Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 126290 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Didit Windhi Harmoko
"Instansi ALT merupakan salah satu satuan kerja (satker) yang berada dibawah naungan Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg) yang mempunyai tugas memberikan pelayanan prima kepada VVIP secara profesional, transparan dan akuntabel. Dalam penyelenggaraan kegiatan operasional, instansi ALT memanfaatkan peran teknologi informasi sebagai sarana pendukung pada lingkup internal maupun eksternal. Ketersediaan dan kehandalan layanan berbasiskan teknologi informasi merupakan hal yang sangat penting, sehingga perlu adanya perencanaan guna menjamin kesinambungan kegiatan bisnis yang diakibatkan oleh gangguan maupun bencana. Hal ini sesuai dengan tujuan strategis organisasi yang diperkuat oleh Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik pasal 17 ayat 1. Dikarenakan pentingnya hal tersebut, maka perlu dirancang rencana kesinambungan bisnis yang baik untuk instansi ALT.
Proses perancangan Business Continuity Plan (BCP) yang dilakukan menggunakan kerangka acuan NIST SP 800-34 rev.1. Tahapan awal dalam perancangan BCP adalah melakukan identifikasi kebijakan, sistem informasi, perangkat keras maupun jaringan. Dilanjutkan dengan melakukan analisis dampak bisnis serta identifikasi dan penilaian risiko terhadap aset yang dimiliki oeleh instansi ALT. Kemudian menentukan strategis kesinambungan yang meliputi aspek pemulihan, evakuasi darurat maupun restorasi fungsi pada saat terjadi gangguan ataupun bencana. Pada akhirnya pembentukan manajemen krisis sebagai pelaksana proses kesinambungan bisnis. Hasil dari perancangan BCP ini diharapkan dapat membantu menjamin ketersediaan dan kehandalan layanan teknologi informasi yang ada pada instansi ALT ketika terjadi gangguan maupun bencana.

ALT agencies is one unit of work under auspices the Ministry of State Secretariat (Kemensetneg) which has the task of providing excellent services to VVIP in a professional, transparent, and accountable. In the implementation of operational activities, ALT agencies are utilize role of information technology as a means of supporting in the internal and external scope. The availability and reliability of information technology-based services is an important thing, so it is necessary for planning to ensure continuity of business activity caused by disruption or disaster. This thing is in line with the strategic objectives of the organization and reinforced by Government Regulation No.82 Year 2012 about a implementation of Electronic Transaction System section 17 verse (1). Considering its importance, it is necessary to have a good business continuity plan for ALT agencies.
The design process of the Business Continuity Plan (BCP) were performed using the NIST SP 800-34 rev.1 framework as a reference. Early stages in the design BCP is to identify policy, information systems, hardware and networks. Followed by conducting a business impact analysis and risk assessment as well as the identification of the assets owned by ALT agency. Then determine are strategic aspects of sustainability which includes recovery, emergency evacuation and restoration of function in the event of a disaster or disruption.Finally, the establishment of crisis management as the process of implementing a business continuity. Results from the BCP design is expected to help ensuring the availability and reliability of existing information technology services when an interrupt and disasters to ALT agencies.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2014
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Akmal Gafar Putra
"Berdasarkan Horizons Scan Report 2021 yang dikeluarkan BSI, 6 besar ancaman pada organisasi saat ini adalah pandemik, insiden kesehatan, insiden keselamatan, kegagalan TI dan telekomunikasi, serangan siber dan cuaca ekstrim. Universitas Indonesia (UI) sebagai kampus modern, komprehensif dan terbuka berusaha menjadi universitas riset terkemuka di dunia. Direktorat Sistem dan Teknologi Informasi (DSTI) sebagai pengelola layanan TI di UI memiliki tugas untuk memperkuat manajemen layanan dengan menerapkan manajemen risiko dan manajemen keamanan yang selaras dengan undang-undang dan kebijakan terkait. Masalah utama bagi DSTI sebagai layanan TI di UI adalah belum adanya dokumen-dokumen terkait manajemen risiko dan manajemen keamanan informasi yang berakibat kepada kegagalan layanan TI. Dalam tahun ini sudah terjadi empat kali kegagalan pusat data yang diakibatkan permasalahan listrik dan UPS. DSTI ingin meningkatkan layanan TI di UI dengan cara menerapkan manajemen risiko dan Business Continuity Management Sytem (BCMS). Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis risiko untuk merancang Business Continuity Plan (BCP) bagi layanan TI di Universitas Indonesia. Penelitian dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif, metode kualitatif OCTAVE dilakukan dalam menemukan daftar risiko pada aset kritikal pada layanan TI di UI. Untuk membuat peringkat daftar risiko dibutuhkan metode kuantitatif dengan menggunakan kuesioner dan perhitungan FMEA untuk mendapatkan peringkat nilai risiko. Penelitian ini memisahkan risiko aset umum dan aset sistem informasi. Untuk aset kritikal umum ditemukan 2 aset berada pada level sangat tinggi, 1 tinggi, 8 risiko berada pada level rendah dan 12 risiko berada pada level sangat rendah. Untuk aset sistem
informasi ditemukan 12 aset dengan risiko sangat tinggi, 3 menengah dan 1 rendah.

