Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 16326 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"In ieder geval moet het dessa-inderwijs nog als een begin-aanvulling beschouwd worden van het aan de eischen van denkkracht-vorming beantwoordende onderricht op de Gouvernements Inlandsche scholen ..."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
K 306.095 98 IND
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
Mochammad Arief Wicaksono
"ABSTRACT
Ini adalah studi antropologi tentang Muslim pengikut Nahdlatul Ulama Nahdliyin di Jawa Timur dengan mengambil kasus pada beberapa tempat di Jawa Timur: Desa Jerukwangi, Kabupaten Jombang, Desa Krucil, Kabupaten Probolinggo, dan Kampung Ciptomulyo, Kota Malang. Studi ini mencoba menyajikan argumen bahwa perwujudan kehidupan beragama Islam pada struktur sosial budaya masyarakat Nahdliyin di Jawa Timur merupakan bentuk kontekstualisasi kebudayaan Tradisi Besar Islam terhadap Tradisi Kecil masyarakat Jawa melaui Tradisi Perantara. Kontekstualisasi kebudayaan ini dimungkinkan karena keberadaan kiai sebagai perantara dan pengelola kebudayaan antara Tradisi Besar dan Tradisi Kecil tersebut. Selain itu, penerimaan kontekstualisasi kebudayaan dari kiai oleh masyarakat Nahdliyin dimungkinkan karena adanya kultur ittiba dan taqlid pada jamiyyah dan jamaah Nahdlatul Ulama. Bentuk-bentuk kontekstualisasi kebudayaan yang dilakukan oleh kiai tersebut dapat dilihat dengan perspektif simbol dalam antropologi. Tulisan ini didasarkan pada penelitian dengan metode penelitian etnografi: pengamatan dan wawancara serta studi-studi literatur.

ABSTRACT
This is an anthropological study about Muslim of Nahdlatul Ulama Nahdliyin in East Java by taking cases in several places in East Java Jerukwangi Village, Jombang Regency, Krucil Village, Probolinggo Regency, and Ciptomulyo Village, Malang City. This study tries to present the argument that the embodiment of Islamic life on the socio cultural structure of the Nahdliyin community in East Java is a form of contextualizing the culture of the Great Islamic Tradition to the Small Tradition of Javanese society through the Intermediate Tradition. Contextualization of this culture is possible because of the presence of kiai as an intermediary and cultural manager between the Great Tradition and the Small Tradition. In addition, the acceptance of cultural contextualization of the kiai by the Nahdliyin community is because of ittiba and taqlid cultures in jamiyyah and jamaah of Nahdlatul Ulama. The forms of cultural contextualization carried out by the kiai can be seen with the symbolic perspective in anthropology. This paper is based on research with ethnographic research methods observations and interviews and also literature studies. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Waal, W.F. de
Soerabaia: E. Fuhri & Co., [Date of publication not identified]
BLD 323.6 WAA i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Saifuddin Aman
Jakarta : Al Mawardi Prima , 2000
297.63 AMA m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Khikmatul Islah
"Sebagai organisasi yang terdiri dari kaum intelektual, ICMI mempunyai tugas untuk melahirkan cendekiawan muda yang nantinya akan memegang tali estafet untuk meneruskan langkah ICMI. Kaum intelektual muda ini menjadi salah satu konsen ICMI yang memang pada saat ini sedang melakukan proses penguatan masyarakat madani dengan berbagai programnya. ICMI bergerak membangun generasi penerus bangsa dalam proses kaderisasi. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif, yakni dengan menganalisis proses kaderisasi cendekiawan muda ICMI periode 2011-2012. Adapun hasil yang didapatkan dari penelitian ini adalah bahwa memang benar di ICMI terdapat pedoman kaderisasi yang telah dibuat sejak 2009, dan telah disosialisasikan di Silaknas, namun pada kenyataannya proses kaderisasi itu tidak berjalan optimal sesuai dengan pedoman serta harapan. Masukan untuk proses kaderisasi ICMI adalah perlu ada program khusus untuk kaderisasi yang bisa dilakukan oleh semua pihak organ ICMI, sehingga proses kaderisasi ICMI bisa berjalan seimbang sesuai dengan harapan, baik di Orsat, Orda, Orwil dan Orpus.

