Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 173389 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Heddy Surachman
[Place of publication not identified]: Berkala Arkeologi Sangkhakala, 2012
BAS 15 (1-2) 2012
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Bayu Ariaji Wicaksono
"Penelitian ini membahas pengembangan komponen batang teleskopik penyusun struktur gunting pada bangunan hunian sementara. Struktur gunting memiliki keunggulan mudah dibangun dengan teknik lipat, mudah disimpan dan dipindah karena rangkaian struktur dapat dirubah dari konfigurasi kecil tertutup menjadi besar terbuka sehingga cocok menaungi kegiatan sementara dan kondisi darurat bencana. Permasalahan dimensi panjang batang membuat struktur sulit diterapkan karena batang panjang menyulitkan pengemasan dan batang pendek berdampak pada kekuatan rangkaian. Penerapan mekanisme teleskopik merupakan jawaban permasalahan karena memungkinkan batang untuk dipanjangkan dan dipendekkan. Tahap awal penelitian adalah simulasi kekuatan struktur dengan metode elemen hingga (FEM) menggunakan perangkat lunak komputer. Kemudian dilanjutkan dengan pembuatan purwarupa skala 1:1 untuk membuktikan cara kerja rangkaian struktur. Hasil simulasi menunjukkan rangkaian struktur dengan material besi hollow sebagai komponen batang dan PVC sebagai penutup atap memiliki nilai faktor keamanan > 3. Purwarupa dapat dibangun minimal oleh 6 orang tanpa peralatan khusus selama 46 menit. Volume purwarupa saat terlipat batang pendek sebesar 0,22 m3 dan saat terlipat batang panjang sebesar 0,34 m3 sehingga tercipta rangkaian struktur dengan volume 49 m3 dan luas 19,2 m2. Aspek yang terpenuhi dalam konteks hunian sementara antara lain kesesuaian dimensi, desain berorientasi lokal, mudah dipindahkan dalam hal dimensi, konstruksi sederhana dan fleksibilitas.

The study discusses about developing of telescopic bars as component of scissor structures for temporary shelter. Scissor structure has the advantages of being easy to build using a folding mechanism, easy to stowed and move because the structures can be transformed from a small compact configuration to a large open one so it is suitable for sheltering temporary activities and disaster emergency conditions. Problems with the length dimensions of bars component make the structure difficult to implement because long bars make packing difficult and short bars impact the strength of the structures. Application of telescopic mechanism can solve the problem because it allows the bar to be lengthened and shortened. The first phase of the research is simulation strength of structure with finite element method (FEM) using computer software. Then proceeded with making a 1:1 scale prototype to prove the structure performance. The simulation proved that scissor structures with hollow steel material as bar components and PVC as roof cover has a safety factor value of > 3. The prototype can be built for 46 minutes by minimum 6 people without special equipment. The volume of prototype when folded short bars is 0.22 m3 and when folded long bars is 0.34 m3 so it resulted in structures with volume of 49 m3 and an area of ​​19.2 m2. Aspects that are met in the context of temporary shelter include adequate dimensions, local oriented design, easy to move in terms of dimensions, simple construction and flexibility."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Karina Djati Suryo Prameswari
"Arsitektur dapat hadir secara permanen maupun temporer. Arsitektur temporer sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari lewat berbagai macam bentuk, mulai dari arsitektur portabel pasca bencana, panggung hiburan, pameran maupun dalam festival. Kehadiran suatu bentuk arsitektur temporer mengubah pengalaman ruang di suatu ruang yang telah ada sebelumnya. Melalui arsitektur temporer, suatu tempat kembali didefinisikan dalam kurun waktu yang terbatas dan tidak tetap. Pengadaannya hanya dalam durasi tertentu karena pertimbangan siklus dan manajemen waktu.
Arsitektur temporer ini, dapat diadakan di mana saja, salah satunya di jalan. Bentuk dari arsitektur temporer di jalan bisa berupa benda-benda dekoratif saja ataupun struktur yang melibatkan aktivitas di dalamnya. Ruang jalan kembali dimaknai dan dialami secara berbeda saat arsitektur temporer diadakan di dalamnya. Makna jalan pun berubah, dari ruang sirkulasi kota menjadi suatu ruang dan tempat warga kota bersosialisasi.

