Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 165657 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
cover
Iih Supiasih
"IRIN Utama RSUP Persahabatan merupakan tempat pelayanan rawat inap bagi pasien mampu, diharapkan dapat menjadi unit revenue yang potensial, dengan meningkatkan pendapatan melalui peningkatan jumlah pasien. Untuk itu perlu dilakukan analisis guna menentukan strategi pengembangan bisnis yang sesuai dan dapat diterapkan di IRIN Utama.
Penelitian ini dilakukan melalui pengamatan langsung, pengumpulan data sekunder, mengadakan wawancara mendalam dan group diskusi, serta mengidentifikasi faktor-faktor eksternal & internal, sehingga diketahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dapat mempengaruhi kegiatan yang ada di IRIN Utama,?(Abstrak tidak lengkap ter-scan).

Analyze of Situation on Determining Business Strategic Development in Overnight First Installation at RSUP Persahabatan, 2000Overnight First Installation on RSUP Persahabatan as overnight service place for wealthy patient, hopefully able to be potential revenues center with increasing the hospital income by increasing number of patient.
As an effort to get that, the situation analyze to determine a suitable business development strategy and able to implement on Overnight First Installation will be necessary to do.
This research done by direct research, collected secondary data, interview, discussion group and identified external & internal factor to see the strength, weakness, opportunity and also threat that could influence the activity at Overnight First Installation.
The result of this research shows position of Overnight First Installation could be known by TOWS Matrix and IE Matrix on Internal fix-it quadrant and cell V (Hold & Maintain), and also appropriate strategy is internal strength strategy and product development. And also by QSPM Matrix, related strategy order known by developing appropriate business.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T7839
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kurniana
"Kualitas pelayanan dari suatu rumah sakit adalah salah satu faktor yang akan membuat pasien atau pelanggan untuk datang kembali berobat atau bahkan meninggalkannya seumur hidupnya. Semakin banyak rumah sakit kini bersaing untuk mendapatkan pelanggan di pasar dan kualitas manajemen customer driven kini menjadi metode yang dipilih untuk meningkatkan kualitasnya. Instrumen SERVQUAL memiliki 5 dimensi yang mengukur 25 pasang pernyataan. Satu pasang pernyataan dari tiap pasang merefleksikan persepsi, sedangkan yang lainnya merefleksikan harapan.
Pengukuran dilakukan dengan melakukan substraksi harapan pelanggan dari persepsi yang dituangkan dari hasil persepsi mereka terhadap suatu mutu pelayanan. Nilai nol atau positip akan merefleksikan kualitas pelayanan yang ideal atau pelayanan yang tepat. Sedangkan jika skornya negatif akan mengindikasikan bahwa pelayanan yang diberikan tidak memenuhi harapannya. Menggunakan kuesioner SERVQUAL akan didapatkan hasil-hasil dari penelitian dari tiap-tiap dimensi secara obyektif. Sejumlah pertanyaan penelitian dapat dipergunakan untuk melakukan investigasi atas area permasalahan yang akan diteliti.
Penelitian ini akan mengukur perbedaan (gap) antara pelayanan yang telah diberikan oleh rumah sakit terhadap harapan dari pelanggan itu sendiri. Dari pengukuran tersebut akan diketahui tingkat kepuasan dan mutu pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit tersebut. Skala pengukuran terdiri dari aspek pelayanan kesehatan yang dibagi menjadi 5 dimensi yaitu : Tangible (fasilitas fisik, peralatan, penampilan staf, dll), Reliability ( kemampuan untuk menunjukan pelayanan prima secara mandiri dan tepat), Responsiveness (keinginan untuk membantu dan responsif terhadap kebutuhan pelanggan), Assurance (kemampuan petugas untuk memberikan kepercayaan dan menjaga rahasia), Empathy (memberikan lanjutan pelayanan kesehatan secara pribadi).
Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional , data dikumpulkan melalui penyebaran daftar pertanyaan (kuesioner). Sebelum dilaksanakan pengumpulan data, daftar pertanyaan yang telah disusun diberikan kepada 20 orang pasien untuk mengukur validitas dan reliabilitasnya. 100 (seratus) pasien rawat inap di Rumah Sakit Husada Jakarta diinterview dengan menggunakan kuesioner tersebut. Untuk mengembangkan indikator, data dianalisis dengan menggunakan Wilcoxon Match Paris Test.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan total jumlah dari gap yang kecil adalah 120, total gap yang kecil lebih besar dari tabel T yaitu 89. Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak ada perbedaan antara harapan serta kenyataan dari pelayanan yang telah diberikan. Dari penilaian dengan menggunakan Gap Analysis, Kartesius dan Wilcoxon Match Pairs Test antara persepsi dan harapan dari pelanggan/pasien untuk tiap dimensi pelayanan, kinerja dari Rumah Sakit Husada telah memenuhi harapan pelanggan.

The quality of service from a hospital is the number one factor that will either turn a customer/patient away or make one for life. More and more hospitals are competing for greater shares in the market and customer-driven quality management is becoming the preferred method for improving their performance. The SERVQUAL instrument has five dimensions that were measured by 25 pairs of item statements. One statement from each pair reflects perceptions, the other expectations.
Measurement was accomplished by subtracting expectation from perceptions resulting in aservice quality score. Positive or zero scores would reflect ideal or adequate service quality offered by the hospital. A negative score would be indicative of a service experience that did not meet customer expectations. Using the SERVQUAL questionnaire provided, quantifiable reasoning to the research questions in each dimension could be obtained so that precision, objectivity and rigour replaced hunches, experience and intuition as a means of investigating problem areas.
This study will be measured gap between services which has been given from the hospital with the perceived of the patient theirself. From that measured will be known the level of satisfaction and quality of services from this hospital. The scale decomposes the notion of service quality into five constructs as follows: Tangibles (physical facilities, equipment, staff appearance, etc.), Reliability (ability to perform service dependably and accurately), Responsiveness (willingness to help and respond to customer need), Assurance (ability of staff to inspire confidence and trust), Empathy (the extent to which caring individualized service is given).
This study was a cross sectional study, the data was collected through questioner. Before collecting data, questioner was applied to 20 patients to conduct validity and reliability test. One hundreds (100) patients in Husada General Hospital Jakarta were interviewed. To develop the indicators, data was analized by Wilcoxon Match Paris Test. The findings of this study the total amount of small gap is 120, small total gap greater than T table is 89.
The conclusion of this study there is no significancy between perceived and reality of services. From the assesment of Gap analysis, Kartesius and Wilcoxon Match Paris test between Reality and perceived of the patients for each dimension, the performance of Husada General Hospital could be fulfill of patient perceived."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2008
T25119
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Boy Subirosa Sabarguna
Jakarta : UI-Press, 2012
362.17 BOY r
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sandra Febrianti
"Waktu tunggu pelayanan obat racikan ≤ 30 menit dan non racikan ≤ 60 menit merupakan salah satu indikator yang terdapat didalam standar pelayanan minimal rumah sakit. Hal tersebut sangat penting untuk mengukur kinerja pelayanan kefarmasian di rumah sakit. Indikator tersebut untuk mempengaruhi ekspetasi pasien terhadap pelayanan rumah sakit dan mempengaruhi kepuasan pasien terhadap pelayanan rumah sakit. Penyusunan tugas khusus ini adalah untuk menganalisis waktu tunggu pelayanan resep racikan di instalasi rawat jalan rumah sakit universitas indonesia menggunakan 30 sampel, dengan menggunakan metode observasional dan membandingkan dengan standar pelayanan minimal farmasi menurut Permenkes 129/Menkes/SK/II/2008. Sehingga didapatkan kesimpulan bahwa Dari 30 sampel waktu tunggu pelayanan resep racikan terdapat 15 sampel racikan atau (50%) yang tidak sesuai dan 15 sampel racikan atau (50%) yang sudah sesuai. Dari 30 sampel waktu tunggu pasien terdapat 20 sampel atau (67%) yang tidak sesuai dan 10 sampel atau (13%) yang sudah sesuai.