Based on the Horizons Scan Report 2021 by BSI, the top 6 threats to organizations today are pandemics, health incidents, safety incidents, IT and telecommunications outage, cyber attacks and extreme weather. Universitas Indonesia (UI) as a modern, comprehensive and open campus strives to become a leading research university in the world. The Directorate of Information Systems and Technology (DSTI) as the IT service manager at UI has the task of strengthening service management by implementing risk management and security management in line with relevant laws and policies. The main problem for DSTI as an IT service at UI is that there are no documents related to risk management and information security management which result in the failure of IT services. This year, there have been four data center failures due to power and UPS problems. DSTI wants to improve IT services at UI by implementing risk management and Business Continuity Management System (BCMS). This study aims to conduct a risk analysis to design a Business Continuity Plan (BCP) for IT services at the University of Indonesia. The research was conducted both qualitatively and quantitatively, the OCTAVE qualitative method was carried out in finding a list of risks on critical assets in IT services at UI. To rank the risk list, a quantitative method is needed using a questionnaire and FMEA calculations to get a risk priority number. This study separates the risk of general assets and information system assets. For critical assets, it is generally found that 2 assets are at a very high level, 1 is high, 8 risks are at a low level and 12 risks are at a very high level. for information system assets found 12 assets with very high risk, 3 medium and 1 low."
Jakarta: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Christian Antoni
"PT. X merupakan salah satu perusahaan konstruksi yang rentan untuk mengalami krisis karena dipengaruhi oleh banyak faktor yang sulit untuk dikendalikan. Untuk menjaga PT. X agar tetap dapat mencapai tujuan selama menghadapi krisis, dibutuhkan penerapan konsep Business Continuity Management. Salah satu prinsipnya yaitu: Business Continuity Plan. Penelitian ini adalah studi komparasi pada manajemen krisis di PT. X untuk melihat apa saja yang telah diterapkan pada prinsip Business Continuity Plan. Metode penelitian menggunakan kuisoner terkait krisis signifikan dan wawancara terkait penerapan manajemen krisis PT. X. Hasilnya PT. X telah menerapkan elemen proses tanggap darurat namun masih bersifat reaktif dalam tindakan pendeteksian bencana dan proses pemulihan.

PT. X is the construction company that are vulnerable in encountering crisis which are affected by factors that are hard to control. To help sustaining its objectives while facing crisis, they need comprehensive crisis management impelementation which is Business Continuity Management. One of its principle is Business Continuity Plan. This study is a comparasion of crisis management in PT. X with Business Continuity Plan principle. This method use questionnaires about significant crisis in PT. X and in-depth interview about the crisis management implementation. The result show that PT. X has done most of the emergency response process but still acting reactive towards crisis declaration and recovery strategy."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S64534
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmahsari Zumaroh Gani
"Perusahaan EPC rentan terhadap krisis dikarenakan proyek didapatkan dengan tender, penuh ketidakpastian, dikerjakan dengan skema lumpsum, dan proses dari EPC sendiri yang cukup rumit. Oleh karena itu dibutuhkannya manajemen krisis yang menyeluruh seperti Business Continuity Management BCM. Penelitian dilakukan dengan studi literatur, wawancara, dan kuisioner serta analisa kualitatif.
Pada penelitian ini didapatkan krisis signifikan yang mempengaruhi kinerja dan business core dari PT X yakni kesalahan estimasi biaya, krisis finanasial, ketidakstabilan kondisi politik yang menyebabkan perubahan lingkup proyek atau pembatalan proyek, pergantian pemimpin, dan sedikitnya proyek yang dikerjakan. Selain itu, terdapatnya beberapa kesenjangan antara manajemen krisis PT X dengan BCM: Analisa Risiko dan Kaji Ulang yakni pada kriteria penentuan peringkat risiko dan karakteristik dalam pembuatan skenario kunci bencana.

