Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 172244 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Desi Wulandari
"ABSTRAK
Adanya pemboman Hiroshima dan Nagasaki, percobaan nuklir di udara pada tahun 1955-1965, serta kecelakaan reaktor, menimbulkan pencemaran zat radioaktif di lingkungan. Cs-137 digunakan sebagai indikator pencemaran radionuklida yang berasal dari dari reaksi fisi. Analisis Cs-137 dalam sampel lingkungan diperlukan dalam pemantauan rutin dan dalam kondisi kecelakan. Pengukuran Cs-137 menggunakan spektrometer gamma detektor HPGe dan NaI(Tl). Sampel yang dianalisis berupa air laut dan susu sapi. Metode preparasi yang digunakan dalam analisis Cs-137 adalah metode pengendapan dengan AMP (ammonium fosfomolibdat) dan metode penguapan.
Pada analisis Cs-137 dalam air laut, kedapatulangan metode pengendapan dan metode penguapan sebesar 100  12 % dan 77  5 %. Konsentrasi terendah yang dapat diukur untuk sampel sebanyak 20 liter dengan pengukuran menggunakan spektrometer gamma HPGe selama 40 jam untuk metode pengendapan dan penguapan sebesar 0,022 Bq dan 0,215 Bq. Waktu yang dibutuhkan untuk analisis dengan metode pengendapan lebih pendek daripada dengan metode penguapan. Penggunaan metode disesuaikan dengan konsentrasi dalam sampel dan waktu yang tersedia. Konsentrasi Cs-137 dalam air laut Pantai Ancol sebesar 2,2  0,3 Bq/m3 diperoleh dari analisis dengan metode pengendapan, sedangkan dengan metode penguapan tidak terdeteksi. Nilai kedapatulangan dari pengukuran sampel susu sapi dengan metode penguapan sebesar 75  15 %. Konsentrasi Cs-137 dalam sampel susu sapi murni dari Bogor sebesar 0,079  0,019 Bq/liter diperoleh dari analisis dengan metode penguapan. Pengukuran susu sapi dengan metode pengendapan tidak berhasil dilakukan

ABSTRACT
The bombing of Hiroshima and Nagasaki, and experiments of nuclear bomb in the atmosfer in 1955-1965, and some reactor accidents, cause the radioactive contamination in environment. Cs-137 is used as indicator of radioactive pollution from fission reaction. Analysis of Cs-137 is important related to routine monitoring and in accident condition. Cs-137 was measured using gamma spectrometer with HPGe and NaI(Tl) detectors. The analyzed samples were sea water and cow milk. The preparation methods in analyzing of Cs-137 were precipitation with AMP (ammonium molybdophosphate) and evaporation method.
For sea water sample, the recovery of precipitation method and evaporation method were 100  12 % and 77  5 %. The minimum concentration could be measured for 20 liters sample with HPGe spectrometer for 40 hours by the precipitation method and evaporation method were 0,022 Bq and 0,215 Bq. The analysis by precipitation method took shorter duration compare with evaporation method. The choice of method depend on the sample concentration and the duration. The Cs-137 concentration in sea water sample collected from Ancol beach was 2,2  0,3 Bq/m3 obtained from the analysis by precipitation method. In evaporation method, it was not detected. The recovery of cow milk measurement with evaporation method was 75  15 %. The concentration of Cs-137 from fresh cow milk collected from Bogor was 0,079  0,019 Bq/liter obtained by an analysis of evaporation method. The analysis with precipitation method for cow milk sample was not successful."
Depok: Universitas Indonesia, 2011
S54644
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Frenco Reynald
"Radon-222 (^^Rn) mempakan zat radioaktif berbentuk gas dan
banyak terdapat di alam, mempakan anak luruh dalam radionuklida deret
Uranium-238 (^^U). ^Rn memancarkan radiasi alfa sehingga mempunyai
potensi bahaya bagi kesehatan apabila masuk ke dalam tubuh, temtama
paru-pam.
Salah satu metode pengukuran kandungan ^ Rn dengan sintiiasi
cair (Liquid Scintillation Counting = LSC). Untuk kepeiiuan tersebut ^Rn
diekstraksi dengan pelarut Toluena dan Xylena. Penelltlan ini dllakukan
dengan memvariasikan volume pelarut, volume sampel, volume udara dan
tanpa atau dengan penambahan sintilator pada pelarut pada preparasi
secara ekstraksl dan penentuan koefislen partisi Dt dan Dw pada berbagai
temperatur.