As an organization consist of intellectual community, ICMI has assigned to generate youth intellectual that would carry on ICMI in the future. This youth intellectual community become one of focus over ICMI, which today running process for strengthening civil society through their various programs. ICMI developing the next generation in regeneration process. This research performed using qualitatives approach, by analyzing regeneration process of youth intellectual in ICMI for 2011-2012. This research has result that ICMI, in point of fact, provided regeneration guidelines which made since 2009, and has been socialized in Silaknas, however those regeneration process does not optimally performed in accordance to guideline and unfulfilled expectation. As feedback, ICMI`s regeneration process require specific programs for regeneration which can carried out by the entire of ICMI, so that regeneration process in ICMI able to run in chime and match the expectations, either in Orsat, Orda, Orwil and Orpus."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Subagio
"Fokus penelitian ini adalah strategi pembentukan karakter kepemimpinan dengan mengambil studi kasus pada Organisasi Kemsyarakan Pemuda (OKP) Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI), Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan Peregerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). Penelitian ini dilatarbelakangi terhadap permasalah kepemimpinan di Indonesia. Penelitian ini menggunakan teori J. David Hunger (2006) mengenai manajemen strategi. Ia mengemukakan dalam tahap manajemen strategi yakni adanya strategy formulation, strategy implementation dan strategy evalution.
Pembentukan karakter kepemimpinan oleh OKP HMI, PMII dan KAMMI menjadi sebuah prioritas dalam proses kaderisasi. Dalam memenuhi harapan kepemimpinan masa depan yang berkarakter, OKP HMI, PMII dan KAMMI melakukan proses pembinaan kepada para pemuda khususnya kalangan mahasiswa. Pembinaan ini dilakukan untuk membentuk sosok pemimpin yang berkarakter kepada para kader. Harapan kedepannya hasil dari pembinaan tersebut menghasilkan para alumni yang menjadi pemimpin dimsyarakat serta bisa memberikan solusi terhadap permasalah kepemimpinan hari ini.

The focus of this research is the strategic of leadership character establishment with a case study in Youth Social Organization ( Organisasi Kemasyarakatan Pemuda) , Indonesian Muslim Student Action Union (KesatuanAksiMahasiswa Muslim Indonesia), Muslim Students Association, and Indonesian Islamic Students Movement (PeregerakanMahasiswa Islam Indonesia).This research?s background is the problems of leadership in Indonesia. This research uses the theory from J David Hunger (2006) about strategy management. He argues about stages of management strategic that there are strategy formulation, strategy implementation, and strategy evaluation.
The priority of character building leadership by OHP, HMI, PMII and KAMMI is in the regeneration process.In meeting the expectations of the future leadership who have character, OKP HMI, PMII and KAMMI do the process of coaching to the youth especially among students.This coaching is done to establish the character of leader in the cadrers. The future results expectations of the coaching is to produce alumni who are leaders in the community and can provide a solution to the problems of leadership today."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ilhamsyah
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (PP IPNU) dalam upaya meraih prestasi program “Organisasi Kepemudaan (OKP) Berprestasi di Kementerian Pemuda dan Olahraga. Metode analisis yang digunakan adalah pendekatan kualitatif deskriptif dengan cara studi pustaka dan wawancara hingga kemudian dianalisis menggunakan teori kinerja organisasi, konsep perananan dan teori manajamen perubahan.Penelitian ini menunjukan bahwa kepengurusan IPNU periode 2015-2018 dengan Asep Irfan Mujahid selaku ketua umum dinilai banyak mengalami kemunduran dibandingkan dengan kepengurusan
sebelumnya yang berdampak pada kekalahan IPNU dalam program OKP yang diadakan oleh kemenpora, yang mana pada periode sebelumnya IPNU mendapatkan gelar juara. Salah satu faktor utama yang menjadi penyebab penurunan kinerja kepengurusan IPNU saat ini adalah sulitnya untuk menjalankan komunikasi antar anggota sehingga menyebabkan program kerja yang telah disusun tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya. Permasalahan komunikasi harus dapat dibenahi sampai tuntas agar IPNU meraih kesuksesan seperti periode sebelumnya. Apabila kinerja sudah dapat dibenahi, maka kualitas dari para pengurus maupun anggota juga akan lebih baik sehingga prestasi pada program OKP dapat diraih kembali.

