Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 190080 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Manalu, Bane Raja
"Penelitian ini mencoba memformulasikan kebijakan revitalisasi dan keberlanjutan pasar tradisional di Jakarta. Model dinamis digunakan sebagai metode untuk menganalisis revitalisasi dan keberlanjutan pasar tradisional di Jakarta dengan tujuan mengetahui kebijakan apa saja yang bisa diambil dan diterapkan dalam revitalisasi pasar serta untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi (leverage factors) revitalisasi dan keberlanjutan pasar tradisional. Temuan dalam penelitian ini adalah revitalisasi pasar tradisional tidak dapat dari aspek pembangunan fisik saja tetapi perlu mempertimbangkan aspek sosiologis mengingat fungsi pasar tradisional tidak semata untuk aktivitas ekonomi tetapi juga aktivitas sosial. Meski faktor alokasi anggaran revitalisasi pasar yang menjadi faktor yang paling sensitif dari sekian banyak faktor yang diuji, tidak otomatis menempatkannya sebagai kebijakan yang direkomendasikan.

This research is trying to formulate kind of revitalization of policy and sustainability of traditional markets in Jakarta. System Dynamics model is used as a method to analize revitalization and sustainability of traditional markets which is the main goal is to know the types of policy that is able to be taken and to be implemented including to measure kind of factors that having a leverage function. The findings are: revitalization is not just about physical rehabilitation but considering sociology aspects. Budgeting allocation is the most sensitive factor but it is not automatically used."
Jakarta: Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sylvira Ananda Armansyah
"ABSTRAK
Pertumbuhan ekonomi yang tinggi di kota tidak diimbangi dengan penyediaan infrastruktur yang memadai. Kawasan revitalisasi pantai utara Jakarta yang berbatasan langsung dan menerima dampak dari pengembangan reklamasi pantai di utara Jakarta digunakan sebagai model pembangunan yang didasarkan pada pendekatan ekologis.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji konsep infrastruktur perkotaan berkelanjutan di kawasan revitalisasi pantai utara Jakarta, yang merupakan pendekatan yang mengintegrasikan modal komunitas kota, kebutuhan infrastruktur kota dan komponen kota ekologis. Untuk menganalisis hubungan antar variabel, dilakukan analisis multivariat adaptasi dari Structural Equation Modeling (SEM) untuk menganalisis hubungan antara variabel kompleks dan simultan. Variabel laten komponen kota ekologis bersama dimensi ekonomi dan sosial diuji kembali melalui uji keberlanjutan metode Multidimensional Scaling (MDS) dengan software RAP-ECOCITY (Rapid Appraisal for Ecological City) yang merupakan adaptasi dari RAP-FISH (Rapid Appraisal for Fisheries). Faktor yang mempengaruhi keberlanjutan terdiri dari tata guna lahan, jaringan prasarana, bangunan/pemukiman, serta sumber daya air. Nilai indeks keberlanjutannya adalah 56,27 yang mencerminkan infrastruktur kota di kawasan revitalisasi pantai utara Jakarta cukup berkelanjutan secara multidimensi dimana dimensi ekonomi sangat berkelanjutan dan dimensi sosial cukup berkelanjutan; sedangkan dimensi ekologi kurang berkelanjutan. Atribut sensitif yang menjadi faktor pengungkit dari dimensi ekologi adalah kepadatan penduduk atau jumlah penghuni dalam satu rumah dan keterjangkauan terhadap pelayanan angkutan umum, dari dimensi ekonomi adalah laju pertumbuhan ekonomi dan inflasi, sedangkan dari dimensi sosial adalah tingkat partisipasi sekolah dan jumlah pengangguran terbuka.

ABSTRAK
High economic growth in the city was not balanced with the provision of adequate infrastructure. Development of waterfront revitalization area north of Jakarta which is immediately adjacent to and receive the impact of the development on the north coast Jakarta reclamation is used as a model of development based on the ecological approach.
This study is aiming to examine the concept of sustainable urban infrastructure in the revitalization of the northern coast of Jakarta, which is an approach that integrates city community capital, the infrastructure demands of the city and the city ecological components. The relationship between the components is analyzed using Structural Equation Modeling (SEM) which is a multivariate analysis that analyzes the complex relationship between variables simultaneously. Obtained latent variables along with sosial and economic dimensions are re-tested through sustainability test methods Multidimensional Scaling (MDS) with the RAP-Ecocity software (Rapid Appraisal for Ecological City) which is an adaptation of the RAP-FISH (Rapid Appraisal for Fisheries). The factors influencing the sustainability consists of land use, the network infrastructure, building and water resources. The sustainability index is 56,27 which reflects the revitalization of the city's infrastructure in the northern coast of Jakarta is relatively sustainable with several characteristics multidimensionally. In term of economic dimension is very sustainable, in term of the social dimension is fair sustainable, but in term of ecological dimension is less sustainable. Sensitive attributes which are factors that determining the sustainability levers of ecological dimension is the population density or the number of occupants in the house and affordability of public transport services, the economic dimension is the rate of economic growth and inflation, while the social dimension is school participation rates and unemployment."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rilyan Shela Handini
"Reformasi birokrasi dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik. Sejalan dengan itu Indonesia kembali mengembangkan sistem desentralisasi sehingga daerah dapat berinovasi sesuai kebutuhannya, tidak terkecuali Kota Surakarta. Dalam meningkatkan pelayanan, Pemkot Surakarta melaksanakan program revitalisasi pasar tradisional dan penataan PKL.
Berdasarkan kondisi tersebut, penelitian ini bertujuan menganalisis praktik kedua program tersebut di Surakarta menurut model Sound Governance. Penelitian ini menggunakan pendekatan positivist dengan teknik pengumpulan data campuran. Teknik analisis data univarian dengan deskriptif-analitik pada variabel inovasi sektor publik.
Hasil penelitian menunjukan bahwa menurut model sound governance, praktik program revitalisasi pasar tradisional dan penataan PKL, belum sepenuhnya memberikan kebermanfaatan kepada para pedagang.

