Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 59764 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Agnes Setyowati Hariningsih
"Disertasi ini membahas Representasi Al Qaeda, Strategi naratif Lawrence Wright dalam Narasi Apologi The Looming Tower: Al Qaeda and the Road to 911. Tujuan penelitian ini untuk menunjukkan strategi naratif yang membangun representasi Al Qaeda dan memperlihatkan aspek retorika (pathos, ethos, logos) yang mengonstruksi apologi melalui pendekatan representasi Stuart Hall dan retorika Kenneth Burke. Hasil analisis menunjukkan bahwa Al Qaeda direpresentasikan sebagai sebuah identitas yang ambigu melalui representasi tokoh-tokoh serta tindakan-tindakan mereka: di satu pihak TLT membela dan memperlihatkan upaya pemahaman dengan menyampaikan sebab-sebab tindakan radikal, di pihak lain mengukuhkan citra Islam yang negatif seperti dimitoskan oleh Barat. Representasi identitas Al Qaeda juga dikonstruksi oleh sikap-sikap AS melalui kebijakan terhadap Timur Tengah dan dunia Muslim. Aspek retorika menimbulkan empati dan menyampaikan alasan-alasan yang melatarbelakangi tindakan Al Qaeda sehingga teks ini terlihat membela Al Qaeda. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa TLT merupakan narasi apologi yang juga ditunjang oleh teknik jurnalisme sastrawi, dan menampilkan "kenyataan" dengan memberikan "suara" pada tokoh-tokoh marjinal sehingga memberikan kesan nyata yang berdampak pada semakin dekatnya jarak antara teks dengan pembaca. Apologi dalam TLT ditunjukkan pula oleh representasi tokoh-tokoh sebagai korban dalam alur pengkhianatan, dehumanisasi, dan penghinaan terhadap tokoh oleh penguasa Mesir dan AS. Namun demikian, dalam TLT ditemukan pula bias ideologi pengarang sebagai orang Amerika yang terlihat dari penggunaan jargonjargon Barat dalam mendefinisikan Islam dan Al Qaeda dari perspektif Barat.

This dissertation discusses the Representation of Al Qaeda and Narrative Strategies in Lawrence Wright's Narrative Apologetic, The Looming Tower: Al Qaeda and the Road to 9/11. The purpose of this study is to show narrative strategies in the representation of Al Qaeda and rhetorical aspects (pathos, ethos, logos) in constructing aspects of apology by using representation theory of Stuart Hall and Kenneth Burke's rhetoric. The results show that Al Qaeda represented as a complex identity in the representation of the characters and their actions: on the one hand TLT defends Al Qaeda by understanding the causes of radical actions, on the other hand it confirms the negative image of Islam in the Western myth. The identity of Al Qaeda is also constructed by the United States policies towards the Middle East and the Muslim world. Aspects of rhetoric raise empathy and convey the reasons behind the actions of Al Qaeda so that the text tends to defend Al Qaeda. The narrative apologetic in TLT is supported by literary journalism techniques, portraying the "reality" by giving "voice" to the marginalized figures that give a real impression in proximity between the text and the reader. The aspects of apology in TLT are also indicated by the representation of the characters as victims in the plot of betrayal, dehumanization, and humiliation by the Egyptian and the United States authorities. Nevertheless, The author's ideological bias as an American is revealed in the use of western jargon in defining Islam and Al Qaeda from a Western perspective.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
D1909
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Haikal Mahfuzh Riza
"Setelah 14 tahun penutupan majalah jurnalisme sastrawi Pantau, tidak ada media lain yang melanjutkan penggunaan jurnalisme sastrawi menjadi gaya utama pemberitaan di Indonesia. Saat ini, jumlah pembaca surat kabar menurun karena peralihan tren membaca media online. Jurnal ini meninjau penggunaan jurnalisme sastrawi pada Jawa Pos dan Kompas, dua surat kabar paling banyak dibaca penduduk Indonesia saat ini. Setelah ditinjau, ditemukan bahwa kedua surat kabar tersebut mayoritas menggunakan pendekatan hard news dan soft news dan tidak ditemukan penggunaan jurnalisme sastrawi. Padahal, hard news dan soft news merupakan pendekatan utama yang digunakan oleh media siar dan media online. Hasil tersebut disimpulkan setelah dilakukan peninjauan terhadap sejumlah artikel berita pada tiga edisi surat kabar Jawa Pos dan tiga edisi surat kabar Kompas dengan menggunakan alat-alat jurnalisme sastrawi, yaitu: Penyusunan Adegan, Dialog, Sudut Pandang Orang Ketiga, dan Mencatat Detil. Jurnal ini menyarankan surat kabar untuk mengaplikasikan jurnalisme sastrawi secara lebih mendalam dan mendetil sebagai pembeda dari media siar dan media online yang serba cepat dan singkat.
Fourteen years after the shutting down of Pantau, a literary journalism magazine, no other media has since continued applying literary journalism as the principal style of news reporting in Indonesia. Nowadays, the number of newspapers readers is decreasing because of the shift to the trend of reading online media. This journal observes the application of literary journalism on Jawa Pos and Kompas,two of the most-read newspapers by Indonesian people today. After observing, it is found that both newspapers predominantly use hard news and soft news approaches, and the use of literary journalism is hardly found. Factually, hard news and soft news are the principal approaches mostly used by broadcast media and online media. This result is concluded after observing a number of news articles written for three editions of Jawa Pos newspaper and three editions of Kompas newspaper using the tools of literary journalism, namely Scene-by-Scene, Dialogue, Third Person Point of View, and Status Details. This journal suggests newspapers to apply literary journalism more deeply and in more detail, as a way to distinguish from broadcast media and online media with its speed and brief approaches."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ladia Fitrah
"Tugas karya akhir ini membahas mengenai tindakan AS dalam menghadapi terorisme al Qaeda pasca serangn 9/11 dengan menggunakan paradigma realisme yang melihat tindakan tersebut sebagai bentuk perang asimetris, paradigma liberalisme yang melihat tindakan tersebut sebagai pelanggaran terhadap rezim internasional, dan paradigma konstruktivisme yang melihat tindakan tersebut sebagai bentuk sekuritisasi. Pembahasan ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai fenomena terorisme yang direspon oleh AS dari tiga paradigma berbeda dalam hubungan internasional.
Hasil yang didapatkan dari analisis menunjukkan bahwa tindakan AS menghadapi terorisme al Qaeda pasca serangan 9/11 tersebut sebagai sebuah interaksi antar aktor dalam hubungan internasional yaitu dengan melakukan perang, membentuk undang-undang baru dan menginternasionalisasikannya, dan melakukan sekuritisasi.

