Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 79999 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tirsa Duhita Laksmihadiati
"Pendahuluan: Model studi konvensional merupakan standar baku (gold standard) dalam diagnosis dan prosedur perawatan. Penggunaan model studi digital 3 dimensi dapat menjadi alternatif dari keterbatasan pada model studi konvensional, antara lain kebutuhan ruang penyimpanan secara fisik, serta memiliki sifat dapat rusak dan mengalami degradasi dalam waktu lama. Penelitian ini merupakan kelanjutan dari rangkaian penelitian sebelumnya, yaitu menguji akurasi diagnosis lengkung gigi rahang atas arah transversal pada model studi digital 3 dimensi hasil pemindaian laser menggunakan piranti keras yang sama.
Material dan metode: Sampel sebanyak 26 model studi konvensional gigi rahang atas kasus gigi berjejal sedang-berat. Setiap model studi konvensional dipindai dengan piranti keras pemindai laser 3 dimensi hingga dihasilkan model studi digital 3 dimensi. Pengukuran lebar mesio-distal keempat gigi insisif rahang atas, jarak inter-premolar jarak inter-molar, indeks dan analisis Pont dilakukan pada kedua model studi. Pengukuran pada model studi konvensional dilakukan menggunakan kaliper digital (ketelitian 0,01 mm), dan pada model studi digital 3 dimensi dilakukan secara digital dengan piranti lunak pengukur. Dilakukan uji realibilitas (uji intra eksaminer) dengan plot Bland Altman dan uji t-berpasangan. Hasil pengukuran kedua model studi dibandingkan dengan uji t-tidak berpasangan dan dilakukan uji kesesuaian dengan plot Bland Altman. Akurasi pengukuran lengkung gigi rahang atas arah transversal pada model studi digital 3 dimensi hasil pemindaian laser diukur melalui uji diagnostik sensitivitas dan spesifitas.
Hasil: Hasil uji intra eksaminer analisis plot Bland Altman menunjukkan sebagian besar titik berada pada area garis rentang kesesuaian, dan uji t-berpasangan terdapat perbedaan bermakna antara pengukuran pertama dan kedua pada lebar mesio-distal gigi 12 dari model studi digital 3 dimensi (p=0,03). Hasil uji hipotesis dengan membandingkan hasil pengukuran kedua model studi dengan uji t-tidak berpasangan menunjukkan perbedaan tidak signifikan secara statistik, dengan nilai p untuk semua pengukuran antara 0,40-0,98. Analisis plot Bland Altman hasil pengukuran model studi digital 3 dimensi menunjukkan hasil kesesuaian yang cukup mendekati hasil pengukuran pada model studi konvensional, dengan nilai bias (mean difference) mendekati 0.00 dan p>0.05 pada semua data. Hasil nilai diagnostik menggunakan analisis Pont untuk melihat rahang yang mengalami konstriksi dan non-konstriksi dari uji sensitivitas dan spesifitas menunjukkan sensitivitas sebesar 100% (IK 15,8%-100%), dan spesifitas 95,8% (IK 78,9%-99,9%).
Kesimpulan: Piranti pemindai laser rakitan Departemen Ortodonti FKG UI dan STEI ITB akurat digunakan untuk pengukuran dan analisis lengkung gigi rahang atas arah transversal menggunakan analisis Pont pada model studi digital 3 dimensi kasus gigi berjejal sedang hingga berat.

Introduction: Conventional study model is gold standard in diagnostic and treatment procedure. The use of 3D digital study model can be alternative as a solution a number of problem issues from conventional study model, such as require rigorous archiving and massive physical storage space, breakage and degradation issues in the long term uses. This study purpose to test the accuracy of transverse measurement the upper arch on digital 3D study models produced by the same 3D laser scanning hardware which used in the last study.