EPC companies are prone to crisis because of how the project is obtained through tender process, full of uncertainty, to be done by lumpsum contract, and the process of EPC itself that is complicated. Therefore, complete crisis management is needed like Business Continuity Management BCM. The research will be done by literature study, interview, quistionnaire, and qualitative analysis.
The result of this research will be the significant crisis rsquo that influence the business core of PT X which are error in cost estimation, financial crisis, political instability those leading to changes of project scope or cancellations, changes of leader or director, and lack of projects to be worked on. There are also some gaps in the comparison between PT X rsquo s crisis management and BCM Risk Analysis and Review, they are establish criteria to rank risks and the characteristic to make disaster scenarios.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67747
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prabowo Priyo Ardhiatno
" Jurnal ini membahas mengenai perancangan Business Continuity Plan (BCP) pada studi kasus PT. ABC. Kesulitan yang dialami oleh PT.ABC dalam mengimplementasikan sebuah program BCP menjadi latar belakang dari jurnal ini, yang disebabkan antara lain kurangnya komitmen manajemen, kurangnya pengetahuan SDM akan pengembangan program BCMS dan belum adanya standar pengembangan BCP khusus untuk industri konstruksi.
Pengembangan BCP dilakukan dengan menggunakan kerangka kerja generik dari BS 25999. Langkah-langkah pengembangan yang dilakukan mulai dari Risk Assessment, Business Impact Analysis (BIA), sampai dengan pengembangan BCP/DRP. Data diperoleh melalui analisis dokumen, wawancara maupun survei dengan pihak middle management yang dilakukan untuk mendapatkan pengetahuan mengenai risiko apa saja yang mungkin dihadapi, proses bisnis mana yang kritis untuk keberlangsungan organisasi, dan juga kualifikasi masing-masing Subject Matter Expert (SME).
Hasil dari penelitian ini adalah dokumen BCP berdasarkan BS 25999. Dari proses melakukan penelitian ini, diperoleh kesimpulan bahwa kunci untuk mendapatkan sebuah BCP yang sesuai dengan kebutuhan PT.ABC (maupun organisasi lainnya) adalah dengan melakukan proses pemahaman organisasi secara benar, melakukannya dengan runtut dan sesuai dengan batasan ruang lingkup yang sudah disepakati sebelumnya.

This paper is discussing the design of a Business Continuity Plan (BCP) in the case study PT. ABC. The background of this final project is the difficulties experienced by PT.ABC in implementing a BCP program. The difficulties is due to such a lack of Management commitment, lack of knowledge of BCMS program development and the absence of BCP development standards specific to the construction industry.
BCP Development is done using the generic framework of BCP in this case BS 25999. Development steps are done from Risk Assessment, Business Impact Analysis (BIA) all the way to the development of BCP/DRP. Data obtained through the analysis of documents, interviews and surveys with the middle Management. It done to gain knowledge about any risks that may be encountered, which Business processes are critical to the sustainability of the organization, and the qualifications of each Subject Matter Expert (SME).
The final result of this research is a BCP document based on BS 25999. During this study, it is concluded that the key to getting a BCP that fit the needs of PT.ABC (or other organizations) is to make the process of understanding the organization properly, do it coherently and in accordance with the scope limits that have been agreed in advance.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2013
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Syarif
"Meningkatkan layanan operasional TI pada sebuah perusahaan juga harus mempertimbangkan untuk memiliki rencana keberlangsungan bisnis. Saat ini banyak organisasi yang mengesampingkan rencana kelangsungan bisnis organisasi dikarenakan kurangnya kesadaran organisasi Akan pentingnya rencana kelangsungan bisnis. PT XYZ merupakan sebuah perusahaan penyedia jasa layanan teknologi informasi di bidang infrastruktur TI. Divisi Operasional TI PT XYZ merupakan DIvisi yang mengelola operasional TI.
Tujuan dilakukannya penelitian ini untuk membantu PT XYZ dalam peningkatan layanan operasional TI agar bisnis perusahaan dapat berjalan meskipun terjadi gangguan atau bencana yang tidak diinginkan. Penelitian ini melakukan kajian dampak analisis terhadap divisi Operasional TI PT XYZ.
Metodologi yang digunakan Dalam penelitian adalah BS EN ISO 22301:2014 sebagai panduan proses rancangan BCP yang disesuaikan dengan standar sistem informasi untuk industri teknologi informasi dan telekomunikasi.
Penelitian ini menghasilkan perancangan BCP dapat digunakan sebagai suatu panduan untuk PT XYZ, sehingga meningkatkan kewaspadaan terhadap suatu ancaman atau gangguan, dan dapat menjaga keberlangsungan operasional TI pada perusahaan.