Waiting time for concocted drug service ≤ 30 minutes and non-concocted ≤ 60 minutes is one of the indicators contained in the minimum hospital service standards. This is very important to measure the performance of pharmaceutical services in hospitals. These indicators affect patient expectations of hospital services and affect patient satisfaction with hospital services. The preparation of this special task is to analyze the waiting time for concoction prescription services at the outpatient installation at the University of Indonesia Hospital using 30 samples, using the observational method and comparing them with the minimum standard of pharmaceutical services according to Permenkes 129/Menkes/SK/II/2008. So it can be concluded that of the 30 samples of waiting time for concoction prescription services, there were 15 concoction samples or (50%) that were inappropriate and 15 concoction samples or (50%) that were appropriate. Of the 30 patient waiting time samples, there were 20 samples or (67%) that were inappropriate and 10 samples or (13%) that were appropriate."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Harun Rosjid
"Mutu pelayanan rumahsakit mempunyai dua komponen, yaitu pemenuhan terhadap standar mutu yang telah ditetapkan dan pemenuhan akan kepuasan pelanggan. Menuju era globalisasi dimana persaingan akan lebih terbuka, maka industri pelayanan kesehatan harus mampu merubah paradigma dalam memberikan pelayanan kesehatan. Rumah sakit harus memberikan pelayanan yang berfokus pada kepuasan pelanggan.
Saat ini belum ada alat ukur yang baku untuk mengukur kepuasan pelanggan terhadap mutu pelayanan rumahsakit. Penelitian ini bertujuan untuk mencoba menerapkan Metode Servqual, yang merupakan alat ukur kepuasan pelanggan yang berkaitan dengan mutu pelayanan jasa, yang dikembangkan oleh Parasuraman dkk. Diterapkan di Rumah Sakit Nirmala Suri Sukoharjo untuk mengetahui sejauh mana alat ukur tersebut dapat dipergunakan untuk mengukur kepuasan pasien yang dikaitkan dengan mutu pelayanan rawat inap. Selain itu penelitian ini berusaha mencari hubungan antara kepuasan pasien dengan minat pembelian ulang jasa rumahsakit.
Penelitian ini merupakan penelitian survey, dilakukan terhadap 162 pasien rawat inap yang merupakan seluruh populasi yang ada selama lima minggu. Variabel pada penelitian ini meliputi variabel mutu pelayanan yang tercakup dalam ke lima dimensi Servqual, yaitu tangible, responsiveness, reliability, assurance dan emphaty. Sedang variabel kepuasan adalah meliputi harapan dan persepsi pasien, dimana tingkat kepuasan dibitung berdasarkan gap score antara keduanya. Untuk minat pembelian ulang di bedakan minat setelah melihat fasilitas, lingkungan fisik, pelayanan perawat dan pelayanan dokter. Juga diperhitungkan persepsi pasien terhadap kepuasan secara keseluruhan dari pelayanan rumahsakit.
Hasil penelitian didapatkan bahwa semua variabel mutu pelayanan yang tercakup dalam ke lima dimensi Servqual berdiri sendiri maupun secara simultan, mempunyai korelasi yang cukup erat dengan kepuasan pelanggan. Sehingga metode Servqual dapat diterapkan di rumahsakit untuk mengukur kepuasan pasien terhadap mutu pelayanan, meskipun harus disempurnakan dengan beberapa variabel lain, karena pengaruh ke limadimensi Servqual terhadap kepuasan pasien sebesar 54,36%, yang berarti masih ada pengaruh variabel lain sebesar 45,64%.
Pengaruh kepuasan keseluruhan terbadap minat pembelian ulang rawat inap adalah sebesar 61,04% dan positif, dengan korelasi cukup erat dengan skor 0,7813.