Matherial and method: 26 conventional study models of the upper arch moderate-advanced crowding cases as sample. Each conventional study model was scanned by 3D laser scanning hardware to produced 3d digital study model. Mesio-distal upper incisors, inter-premolar and inter-molar width, Pont?s index and analysis was measured on both study models. Measurement were made with a digital calliper (nearest 0,01 mm) on conventional study model, and digital measurement by software on 3D digital study model. Reability test (intraexaminer) by Bland Altman plot and paired t-test. Then measurement result from both study models are compared using unpaired t-test and Bland Altman plot. Acuracy of transverse measurement the upper arch on digital 3 dimension study models from laser scanning performed by diagnostic test sensitivity and specificity.
Result: The intraexaminer test by Bland Altman showed most of point are in limit of agreement line, and paired t-test showed significant difference between the first and second mesio-distal upper left lateral incisor on 3D digital study model (p=0,03). Hypothesis test by comparing the measurement on both study model by unpaired t-test showed statistically no significant difference, with p value for all measurement around 0,40-0,98. Bland Altmant plot showed high compatibility between conventional study model and 3D digital study model, with mean difference closed to 0.00 and p>0.05 for all data. Diagnostic test on Pont's analysis to classify contriction and non-constriction the upper arch showed sensitivity 100% (CI 15,8%-100%) and specificity 95,8% (CI 78,9%-99,9%).
Conclusion: 3D digital study model produced by 3D laser scanning hardware made by Orthodontic Department FKG UI-STEI ITB accurate for transverse measurement and analysis (Pont?s) on upper arch moderate-advanced crowding cases.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2014
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Gatut Priyowidodo
Depok: Rajawali Pers, 2022
302.231 GAT g
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Novrian Hernu Saputra
"Skripsi ini membahas Pemanfaatan Koleksi Digital Knowledge-ATM di Perpustakaan Pusat Universitas Indonesia. Tujuannya adalah untuk mengetahui Pemanfaatan Koleksi Knowledge-ATM di Perpustakaan Pusat Universitas Indonesia. Metode penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif dan teknik pengambilan sampel snowball dan accidental sampling. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Pemanfaatan Koleksi Knowledge-ATM di Perpustakaan Universitas Indonesia diprioritaskan untuk Sivitas Akademika Universitas Indonesia.
Berdasarkan hasil penelitian ini penulis menyarankan kepada Perpustakaan Universitas Indonesia untuk lebih meningkatkan sosialisasi terhadap pemanfaatan koleksi Knowledge-ATM untuk memberikan kemudahan bagi Sivitas Akademika Universitas Indonesia dalam memperoleh koleksi yang dimiliki oleh Perpustakaan Universitas Indonesia. Adapun saran dari Perpustakaan Universitas Indonesia ke depannya mesin telusur Knowledge-ATM ini akan di tempatkan di setiap fakultas untuk mendukung pembelajaran Sivitas Akademika Universitas Indonesia.

This thesis discusses the Collection Digital Knowledge-ATM Utilization in the Cental Library of the University of Indonesia. The goal is find out the Collection Digital Knowledge-ATM Utilization in the Central Library of the University of Indonesia. The method of this research is qualitative research with descriptive design and sampling technique of snowball and accidental sampling. The results of this study showed that Collection Knowledge-ATM Utilization in the University of Indonesia Library not prioritized for University of Indonesia Academic.
Based on the results of the study authors suggest to University of Indonesia Library to further improve the dissemination of Collection Knowledge-ATM to provide ease for not only University of Indonesia Academic in acquiring collection owned by the University of Indonesia Library. As for the suggestion of the University of Indonesia Library in the future, this Knowledge-ATM search engine will be place in each faculty to support learning by the University of Indonesia Academic.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
S65836
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vivian Wijaya
"Latar belakang: Penggunaan media sosial di kalangan pelaku praktik kedokteran gigi marak dilakukan di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Fenomena pelanggaran e-profesionalisme telah dilaporkan dalam literatur dan dapat diamati dalam kehidupan sehari-hari. Timbulnya ekspektasi pasien yang terlalu tinggi atau tidak logis terhadap perawatan, termasuk di bidang Prostodonsia, semakin marak terjadi. Terlebih lagi, definisi e-profesionalisme di Indonesia masih merupakan perdebatan. Minimnya aturan tentang penggunaan media sosial untukpelaku praktik kedokteran gigi di Indonesia menyebabkan tidak jelasnya batas tindakan profesional dalam bermedia sosial.