Improving IT operational services in a company must also consider having a business continuity plan. Today many organizations override the organization's business continuity plan due to a lack of organizational awareness of the importance of business continuity plans. PT XYZ is an IT service company and focusing on managing IT infrastructure services. The IT Operations Division of PT XYZ is the Division that manages IT operations.
The purpose of this research is to help PT XYZ in improving IT operational services so that the company's business can run despite unwanted disruptions or disasters. This study conducted an impact analysis on the IT Operations division of PT XYZ.
The methodology used in the study is BS EN ISO 22301: 2014 as a guide to the BCP design process that is tailored to the information system standards for the information technology and telecommunications industry.
This research resulted in the design of BCP can be used as a guide for PT XYZ, thus increasing awareness of a threat or disruption, and can maintain the sustainability of IT operations at the company.
"
Jakarta: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2019
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Puguh Arry Wibowo
"Pembangunan transportasi selama ini telah mampu menghubungkan wilayah Indonesia dalam satu untaian jaringan dan menjadikan perhubungan sebagai urat nadi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Untuk meningkatkan pelayanan dan transparansi kepada masyarakat, Kementerian Perhubungan (Kemhub) telah melakukan upaya penyampaian informasi secara elektronik, baik informasi tentang transportasi maupun masalah anggaran yang ada di Kemhub. Namun demikian, selain keberhasilan yang telah dicapai, masih banyak tantangan yang dihadapi untuk pembangunan ke depan serta berbagai gangguan lainnya seperti bencana alam yang menimpa sebagian wilayah negara kesatuan Republik Indonesia yang membawa dampak berupa rusaknya sebagian infrastruktur transportasi, sementara transportasi terus dituntut untuk melaksanakan fungsi penunjang dan pendorong jasa transportasi ke seluruh pelosok tanah air.
Melihat besarnya potensi bencana yang terjadi di Indonesia maka perlu dibangun BCP/DRP khususnya bagi instansi pemerintahan, penulis menggunakan penelitian ini untuk membuat sebuah model DRP yang sesuai dengan kebutuhan instansi pemerintahan dalam hal ini Kementerian Perhubungan dengan menggunakan kerangka kerja NIST 800-34 dimana terdapat proses Business Impact Analysis (BIA) dan Strategi Recovery yang dapat digunakan untuk mengatasi gangguan pada saat terjadi bencana.

Development of transport had been able to connect parts of Indonesia in one thread and make communications networks as the lifeblood of a community, state and nation. To improve service and transparency to the public, the Ministry of Transport (Ministry of Transportation) has made efforts to deliver information electronically, either information about transportation and budget issues in the Ministry of Transportation. However, in addition to the success that has been achieved, there are still many challenges for future development as well as a variety of other disorders such as natural disasters that hit some parts of the unitary Republic of Indonesia which affected the form of the destruction of most of the transport infrastructure, while transport continues to be required to perform the function of supporting and drivers of transportation services to all corners of the country.
Given the scale of the potential disaster that occurred in Indonesia, it is necessary to build BCP / DRP, especially for government agencies, the authors used this research to create a DRP models to suit the needs of government agencies in this case the Ministry of Transportation to use the framework of the NIST 800-34 where there is a process Business Impact Analysis (BIA), and recovery strategies that can be used to overcome disruption in the event of a disaster.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2013
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Agustine Rose Shinta Hartono
"Idealnya suatu perusahaan dapat menjalankan kegiatan operasionalnya dengan lancar, terutama untuk memenuhi Service Level Agreements SLA yang disepakati dengan pelanggan. Seperti halnya divisi DOCS pada PT. Astra Graphia Tbk. yang bergerak di bidang percetakan digital. Pelanggan divisi DOCS yang mayoritas bergerak di bidang perbankan dan asuransi, menuntut terjaminnya pemenuhan SLA dan kualitas hasil cetakan. Penelitian ini menyusun BCP untuk divisi DOCS dengan menggunakan framework NIST SP 800-34. Framework ini mempunyai beberapa tahapan yang harus dilalui hingga menghasilkan BCP bagi organisasi, namun penelitian ini tidak membahas mengenai uji coba rencana dan pemeliharaannya.
Penelitian ini menggunakan 2 jenis data yaitu data primer dan sekunder. Data primer didapatkan langsung melalui FGD bersama manajemen divisi DOCS untuk mendapatkan informasi mengenai proses bisnis kritikal, sistem informasi yang mendukung, serta RTO dan RPO. Data sekunder didapatkan dari berbagai dokumen internal organisasi seperti dokumen ISO 9001, Perspektif Bisnis Perusahaan, Company Profile, maupun dokumen internal lainnya yang bersifat dokumentatif.
Hasil yang didapat dari penelitian ini adalah beberapa usulan terkait BCP untuk divisi DOCS. Usulan yang diajukan adalah pernyataan kebijakan BCP, prioritas pemulihan sistem informasi terkait dampak terhadap bisnis organisasi, kontrol preventif, strategi BCP, dan dokumen BCP.