Dari percobaan ini pelarut Xylena memiliki efektivitas yang sama
dengan Toluena dalam mengekstraksi ^Rn. Walaupun nilai
efektivitasnya 13% lebih baik tetapi nilai tersebut bukan suatu batasan,
jika dilihat dari nilai tingkat kepercayaanya mempunyai batasan yang
sama sebesar 0,0312 ± 0,0037 Bq/mL untuk pelarut Toluena dan 0,0349 ±
0,0047 Bq/mL. Nilai Dt dan Dw diperoleh berturut-turut 10,64 dan 0,56
untuk pelarut Xylena pada temperatur 25°C: 8,13 dan 0,083 pada
temperatur 30°C dan 7,64 dan 0,719 pada temperatur 35°C.Pengukuran sampel mata air papas CIseeng pada kondisi di atas
diperoleh aktivitas sebesar 0,4374.10"®- 0,4752.10"® Cl/L dengan
peiarut Xylena dan 0,3834.10"® - 0,4077.10"® Ci/L dengan peiarut Toluena "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2004
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Ratna Puspitasari
"Analisis 226Ra dalam sampel air dilakukan dengan spektrometri
alfa. Pada spektrometri alfa, radioisotop yang akan dianalisis harus dalam
keadaan murni supaya tidak terjadi penumpukan spektrum. Pemurnian 226Ra
dilakukan dengan proses pemisahan menggunakan pengendapan yang
dilanjutkan dengan penukar ion dan pengukuran dilakukan pada suatu
piringan yang dilapisi radioisotop dengan cara elektrodeposisi.
Dalam penelitian ini, akan ditentukan kondisi optimasi
elektrodeposisi, pemurnian 226Ra dengan metode pengendapan yang
dilanjutkan dengan penukar ion dan analisis kandungannya dengan
spektrometri alfa. Beberapa parameter yang mempengaruhi elektrodeposisi
adalah arus, jarak katoda dan anoda, pH, dan waktu. Kondisi yang
memberikan nilai recovery optimum diperoleh pada arus 0,9 A, jarak katoda
dan anoda 0,6 em, pH 5,5, dan waktu 3 jam.
Untuk menganalisis kandungan 226Ra di dalam sampel air yang
berasal dari sumber mata air panas suatu daerah pegunungan kapur dan
sumur yang terletak di sekitar sumber mata air tersebut, diperlukan standar
air yang mengandung peru nut 226Ra, perunut 229Th, dan peru nut 209Po. Baik
sampel maupun standar diberikan perlakuan yang sama yakni dilakukan
pemurnian dengan pengendapan yang dilanjutkan dengan penukar ion terlebih dahulu dan kemudian dilakukan elektrodeposisi dengan kondisi
optimum yang telah diperoleh sebelumnya.
