Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 101076 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Jendra Riyan Dwiputra
"Terjadinya kelangkaan magnet permanen langka mengakibatkan kenaikan harga pada magnet NdFeB dan Dyprosimium. Dewasa ni dikembangkan topologi rotor IPM bentuk V yang memiliki performansi traksi yang baik. Penulis melakukan penelitian terhadap variasi kutub dan slot, variasi magnet langka (NdFeB+Dy, NdFeB Dy-free) dan non-langka (Ferrite). Didapatkan tipe magnet GE Dy-free yang memiliki kinerja optimal mendekati NdFeB+Dy dari segi torsi terhadap kecepatan, efisiensi dan pada fluks air gap.
Penulis juga melakukan optimasi yakni perubahan ukuran bridge dan post thickness pada rotor yang bertujuan meningkatkan torsi terhadap kecepatan, mengurangi kebocoran fluks, menaikkan fluks air gap dan memperkecil ripple torsi dengan menggunakan magnet Ferrite.

Shortages of rare-earth permanent magnet result in higher prices on NdFeB and Dyprosimium. Researcher developed topology IPM rotor V-shape that has good traction performance. The author conducted research on slot-pole variation, rare-earth magnet (NdFeB+Dy, NdFeB Dy-free) and non-rare (Ferrite) variation. Obtained type GE Dy-free magnet that has optimal performance NdFeB+Dy approach in terms of torque vs. speed, efficiency and flux air gap.
The author perform optimization that changes size of bridge and post thickness of rotor which aims to improve the torque vs. speed, reducing flux leakage, increase flux air gap and minimize torque ripple by using Ferrite magnets.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S64857
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abi Iqbal Prasetyo
"Mobil listrik sebagai alternatif dari sarana transformasi memiliki suatu permasalahan dasar yang terkait dengan cara motor listrik menyalurkan tenaga agar roda dapat bergerak. Permasalahan tersebut antara lain adalah menentukan ukuran dan spesifikasi motor yang layak untuk dipasangkan ke mobil. Skripsi ini memaparkan hasil simulasi dari dua motor yang didesain DTE FTUI sebelum kedua motor tersebut diterapkan ke mobil. Hasil dari simulasi menunjukkan bahwa dari kedua desain motor, PMSM1 dan PMSM2, yang lebih cocok untuk dijadikan mesin penggerak mobil listrik ini adalah PMSM2.

Electric car as an alternative of transportation has some fundamental problem concerning how this machine transfer its power to make the tyre move. The first problem is to determine the size of the motor so it can provide enough power, yet still maintain a compact volume so its size won rsquo t hinder the movement of the car itself. This paper present the simulation and of two different PMSM designs designed by DTE FTUI before installing them to the actual car. From the result were concluded that between the two designs, PMSM1 and PMSM2, the most suitable motor to run the city car is PMSM2.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S66701
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Katri Yulianto
"Teknologi motor dengan permanen magnet semakin sering digunakan pada penggerak kendaraan listrik, hal ini dikarenakan motor dengan permanen magnet memiliki power density dan efisiensi yang lebih baik daripada motor induksi. Pada penelitian ini melakukan desain motor sinkron permanen magnet kapasitas 5 kw, sebagai penggerak pada sepeda motor listrik, dengan jenis internal rotor, tipe Interior Permanen Magnet Synchronous Motor (IPMSM). Magnet yang digunakan menggunakan jenis Neodymium Iron Boron (NdFeB). Motor didesain pada wilayah operasi kecepatan putar 1200-4000rpm, dengan target ideal torsi dari 40Nm saat kecepatan 1200rpm s.d 12Nm saat kecepatan 4000rpm. Desain awal dilakukan melalui perhitungan desain, dengan menyesuaikan parameter ketersedian komponen yang ada, dilanjutkan dengan membuat gambar desain 2D dimensi awal hasil perhitungan, kemudian diekspor ke software finite element motorsolve untuk dilakukan analisa kinerjanya. Dari simulasi kinerja telah didapatkan hasil desain yang mendekati spesifikasi desain. Desain motor menghasilkan keluaran daya sekitar 4.85 kW dengan torsi keluaran 38.63Nm pada kecepatan 1200 rpm, dan 9.68Nm pada kecepatan 4020 rpm, dengan efisiensi motor sebesar 94.2%. Dari prototipe yang dihasilkan terjadi perbedaan parameter hasil uji pada resistansi, Ld dan Lq, sehingga masih terdapat ketidaksesuaian pada prototipe dengan hasil simulasi.