Gambaran minat pembelian ulang dengan kepuasan keseluruhan hasil krostabulasi dengan uji X2, didapatkan bahwa minat pembelian ulang dipengaruhi oleh kepuasan keseluruhan dengan prosentase tertinggi dari minat pembelian ulang adalah sebesar 90% dari 107 pasien yang mempunyai kepuasan tinggi, dan 96% dari seluruh responden yang mempunyai minat pembelian ulang yang tinggi, mempunyai kepuasan yang tinggi pula. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan untuk menyusun strategi peningkatan mutu pelayanan di Rumah Sakit Nirmala Sari melalui strategi yang berfokus pada kepuasan pelanggan, dengan memperhatikan besamya pengaruh variabel-variabel mutu pelayanau terbadap kepuasan pelanggan. Selain itu diharapkan dapat pula diterapkan sebagai metode baku untuk pengukuran kepuasan pasien pada mmahsakit yang lain.

Quality of care in hospital possesses two components, the fulfillment to standard qualities been determined and fulfillment of costumer satisfaction.
Up to date, there is no single standard in Indonesia which could measure client's satisfaction according to the quality of patient's care. This study tried to use the Servqual method, which was developed by Parasuraman et all.
The study site was the Nirmala Suri hospital. This obyects of study were: 1) to test whether the Servqual method could be used to measure the client's satisfaction on quality of care and, 2) to identify whether there is a relationship between those 2 variables. Another obyect was to see the relation between the client's satisfaction and the sense of the inpatient hospital care.
The respondents were 162 inpatients, and the data collects took 5 weeks, use the Servqual questions. Quality of care was looked for 5 dimensions; tangible, responsiveness, reliability, assurance and emphaty. Client's satisfaction was taught through finding the gap between client's expectation and client's real care received during hospitalization.
The result shows that either alone or together, all dimensions under the quality of care has a relation with client's satisfaction, a correlaty of totally 54.36%. The study also shows that the Servqual method could be used to idendify patient's satisfaction and should be added with same other specific context variables. 90% of responders mentioned about their interesting to sense the care of the same hospital.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tanaka, Meis Larissa
"Makanan yang disajikan oleh instalasi gizi di sebuah rumah sakit amat panting dalam membantu pemulihan serta memperpendek hari rawat yang merupakan salah satu tolak ukur keberhasilan/citra dari pelayanan yang diberikan rumah sakit tersebut. Rumah Sakit Umum (RSU) Tangerang sebagai satu-satunya rumah sakit pemerintah yang sudah terakreditasi senantiasa berusaha meningkatkan mutu pelayanan baik melalui angket ataupun penelitian untuk mengetahui apa saja yang diharapkan/diinginkan oleh pasien selama mereka dirawat. Pada tahun 1996 suatu angket telah dilakukan oleh mahasiswa Akademi Gizi di RSU Tangerang, dimana diperoleh gambaran bahwa lebih dari separuh responden yang diteliti dari sepuluh ruang rawat inap tidak menghabiskan makanannya. Bertolak dari masalah tersebut diatas, dan diperkuat dari wawancara dengan Wakil Direktur Pelayanan Medis RSU Tangerang, peneliti ingin mengetahui factor-faktor apa saja yang mempengaruhi daya terima makan pasien rawat inap dewasa di RSU Tangerang.
Metodologi yang dipergunakan adalah rancangan penelitian potong lintang (cross sectional) yang bersifat deskriptif analitik dengan pendekatan kuantitatif menggunakan kuesioner. Yang menjadi sampel adalah pasien rawat inap dewasa di RSU Tangerang yang telah dirawat minimal dua hari dan telah menjalani waktu makan minimal tiga kali (pagi, siang dan malam), tanpa diet dan tidak dalam persiapan suatu tindakan tertentu. Hasil penelitian disajikan dalam bentuk tabel dan tekstuler.
Dari penelitian ini diperoleh hasil yang positif yaitu bahwa pasien puas dengan waktu pemberian makan yang dianggap tepat bahkan untuk makan pagi, siang dan malam. Namun dari penelitian ini juga didapatkan hasil yang lain seperti sebanyak 73,8% dari sampel pasien rawat inap dewasa di RSU Tangerang tidak menghabiskan makanannya. Pasien rawat inap dewasa di RSU Tangerang beranggapan bahwa penampilan dan penyajian makanan masih kurang memadai dan rasa makanan yang disajikan juga belum sesuai, serta siklus menu sepuluh hari dianggap masih kurang bervariasi. Penggunaan alat makan dianggap kurang lengkap dan kurang sesuai.