The purpose of this research is to know the analysis of central leadership of student bond nahdlatul ulama (PP IPNU) in achieving the achievement. The analytical method used is descriptive qualitative approach by way of literature study and interview then analysing using organizational performance theory, conception of role and management of change theory. This study shows that the stewardship of IPNU period 2015-2018 with Asep irfan mujahid a chairman is considered much decline if compared with the previous stewardship which impact on the defeat of IPNU in OKP program held by kemenpora, which in the previous period IPNU get title.One of the main factors causing the decline in IPNU management performance is the difficulty to run communication between members, causing the work program that has been prepared can’t run properly. Communication problems have to be solve thoroughly so that IPNU achieve success like previous period. If performance can be improved, the quality of the board and members will be better so the achievement in the OKP program can be recovered."
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2018
T49518
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Handayani
"Indonesia memiliki potensi zakat sebesar Rp 327 triliun namun tidak dibarengi dengan realisasi penghimpunannya. Tingkat efisiensi yang rendah menjadi kendala atas penghimpunan dana zakat di Indonesia. Selain tingkat efisiensi, perlu dilakukan identifikasi faktor determinan yang mempengaruhi efisiensi sehinga dapat dijadikan tolok ukur bagi OPZ yang mengalami inefisiensi untuk perbaikan dimasa yang akan datang. Tujuan dari penelitian ini adalah mengukur tingkat efisiensi OPZ Nasional dan mengidentifikasi faktor determinan yang mempengaruhinya. Penelitian ini menggunakan metode Data Envelopment Analysis (DEA) dua tahap yaitu, pada tahap pertama melakukan pengukuran efisiensi dengan analisis Data Envelopment Analysis (DEA) berdasarkan asumsi CRS dan VRS dengan pendekatan intermediasi dan orientasi output. Variable input terdiri dari dana ZIS terhimpun, aktiva tetap dan biaya gaji karyawan, sedangkan variable output terdiri dari Dana ZIS tersalurkan dan biaya operasional. Pada tahap kedua, hasil skor efisiensi akan menjadi variabel terikat yang akan dianalisis menggunakan Regresi Tobit untuk mengidentifikasi faktor determinan yang mempengaruhi efisiensi pada OPZ. Adapun variabel bebas yang digunakan dalam analisis regresi tobit adalah size asset, usia OPZ, jumlah cabang, dan jenis OPZ. Hasil Penelitian menunjukan bahwa LAZISNU adalah satu-satunya OPZ yang dapat mencapai efisiensi optimal dengan skor efisiensi 100% baik dengan asumsi CRS maupun VRS selama periode penelitian 2018-2022. BAZNAS mencapai efisiensi optimal berdasarkan asumsi VRS dengan skor efisiensi 100% selama periode penelitian namun mengalami inefisiensi berdasarkan asumsi CRS pada tahun 2021 dengan skor efisiensi 94%. Sedangkan Dompet Dhuafa dan Rumah Zakat belum mencapai efisiensi yang optimal pada tahun 2020 dan 2021 berdasarkan asumsi CRS dan pada tahun 2021 berdasarkan asumsi VRS. Faktor determinan yang mempengaruhi efisiensi pada OPZ Nasional secara positif signifikan adalah size asset dan secara negatif signifikan adalah jenis OPZ. Sedangkan, variabel usia dan jumlah cabang tidak memiliki pengaruh terhadap efisiensi OPZ.

