tangerang Selatan dan SMA Muhammadiyah 2 Padang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru-guru PAI dari kedua sekolah tersebut sudah sangat siap memanfaatkan PMM untuk meningkatkan kinerja pembelajaran mereka. Dari fitur-fitur yang ada, yang terbanyak digunakan adalah fitur Inspirasi dan fitur Mengajar. Sementara itu, fitur pengembangan diri masih kurang diminati oleh guru-guru PAI. Ditemukan juga ada beberapa kendala dalam pemanfaatan PMM ini secara optimal yang perlu mendapat perhatian dari semua pihak yang berkepentingan"
Jakarta: Pusat Data dan Teknologi Informasi, 2024
371 TEKNODIK 28:1 (2024)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Beliana Tiawati
"Penelitian ini berfokus pada analisis terhadap unsur penokohan dan tema dalam novel Namaku Hiroko karya Nh. Dini. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dan kualitatif dengan pengumpulan sumber data menggunakan metode studi pustaka. Sebagai hasil penelitian, Hiroko diidentifikasi sebagai protagonis, sementara ayah Hiroko dan Sanao diidentifikasi sebagai antagonis. Selain itu, ditemukan tokoh-tokoh bawahan seperti Emiko, ibu tiri Hiroko, dan Yoshida. Penokohan dalam novel tersebut dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Melalui penokohannya diketahui, Hiroko memiliki watak yang lugu, tetapi berubah menjadi perempuang yang realistis demi mendapatkan uang. Tema yang ditemukan dalam novel tersebut adalah diskriminasi terhadap perempuan. Bentuk diskriminasi tersebut terlihat dari aspek kemiskinan, pendidikan, dan seksualitas. Meskipun menerima berbagai diskriminasi, Hiroko menunjukkan perlawanan melalui beberapa strategi, yaitu sikap tidak acuh, komersialisasi seksual, dan membangun kesuksesannya sendiri.

This study focuses on the analysis of characterizations and themes in the novel Namaku Hiroko by Nh. Early. The method used in this research is descriptive and qualitative by collecting data sources using the literature study method. As a result of the research, Hiroko is identified as the protagonist, while Hiroko's father and Sanao are identified as the antagonists. In addition, there are subordinate figures such as Emiko, Hiroko's stepmother, and Yoshida. Characterizations in the novel are carried out directly and indirectly. Through her characterization it is known, Hiroko has an innocent character, but turns into a realistic woman in order to earn money. The theme found in the novel is discrimination against women. This form of discrimination can be seen from the aspects of poverty, education, and sexuality. Despite receiving various discriminations, Hiroko shows resistance through several strategies, namely indifference, sexual commercialization, and building her own success."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1977
370.92 IND p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>