Architecture can be presented permanently and temporarily. Temporary architectures are often encountered in everyday life through a variety of forms, ranging from post-disaster portable architecture, performance stage, exhibitions as well as in the festival. The presence of temporary architecture changed the experience of space that has already existed before. Through temporary architecture, a place is re-defined in the limited time period and not permanently. The procurement is only in specific duration due to the time cycle and time management.
These temporary architectures can be held anywhere including on street. Forms of temporary architecture on the street can be just decorative objects or structures that involve activities in it. Street space is re-interpreted and experienced differently when temporary architecture is created there. The meaning of the street is transformed, from the circulation space of the city into a space and place where people gather and socialize.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43558
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila Forma Sebazky
"Progressive Collapse merupakan penyebaran kegagalan lokal awal dari elemen ke elemen yang mengakibatkan keruntuhan seluruh struktur atau sebagian besar struktur. Pada penelitian ini, dilakukan linear static analysis dan nonlinear static analysis untuk mengetahui potensi terjadinya progressive collapse. Validasi terhadap linear static analysis dilakukan pada bangunan yang ada pada UFC 04-023-03. Studi parametrik dilakukan pada bangunan baja dengan sistem eccentrically braced frame yang diambil dari jurnal dan bangunan yang dirancang berdasarkan SNI 1726:2012. Terdapat tiga macam variasi, yaitu variasi jumlah lantai (4, 8, dan 15 lantai), variasi skenario penghilangan kolom (kolom pinggir dan kolom tengah) dan perbedaan metode analisis. Kesimpulan dari penelitian ini adalah semakin banyak jumlah lantai maka semakin kuat suatu bangunan. Skenario penghilangan kolom pinggir juga akan menghasilkan keadaan yang lebih parah dibandingkan dengan penghilangan kolom tengah. Nilai demand capacity ratio akibat linear static analysis lebih besar dibandingkan dengan nonlinear static analysis.

Progressive Collapse is the initial spread of local failure from element to element which results in the collapse of all structures or a disproportionately large part of it. In this study, linear static analysis and nonlinear static analysis were performed to determine the potential for progressive collapse. Validation of linear static analysis method was carried out on a building in UFC 04-023-03. Parametric studies are carried out on steel buildings with eccentrically braced frame taken from journal and buildings designed based on SNI 1726: 2012. There are three variations, variation in the number of floors (4, 8, and 15 floors), variation in column removal scenarios (edge columns and middle columns), and variation in analysis methods. The conclusion of this study is the more number of floors, the stronger a building is. The scenario of removing the edge column will also produce a more severe condition than the removal of the middle column. The value of the demand capacity ratio due to linear static analysis is greater than nonlinear static analysis."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Tangoro
Jakarta: UI-Press, 2005
690 DWI i
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Frick, Heinz
Yogyakarta: Kanisius, 2001
691 FRI i
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Yusuf Latief
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
690 YUS k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