Indonesia has a zakat potential of IDR 327 trillion but this is not accompanied by the realization of its collection. The low level of efficiency is an obstacle to collecting zakat funds in Indonesia. Apart from the level of efficiency, it is necessary to identify determinant factors that influence efficiency so that it can be used as a benchmark for ZMOs that experience inefficiency for future improvements. The aim of this research is to measure the level of efficiency of the National ZMO and identify the determinant factors that influence it. This research uses a two-stage Data Envelopment Analysis (DEA) method, namely, in the first stage, measuring efficiency using Data Envelopment Analysis (DEA) analysis based on CRS and VRS assumptions with an intermediation approach and output orientation. The input variable consists of collected ZIS funds, fixed assets and employee salary costs, while the output variable consists of disbursed ZIS funds and operational costs. In the second stage, the results of the efficiency score will become the dependent variable which will be analyzed using Tobit Regression to identify determinant factors that influence efficiency in ZMO. The independent variables used in the Tobit regression analysis are asset size, ZMO age, number of branches, and ZMO type. Research results show that LAZISNU is the only ZMO that can achieve optimal efficiency with an efficiency score of 100% using both CRS and VRS assumptions during the 2018-2022 research period. BAZNAS achieved optimal efficiency based on VRS assumptions with an efficiency score of 100% during the research period but experienced inefficiency based on CRS assumptions in 2021 with an efficiency score of 94%. Meanwhile, Dompet Dhuafa and Rumah Zakat have not achieved optimal efficiency in 2020 and 2021 based on CRS assumptions and in 2021 based on VRS assumptions. The determinant factor that influences efficiency in the National ZMO in a significantly positive way is asset size and in a significantly negative way is the type of ZMO. Meanwhile, the variables age and number of branches have no influence on ZMO efficiency."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arif Wahidin
"Studi tentang omop dan gerakan sosiai dalam dinamika relasi masyarakat, negara dan pasar di era neoliberalisme ini panting dilakukan dengan alasan yaitu : a) dapat memperkaya studi tentang ornop dan gerakan sosial, b) memberikan sumbangan bagi pengembangan teori gerakan sosial di Indonesia, dan c) mengembangkan perspektif tentang gerakan sosial, khususnya gerakan petani dalam dinamika hubungan antara negara dan pasar atau dalam era neo-liberaiisme.
Penelitian peran jaringan ornop (Jarnop) dalam gerakan petani di Jawa ini memusatkan perhatian tiga permasalahan pokok sebagai berikut : 1) Bagaimana sejarah dan proses-proses sosial yang terjadi pada masa awal terbentuknya Jarnop? apa faktor-faktor utarna yang mendorong terbentuknya Jarnop?, 2) Bagaimanakah dinamika internal Jarnop dilihat dari kaitan antara perubahan struktur organisasi, visi dan misi, pertumbuhan anggota dan kepemimpinan dengan efektilitas Jarnop dalam memperkuat organisasi petanl dl Jawa ?, dan 3) Bagaimana Jarnop merespon dinamika Iingkungan strategis seperti kebijakan pemerintah, berkembangnya Iiberalisasi di sektor pertanian dan pergerakan sosiai yang dilakukan oleh ornop auau jaringan ornop yang Iain ?.
Kajian dinamika internal Jarnop dilakukan dengan mengkaji teori dari Mayer N. Zald (1977) tentang efektifitas organisasi gerakan sosial dan Charles Tilly (1975) tentang perkembangan organisasi gerakan sosial. Sedang kajian tentang Jarnop dalam era neo-Iiberalisme dilakukan dengan mengkaji teori dari Ailain Touraine (1988) tentang detemwinasi kebudayaan urnum atas gerakan sosiai dan James Petras (1997) tentang NGO dalam perangkap neo-Iiberalisme. Gerakan sosial pada dasarnya mencakup prinsip-brinsip sebagai berikut : a) Memiliki serangkaian tata aturan dan mekanisme yang mengatur tentang kewenangan, hak dan kewajiban seita pola komunikasi antar aktor yang terlibat dan dalam gerakan yang dirumuskan daiam bentuk organisasi gerakan, b) Memiliki cita-cita, tujuan serta strategi untuk mewujudkan tujuan , c) Memiliki program kerja, aktifitas dan taktik-taktik untuk memobilisasi sumberdaya, termasuk mendorong aksi kolektif clan melembagakan identitas dari para aktornya, d) Aksi gerakan sosial ditujukan untuk merespon struktur-struktur sosial yang membatasi dan tidak adil, dan e) Bekerjasama, berkoalisi dan bersaing dengan organisasi gerakan lainnya atau badan-badan pemerintah untuk mewujudkan tujuannya.