Dari ~hasil analisis 226Ra dengan penu. kar ion untuk standar,
diperoleh nilai recovery 7,96 ± 0,98%. Dari hasil recovery standar dapat
ditentukan aktivitas sam pel. Air yang berasal dari sumber mata air panas
daerah pegunungan kapur, nilai aktivitas 226Ra yang diperoleh 0,18 ± 0,02
Bq/50ml. Sedangkan untuk air sumur dengan jarak 50 m, 500 m, dan 1 km,
dari sumber mata air tersebut diperoleh nilai aktivitas 226Ra berturut-turut
adalah 0,11 ± 0,01 Bq/50ml, 0,07 ± 0,01 Bq/50ml, dan 0,003 ± 0,001
Bq/50ml"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Amiral Hafidz
"Akrilamida merupakan senyawa karsinogen yang dapat ditemukan pada makanan, kopi, dan asap rokok. Ketika masuk ke dalam tubuh manusia, akrilamida akan dimetabolisme oleh CYP2E1 menjadi glisidamida yang kemudian dapat bereaksi dengan DNA membentuk DNA adduct. Analisis akrilamida dan glisidamida secara simultan dalam darah, teknik biosampling yang biasa digunakan adalah venipuncture yang bersifat invasif dan membutuhkan keahlian khusus. Pada penelitian ini, teknik biosampling yang digunakan adalah dried blood spot (DBS) yang mudah dan tidak invasif. Metode untuk menganalisis akrilamida dan glisidamida secara simultan menggunakan DBS belum pernah dilakukan pada penelitian sebelumnya. Maka, penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan metode analisis akrilamida dan glisidamida secara simultan yang optimal dan tervalidasi dengan menggunakan propanamida sebagai standar internal. Sampel dipreparasi dengan pengendapan protein menggunakan metanol dan air (1:1). Pemisahan senyawa menggunakan kromatografi fase terbalik dengan kolom Acquity® UPLC BEH C18 (1,7 μm; 2,1 mm x 100 mm), dielusi dengan laju alir 0,20 mL/min dengan kondisi gradien dengan fase gerak 0,2% asam formiat dalam air dan asetonitril selama 5 menit. Deteksi analit dilakukan menggunakan spektrometri massa triple quadrupole dengan mode electrospray ionization positif dan multiple reaction monitoring (MRM) diatur pada m/z 72,0 > 55,02 untuk akrilamida, 88,1 > 44,0 untuk glisidamida, dan 74,01 > 57,1 untuk propanamida. Batas kuantitasi terendah yang diperoleh adalah 1 µg/ml untuk akrilamida dan glisidamida. Rentang konsentrasi linier antara 1 - 40 µg/ml. Metode analisis tervalidasi sesuai pedoman FDA 2018.

Acrylamide is a carcinogenic compound that can be found in food, coffee, and cigarette smoke. When it enters the human body, acrylamide will be metabolized by CYP2E1 to glycidamide which can then react with DNA to form DNA adducts. To analyze acrylamide and glycidamide simultaneously in the blood, the biosampling technique commonly used is venipuncture which is invasive and requires special expertise. In this study, the biosampling technique used is dried blood spot (DBS) which is easy and non-invasive. Methods for analyzing acrylamide and glycidamide simultaneously using DBS have not been carried out in previous studies. Therefore, this study aims to obtain an optimal and validated method of acrylamide and glycidamide simultaneous analysis using propanamide as an internal standard. Samples were prepared by protein precipitation using methanol and water (1: 1). Separation of compounds used reverse phase chromatography with the Acquity® UPLC BEH C18 column (1.7 μm, 2.1 mm x 100 mm), eluted at a flow rate of 0.20 mL/min under gradient conditions with a mobile phase of 0.2% formic acid in water and acetonitrile for 5 minutes. Quantification was performed using triple quadrupole mass spectrometry with positive electrospray ionization and multiple reaction monitoring (MRM) mode set at m / z 72.0> 55.02 for acrylamide, 88.1> 44.0 for glycidamide, and 74.01> 57.1 for propanamide. The lowest limit of quantification is obtained at 1 μg / ml for both acrylamide and glycidamide. The range of linear concentration is between 1 - 40 µg / ml. The analysis method is validated according to FDA 2018 guidelines."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia , 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizqi Tajuddin
"Air merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi kehidupan manusia, oleh
karena itu periu dilakukan kajian kelayakan air untuk konsumsi manusia. Sumber
air untuk memenuhi kebutuhan manusia antara lain berasal dari air permukaan
dan mata air. Sebelum air tersebut diambil, air berada dalam aquifer yang berupa
batuan yang mengandung radionuklida alam, saiah satunya adalah radionuklida
deret Uranium. Salah satu radionuklida yang menjadi perhatian adalah keberadaan
^^®Ra dan anak luruhnya daiam air, karena bersifat racun dan memancarkan radiasi
alfa dan beta yang berbahaya bila masuk kedalam tubuh manusia, sehingga
perlu dilakukan analisis ^^®Ra dan anak luruhnya (^^^Rn dan ^'°Po).
Sampel air yang dianalisis berasal dari mata air gunung kapur Ciseeng, sedangkan
sampel kedua berasal dari air tan ah di Pusdiklat-Batan.
"^^Rn adalah salah satu anak luruh ^^®Ra yang dianalisis dengan cara
mengekstraksi ^^^Rn dalam sampel air dengan menggunakan pelarut toluena.