Permanent magnet motor technology is increasingly being used in electric vehicle propulsion because permanent magnet motors have higher density and efficiency than induction motors. This research develops a permanent magnet synchronous motor with a capacity of 5 kw for use as a drive on an electric motorcycle, with an internal rotor type, Interior Permanent Magnet Synchronous Motor (IPMSM). The design uses Neodymium Iron Boron (NdFeB) Magnets. The motor is designed for speeds ranging from 1200 to 4000rpm, with an ideal target torque of 40Nm at 1200rpm and 12Nm at 4000rpm. The design is carried out by calculations, by adjusting the parameters of the availability of existing components, until the design dimensions are obtained, then create a 2D design drawing and export it to the finite element motorsolve software for performance analysis. The design results from the performance simulation are close to the design specifications. The motor design generates approximately 4.85 kW of power with an output torque of 38.63Nm at 1200 rpm and 9.68Nm at 4020 rpm and a motor efficiency of 94.2 percent. From the resulting prototype, there is a difference in the test results parameters of resistance, Ld and Lq."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Nur
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
TA2656
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Iqbal Nusya Perdana
"Pada umumnya batasan kerja dari motor dengan variasi kecepatan diset berdasarkan batasan kerja dari motor dengan satu kecepatan, dimana pembatasannya berupa arus rating dan daya rating output. Pembatasan arus rating digunakan pada kecepatan di bawah kecepatan basis, sedangkan pembatasan daya rating output digunakan pada kecepatan di atas kecepatan basis. Hal tersebut akan mengakibatkan motor bekerja di bawah performa maksimal yang mampu dicapai ketika bekerja di bawah kecepatan basis dan mengakibatkan motor kehilangan rugi-rugi daya yang sangat besar di atas kecepatan basis. Constant Power Loss (CPL) merupakan suatu konsep yang digunakan dalam menentukan batasan kerja motor sinkron magnet permanen. CPL akan memberikan hasil maksimum yang optimal pada unjuk kerja motor sinkron magnet permanen dan juga akan menghindarkan motor sinkron magnet permanen dari kehilangan rugi-rugi daya aktif yang sangat besar. Unjuk kerja motor sinkron magnet permanen dengan strategi pengontrolan yang berbeda-beda akan dianalisis dan dibandingkan dibawah metode Constant Power Loss. Sehingga penurunan dari kecepatan maksimum, arus maksimum yang dibutuhkan, torsi maksimum yang dibutuhkan dan kriteria unjuk kerja lainnya dihasilkan berdasarkan konsep dari Constant Power Loss."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S40139
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Nur
"Motor sinkron magnet permanen dengan menggunakan pengatur kecepatan lebih menguntungkan sebagai penggerak dibandingkan motor induksi rotor sangkar karena lebih efisien (rugi-rugi rotor kecil), dapat bekerja pada faktor daya yang tinggi, kerapatan daya yang lebih tinggi, transfer panas yang lebih bagus dan tingkat pemeliharaan yang rendah[6]. Pengontrolan pada motor sinkron magnet permanen dilakukan secara kontrol vektor.
Metode pengontrolan yang banyak digunakan adalah Arus Nol Sumbu-d dan Torsi Maksimum Per Arus. Kedua metode pengontrolan ini memiliki beberapa keuntungan dibanding yang lainnya. Pada pengontrolan Arus Nol Sumbu-d memiliki kemudahan dalam pengontrolannya karena kenaikan arus dan torsi yang sebanding. Sedangkan Torsi Maksimum Per Arus menghasilkan pengontrolan yang optimal untuk tiap nilai arus yang dibutuhkan karena akan dihasilkan torsi yang paling maksimal.