Organisasi Non Pemerintah (Omop) memenuhi ciri-ciri sebagai gerakan sosial dalam bentukkekuatan sosial yang,tumbuh»sebagai respon darisituasi Iingkungan yang represif, tidak demokratis dan tidak adll. Ornop merupakan sebuan bentuk gerakan terorganisasi yang merupakan kelanjutan dari bentuk-bentuk aksi kolektif terdahulu yang terus menerus mengontrol sumberdaya. Sebagai gerakan sosial, omop dihadapkan pada lingkungan hldup di mana paham dan praktek neo-Iiberalisme meluas dan menyerobot pada seluruh aspek kehidupan manusia. Gerakan sosial muncul dalam bentuknya sebagai gerakan anti-neoliberalisme yang didorong oleh kelompok-kelornpok bebas dimasyarakat yang disebut sebagai gerakan soSia\ baru. Jaringan Ornop Pendamping Petani Se-Jawa (Jarnop) merupakan sebuah jaringan kerja yang memiliki visi dan misi serta kegiatan yang ditujukan untuk mendorong terbangunnya gerakan petani di Jawa. Mandat utama Jamop adalah memperkuat organisasi petani di jawa supaya para petani dapat memperjuangkan permasalahan yang dihadapi secara mandiri.
Penelitian ini dllakukan dengan metode kualitatif menghasilkan anaiisis : a) adanya dialektika dalam perkembangan internal organisasi jarnop, strategi yang dikembangkan dalam memperkuat organisasi petani serta gerakan menentang Iiberaiisasi di sektor pertanian, dan dinamika internal organisasi petani itu sendiri.
Dialektika ini dimungkinkan karena melembaganya pola pikir dan pola kegiatan dengan model 'aksi - refieksi - alsi Ianjut? dalam organisasi jarnop maupun organisasi petani, b) ada kesesuaian antara dinamika internal organisasi jarnop, strategi gerakan yang dikembangkan dan dinamika intemal organisasi petani dengan dinamika perkembangan Iiberalisasi di sektor petanian, dan c) ada interaksi dinamis antara jarnop dan organisasi petani yang merepresentasikan diri sebagai socieiy dengan negara yang dibeiakangnya terdapat kepentingan pasar yang ditunjukkan dengan dinamika kegiatan Jarnop.
Kritik hasil penelitian ini atas teori Mayer N. Zald adalah pada strategi-strategi rasional yang dirurnuskan organisasi gerakan daiarn mencapai tujuannya. Strategi yang dikembangkan organisasi gerakan tidak selalu 'rasional-manajerialj penelitian ini menemukan bahwa rasionalitas strategi gerakan seialu bersifat 'kontekstual' dalam arti dipengaruhi oleh dinamika internal organisasi gerakan dan dinamika konstituennya.
Beberapa temuan pendukung dari kritik atas teori Zald tersebut antara Iain : a) tentang pola kepemimpinan yang efektif pada jaringan ornop bukanlah kepemipinan manajerial yang rasional, namun justru kepemimpinan jawa yang patron-client, b) Pola hubungan antara Jarnop dan FKIP seharusnya jelas dan rasional, namun walaupun kebutuhan mernperjelas hubungan sudah muncul namun pengurus FKIP tidak dapat menyatakan secara gamblang, narnun mereka mengambil jalan Zig-Zag agar Iangkahnya tidak menyinggung 'patron' nya, clan c) aksi-aksi yang dikembangkan Jarnop masih prototipe budaya jawa dengan taktik menghidari konflik langsung.
