Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 69816 dokumen yang sesuai dengan query
cover
BAS 15:2 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Tampubolon, Rebecca M. Liony
"ABSTRAK
Emosi dan ekspresi emosi sangat dipengaruhi oleh budaya tempat seseorang tinggal. Budaya Batak adalah salah satu budaya yang memiliki pengaruh besar terhadap kedua hal tersebut, khususnya emosi marah dan pengekspresiannya. Penelitian ini bertujuan untuk melihat peranan anger rumination dalam memprediksi hadirnya kecenderungan physical aggression, verbal aggression, hostility, dan anger pada kelompok Batak Tradisional dan Batak Modern. Penelitian ini menggunakan Anger Rumination Scale untuk mengukur kecenderungan anger rumination dan Buss-Perry Aggression Questionnaire untuk mengukur kecenderungan trait agresi responden. Penelitian dilakukan terhadap kelompok Batak Tradisional n = 105 dan kelompok Batak Modern n = 175 Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kelompok Batak Tradisional, anger rumination secara signifikan memprediksi kecenderungan physical aggression t = 102 = 7.075, p < 0.001 , verbal aggression t = 102 = 6.05, p < 0.001 , hostility t = 102 = 5.39, p < 0.001 , dan anger t = 102 = 6.219, p < 0.001 . Pada kelompok Batak Modern, anger rumination terbukti secara signifikan memprediksi kecenderungan physical aggression t = 172 = 4.926, p < 0.001 , hostility t = 172 = 6.64, p < 0.001 , dan anger t = 172 = 7.221, p < 0.001 , namun tidak terhadap verbal aggression t = 172 = 2.447, p < 0.15.

ABSTRAK
Emotions and its rsquo expression is highly affected by the culture we lived in. Batak culture is one of the culture that has a great impact to both o fit, especially anger and its rsquo expression. The aim of this study is to find the role of anger rumination to predict the tendency of physical aggression, verbal aggression, hostility, and anger in Traditional and Modern Batak. This study used Anger Rumination Scale to measure the tendency of anger rumination, and Buss Perry Aggression Questionnaire to measure aggression trait in respondent. Respondents of this study were a group of Traditional Batak n 105 and a group of Modern Batak n 175 . This study shows that anger rumination has a significant effect towards physical aggression t 102 7.075, p 0.001 , verbal aggression t 102 6.05, p 0.001 , hostility t 102 5.39, p 0.001 , and anger t 102 6.219, p 0.001 in Traditional Batak respondents. Meanwhile, anger rumination has a significant effect towards physical aggression t 172 4.926, p 0.001 , hostility t 172 6.64, p 0.001 , and anger t 172 7.221, p 0.001 , but has less impact towards verbal aggression t 172 2.447, p 0.15 in Modern Batak participant. "
[;, ]: 2017
S69135
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Antok Kurniyawan
Depok: Politeknik Ilmu Permasyarakatan, 2021
324.22 ANT k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Soedjito Sosrodihardjo
Yogyakarta: Tiara Wacana, 1987
307.72 SOE a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Simarmata, Srilusiana
"Skripsi ini membahas tentang double burden inang penjahit kebaya yang berada di Pasar Dwikora, Pematangsiantar Sumatera Utara. Double burden yang dialami oleh para inang penjahit di dalam keluarga mereka merupakan dampak dari nilai – nilai budaya Patriarki Batak yang masih dipegang erat dalam keseharian masyarakat Pematangsiantar. Skripsi ini memaparkan bagaimana nilai maskulinitas dalam budaya patriarki Batak mengakibatkan banyak laki – laki yang tidak menjalankan fungsi ekonomi mereka di dalam keluarga. Nilai patriarki juga membuat para inang penjahit kebaya ini tidak bisa meninggalkan pekerjaan domestiknya sehingga terjadi double burden. Pengumpulan data dalam penelitian menggunakan metode kualitatif, lewat observasi dan wawancara mendalam dengan inang penjahit kebaya yang menjadi informan dalam penelitian ini.

This study discuss about the double burden of inang penjahit kebaya (Batak’s traditional kebaya woman taylor) in Pasar Dwikora, Pematangsiantar, Sumatera Utara. The study found out that the double burden of inang penjahit kebaya in their family’s daily life is the impact of Batak’s traditional values which lies on Pematangsiantar’s society. Furthermore, by Parson’s family function aprroach, this study sees how masculinity concept on Batak Patriarchy result in the disfunction of a man on their family; but in the other side makes inang penjahit kebaya cannot leave her domestic function, as the emerged of the double burden. This study also try to figure out how inang penjahit kebaya sees her double burden, and the lack of their husband’s economy responsiblities in the family. In data collection process, this study use qualitative research method by depth interview and observation. Informant in this study is inang penjahit kebaya in Pasar Dwikora Pematangsiantar."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasibuan, Jamaludin S.
Jakarta: Jayakarta Agung, 1985
572.792 5 HAS a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sitanggang, Yosephine
"Kehidupan masyarakat tidak terlepas dari kebudayaan yang dimiliki. Kemampuan masyarakat berbeda untuk mengadaptasi dan mengolah kebudayaan yang telah mengakar di dalam dirinya, hal ini berlaku pada masyarakat yang berada di daerah pedalaman maupun masyarakat yang menjalani kehidupannya di kota besar. Objek penelitian pada karya ilmiah ini adalah orang sub etnis Batak Toba yang tinggal di Jakarta. Topik yang saya angkat pada pembahasan ini mengenai pengaruh budaya Batak Toba oleh orang Batak Toba yang tinggal di Jakarta dalam penggunaan ruang hunian mereka. Penelitian yang dilakukan memperoleh kesimpulan awal mengenai pengaruh budaya Batak Toba terhadap penggunaan ruang hunian orang Batak Toba di Jakarta.