Tujuan: Mengetahui preferensi, intensi dan perilaku penggunaan media sosial di kalangan pelaku praktik kedokteran gigi di Indonesia.
Metode: Studi dilakukan dengan menggunakan kuesioner kepada tiga kelompok subjek, yaitu dokter gigi spesialis, dokter gigi umum dan mahasiswa koas. Studi kualitatif melalui wawancara singkat dilakukan pada 8 orang perwakilan kelompok subjek tersebut untuk memperkaya item kuesioner dari literatur. Diskusi pakar dilakukan untuk merumuskan item kuesioner yang menyusun domain preferensi, intensi dan perilaku bermedia sosial. Validasi kuesioner dilakukan melalui uji coba kuesioner kepada 30 orang perwakilan kelompok subjek. Kuesioner disebarkan melalui media sosial ke 450 responden dari ketiga kelompok subjek. Hasil penelitian dianalisis secara deskriptif.
Hasil: Pelaku praktik kedokteran gigi di Indonesia dari setiap kelompok generasi menggunakan media sosial 1-3jam/ hari. Platform yang paling banyak digunakan adalah Whatsapp, Instagram dan YouTube. Tujuan utama mereka adalah mencari hiburan dan jenis konten yang paling banyak dibagikan adalah update kehidupan pribadi. Mayoritas responden memasang pengaturan privasi untuk mengatasi hambatan berupa ancaman terhadap keamanan data. Mereka percaya bahwa penggunaan media sosial dapat memberikan informasi dan memperluas jaringan sosial, namun menyita waktu. Pelaku praktik kedokteran gigi di Indonesia menganggap konten iklan/promosi berisi kalimat ajakan, diskon, harga, dan dokter gigi sebagai duta merk termasuk sebagai kategori konten yang tidak profesional. Banyaknya konten promosi yang beredar di media sosial memicu pemilihan sikap netral responden dalam menentukan sikap e-profesionalisme terhadap konten promosi. Organisasi profesi dianggap belum memberikan aturan yang memadai, terutama dalam hal pengaturan tata cara beriklan di media sosial. Konten restorasi direk kedokteran gigi merupakan konten utama yang banyak dilihat di media sosial. Bidang Prostodonsia merupakan bidang yang terdampak tertinggi kedua oleh adanya media sosial. Tingkat kekhawatiran terhadap dampak dari media sosial pada citra diri, citra institusi profesi dan karir meningkat seiring meningkatnya pendidikan. Pada kelompok subjek dengan tingkat pendidikan dan usia yang lebih tinggi, cresponden cenderung tidak terpengaruh oleh media sosial dalam mendiagnosis/menentuka rencana perawatan
Kesimpulan: Preferensi pelaku praktik kedokteran gigi terhadap penggunaan media sosial tergambarkan melalui pemahaman terhadap faktor sosiodemografis, kepercayaan terhadap penggunaan media sosial, pemberlakuan aturan penggunaan media sosial, serta sikap e-profesionalisme dalam bermedia sosial. Preferensi, Intensi dan Perilaku bermedia sosial di setiap kelompok generasi cenderung sama. Setiap kelompok generasi cenderung memilih sikap netral terhadap konten promosi di media sosial. Aturan tentang tata cara beriklan di media sosial merupakan salah satu aturan yang dirasakan perlu untuk diterapkan di Indonesia. Preferensi dan intensi bermedia sosial di kalangan pelaku praktik kedokteran gigi di Indonesia selaras dan dapat menggambarkan perilaku mereka dalam bermedia sosial.

Background: The use of social media among dental practitioners is rife worldwide, including in Indonesia. Violation of e-professionalism has been reported in the literature and easily observed. Unrealistic patient expectations for treatment result, especially in Prosthodontics, is increasing across the board. Furthermore, the definition of e-professionalism in Indonesia is still a debate. The lack of regulations regarding the use of social media among Indonesian dental practitioners has led to blurry boundaries between professional and unprofessional actions.