It is essential for any organizations to proceed their daily operations efficiently, notably in fulfilling the Service Level Agreements SLA that is agreed with the customer. In PT Astra Graphia Tbk. DOCS Division whose main business is digital printing, delivering the SLA and maintaining the quality of printings is very crucial. This research compiles BCP for DOCS division applying the NIST SP 800 34 Framework. In order to obtain the BCP, all the necessary steps needs to be completed however this research is not about the trial and BCP maintenance.
This research utilizes two types of data, which are primary data and secondary data. Primary data is obtained directly through FGD with the management of DOCS division,to gain information regarding critical business process, supporting information system, RTO and RPO. Secondary data is obtained from various internal documents inside the organization, such as ISO 9001, Company Business Perspective, Company Profile, and other internal documents.
The findings of this research suggests that there are some measures need to be taken regarding BCP for DOCS division. The measures are a thorough statement of BCP policy, prioritize the recovery of information system regarding the impacts to organisation rsquo s business, preventive control, BCP strategy, and BCP document.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erza Raihanza
"Penerapan Business Continuity Management pada perusahaan Jasa Konstruksi di Indonesia masih sangat minim, kendati demikian bisnis Jasa Konstruksi merupakan salah satu bisnis yang rentan terhadap krisis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis krisis yang signifikan terhadap perusahaan Jasa Konstruksi serta bagaimana manajemen krisis yang telah diterapkan dibandingkan dengan standard Business Continuity Management (BCM) tahapan Analisa Risiko dan Kaji Ulang. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif yang bersifat deskriptif. Dari hasil penelitian diketahui bahwa krisis yang signifikan pada PT. X adalah Krisis Finansial dan terdapat perbedaan pada beberapa indikator standard BCM : Risk Analysis and Review dengan manajemen krisis PT. X.

Application of Business Continuity Management on Construction Services company in Indonesia are very low, in spite of the Construction Services business is one business that is highly vurnerable to crisis. This study aims to determine the significant crisis at the Construction Services company and how crisis management which has been applied on the company compared to the standard of Business Continuity Management (BCM) Risk Analysis and Review phase. The method used is descriptive qualitative method. The research results show that financial crisis is the most significant crisis in PT. X and there are gaps between few indicator of BCM Standard: risk analysis and Review and company?s Crisis Management."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S63368
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shabrina Nadhila
"PT. X merupakan salah satu perusahaan konstruksi yang rentan untuk mengalami krisis. Agar PT. X tetap dapat mencapai tujuan dan targetnya selama menghadapi krisis, dibutuhkan penerapan konsep Business Continuity Management (BCM) yang salah satu prinsipnya, yaitu Business Impact Analysis (BIA). BIA merupakan tahapan untuk mengetahui dampak potensial dan mengidentifikasi kemampuan perusahaan untuk melanjutkan operasi bisnisnya selama terjadi krisis.
Jenis penelitian ini adalah studi kasus pada PT. X dengan mengidentifikasi krisis signifikannya dan mengkomparasi manajemen krisis yang diterapkan oleh PT. X dengan prinsip BIA dari konsep BCM. Metode yang digunakan untuk mencapai tujuan penelitian yaitu dengan melakukan kuesioner, wawancara mendalam dengan pakar dan analisis kesenjangan.
Hasil dari penelitian ini yaitu krisis signifikan bagi PT. X terdiri dari ketidakstabilan politik, krisis finansial, pelanggan mengalami bangkrut dan kehilangan reputaasi dan image baik dan juga tahapan BIA belum diterapkan pada manajemen krisis PT. X secara umum.

PT. X is a very susceptive company to face crisis. Therefore, to keep PT. X on the track of reaching its objectives and its goals while facing crisis, it needs an implementation of Business Continuity Management (BCM) concept. One of the principles of BCM, Business Impact Analysis (BIA), is a phase to identify the potential impacts of crises on an organisation and its ability to continue business operation.
The type of this research is case study in PT. X to identify the significant crises of PT. X and to compare crisis management applied in PT. X with BIA principle of BCM concept. The method applied to achieve the research's objectives are including questionnaire, in-depth interview and gap analysis.
The research results shows that the significant crises of PT. X are the political instability, finansial crisis, customer experiences bankrupt, and loss of good reputation and image. Moreover, the processes of BIA principle haven't been applied generally in crisis management in PT. X.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S65707
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>