Dari hasil yang diperoleh, peneliti menyarankan agar Instalasi Gizi RSU Tangerang lebih memperhatikan daya terima makan pasien rawat inap dewasa dengan meningkatkan penampilan makanan, penyajian makanan dan rasa makanannya. Hal lain yang juga perlu diperhatikan adalah memperbanyak variasi menu makanan, sehingga pasien dapat memilih jenis makanan yang mereka sukai secara lebih leluasa. Penggunaan alat makan yang lengkap dan sesual mungkin perlu dipertimbangkan sebagai kelengkapan untuk meningkatkan daya terima makan.

The food provided by Nutrition Department of a hospital is very important in helping patient to recover and therefore, reducing the average of length of stay which is one of the success criteria of the hospital. The Tangerang General Hospital (RSU) as the government hospital, is always trying to maximize its service quality by gathering data through questioner or research on what is expected by a patient while they are staying at the hospital. In 1996, The students of Akademi Gizi Tangerang had conducted a research which results showed that more than half of patients staying on ten pavilions did not clean up the provided food. Based on the results, the author tried to find out the factors influencing patient in accepting provided food in RSU Tangerang.
The method used is descriptive analytic in a cross sectional research/survey using questioner. Samples are adult patients in RSU Tangerang who have been staying for more than two days and have had at least three times meals (morning, noon and evening), without special diet related to diseases and were not in preparation for an action/surgery. Results of the survey are presented in the tables and textural.
The survey shows the following results:
73.8% of adult patient did not clean up the provided food, appearance, task of the provided food are not good. The variation of menu is not enough and serving equiment is not complete. But here the timing is very well, that the food arrived just in time in the morning, noon and evening.
From the result, the author suggests Nutrition Department of RSU Tangerang to give more attention to patient acceptance of food by improving the appearance and taste of the served food. Also the hospital should pay attention on the food that patient prefer by adding more variation of food. Another important thing is the right 'use of serving equipment."
Depok: Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tan Jenifer Laurensius
"Praktek Kerja Profesi Apoteker di Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati bertujuan untuk membuat mahasiswa apoteker memahami peran dan tanggung jawab apoteker di Instalasi Farmasi Rumah Sakit, Satuan Farmasi Sungsional, dan Tim Farmasi dan Terapi. Tujuan dari tugas khusus yang diberikan adalah untuk membuat mahasiswa apoteker dapat mengevaluasi interaksi obat yang berpotensi terjadi di Lantai 5 Selatan Teratai RSUP Fatmawati.

Pharmacist Internship Program at Fatmawati Public Hospital has an objective to make apothecary student understand the roles and responsibilities of pharmacist in Hospital Pharmacy, Functional Pharmacy Unit, and Pharmacy and Therapy Team. The purpose of specific assignment given was to make apothecary student being able to evaluate any potential drug interactions at south section of 5th floor of Teratai Building in Fatmawati Public Hospital.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Indana Ayu Soraya
"Praktek Kerja Profesi Apoteker di Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati bertujuan untuk memahami tugas beserta fungsi instalasi farmasi, pelaksanaan pelayanan kefarmasian, dan peran apoteker di rumah sakit. Tugas khusus yang diberikan berjudul Analisis Ketersediaan Obat dalam Clinical Pathway dengan Daftar Formularium Obat RSUP Fatmawati dan DPHO PT Askes. Sedangkan tujuan dari tugas khusus untuk Menganalisis kesesuaian antara daftar obat dalam Clinical Pathway dengan Daftar Formularium Obat RSUP Fatmawati serta DPHO PT Askes.

Pharmacists Professional Practice atRumahSakitUmumPusatNasional Dr. CiptoMangunkusumoaims to understand the duties and functions of pharmacy installation, pharmaceutical practice, and the role of apothecary in the hospital.Specific assignment has given was preparation of the handbook on HIV/AIDS drugs use as medicine information services media at RSUPN Dr.CiptoMangunkusumo Jakarta. This particular assignment aims to provide HIV/AIDS medicine information actively through the good preparation of the handbook on HIV / AIDS drugs use.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>