This final paper discusses the U.S. actions in facing terrorism after the attacks of al Qaeda 9/11 by using the paradigm of realism as a form of asymmetric warfare, paradigm liberalisme as a international regime violation, and constructivist as forms of securitization. This discussion is intended to provide an overview of the phenomenon of terrorism by the U.S. responded in three different paradigms in international relations.
The results from analysis shows that the U.S.action in facing terrorism al Qaeda after the 9/11 attacks as an interaction between actors in international relations is to make war, form and practice a new act and internationalize it, and securitize it.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sovia Nur Khalida
"Penelitian ini bertujuan untuk menelusuri bagaimana santri perempuan di Pondok Pesantren Kebon Jambu Al Islamy, Cirebon membentuk identitas mereka melalui pengalaman mereka dalam tumbuh sebagai anak perempuan. Sejumlah pengalaman pribadi ini dianalisis mealui konstruksi narasi yang mencakup narasi sosial, komunal, dan personal. Dengan menggunakan konsep identitas naratif oleh McAdams dan McLean, temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa pengalaman para santri perempuan dalam tumbuh sebagai anak perempuan dimaknai dengan cara yang berbeda-beda meskipun mereka tinggal dalam satu institusi pendidikan yang sama. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa pengalaman tersebut bergantung pada narasi-narasi yang ada dan terbentuk di sekitar mereka. Dalam proses ini, agensi kritis dan berbasis agama (pious critical agency) yang diajarkan dan secara intens digaungkan oleh pemimpin di pesantren tersebut secara khusus memainkan peran penting dalam merekonstruksi pandangan para santri perempuan ini dalam mengejawantahkan bagaimana menjadi seorang perempuan  muslim yang ‘ideal’.

