Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 205880 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ismayati
"Kasus gagal ginjal kronik pada masyarkat perkotaan meningkat kejadiannya setiap tahun. Sebagai dampak dari gaya hidup yang serba instan. Pasien yang mengalami gagal ginjal pada stadium akhir menjalani program hemodialisa sebagai terapi modalitas penganti ginjal. Ketaatan dan kepatuhan dalam menjaga keseimbangan cairan adalah kunci dalam menjaga dari komplikasi kelebihan cairan. Kepatuhan untuk menjaga keseimbangan cairan harus muncul dari diri pasien sendiri dengan cara menumbuhkan efikasi diri pasien dalam menjalankan program terapi. Untuk menumbuhkan efikasi diri dilakukan dengan memberika discharge planning terstruktur. Penulisan ini bertujuan untuk memberikan gambaran keefektifan discharge planning terstruktur terapi efikasi pada pasien dengan gagal ginjal kronik di daerah perkotaan.

As the result of instant life style, the incidence of chronic kidney disease (CKD), among urban citizen is rapidly increasing annually. Patient with end stage renal failure will undergo hemodialysis to replace their kidney fungtion. Obedience in maintaining balance fluid intake is the key success to prevent complication. The obedience should come from the awareness of the patient by developing self efficacy in undergoing the therapy. Self efficacy can be developed by giving structurized discharge planning this report aim to describe the effectiveness of discharge planning program for self efficacy of patient with ckd.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Santi Herlina
"Fatigue merupakan keluhan utama pasien yang menjalani hemodialisa jangka panjang, yang memiliki nilai yang tinggi, sehingga akan mempengaruhi kualitas hidup pasien. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh PMR terhadap tingkat fatigue pada pasien gagal ginjal kronis yang menjalani hemodialisa. Penelitian ini menggunakan desain quasi experiment pendekatan pretest-posttest control group. Jumlah responden dalam penelitian adalah 32 pasien dibagi 2 kelompok yaitu 16 kelompok intervensi dan 16 kelompok kontrol.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan terhadap tingkat fatigue pada kelompok intervensi antara sebelum dan sesudah dilakukan PMR dengan nilai p = 0,000. Disarankan latihan PMR dapat digunakan sebagai intervensi keperawatan mandiri dalam menurunkan fatigue pada pasien gagal ginjal kronis yang menjalani hemodialisa.

Fatigue is a major complaint of patients undergoing long-term hemodialysis, which has a high value, so it will affect the quality of life of patients. The purpose of this study was to determine the influence of PMR on the level of fatigue in patients with chronic kidney disease undergoing hemodialysis. This study used a quasi experiment design approach pretest-posttest control group. The number of respondents in the study were 32 patients divided into 2 groups: the 16 intervention group and 16 control group.
The research concludes that there are significant differences on the level of fatigue in the intervention group between before and after PMR with p = 0.000. Suggested training PMR can be used as an independent nursing intervention in reducing fatigue in patients with chronic kidney disease undergoing hemodialysis."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T32699
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Hidayati
"Konseling analisis transaktional merupakan bentuk konseling yang dapat diterapkan untuk mengatasi kenaikan interdialytic weight gain pada pasien chronic kidney disease. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas konseling analisis transaktional tentang pembatasan cairan terhadap penurunan interdialytic weight gain pada pasien chronic kidney disease yang menjalani hemodialisa. Penelitian ini menggunakan desain quasi experiment dengan pendekatan pretest-posttest control group. Responden penelitian ini sebanyak 24 responden. Analisis bivariat dan univariat menggunakan uji statistik t-test dan annova. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konseling analisis transaktional berpengaruh terhadap penurunan interdialytic weight gain dengan nilai p=0,0003. Perawat disarankan menerapkan konseling analisis transaktional ini guna mengantisipasi peningkatan interdialytic weight gain yang berlebihan.