People`s lives can not be separated from their culture. They have different abilities to adapt and cultivate their culture which is deeply rooted in them, not only the people who lives in the village but also the people in the city. The object for this study is Batak Toba`s people who lives in Jakarta. My topic is the influence of Batak Toba culture by Batak Toba`s people who lives in Jakarta in managing their house`s space. This study get an early conclusion about the influence of Batak Toba culture in managing space for house in the city."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S56447
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pelawi, Kencana S.
Depok: Universitas Indonesia, 1986
S7383
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Tulisan ini hendak menunjukkan perjumpaan dua tradisi dan budaya perkawinan yang saling menyuburkan internalisasi status perempuan. Keduanya ialah tradisi liturgi perkawinan dalam gereja dan tradisi perkawinan adat Batak Toba. Tradisi gereja dan tradisi adat datang dari dua dunia yang berbeda. Mereka mempunyai perbedaan latar belakang konteks, tetapi sama-sama menstereotipe dan mensubordinasi perempuan. Teks yang sering dipergunakan dalam tradisi liturgi perkawinan menggambarkan perempuan distereotipe dalam ketundukan kepada suami sebagai bentuk ketundukan kepada Tuhan. Teks tradisi liturgi perkawinan yang patriarki itu hadir di tengah-tengah masyarakat Batak yang juga patriarki. Masyarakat ini sangat kental dengan adat. Salah satunya ialah perkawinan adat Batak Toba dengan sinamot yang diartikan sebagai pembayaran perkawinan. Banyak yang menyebut sinamot sebagai tuhor ni boru, arti harafiah ?uang beli perempuan.?"
305 JP 20:1 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Vera V. Syamsi
"Ketika The Beatles mulai dikenal Iuas dan menjadi idola banyak kaum muda di Inggris, kaum mapan di sana mengecamnya dan melarang pemutaran lagu dari kelompok tersebut. Larangan itu terjadi karena kaum mapan merasa adanya ancaman atas otoritas dan wibawa mereka, sementara -sebaliknya- bagi kaum marjinal (dalam hal ini kaum muda dan kelas pekerja) The Beatles merupakan tempat menaruh harapan untuk mendapat kebebasan dan kesempatan yang pada akhirnya adalah perhaikan taraf hidup. Tetapi ternyata sikap `permusuhan' clari kaum mapan itu tidak berlangsung lama dan bahkan pada akhirnya The Beatles di kooptasi dan dipergunakan oleh mereka (dalam hal ini pemerintah) sebagai identitas budaya bangsa tersebut. Selain itu, kelompok musik rock 'n roll itu menimbulkan banyak perubahan dan mengilhami banyak hal Baru tidak saja di Inggris tetapi juga di banyak negara lain di dunia. Karena itu menjadi sangat menarik untuk dianalisa dan diteliti lebih lanjut ideologi apa saja yang berkontestasi dibalik perubahan yang terjadi. Untuk itu penelitian ini dilakukan melalui perspektif kajian budaya dengan pusat perhatian pada momen representasi dan produksi budaya / budaya produksi serta konsumsi. Sedangkan perangkat yang dipergunakan adalah Semiotik yang termuat dalam konsep Mitos yang dikemukakan oleh Roland Barthes.

At the time of its emergence, The Beatles was received with two different reactions; a very enthusiastic and warm welcome by the youth and a very strong objection by parents, teachers and government. The Beatles brought to the surface many things that people didn't realize before and caused many changes. To the youth, it symbolizes freedom, an outlet of expression, a time to be the center of the attention; to the working class people The Beatles was a hope for the eradication of the invisible restriction wrapping them (known as class division) and a medium to go to the higher plane in the society; and to the Establishment The Beatles was an alarm of threat to the power and authority they possessed. With so many interests and ideologies took part behind the sky rocketing popularity of the band, it is very interesting to observe further the phenomenon which later involved many people in the United Kingdom and also the world. More interestingly, the attitudes first showed by the elite group of people called the Establishment has eventually changed. Not only did they accept the group but also now they co-opt the group as nation's cultural identity. Clearly there has been a big change in the society, and this thesis would like to investigate the contesting ideologies behind the change and the circumstance in Britain's present society through cultural studies approach with the focus on moments of Representation and Production / Consumption using Semiotics theory in the concept of Mythology set forward by Roland Barthes."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2003
T10891
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>