Fraksi toluena diambil dan dicampur dengan sintilator (PPO dan POPOP), kemudian
dicacah dengan menggunakan Pencacah Sintilasi Ca ir (LSC) setelah terjadi
keseimbangan antara ^^^Rn dan keempat anak luruhnya, yaitu 4 jam atau lebih
setelah ekstraksi. Adanya menunjukkan adanya pada aquifer airnya dan kemungkinan
adanya ^^®Ra dalam sampel air tersebut, oieh karena itu kandungan
^^®Ra dapat dianaiisis dengan cara menganalisis ^^Rn yang tumbuh dalam waktu
tertentu karena peluruhan ^®Ra. Oieh karena itu kandungan ^^^Rn yang ada pada
sampel harus di lepas dahulu dengan cara pengadukan selama 2 jam. Selanjutnya
analisis ^^^Rn-nya dilakukan dengan cara preparasi dan pencacahan dengan
metode yang sama untuk analisis Rn. Nilai kandungan Rn yang diperoleh
dan waktu penumbuhannya digunakan untuk menghitung kandungan ^^®Ra berdasarkan
persamaan peluruhan beruntun. Hasil yang didapat dibandingkan hasii
pengukuran dengan menggunakan spektrometer gamma (Pusdi-klat-BATAN).
Anak luruh lainnya yang dianaiisis adalah dengan menggunakan
spektrometer alfa. Preparasi dilakukan untuk mendapatkan sampel yang cukup
tipis dan murni, supaya tidak terjadi serapan diri oieh sampel, karena daya tembus
radiasi alfa sangat rendah. Preparasi dilakukan dengan cara deposisi kimia polo
nium pada plat nikel (sel galvani). Selanjutnya plat nikel tersebut dicacah dengan
menggunakan spektrometer alfa.
Hasii analisis kandungan ^^®Ra sebesar (14,9±1) Bq/L untuk sampel Ciseeng,
sedang-kan sampel Pusdiklat tidak terdeteksi. dimana nilai Batas Deteksi
Terendah sebesar 0,054 Bq/L. Hasil ini sesuai dengan pengukuran menggunakan
Spektrometer gamma sebesar (13±4) Bq/L untuk sampel air Ciseeng dan
(0,013±0,005) Bq/L untuk sampel air Pusdiklat dengan tingkat kepercayaan 95%.
Kandungan ^^^Rn untuk sampel air Ciseeng dan Pusdiklat sebesar (4,9+0,3) Bq/L
dan (1,91±0,12) Bq/L. Kandungan ^^°Po untuk sampel air Ciseeng dan Pusdiklat
masing-masing sebesar (38,0±2) mBq/L dan (0,31 ±0,08) mBq/L. Kandungankandungan
radionuklida tersebut masih dibawah ambang batas yang ditetapkan
oieh SK Ka.BAPETEN No.02/Ka-BAPETEN/V-99 yaitu sebesar 10® Bq/L untuk
226rRa dan 10"^ Bq/L untuk ®^°Po. Sedangkan nilai batas untuk 2®2®2®r Rn dalam air tidak
ada karena ®®®Rn dalam tidak berbahaya karena mudah lepas ke udara.