Transactional analysis counseling is a tipe of counseling that can be applied to addres of interdialytic weight gain in patients with chronic kidney disease. The goal of this research was to determine the effectiveness of transactional analysis counseling on a fluid restriction interdialytic weight gain in patients with chronic kidney disease undergoing hemodialysis. This study used a quasi experiment design approach to pretest-posttest control group. The respondents of this study were 24 patients. Univariate and bivariate analyzes were using the statistical of test t-test and ANNOVA. The study conclude that transactional analysis counseling effects the in reducting of interdialytic weight gain with p = 0.0003. Therefore, nurses are advised to apply transactional analysis counseling to anticipate interdialytic weight gain.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
T32526
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Puriani, examiner
"Anak dengan penyakit ginjal kronis memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap pengasuhnya (caregiver). Caregiver pada anak yang menjalani hemodialisis rentan mengalami kelelahan fisik, psikologi, sosial serta finansial. Kebutuhan keterampilan tambahan dalam perawatan dibutuhkan untuk membangun adaptasi yang positif serta kemampuan koping caregiver. Teori model adaptasi Roy memberikan arahan dalam intervensi keperawatan pada caregiver melalui edukasi suportif. Karya ilmiah ini bertujuan untuk menganalisis penerapan model adaptasi Roy pada 5 kasus kelolaan sebagai upaya optimalisasi pemberian asuhan keperawatan pada anak yang menjalani hemodialisis rutin. Asuhan keperawatan dilakukan berdasarkan tahapan pengkajian (perilaku dan stimulus), merumuskan diagnosis keperawatan, penentuan tujuan, intervensi dan evaluasi. Model adaptasi Roy dapat diterapkan pada perawatan anak yang menjalani hemodialisis rutin. Proyek inovasi edukasi suportif yang diberikan kepada 19 caregiver anak yang menjalani hemodialisis signifikan menurunkan caregiver burden dan dapat diaplikasikan sebagai intervensi keperawatan non-invasif, non-farmakologi dalam mengurangi beban perawatan dan meningkatkan kemampuan adaptasi pasien terhadap penyakitnya.

Children with chronic kidney disease have a high dependence on their caregivers. Caregivers in children undergoing hemodialysis are vulnerable to physical, psychological, social and financial exhaustion. The need for additional skills in care is needed to build positive adaptation and coping abilities of caregivers. Roy's adaptation model theory provides direction in nursing interventions to caregivers through supportive educative program. This scientific work aims to analyze the application of Roy's adaptation model in 5 managed cases as an effort to optimize the provision of nursing care to children undergoing routine hemodialysis. Nursing care is carried out based on the stages of assessment (behavior and stimulus), formulating nursing diagnoses, setting goals, interventions and evaluations. Roy's adaptation model can be applied to the care of children undergoing routine hemodialysis. The supportive educative program given to 19 caregivers of children undergoing hemodialysis significantly reduces the caregiver burden and can be applied as a non-invasive, non-pharmacological nursing intervention in reducing the burden of care and increasing the patient's ability to adapt to his illness."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Arles
"Telah dilakukan penelitian secara before and after terhadap pasien HD kronik antara bulan Mei 1997 - Juli 1997 di Subbagian Ginjal Hipertensi, SMF llmu Penyakit Dalam FKUI / RSUPN Dr.Cipto Mangunkusumo. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan sistem koagulasi akibat hemodialisis. Setelah melalui proses eksklusi terhadap faktor-faktor yang dapat mempengaruhi sistem koagulasi, diteliti 30 subyek yang terdiri dari 20 laki-laki (66,6%) dan 10 perempuan (33,3%). Umur termuda 13 tahun dan tertua 71 tahun dengan rerata 45,5; 13,5 tahun.