Objective: To find out about preferences, intentions, and behavior of social media usage among dental practitioners in Indonesia.
Methods: The study was conducted using a questionnaire among three groups, including specialist dentists, general dentists and dental students. A qualitative study was conducted through interviews with eight representatives to enrich the questionnaire items found in a literature search. Expert panel discussions were held to determine questionnaire items that build the preferences, intentions, and behavior domains on social media usage. Questionnaire validation was performed by testing the questionnaire on 30 representatives of the subject group. The questionnaire was spread-out through social media with a target of 450 respondents. The research results were analyzed descriptively using statistic software.
Results: Dental practitioners in Indonesia from each generation group use social media for 1-3 hours/day regardless of the various sociodemographic factors behind it. The most used platforms are Whatsapp, Instagram, and YouTube. Their main goal and most shared digital content are to seek entertainment and personal life updates. Most respondents install privacy settings to overcome obstacles in the form of threats to data security. They believe that social media can provide information and broaden social networks, yet it is time-consuming. Dental practitioners in Indonesia consider advertising/promotional content that incorporates solicitations, discounts, prices, and dentists as brand ambassadors included as unprofessional content. The widely shared promotional content on social media triggers respondents' neutral attitude in determining e-professionalism towards promotional content. Indonesian Dental Association is considered not to provide adequate rules, especially in regulating advertising procedures on social media. The prosthodontics sector is the second highest affected dental field by social media. Higher levels of education shows increase of concern over social media's effects on career, professional institutions, and self-image. With increasing age and educational level, there was a decline in the proportion of respondents who acknowledged that social media had influenced their diagnosis or development of treatment plans.
Conclusion: Dental practitioners' preference for using social media is illustrated by understanding their sociodemographic factors, belief in the use of social media, regulations, and attitudes towards e-professionalism. Social media preferences, intentions, and behavior in each generation group tend to show the same result. Each generation group tends to choose a neutral attitude towards promotional content on social media. Indonesian Dental practitioners demand regulation on how to advertise on social media. Social media preferences and intentions among dental practitioners in Indonesia are in conjunction and explaining their behavior in social media.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ririt Damayanti
"Penggunaan model studi digital di Indonesia saat ini belum populer, akan tetapi adanya permasalahan kebutuhan penyimpanan ruangan, kebutuhan penyajian rencana perawatan yang akurat dan belum adanya teknologi model studi tiga dimensi digital di Indonesia menjadi alasan dilakukan penelitian ini. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan merakit pemindai laser dan ?benchmark? software tiga dimensi untuk kemudian membandingkan pengukuran pada model studi secara manual dengan digital.
Material dan metode : Sampel yang digunakan sebanyak 12 pasang model gigi paska perawatan ortodonti yang memiliki hubungan molar kelas I. Setiap model studi dipindai menggunakan pemindai laser tiga dimensi. Hasil pemindaian kemudian dilakukan pengukuran jarak mesiodistal, interkaninus, dan intermolar. Pengukuran pada model studi konvensional menggunakan kaliper digital dengan ketelitian 0,01mm dan menggunakan software pada model digital. Masing-masing nilai pengukuran dilakukan pengujian realibilitas (uji intraeksaminer) dengan uji T-test berpasangan, kemudian nilai pengukuran secara digital dibandingkan dengan pengukuran secara manual untuk dilakukan uji validitas menggunakan uji T-test tidak berpasangan.
Hasil : Hasil uji intraeksaminer menunjukan tidak ada perbedaan yang bermakna antara penghitungan pertama dan kedua dengan nilai p antara 0,07-0,701. Hasil T-test tidak berpasangan menunjukan tidak ada perbedaan yang bermakna antara pengukuran model studi digital dengan pengukuran model studi konvensional dengan nilai selisih rata-rata lebar mesiodistal sebesar 0,09mm (SD=0,07), nilai rata-rata selisih pengukuran jarak interkaninus 0,10 mm (SD=0,03) dan nilai rata-rata selisih pengukuran jarak intermolar 0,08 mm (SD=0,03) dengan nilai p untuk semua jenis pengukuran antara 0,62-0,99.