This research aims to explore how female students of Pondok Pesantren Kebon Jambu Al Islamy, Cirebon form their identity through their girlhood experiences. These experiences are analyzed through the construction narratives, ranging from social, communal, and personal narratives. By using the concepts of narrative identity from McAdams and McLean, the research suggests that the girlhood narratives differ on each individual student despite the fact that they are in the same educational institution. The research also finds that their narratives of girlhood are drawn heavily from the many prevailing narratives they encounter in life. In this process, mainly, the pious critical agency offered by the pesantren and actively promoted by its leader seems to play a crucial role in re-constructing their understanding of what being and becoming an ‘ideal' Muslim woman is."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Windham, Mircea
Yogyakarta: Pustaka Solomon, 2010
355.343 WIN b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
New York, NY : Cambridge University Press, 2005.
364.13 ALQ
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Keraf, Gorys
Jakarta: Gramedia, 1994
808 KER a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Puri Bestari Mardani
"ABSTRAK
Permasalahan segregasi rasial yang memisahkan orang kulit putih dan kulit hitam yang mengemuka di Amerika pada tahun 1960-an masih saja didiskusikan hingga saat ini dalam berbagai sektor kehidupan termasuk dalam karya sastra. The Help 2009 memperlihatkan hubungan perempuan beda ras yang harmonis di Amerika berlatar periode tersebut. Perbedaan gambaran ini menarik untuk diteliti lebih lanjut. Tesis ini mencermati konstruksi sisterhood antar ras dengan mencermati struktur narasi, khususnya fokalisasi yang digagas oleh Mieke Bal 1999 . Selain itu, pemahaman konsep sisterhood oleh bell hooks juga digunakan dalam tesis ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa teks menawarkan bentuk sisterhood baru yang mewadahi semua perempuan sebagai alternatif dari bentuk sisterhood sesama ras. Meskipun teks mengusung nilai kesetaraan, masih terlihat keberpihakan teks terhadap kulit putih yang menunjukkan bahwa teks tidak terlepas dari zamannya. Teks membawa ide kontemporer pada konteks 1960-an sehingga pada akhirnya terlihat bahwa perbedaan warna kulit memang tidak dapat diterima baik pada komunitas kulit putih maupun kulit hitam.Kata Kunci : Fokalisasi, Hubungan Perempuan, Segregasi Rasial, Sisterhood.

ABSTRACT
The issue of racial segregation that separated black and white people, which highlighted the life in America during 1960s, is still being discussed on various sectors of life including in literary works. The Help 2009 shows the harmonic relationship between women with different races in America on that period of time. This perspective is interesting to be analyzed. This thesis analyzes the construction of sisterhood between races using narrative structure, especially focalization initiated by Mieke Bal 1999 . In addition, an understanding of sisterhood concept by bell hooks is also used in this thesis. The results show that the text offers a new form of sisterhood that accommodates all women as an alternative from the form of the previous existing sisterhood. Although the text carries the value of equality, the text tends to take side to the white people which shows that the text is inseparable from its period. The text carries contemporary ideas in the 1960s context so it is certain that skin color differences are unacceptable to both white and black communities. Keywords Focalization, Racial Segregation, Sisterhood, Women rsquo s Relationship"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
T52053
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Letmiros
Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 1993
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Alsyifa Rifka Sabarini
"ABSTRAK
Artikel ini menyajikan pembacaan kritis dari segi penataan waktu cerita dalam tingkat naratif pada Lolita (1955) karya Vladimir Nabokov dengan teori naratologi Gerard Genette sebagai salah satu pendekatan kritik sastra strukturalis. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memaparkan alur cerita dan penataanya dalam naratif, teknik naratif serta efek naratif yang ditimbulkannya, dan posisi temporal narator terhadap cerita yang sedang dinarasikan. Dengan menggunakan metode deskriptif untuk menginterpretasi data dan fakta yang ditemukan dari objek penelitian, penelitian ini mengungkapkan bahwa alur cerita dalam Lolita dikisahkan dalam kerangka analepsis dengan akroni yang menjadikan struktur naratifnya kompleks. Lebih lanjut, akroni berperan besar dalam penundaan signifikansi peristiwa tertentu yang menciptakan efek naratif yang signifikanmembuat esensi novel terutama tercipta atas interaksi naratif awal dan naratif kemudian dari narator dalam Lolita.

This article presents a critical reading in terms of the order of the story with respect to the narrative level on Lolita (1955) by Vladimir Nabokov with Gerard Genettes narratology as one of the structuralist approaches to literary criticism. The research aims to explain the plot and its order in narrative, the narrative techniques and how it creates its narrative effects, and the narrators temporal position to the story being narrated. Utilizing descriptive methods to interpret data and facts found from the object of the research, this study reveals that the plot in Lolita is told in the framework of analepsis with achrony that composes its complex narrative structure. Furthermore, achrony plays a major role in delaying the significance of certain events that creates significant narrative effects in Lolita-making the essence of the novel especially created by the interaction of the initial narrative and the later narrative of the narrator in Lolita"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>