diperlukan sebagai indikator kemungkinan adanya ^®^Ra dan anak luruhnya dalam
air. Hasil yang didapat tersebut menunjukkan bahwa ^^®Ra dan anak luruhnya,
baik dalam sampel air Ciseeng maupun Pusdiklai, tidak berada daiam keseimbangan
peluruhannya (keselmbangan terjadi pada saat ^^®Ra dan anak luruhnya
memlliki aktivltas yang sama), karena adanya fenomena alam, seperti penguapan
^^^Rn darl air permukaan atau penumpukan ^^^Rn pada air tanah."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2004
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinurat, Apriani Vera Sarjanita
"Metode analisis formaldehida dapat dilakukan dengan spektrokolorimetri dengan menggunakan pereaksi asam kromatropat dan pereaksi Nash. Namun pereaksi ini tidak selektif hanya pada formaldehida. Telah dilaporkan kedua pereaksi berinterferensi dengan bahan kimia lain seperti aldehida, fenol, beberapa logam. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan selektivitas pereaksi asam kromatropat dan pereaksi Nash terhadap bahan tambahan makanan seperti asap cair, kurkumin, dan vanillin dalam sampel tahu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa asap cair atau kurkumin dalam sampel tahu mengganggu analisis formaldehida dengan pereaksi asam kromatropat maupun pereaksi Nash. Vanillin dalam sampel tahu mengganggu analisis formaldehida dengan pereaksi asam kromatropat, tetapi dengan pereaksi Nash hanya pada konsentrasi 0,1% sampai 1%. Pereaksi Nash lebih selektif dibanding pereaksi asam kromatropat untuk analisis formaldehida dalam sampel tahu yang mengandung asap cair, kurkumin, atau vanillin."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
S32702
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zenshiny Starlin
"Akrilamida adalah senyawa karsinogen yang dapat secara mudah ditemukan diclingkungan kerja, makanan, kontaminasi udara, dan asap tembakau. Senyawa ini oleh International Agency for Research on Cancer (IARC) ditetapkan sebagai probable human carcinogen (grup 2A). Substansi ini dapat terdistribusi secara cepat keseluruh kompartemen tubuh dan ditemukan pada serum, plasma, urin, jaringan tubuh lainnya, air susu ibu, maupun plasenta. Kadar senyawa ini dalam darah belum diketahui. Penetapan kadar akrilamida dalam darah membutuhkan metode analisis yang sensitif dan selektif. Hal ini dikarenakan komponen darah yang beragam sehingga dapat mengganggu analisis. Pada penelitian ini teknik pengambilan darah yang digunakan yaitu tekik biosampling sampel darah kering. Teknik ini sedang secara luas dikembangkan untuk penentuan kadar senyawa dalam darah. Teknik ini memiliki banyak kelebihan seperti tidak invasif, tidak membutuhkan tenaga ahli, serta mudah penyimpanan dan distibusinya. Penelitian untuk
menentukan kadar akrilamida dalam darah menggunakan teknik biosampling sampel darah kering belum dilakukan pada penelitian sebelumnya. Selain itu, pada penelitian sebelumnya mengunakan baku dalam D3 akrilamida yang memiliki harga yang cukup mahal. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini memperoleh metode analisis akrilamida dalam sampel darah kering yang optimum dan tervalidasi dengan menggunakan propranolol sebagai baku dalam.
Sampel dipreparasi menggunakan teknik pengendapan protein hasil optimasi. Larutan pengeksraksi yang digunakan metanol dengan volume 500 μL dan direkonstitusi menggunakan fase gerak. Pemisahan senyawa menggunakan kromatografi fase terbalik dengan kolom Acquity UPLC BEH C (1.7 μm, 2.1 mm x 100mm), dielusi dengan laju alir 0.20 mL/min dengan kondisi gradien dengan fase gerak 0.1% asam formiat dalam air dan asetonitril selama 3 menit. Kuantifikasi analisis dilakukan menggunakan sepktrometri massa triple quadruple dengan mode electrospray ionization (ESI) yaitu ESI positif. Pada multiple reaction monitoring (MRM) diatur 71.99 > 55.23 (m/z) untuk akrilamida dan 260.2 > 116.2 (m/z) untuk propranolol. Rentang konsentrasi linier pada konsentrasi 2,5-100 μg/mL.(akurasi presisi) Metode analisis tervalidasi mengikuti US FDAs Bioanalytical Method Validation Guidance.