Kesimpulan : Perbandingan pengukuran secara manual dengan pengukuran pada model studi digital hasil pemindaian laser 3D menunjukan perbedaan yang tidak bermakna secara statistik.

The use of digital study models in Indonesia is not popular, but problem such as space required for study models storage, the needs of accurate treatment planning and the absence of 3D digital study model technology in Indonesia is the reason to do this research. This study is an experimental study by assembling a 3D laser scanner with a 3D software "benchmark" and comparing the manual and digital study models measurements.
Material and methods: The amount of samples used in this research was 12 pairs of post-orthodontic treatment study models with class I molar relationship. Each of the conventional study model was scanned and the mesiodistal, intercanine, and intermolar width was measured. Measurement were made with a digital calliper to the nearest 0.01 mm from conventional study models and with the software from the digital model. Each measurement value was tested to know the realibilility (intraexaminer test) using paired T-test, then the measurements of digital were compared with measurements performed manually using unpaired t-tests to kwow the validity.
Results: The intraexaminer test showed no significant difference between the first and second measurements with p values between 0.07 to 0.701. The unpaired T-test showed no significant difference between measurements of digital study models with measurements of conventional models with the mean difference in mesiodistal width 0.09 mm (SD = 0.07), the mean difference of intercanine distance 0.10 mm (SD = 0.03) and the mean difference of intermolar distance 0.08 mm (SD = 0.03) with p values for all types of measurement between 0.62 to 0.99.
Conclusion: Comparison of measurements between conventional study models with digital study models from 3D laser scanning showed no significant difference.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2012
T31954
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nurina Ayuwardhani
"Penelitian ini membahas bagaimana interaksi yang dilakukan melalui media digital dalam mempengaruhi kepercayaan konsumen terhadap suatu merek dilihat dari tiga aspek user to user, user to document, dan user to user. Pendekatan yang digunakan ialah kuantitatif dengan desain eksplanatif.
Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh positif yang diberikan interaksi melalui media digital terhadap kepercayaan konsumen dan menyarankan agar kedua produk lebih memperhatikan tidak hanya dari materi konten yang diberikan namun juga desain yang ditampilkan; meningkatkan interaksi dengan konsumennya; mengemas informasi dengan semenarik mungkin.

This study examines the interaction using the digital media and its effects on the consumer trust towards brand from three of aspects: (1) user to system; (2) user to document; and (3) user to user. The study applies quantitative method with explanative approach.
The results of this study show positive effects of digital media interaction towards consumers trust. It also suggests that Sunsilk and Pantene to not limit their focus on the content of the digital media, but also prioritize the design; both products needs to improve the interaction with their consumers; and present the information as attractive as possible.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Abdurrahman Karim Zaidan
"ABSTRAK
Era digitalisasi saat ini memang sudah merasuki sendi-sendi kehidupan. Hampir semua tatanan sosial masyarakat berubah, tak terkecuali di bidang pemasaran. Muncul media-media baru yang dianggap lebih efektif untuk menyukseskan kegiatan pemasaran. Jurnal ilmiah ini akan menganalisis pemasaran dari brand AirAsia selaku salah satu maskapai penerbangan bertarif rendah dalam memanfaatkan media digital dalam upaya untuk berkomunikasi ataupun berpromosi kepada para konsumennya. Analisis akan berfokus pada media sosial dan situs resmi dari AirAsia. Pada akhirnya, tulisan ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang cukup jelas bagaimana maskapai penerbangan AirAsia menjalankan strategi pemasaran digital sebagai salah satu kunci kesuksesannya menjadi maskapai bertarif rendah terbaik di dunia.