A before and after study has been conducted on chronic HD patients between May 1997 - July 1997 in the Hypertension Kidney Subdivision, SMF llmu Internal Medicine FKUI / Dr.Cipto Mangunkusumo Hospital. This study aims to determine the changes in the coagulation system as a result of hemodialysis. After going through the process of exclusion of factors that can affect the coagulation system, 30 subjects consisting of 20 male (66.6%) and 10 female (33.3%). The youngest age is 13 years old and the oldest is 71 years old with an average of 45.5; 13.5 years."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1997
T-pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Vidhia Umami
"ABSTRAK
Latar Belakang. Mortalitas pasien yang menjalani hemodialisis (HD) paling tinggi pada tiga
bulan pertama. Data mengenai insidens dan prediktor mortalitas dini pada pasien HD sangat
terbatas. Suatu model prediksi dapat menjadi alat bantu yang sederhana untuk mengetahui
pasien yang berisiko tinggi sehingga pada akhirnya upaya pencegahan dapat dilakukan.
Tujuan. Mengetahui insidens dan prediktor mortalitas 3 bulan pada pasien hemodialisis baru
dan membuat suatu model prediksi.
Metode. Penelitian dengan disain kohort retrospektif terhadap 246 pasien PGTA yang baru
menjalani HD di Unit HD RSCM antara Januari 2011-Januari 2012. Dilakukan analisis chisquare
untuk mendapatkan nilai OR (Odds Ratio) terhadap variabel usia, pembiayaan, jenis
HD, akses pembuluh darah, anemia, hipoalbuminemia, kelainan EKG, kardiomegali,
komorbid, waktu rujukan ke nefrologis, dan kepatuhan. Prediktor yang bermakna kemudian
dimasukkan pada model regresi logistik untuk mendapatkan sistem skor.
Hasil dan Pembahasan. Sebanyak 78 (31,7%) dari 246 pasien meninggal dalam 3 bulan
pertama. Terdapat 5 variabel yang berhubungan dengan terjadinya mortalitas 3 bulan yaitu
usia > 60 tahun, hemoglobin <8 g/dl, albumin serum <3,5 g/dl, kelainan EKG, dan akses
femoral. Skor prediksi untuk prediktor usia, hemoglobin, albumin serum, kelainan EKG, dan
akses pembuluh darah berturut-turut sebesar 1, 3, 1, 3, 1. Jumlah skor kemudian
dikategorikan menjadi risiko rendah (skor 0-3), sedang (skor 4-6), dan tinggi (skor 7-9). Tiap
kelompok memiliki prediksi mortalitas 3 bulan berturut-turut sebesar 1,23%, 26,69%, dan
86,04%.
Kesimpulan. Insidens mortalitas 3 bulan pada pasien HD baru sebesar 31,7%. Usia > 60
tahun, hemoglobin <8 g/dl, albumin serum <3,5 g/dl, kelainan EKG, dan akses femoral
merupakan prediktor yang bermakna terhadap terjadinya mortalitas dalam 3 bulan pertama
HD.

ABSTRACT
Background. Mortality risk among hemodialysis (HD) patients was known to be highest in
the first three months of dialysis. There were only limited data about the incidence and
predictors to this early death. A prediction model could be a simple tool to know high risk
patients to early death then the prevention efforts, as a final point, can be done.
Aims. To determine the incidence and predictors for 3-month mortality among incident
hemodialysis patients and develop a prediction scoring system.
Methods. A retrospective cohort study to 246 patients with End-Stage Renal Disease (ESRD)
starting hemodialysis in Hemodialysis Unit of Cipto Mangunkusumo Hospital between
January 2011 and January 2012. The chi-square analysis was used to estimate Odds Ratio
(OR) of age, payment, type of dialysis, femoral access, haemoglobin level, serum albumin
level, abnormality of ECG, cardiomegaly by chest x-ray, comorbidity risk, time of referal to
nephrologist, and adherence. Prediction score model was made for statistically significant
factors in logistic regression analysis.