Acrylamide is a carcinogenic compound that easily found in the working environment, food, air contamination, and tobacco smoke. This compound was being classified by International Agency for Research on Cancer (IARC) as a probable human carcinogen (group 2A). These substances can distribute rapidly to all compartments in the body and was found in serum, plasma, urine, other biological tissue, breast milk, and placenta. The acrylamide level in the blood is still unknown. A sensitive and selective
method for the determination of the acrylamide level in the blood is needed. This is because of other components in the blood which can disturb acrylamide analysis. In this study, dried blood spots (DBS) are used as the bio-sampling method. Nowadays, this method is widely developing to determine compound levels in the blood. This method has a lot of advantages such as less invasive, no need a professional assistant to take the
blood, and simple for saving and distribution. The study about determining the acrylamide level in the blood using dried blood spots as the bio-sampling method has not been done before. Besides, the other study that has been done using D3-acrylamide as the internal standard which is very expensive. Therefore, the aim of this study is to get an analytical method of acrylamide in dried blood spots that optimized and validated with propranolol as the internal standard. The sample was prepared using a protein precipitation technique that has been optimized. Methanol is used as an extraction solvent with volume 500 mL and reconstituted with the mobile phase. Separation of compounds using reversed phase chromatography with Acquity UPLC BEH C column(1.7 mm, 2.1 mm x 100mm), eluted at flow rate 0.20 mL/min under a gradient of the mobile phase of 0,1% formic acid in water and acetonitrile within 3 minutes. Quantification analysis was using triple quadrupole mass spectrometry with electrospray ionization (ESI) in positive mode. The multiple reaction monitoring (MRM) was set at m/z 71.99 > 55.23 (m/z) for acrylamide and 260.2 > 116.2 (m/z) for propranolol. The range of concentration was linear within 2,5-100 mg/mL. The analytical method was validated refers to US FDAs Bioanalytical Method Validation.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Devina
"Etinil estradiol dan levonorgestrel merupakan salah satu contoh obat kontrasepsi low dose-combined oral contraceptives COCs yang bekerja sinergis dengan cara menekan gonadotropin dan penghambatan ovulasi. Etinil estradiol dan levonorgestrel termasuk obat wajib uji bioekivalensi dan memiliki kadar dosis yang sangat kecil, sehingga diperlukan metode analisis yang sensitif dan selektif, serta tervalidasi menggunakan kromatografi cair tandem spektrometri massa. Penelitian ini dikembangkan pertama kali di Indonesia dengan prednison sebagai baku dalam.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh kondisi optimum dan metode analisis yang tervalidasi mengacu pada European Medicines Agency EMEA tahun 2011. Pemisahan secara kromatografi fase terbalik dilakukan dengan kolom Acquity UPLC BEH C18 2,1 50 mm; 1,7 m, dengan laju alir 0,3 mL/menit dan kondisi gradien fase gerak asam formiat 0,1 dalam air dan asetonitril selama 5 menit. Preparasi sampel menggunakan pengendapan protein yang dilanjutkan ekstraksi cair-cair dengan etil asetat : n-heksana 10:90 dan derivatisasi etinil estradiol dengan dansil klorida.
Analisis kuantitatif analit dilakukan menggunakan spektrometri massa triple quadrupole dengan electrospray ionization ESI mode ion positif. Nilai transisi pada multiple reaction monitoring MRM diatur pada m/z 530,16 > 171,08 untuk etinil estradiol terderivatisasi dansil klorida; m/z 313,16 > 245,10 untuk levonorgestrel; dan m/z 359,10 > 147,04 untuk prednison. Secara keseluruhan, metode telah tervalidasi memiliki akurasi diff -9,99 hingga 4,96 dan presisi KV antar hari yaitu 6,27-14,27 yang baik, serta sensitif dengan nilai batas kuantifikasi lebih rendah LLOQ sebesar 5 pg/mL dan 100 pg/mL untuk etinil estradiol dan levonorgestrel.

Ethinyl estradiol and levonorgestrel are one example of low dose combined oral contraceptives COCs contraceptive drugs that work synergistically by suppress gonadotropin and inhibition of ovulation. Ethinyl estradiol and levonorgestrel are include required bioequivalence test drugs and have a very small dosage levels, so a highly sensitive, selective, and validated method is needed by using liquid chromatography tandem mass spectrometry. This method was developed first time in Indonesia with prednisone as internal standard.
The purpose of this research is to get the optimum condition and the analytical method had been fully validated according to European Medicines Agency EMEA guidelines, 2011. A reverse phase chromatography separation was performed on an Acquity UPLC BEH C18 column 2.1 50 mm 1.7 m, eluted at a flow rate 0.3 mL min under a gradient of mobile phase of 0.1 formic acid in water and acetonitril within 5 minutes. Sample preparation were used protein precipitation followed by liquid liquid extraction with ethyl acetate n hexane 10 90 and derivatization ethinyl estradiol with dansyl chloride.