"Komposit Fiber dan Resin Plastic menjadi salah satu alternatif dalam pembuatan Instalasi Pengolahan Air, yang dikenal dengan IPA-FRP. Hal ini dikarenakan dari beberapa keunggulan Struktur Komposit FRP seperti tahan terhadap korosi, tahan terhadap konsentrasi bahan kimia tertentu, mudah dibentuk sesuai dengan yang direncanakan, sehingga relatif lebih mudah untuk membuat ukuran yang diperlukan. Komponen instalasi dapat dicetak dan diproduksi secara modular di pabrik dan di lapangan. Pembuatan di pabrik/workshop dapat di lakukan dengan kriteria teknis struktur dan konstruksi IPA-FRP sesuai standar antara lain seperti ukuran IPA secara detail dapat dibuat sesuai dengan rencana kapasitasi instalasi dan kekuatan struktur tertentu pula. Untuk merancang IPA-FRP yang mempunyai kapasitas dan kekuatan tertentu, susunan serat gelas, jumlah lapisan, penguat pada dinding dan sambungan antara panel, sambungan pipa dengan dinding dan dudukan instalasi harus mendapat perhatian khusus dalam penentuan kriteria teknisnya serta diperlukan keahlian pekerja dan pengawasan yang memadai. "
Bandung: pusat penelitian dan pengembangan permukiman, badan penelitian dan pengembangan, kementrian pekerjaan umum , 2020
690 MBA
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Dwi Wulandari
"Atop bangunan merupakan bagian teratas dari sebuah bangunan yang berfungsi sebagai naungan. Bangunan mempunyai fungsi untuk memwadahi aktivifas dari manusia sehingga dalam proses konsfruksinya harus mempertirnbangkan aspek seperti pemilihan rnaferial yang digunakan, dalam hal ini aiap sebagai elemen penfing dalam bangunan terutama menerima beban Terlebih dahulu baik beban maii dari beraf bangunan Tersebui, beban angin (beban norisonfal) dan beban hidup dari aldiviias atau kegiaian manusia didalamnya. Penggunaan material yang dibahas dalam penulisan ilmiah ini adalah kayu dan baja yang berpengaruh terhadap konstruksi clari bangunan. Penggerjaan afap Iebih sulit dibandingkan elemen siruktur Iain dalam bangunan, sehingga memerlukan ketelirian dan kefepafan uniuk Tiap hubungan yang diiunjukkan oleh perfemuan elemen-elemen pembeniuk kerangka itu sendiri.
Karakteristik dari tiap material juga memberikan persyaratan dan aspek pertimbangan untuk setiap konstruksi yang bisa dilakukan. Selain iiu untuk mengefahui sejauh mana keefisienan, kelebihan dan kekurangan dari penggunaan material kayu dan baja dengan karakteristik masing-masing yang dipunyai diperlihaikan dari pembahasan mengenai beban yang ierjadi pada afap, sifat masing-masing material, bentuk, kekuatan, claya Tahan, konsrruksi dan kemudahan pelaksanaan konstruksi. Benruk dari bangunan akan mempengaruhi penggerjaan konstruksinya, bentuk melengkung Iebih sulir dibanaingkan benfuk Iurus. Elemen penutup atap juga mempunyai peranan peniing dalam penenruan jenis konstruksi yang akan digunckon don jenis material yang dipilih uniuk penggerioon konstruksinycx korencm dengon pegnggunocm penutup atop yang berbedcl cukon memberikcln persyorcion berbedcx jugo dolcm penggerjocm konstruksinycl. Koyu memiliki kelebihon sifof olomi don ieksiur dibcmding bojo don sifclfnyo ycmg Iebih fohon [Gmc podo suhu tinggi dibondingkon kudo-kudc: bojo yang menggelioi setelcah Terbokor.
Woloupun mosih terdopoi kekurongon yang dimiliki koyu seperti cocci koyu don doyc iczhcm 'rerhodop cucxco. Jodi sefiop mcxieriol boik koyu don boio, horus diberikcm periokuon khusus sesuoi dengon korckteristiknyo musing-mosing dolcm konstruksi rongkcu atop dolom bonguncm.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S48496
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ika Mustikawati
"ABSTRAK
Perjanjian merupakan bentuk dari kesepakatan antara dua pihak, dimana menganut asas konsensualisme yang berarti sepakat. Dalam melakukan perjanjian memang tidak sulit namun perlu diperhatikan mengenai syarat ketentuan yang berkaitan dengan syarat sahnya perjanjian, karena jika tidak sesuai dengan syarat sahnya perjanjian sebagaimana diatur dalam Pasal 1320 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, maka konsekuensinya adalah dapat dibatalkan apabila yang dilanggar adalah syarat subyektif, dan batal demi hukum apabila yang dilanggar adalah syarat obyektif.