ABSTRACT
At present, the era of digitized has penetrated to the core of people 39 s lives. Almost every social construct has changed because of it, including within the field of marketing. Leading to the increasing number of medias deemed more effective to make a successful marketing strategy. This scientific journal will analyse the brand AirAsia, as a low cost commercial airline, in incorporating several digital media outlets in their marketing strategy for both promotional outlet and as a communication channel to their consumers. The analysis will focus onto the social media as well as AirAisa 39 s official website. In general, this journal is expected to provide a clear description in how AirAsia 39 s successfully implemented their digital marketing strategy making them one the best low cost commercial airline in the world. "
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Panji Arief Sumirat
"Gerakan sosial memanfaatkan media digital untuk bersuara dan menggalang dukungan publik. Salah satu gerakan sosial di Indonesia yang aktif menggunakan media sosialnya adalah Wadas Melawan. Wadas Melawan adalah gerakan akar rumput yang lahir karena adanya konflik lahan antara masyarakat Desa Wadas dengan pemerintah. Mengacu pada konsep digital repertoire of contention, penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana bentuk-bentuk repertoar digital yang dilancarkan masyarakat dan aktivis Wadas Melawan. Repertoar diartikan sebagai serangkaian taktik gerakan sosial yang digunakan untuk bertindak secara kolektif guna mencapai tujuannya. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode netnografi untuk mengeksplorasi fenomena budaya dalam konteks daring. Penelitian ini mengungkap repertoar digital Wadas Melawan tidak terlepas dari aksi tradisional serta komunikasi tatap muka peserta aksi. Media sosial memfasilitasi aksi-aksi untuk memobilisasi pesan dan massa. Eskalasi atensi publik terhadap Wadas Melawan terjadi sebanyak tiga kali, salah satunya ketika kerusuhan masyarakat dengan aparat kepolisian terjadi di Desa Wadas. Selama lima tahun berjalan, aktivisme digital Wadas Melawan tidak sepenuhnya mulus karena adanya hambatan-hambatan yang memengaruhi aktivitas di dunia maya.

Social movements use digital media to raise their voice and gather public support. One of the social movements in Indonesia that actively uses social media is Wadas Melawan. Wadas Melawan is a grassroots movement that was born due to a land conflict between the people of Wadas Village and the government. Referring to the concept of digital repertoire of contention, this research aims to see the forms of digital repertoire launched by the community and activists of Wadas Melawan. Repertoire is defined as a set of tactics a social movement uses to act collectively to achieve its goals. This research is a qualitative research using netnography methods to explore cultural phenomena in an online context. This research reveals that Wadas Melawan digital repertoire is inseparable from traditional actions and face-to-face communication between participants. Social media facilitates actions to mobilize messages and mass. Escalation of public attention towards Wadas Melawan occurred three times, one of which was when community riots with the police occurred in Wadas Village. During the five years that have been running, Wadas Melawan digital activism has not been completely smooth due to obstacles that have affected activities in cyberspace."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dardya Putra Hastungkara
"Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang penggunaan media digital sebagai sarana dalam kegiatan ibadah gereja. Selain itu penelitian ini juga mendeskripsikan bagaimana Engagement jemaat di Gereja Orang Beriman Jakarta terhadap media digital, berkaitan dengan praktik spiritual mereka. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif deskriptif, dengan paradigma penelitian kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan media digital dalam kegiatan ibadah sangat bermanfaat bagi kehidupan jemaat, dan Engagement atau respon yang diberikan jemaat terhadap penggunaan media digital merupakan suatu dampak dari konvergensi media, menjadi respon dasar manusia sebagai makhluk sosial, dan merupakan refleksi iman seseorang.

This study aims to describe the use of digital media as a means of church worship activities. Apart from that, this research also describes how the congregation in the Gereja Orang Beriman Jakarta is engaged in digital media, related to their spiritual practice. This research uses descriptive qualitative research, with a qualitative research paradigm. The results of this study indicate that the use of digital media in worship activities is very beneficial for the life of the congregation, and the Engagement or response given by the congregation to the use of digital media is an impact of media convergence, becomes a basic human response as a social being, and is a reflection of one's faith."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chapman, Nigel
West Sussex: John Wiley & Sons, 2009
006.6 CHA d
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>