Results. Seventy-eight of 246 patients (31,7%) die within the first three months of
hemodialysis. There were 5 variables correlated to 3-month mortality included age >60 years,
hemoglobin <8 g/dl, serum albumin <3,5 g/dl. The prediction score for those factors were 1,
3, 1, 3, and 1, respectively. The total score then categorized the risk into low- (score 0-3),
medium- (score 4-6), and high- (score 7-9) risk. The prediction of 3-months mortality for
each group were 1,23%, 26,69%, and 86,04% respectively.
Conclusion. The incidence of 3-month mortality in incident hemodialysis patients was
31,7%. Age >60 years, hemoglobin <8 g/dl, serum albumin <3,5 g/dl, abnormality of ECG,
and femoral access were predictors to 3-months mortality."
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2012
T35633
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Peranan ayah dalam keluarga sangat penting, selain sebagai suami juga sebagai
kepala keluarga yang mempunyai peran sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung
dan pemberi rasa aman, sebagai anggota kelompok sosialnya serta sebagai anggota
masyarakat dari lingkungannya. Pengaruh tindakan hemodialisa dapat menyebabkan
banyak perubahan secara ftsik dan peran. Karena seeara rutinitas yang memerlukan
waktu sekitar 4 - 6 jam per tindakan hemodialisa dan ketergantungan pada mesin
sepanjang hidupnya. Penelitian ini bexjudul Perubahan Peran Kepala Keluarga pada
Klien Gagal Ginjal Terminal yang Menjalani Hemodialisa di Ruang Hernodialisa di
RS Pelni Petamburan Tanggal 2 - 23 Januari 2002, yang bertujuan untuk
mengidentifikasi apakah ada perubahan sebagai kepala keluarga pada klien gagal
ginjal terminal yang menjalani hemodialisa. Desain penlitian ini menggunakan
deskriptif sederhana dengan jumlah responden 30 orang. Pengumpulan data
menggunakan kuisioner yang berisi data demografi dan peran sebagai kepala
keluarga serta jumlah pertauyaan 20 pertanyaan. Kemudian perhitungan statistik
menggunakan distribusi frekuensi, prosentasi dan mean atau rerata. Hasil perhitungan
didapatkan 44,37 yang menunjukan perubahan peran dalam tingkat sedang (berkisar
41-70). Jadi kesimpulannya pada klien gagal ginjal terminal yang menjalani
hernodialisa di Ruang Hemodialisa RS Pelni Petamburan mengalami perubahan peran
sebagai kepala keluarga walaupun dalam tingkatan sidang."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
TA5210
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Napitupulu, Romauli
"Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum:
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana persepsi klien dengan gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis terhadap perubahan citra diri.
2. Tujuan Khusus:
a. Diketahuinua persepsi klien mengenai penyakitnya terhadap perubahan citra diri.
b. Diketahuinya persepsi klien mengenai penatalaksanaan hemodialisis terhadap perubahan citra diri."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
TA5790
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Purba, Betty
"Pasien dengan hemodialisa ( HD ) memerlukan jangka waktu yang lama dalam terapinya yang memungkinkannya untuk menjadi stres. Stres dapat hersumber dari internal dan eksternal. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi gambaran sumber- sumber stres pada pasien yang menjalani terapi hemodialisa di RS. PGI. Cikini. Desain yang digunakan adalah desain deskriptif sederhana. Analisis yang digunakan adalah analisis univariat, dirnana jumlah responden sebanyak 53 orang, pasien hernodialisa diminta untuk menjadi responden dan mengisi kuesioner penelitian. Dari hasil analisis didapat sumber internal yang rnempengaruhi timbulnya stres pda pasien yang menjalani terapi hemodialisa yaitu yang berusia 35-39 tahun dan 45-49 tahun (18,9% ), pendidikan SLTA (37,7%], kepercayaan yang baik (64,2%), emosi yang baik (50,9% ), hidup penuh arti ( 54,7% ), tingkat pengetahuan yang baik (50,9%). Sumber eksternal yang mempengaruhi timbulnya stres pada pasien yang menjalani terapi hemodialisa yaitu dukungan keluarga ( 75,5 %), dukungan sosial ( 54,7 %), status ekonomi yang memadai (54,7%)."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
TA5884
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Elizabeth Yasmine Wardoyo
"Pendahuluan: Kekakuan arteri merupakan prediktor mortalitas pasien hemodialisis. Hemodialisis merupakan proses yang menginduksi inflamasi, ditandai dengan peningkatan penanda inflamasi, Pentraxin 3 (PTX3), intradialisis. Rerata kekakuan arteri pada pasien HD dua kali seminggu di Indonesia menunjukkan hasil yang lebih rendah daripada literatur.