Aksi-aksi politik dalam bentuk rnobilisasi massa atau pengikut dalam jumiah besar tidak menjadi orientasi tunggal dalam gerakan jarnop, namun kebutuhan dan masalah yang dihadapi konstituen (petani) menjadi orientasi dasar bagi perumusan strategi gerakan. Strategi Jarnop memilih upaya-upaya yang lebih mengandalkan proses dialog, beltemu clan musyawarah. Aksi massa merupakan Iangkah akhir atau di tengah apabila upaya-upaya dialog terhambat untuk dilakukan. Keberhasilan Jarnop dalam mempengaruhi kbijakan tentang coorporate farming melalui serangkaian dialog, pertemuan dan kampanye merupakan peneguhan tentang masih pentingnya peran ornop dalam mengimbangi kekuatan negara dan pasar."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
T21993
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Infa Wilindaya
"ABSTRAK
Tesis ini membahas tentang peran dan dinamika Kepemimpinan Amien Rais sewaktu menjabat sebagai Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, yang terpilih pada Muktamar ke 40 di Banda Aceh, periodesasi 1995-2000. Namun, pasca tumbangnya rezim Orde Baru, pada tahun 1998, Amien Rais bersama tokoh-tokoh bangsa lainnya menggagas Reformasi. Merasa perjuangan belum usai, Amien Rais memilih untuk mendirikan partai politik sebagai wadah perjuangan kebangsaannya. Karena di dalam persyarikatan melarang adanya rangkap jabatan apalagi partai politik, Amien Rais menyudahi kepemimpinannya pada bulan Agustus 1998 di hadapan Ketua-Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah tingkat propinsi Se-Indonesia, dan digantikan oleh Buya Syafi?i Ma?arif sampai berlangsungnya Muktamar selanjutnya yakni pada Tahun 2000.
Muhammadiyah sendiri yang saat ini sudah berumur 101 Tahun, sampai sekarang masih tetap pada Khittah nya sebagai organisasi sosial da?wah kemasyarakatan amar ma?ruf nahi munkar, menyatakan tetap tidak berafiliasi dengan partai politik ataupun kegiatan politik praktisnya, namun tidak menghalangi bagi siapapun kadernya, yang mempunyai minat terhadap politik, tetap berusaha melek politik tetapi tidak alergi politik. Sikap ini tercermin dalam sepak terjang simbolnya, yakni pemimpin-pemimpin teras (baca : Ketua) dari awal berdirinya. Sampai ke periode Amien Rais, yang berlatar pendidikan Ilmu Politik, tamatan Amerika tentunya ini mempengaruhi gaya dan karakter kepemimpinannya.
Pendekatan Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan desain deskriptif. Data dikumpulkan dengan menggunakan instrument wawancara mendalam dan studi dokumen. Adapun Hasil penelitian ini sebagai berikut : Pertama, Amien Rais dalam kepemimpinannya menggunakan pola kepemimpinan karismatis dan transformatif sehingga cenderung tidak terjadi perpecahan di tubuh Muhammadiyah dalam menyikapi perubahan orde kepemimpinan nasional. Kedua, Perubahan Perilaku politik Muhammadiyah dari yang awalnya hanya mengurus sosial agama menjadi High Politics adalah selain karena kekharismatisan Amien Rais, juga disebabkan tuntutan zaman pada waktu itu bahwa persoalan keummatan juga tergantung dari kebijakan politiknya.

ABSTRACT
This thesis is discusses about the role and dynamics of leadership when Amien Rais served as Chairman of the Muhammadiyah Central Executive, which is elected at the 40th Congress in Banda Aceh, 1995-2000 periodization. However, because the post-collapse regime, in 1998, Amien Rais with the other national leaders at that time initiated the Reformation. Feel the fight is not over, Amien Rais chose to set up as a forum for political parties struggle nationality. Because in trust prohibits double post especially political parties, Amien Rais finished the leadership in August 1998 in the presence of the Chairmans of Muhammadiyah Regional Leadership Provincial Se-Indonesia, and was replaced by Buya Syafi?i Ma?arif until the course of the next congress in 2000.
Although Muhammadiyah now 101 years old, it still remains in its Khittah as civil society organizations proselytizing enjoining evil, states still are not affiliated with any political party or political activities practical, but not block for anyone cadres, who have an interest in politics, political literacy still trying but not political allergies. This attitude is reflected in the actions of its symbol, the terrace leaders (read: Chairman) from its inception. Up to a period of Amien Rais, a political science education background, America graduate course this affects the style and character of its leadership.
This research approach using qualitative methods with descriptive design. Data was collected using in-depth interviews instrument and document research. The results of this study as follows: First, Amien Rais in his leadership using charismatic and transformational leadership patterns that tend not Muhammadiyah schism in the body in response to changes in the order of the national leadership. Second, except Amien Rais charismatic leadership, changes in the political behavior of the initially Muhammadiyah social care only religion into High Politics is indeed due to the demands of fashion at that time that the problems of public also depends on the existing policy.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>