Pada skripsi ini akan dilakukan perbandingan kinerja kedua jenis pengontrolan ini. Hal ini karena kedua jenis pengontrolan motor sinkron magnet permanen tersebut akan menghasilkan unjuk kerja yang unik satu dengan yang lainnya. Selanjutnya akan dianalisis untuk tiap-tiap kriteria unjuk kerja yang dihasilkan oleh masing-masing metode pengontrolan tersebut."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S40182
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rachmat Romario Akbara
"Penggunaan motor BLDC semakin marak digunakan karena memiliki efisiensi dan kecepatan yang tinggi serta volume yang kecil dan bobot yang ringan sehingga banyak digunakan di bidang industri, mobil listrik, dan peralatan elektronik. Penelitian ini dibuat untuk meneliti pengaruh ketebalan magnet dan jarak offset permanen magnet terhadap parameter motor seperti konstanta BEMF, torsi, dan riak torsi. Untuk melihat parameter tersebut digunakan software berbasis FEA (Finite Element Analysis). Hasil yang didapat adalah nilai torsi sebanding dengan ketebalan magnet dengan torsi terbesar diperoleh saat tebal magnet 3,50 mm pada penelitian ini yaitu sebesar 5,7275 Nm dan riak torsi mengurang seiring dengan bertambahnya jarak offset permanen magnet dengan riak torsi terkecil diperoleh saat jarak offset 20 mm dengan riak torsi sebesar 0,7845%.
The use of BLDC motors increasingly widespread because it has a high efficiency and speed as well as a small volume and light weight so widely used in industry, electric cars, and electronic equipment. This study was made to examine the influence of the thickness of the permanent on and the offset distance of the permanent magnet on motor parameters such as BEMF constants , torque, and torque ripple. To view the parameters used software based on FEA (Finite Element Analysis). The results showed that the value of the torque is proportional to the thickness of the permanent magnet with the highest torque obtained when magnet thickness is 3,50 mm by 5,7275 Nm and torque ripple reduced in line with increasing the distance of offset permanent magnet with the lowest torque ripple obtained when the distance of offset permanent magnet is 20 mm by 0,7845%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S63985
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Dzul Faiq Murtadlo, auhor
"Seiring perkembangan waktu, dibutuhkan motor yang memiliki sifat yang diinginkan, seperti memiliki kecepatan yang tinggi, efisiensi yang tinggi, dan biaya perawatan motor yang rendah. Hal-hal tersebut dapat diwujudkan dengan cara merancang motor yang diinginkan. Dalam merancang motor, perbedaan bahan material dan bentuk dimensi motor sangat berpengaruh dalam keluaran yang dihasilkan oleh motor.
Pada skripsi ini, dibandingkan hasil keluaran motor pada setiap variasi motor yang memiliki bahan magnet permanen dan panjang motor yang berbeda. Bahan permanen magnet yang digunakan adalah Ceramic 10, Samarium Cobalt: 18/30, dan Neodymium Iron Boron: 28/23. Sedangkan variasi panjang motor adalah 50 mm, 60 mm, 70mm, dan 80 mm.
Untuk mencapai nilai torsi 5,5 Nm, motor dengan magnet permanen Neodymium Iron Boron: 28/23 adalah yang terbaik karena hanya memerlukan panjang sebesar 50 mm. Pada motor dengan panjang 80 mm, motor terbaik adalah motor dengan magnet permanen berbahan Neodymium Iron Boron: 28/23 karena memiliki nilai torsi maksimal terbesar, yakni 8,89 Nm.

Over the years, it takes a motor that has the characteristic of being desired, such as high speed, high efficiency, and low maintenance cost. These things can be realized by designing motors. In motor design, the difference in materials and motor dimension is very influential in the output of motor.
This paper compared the output of motor at each variation of the motor which has different permanent magnet material and different stack length. Permanent magnet material that used are Ceramic 10, Samarium Cobalt: 18/30, and Neodymium Iron Boron: 28/23. While the variaton of the stack length are 50 mm, 60 mm, 70 mm, and 80 mm.
To achieve torque 5,5 Nm, motor with permanent magnet made of Neodymium Iron Boron: 28/23 is the best because just needed motor with stack length 50 mm. On motor with stack length 80 mm, motor with permanen magnet made of Neodymium Iron Boron: 28/23 also is the best because it has biggest torque, the value is 8,89 Nm.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S63249
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>