Tujuan: Mengetahui faktor risiko kekakuan arteri pada pasien hemodialisis kronik dengan berfokus pada frekuensi hemodialisis dan PTX3.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian potong lintang di RS Cipto Mangunkusumo, RS Fatmawati, dan RS Medistra pada pasien yang menjalani hemodialisis minimal 1 tahun dengan frekuensi dua dan tiga kali seminggu. Kekakuan arteri diukur dengan carotid-femoral pulse wave velocity. Pemeriksaan PTX3 dilakukan sebelum hemodialisis dimulai.
Hasil: Penelitian dilakukan pada 122 subjek, 82 subjek diantaranya menjalani hemodialisis dua kali seminggu. Tidak ada perbedaan kekakuan arteri antara pasien HD 2x dan 3x seminggu. PTX3 > 2,3 ng/ml berhubungan dengan kekakuan arteri (p=0,021). Pada analisis multivariat, PTX3 berhubungan dengan kekakuan arteri (adjusted OR 5,18; IK 95% 1,07-24,91), demikian juga penyakit kardiovaskular (adjusted OR 3.67; IK 95% 1.40-10.55), kolesterol LDL (adjusted OR 3.10; IK 95% 1.04-9.24), dan dialysis vintage (adjusted OR 2.72; IK 95% 1.001-7.38).
Simpulan: PTX >2,3 ng/ml berhubungan dengan kekakuan arteri. Tidak terdapat perbedaan kekakuan arteri antara pasien HD dua kali dan tiga kali seminggu.

Introduction: Arterial stiffness is a mortality predictor in hemodialysis patients. Hemodialysis induces inflammation, marked by intradialysis increment of inflammatory marker, Pentraxin 3 (PTX3). The mean arterial stiffness in twice-weekly hemodialysis patients in Indonesia is lower than studies done in thrice-weekly patients.
Objective: To determine factors associated with arterial stiffness in hemodialysis patients, focusing on the role of hemodialysis frequency and PTX3.
Methods: This study is a cross-sectional study conducted in Cipto Mangunkusumo Hospital, Fatmawati Hospital, and Medistra Hospital Jakarta in twice- and thrice-weekly hemodialysis patients. Arterial stiffness is measured by carotid-femoral pulse wave velocity.
Results: The study is conducted in 122 subjects, 82 of them undergo twice-weekly hemodialysis. There is no difference in arterial stiffness between twice- and thrice-weekly subjects. PTX3>2.3 ng/ml is associated with arterial stiffness (p= 0.021). In multivariate analysis, PTX3 is associated with arterial stiffness (adjusted OR 5.18; 95% CI 1.07-24.91), as well as cardiovascular disease (adjusted OR 3.67; 95% CI 1.40-10.55), LDL cholesterol (adjusted OR 3.10; 95% CI 1.04-9.24), and dialysis vintage (adjusted OR 2.72; 95%CI 1.001-7.38).
Conclusions: Predialysis PTX3 level above 2.3 ng/ml is associated with arterial stiffness. There is no difference in arterial stiffness between twice- and thrice-weekly hemodialysis patients.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>