Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 61627 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Luqman Junaidi
"Dalam ranah epistemologi, iluminasionisme memang tidak sepopuler empirisme dan rasionalisme. Banyak kalangan yang skeptis, menganggap metode memperoleh ilmu pengetahuan yang bertumpu pada kekuatan hati dan perasaan ini sebagai luapan pengalaman spiritual-mistis yang sangat personal, dan tidak bisa dibuktikan secara ilmiah. Anggapan ini sejatinya lahir dari kecenderungan para iluminasionis yang menulis karya mereka dalam bahasa yang sulit dimengerti, sarat dengan kiasan, dan terkadang abai pada argumentasi logis dan analisa yang ketat.
Di tangan Suhrawardi, benang kusut epistemologi iluminasi ini terurai sempurna. Dengan bahasa yang lugas dan argumentasi yang logis, ia mampu menyajikan sistematika ilmu hudhuri atau ilmu yang diperoleh melalui metode iluminasi sehingga benar-benar membumi dan sangat terbuka untuk diafirmasi. Tesisi ini mengupas tuntas keberhasilan Suhrawardi dalam membuktikan keunggulan epistemologi iluminasi atas epistemologi yang lain. Suatu epistemologi yang efektif dalam mentransformasi pengetahuan intuitif serta pengalaman mistik ke dalam kemampuan berpikir yang konsisten dan koheren.

In the realm of epistemology, illuminationism is not as popular as empiricism and rationalism. Many people are skeptical, consider the method of acquiring knowledge based on the strength of the heart and this feeling as a surge of spiritual - mystical experience that is highly personal, and cannot be proven scientifically. This assumption is actually born from the tendency of the illuminationist who wrote their works in a language that is difficult to understand, full of allusion, and sometimes neglect the logical arguments and rigorous analysis.
In the hands of Suhrawardi, the tangled threads epistemology illumination is perfectly unraveled. With simple language and logical argument, he was able to present a systematic hudhuri science or knowledge obtained through the method of illumination so it's really down to earth and very open to be affirmed. This Thesis discuss thoroughly Suhrawardi?s triumph in proving the superiority of illumination epistemology over the other epistemologies. An epistemology that is effective in transforming mystical intuitive knowledge and experience into consistent and coherent thinking skills."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
T39303
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ziai, Hossein
Jakarta: Sadra, 2012
181.5 ZIA s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Yazdi, Mehdi Hairi
Bandung: Mizan, 1996
121 YAZ pt
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Sunandari
"Secara umum, pemikiran para filsuf muslim merupakan sintesa sistematis antara ajaran-ajaran Islam, Aristotelianisme dan Neo-Platonisme yang dipelopori oleh al-Kindi, al-Farabi, Ibn Sina dan Ibn Rusyd. Namun, sejak serangan yang dilakukan oleh al-Ghazali melalui Tahafut al-Falasifat, pemikiran filsafat di dunia Islam Barat, Sunni, mengalami pergantian suasana dari alam filosofis ke mistis, tasawwuf. Sedangkan di dunia Islam belahan Timur, Syi'i, pemikiran filsafat dan mistis tetap eksis berkembang bahkan keduanya saling melengkapi.
Harmonisasi yang sempurna dapat ditemui pada tokoh Suhrawardi yang bergelar Syaikh al-Isyraq. Suhrawardi memandang dirinya sebagai penyatu kembali apa yang disebutnya al-hikmar al-laduniyyat (kebijaksanaan Ilahi) dan al-hikmat al-'atigat (kebijaksanaan kuno), dengan menggabungkan dua metode yang telah mapan, yaitu metode diskursif filosofis yang diwakili oleh Aristotelianisme dan metode dzawq mistis, yang diwakili oleh Platonisme, ke dalam satu metode komprehensif yang bersifat teosofis.
Dengan ajaran teosofinya, Suhrawardi mampu membangun suatu cabang aliran yang baru dalam tradisi filsafat Islam, sehingga wajar jika digelari pendiri filsafat iluminasi. Pada tataran ontologis, Suhrawardi menawarkan suatu temuan baru dengan memperkenalkan istilah-istilah tersendiri dalam mengungkapkan seluruh pemikirannya. Melalui terminologi cahaya, Suhrawardi menumbangkan teori emanasi akal sepuluh yang menjadi acuan umum hampir seluruh filsuf Muslim dan menawarkan suatu bentuk baru dengan menggunakan istilah cahaya dan tidak membatasi jumlah pancarannya. Inilah iluminasionisme, suatu pancaran cahaya yang berasal dari Nur al-Anwdr membentuk suatu bangunan utuh yang merupakan kesatuan penyinaran yang disebut wahdat al-Isyraq. Sementara dalam tataran epistemologis, Suhrawardi mampu menunjukkan kelemahan metode pengetahuan diskursif filosofis dan mempelopori munculnya metode baru yaitu 'ilmu hudhuri (knowledge by presence)."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2004
T10930
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jalaluddin
Jakarta: Rajawali Pres, 2013
121 JAL f
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Afandi Satya Kurniawan
"Permasalahan wujūd secara ontologis menduduki posisi yang utama sebelum beranjak pada permasalahan epistemologi hingga aksiologi. Sebab, pemahaman mengenai wujūd membentuk sebuah titik pandang alam (worldview), yang mendasari pemahaman dalam mengabstraksikan segala realitas yang ditemukan. Sebagai pendiri mazhab Isyrāqiyyah (mazhab Iluminasi), yang merupakan sintesa antara tradisi rasional-diskursif Peripatetik dengan tradisi gnostik-intuitif tasawuf, Suhrawardī mendasarkan filsafatnya pada cahaya. Pembahasan mengenai wujūd mengantar pada pembahasan mengenai wujūd materi maupun wujūd imateri, yang sebagian besar merupakan kritik terhadap Peripatetik. Suhrawardī mampu menunjukkan keunggulan filsafatnya atas Peripatetik. Skripsi ini membahas mengenai cakupan (dimensi) wujūd di dalam mazhab Ḥikmat al-Isyrāq Suhrawardī, pengertian mazhab Ḥikmat al-Isyrāq, beserta sejarah kehidupan Suhrawardī.

The problem of "being" ontologically takes the main place among epistemological or axiological problems. This is because the understanding of "being" results a "worldview" which underlies an understanding in terms of abstracting all of the realities found. As the founder of the sect of Illumination (which is a synthesis of the rational-discursive Peripatetic tradition and gnostic-intuitive Sufism tradition), Suhrawardī serves the "lights" as the basis of his philosophy. Discussions of "being" leads to discussions of material and immaterial "being" which is mostly a treatise critique on the Peripatetic. In this case, Suhrawardī is able to demonstrate his superiority over the Peripatetic philosophy. This paper discusses on the scope of "being" in Suhrawardī's thought in "Ḥikmat al-Isyrāq" comprehensions of "Ḥikmat al-Isyrāq" sect, and the history of Suhrawardī's life.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
S60085
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Peursen, Cornelis Anthonie van, 1920-
Jakarta: Gramedia, 1989
121 PEU s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Peursen, Cornelis Anthonie van, 1920-
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1985
101 PEU s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jalaluddin
Depok: Rajawali Press, 2019
121 JAL f
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>