Topik yang diangkat dalam penulisan tesis ini berupa akibat dari pelaksanaan perjanjian yang tidak memenuhi persyaratan atau ketentuan yang berlaku, perjanjian tersebut di buat di bawah tangan atau tidak dibuat dihadapan pejabat yang berwenang sehingga banyak terdapat kelemahan dalam isi perjanjian tersebut dan mengakibatkan pelaksanaan perjanjian yang tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Kaitannya dengan bangunan yang dibangun berdasarkan perjanjian tersebut, di mana bangunan tersebut dibangun di atas tanah pemerintah yang memerlukan izin terlebih dulu dari pejabat yang berwenang, dalam hal ini Menteri Keuangan. Namun izin tersebut belum diperoleh tetapi isi perjanjian tetap dilaksanakan dan sudah dioperasikan. Bahkan IPB tidak memberikan pelimpahan kekuasaan secara tertulis kepada PT. BLST bahwa tanah tempat sarana tambahan tersebut dibangun boleh dipergunakan. Kemudian permasalahan yang diangkat berupa apakah akibat hukum dari pelaksanaan perjanjian yang tidak memenuhi persyaratan yang berlaku, apakah akibat hukum dari bangunan yang dibangun berdasarkan perjanjian tersebut dan upaya hukum apa yang dapat ditempuh sebagai pemenuhan perjanjian tersebut.
Metode penelitian yang digunakan yaitu metode penelitian kepustakaan yang bersifat yuridis normatif, dengan metode analisis data secara kualitatif dan hasil penelitian berbentuk evaluatif¬analitis.
Kesimpulan dari hasil pembahasan berupa, pelaksanaan perjanjian yang tidak memenuhi persyaratan adalah dapat dimintakan pembatalannya, karena tidak sesuai dengan syarat subyektif di mana IPB sebagai pemegang hak pakai tidak memberikan kuasa pemanfaatan tanah, maka selain melanggar syarat subyektif PT. BLST juga melakukan wanprestasi terhadap isi perjanjian, maka perjanjian dapat diakhiri secara sepihak. Kemudian akibat hukum terhadap bangunan berupa penghentian pemanfaatan hingga penyegelan gedung, maka upaya hukum yang dapat ditempuh yaitu dengan melakukan amandemen terhadap perjanjian, karena perjanjian tersebut dibuat sebelum izin keluar, yang mengakibatkan perjanjian tidak dapat dilaksanakan.

ABSTRACT
An agreement is a form of state of consensus between two parties. Despite the easiness in engaging such a thing, there are important matters need to be considered on making an agreement, particularly the requirements determined by the law, regarding the consequences in case it's not filled in accordance with the Articled 1320 of the Book of Civil Law (that it can be canceled if the requirement violated is the subjective one, and canceled for the sake of the law if the one violated is the objective requirement).
The topic to be addressed in this thesis is the consequence of an agreement which doesn't fill the requirement determined by the law, since it was made unofficially or not before the presence of an authorized official, which causes legal weakness in the content, and the risk that the implementation of the agreement doesn't match with the applicable law. More specifically in this case, in the agreement to be scrutinized, there is a building established on a land belongs to the government, the reason of which the party built the structure should possess first an official permit for the government before the construction process initiated. However, in reality the permit was not issued, and yet the building construction has been started. The party that is supposed to give the permit, IPB (Bogor Institute of Agriculture) hasn't even given a written statement of permission to PT BLST to use the land. Thus, this thesis will identify the things as follow: what is the legal consequence of the implementation of an agreement which doesn't fill the legal requirements as determined by the law? What is the status of the building constructed on the land based on the agreement, and what kind of legal effort can be conducted as the fulfillment of the agreement?
The research method applied in this thesis is the juridical normative library research, while using the qualitative data analysis method which leads to an evaluative-analytical result.
The conclusion to be drawn is that the implementation of an agreement that doesn't fill the requirement is allowed to be cancelled, since it doesn't fit with the subjective requirement of which IPB as the holder of the concessions right doesn't give the concessions right to PT. BLST, which make the deed conducted by the company as a subjective violation to the law, and at the same time is a misachievement to the agreement."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2007
T19558
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>