Quantification analysis was performed by a triple quadrupole mass spectrometry with electrospray ionization ESI in positive ion mode. The multiple reaction monitoring MRM was set at m z 530.16 171.08 for ethinyl estradiol derivatizated by dansyl chloride m z 313.16 245.10 for levonorgestrel and m z 359.10 147.04 for prednisone. Overall, the validated method was accurate diff 9.99 to 4.96, precise between run CV 6.27 14.27 , and sensitive with the lower limit of quantification LLOQ at 5 pg mL and 100 pg mL for ethinyl estradiol and levonorgestrel respectively.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cheputri Rahma Astrini
"6-Merkaptopurin 6-MP adalah obat kemoterapi golongan antimetabolit purin yang digunakan dalam terapi leukemia limfositik akut. 6-Merkaptopurin di dalam tubuh di metabolisme menjadi metabolit aktifnya. 6-Tioguanin nukeotida. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh metode optimum dan tervalidasi dalam menganalisis 6-Merkaptopurin dan 6-Tioguanin 6-TG secara simultan dalam sampel Dried Blood Spot menggunakan kromatografi cair kinerja ultra tinggi tandem spektrometri massa. Larutan kontrol kualitas dan kurva kalibrasi dibuat dengan menotolkan masing-masing sebanyak 40 L pada kertas CAMAG DBS dan dikeringkan selama 3 jam. Kertas DBS dipotong dengan diameter 8 mm dan diekstraksi menggunakan larutan metanol yang mengandung 5-fluorourasil 5-FU sebagai baku dalam. Analisa dilakukan dengan kolom Waters AcquityTM UPLC BEH Amide 1,7 m 2,1 x 100 mm dengan fase gerak berupa asam format 0,2 dalam air ndash; asam format 0,1 dalam asetonitril ndash; metanol dengan gradient elusi dan laju alir 0,2 mL/menit. Deteksi massa dilakukan dengan Waters Xevo TQD dengan Electrospray Ionization ESI positif untuk 6-MP dan 6-TG dan ESI negative untuk 5-FU pada mode Multiple Reaction Monitoring. Deteksi 6MP, 6-TG, 5-FU berturut-turut adalah 153,09 > 119,09; 168,09 > 107,06; 129,15 > 42,05. Metode ini linear dalam rentang 25 ndash; 1000 ng/mL untuk 6-MP dan 6-TG, nilai r berturut turut adalah ge; 0,996 dan ge; 0,995. Nilai diff dan koefisien variasi KV untuk akurasi dan presisi intra hari dan antar hari tidak lebih dari 15 dan tidak lebih dari 20 pada konsentrasi LLOQ. Metode ini memenuhi persyaratan validasi sesuai Guideline on bioanalytical Method Validation oleh European Medicines Agency tahun 2011.

6 Mercaptopurine 6 MP is a chemotherapeutic drug that belongs to a class of purine antagonist antimetabolite used for acute lymphocytic leukemia. 6 Mercaptopurine has to go through the metabolic pathway to become it rsquo s active metabolites 6 Thioguanin nucleotide. This study aimed to obtain an optimum and validated method for analyzing 6 Mercaptopurine and 6 Thioguanine 6 TG simultaneously in Dried Blood Spot samples using ultra high performance liquid chromatography tandem mass spectrometry. The quality control and calibration curves solutions were made by respectively spot 40 L at DBS CAMAG paper and dried for 3 hours. DBS papers were cut with a diameter of 8 mm and extracted with methanol containing internal standard 5 fluorouracil 5 FU. Separation was performed with Waters AcquityTM UPLC BEH Amide column 1.7 m 2.1 x 100 mm with a mobile phase consists of 0.2 formic acid in water ndash 0.1 formic acid in acetonitrile ndash Methanol with gradient elution and flow rate 0.2 mL minute. Mass detection was done using Waters Xevo TQD with positive electrospray ionization ESI for 6 MP and 6 TG and negative ESI for 5 FU in Multiple Reaction Monitoring mode. Detection of 6 MP, 6 MMP, 5 FU respectively was 153,09 119,09 168,09 107,06 129,15 42,05. This method is linear with the range 25 1000 ng mL for 6 MP and 6 TG with consecutive r value is ge 0,996 and ge 0,995. Diff value and coefficient of variation CV for accuracy and precision of intra day and inter day are not more than 15 and not more than 20 at a concentration LLOQ. This method fulfilled the requirements of validation which refers to the European Medicines Agency guideline.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
S67394
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>