Bureaucratic reform is needed to improve the quality of public services. In line with those situation, Indonesia develop again the system of decentralization so that the region can innovate according to necessity, Surakarta is not exception. In improving services, the government of Surakarta implement revitalization of traditional market and management of street vendors.
Based on these conditions, this research aims to analyze the programs in Surakarta. This research use positivist approach and mix of data collection technique. Data analysis techniques is univarian with descriptive-analytic variables public sector innovation.
The result of this research show that according sound governance model, the practice of traditional markets revitalization and street vendor management innovation programme do not give benefits to traders.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S53008
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salma Azzahra
"Indonesia merupakan penyumbang polusi plastik terbesar kedua dari 129 negara. Jakarta sebagai kota terpadat penduduk di Indonesia juga dihadapkan pada permasalahan plastik. Per tahun 2019, rata-rata total sampah harian Jakarta mencapai 7.702 ton. Hal ini membuat Jakarta menempati posisi kedua sebagai kota penghasil sampah terbanyak di Pulau Jawa. Data KLHK menunjukkan bahwa dari sisi sumbernya, pasar tradisional merupakan salah satu penyumbang sampah terbanyak. Salah satu pasar tradisional di DKI Jakarta adalah Pasar Senen Blok III. Dalam rangka menghadapi permasalahan sampah plastik di Jakarta, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan melalui Pergub No. 142 tahun 2019 melarang penggunakan kantong plastik sekali pakai di pusat perbelanjaan hingga pasar tradisional. Meski demikian, Pergub tersebut masih belum terimplementasi secara menyeluruh. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan implementasi kebijakan Kewajiban Penggunaan Kantong Belanja Ramah Lingkungan di Pasar Senen Blok III dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi kebijakan tersebut. Untuk kepentingan tersebut, penelitian ini menggunakan teori implementasi Taweekaew (2014) dan Alesch et al (2012). Adapun metode penelitian yang dilakukan adala kualitatif. Dalam hal ini, data penelitian dikumpulkan melalui wawancara mendalam dan telaah dokumen. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa Peraturan kewajiban penggunaan kantong belanja ramah lingkungan pada pasar rakyat berdasarkan Pergub No. 142 tahun 2019, dalam implementasinya di provinsi DKI Jakarta belum terimplementasi secara maksimal, hal tersebut disebabkan karena sejumlah faktor, yakni struktur dan proses kelembagaan, keterlibatan partisipatif, penerimaan masyarakat, kesadaran publik, partisipasi dan otonomi kerja, konfigurasi organisasi, monitoring, dan kolaborasi.

Indonesia is the second largest contributor to plastic pollution out of 129 countries. Jakarta as the most populous city in Indonesia also faces plastic pollution problems. As of 2019, Jakarta's total daily waste averaged for 7,702 tons. This makes Jakarta ranked second as the city that produces the most waste in Java. The data from the Ministry of Environment and Forestry shows that in terms of sources, traditional markets are one of the biggest contributors to waste. One of the traditional markets that produced a lot of waste in DKI Jakarta is Pasar Senen Blok III. In order to deal with the problem of plastic waste in Jakarta, DKI Jakarta Governor Anies Baswedan through Governor Regulation No. 142 of 2019 prohibits the use of single-use plastic bags in the traditional markets. However, the regulation has not been fully implemented. This study aims to explain the implementation policy of the Obligation to Use Environmentally Friendly Shopping Bags in Pasar Senen Block III and analyze the factors that influence the implementation of this policy. For this purpose, this study uses implementation theory by Taweekaew (2014) and Alesch et al (2012). The research method is qualitative. Research data was collected through in-depth interviews and document review. The results of the research show that the regulation on the obligation to use environmentally friendly shopping bags at Pasar Senen has not been fully implemented due to several factors, which are institutional structure, participatory involvement, community acceptance, public awareness, participation and work authonomy, organizational cocnfiguration, moitoring, collaboration"
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Najmah Muhammad Kuddah
"Di Indonesia, kubis sering dikonsumsi mentah sebagai lalapan, hal ini dapat meningkatkan kejadian infeksi parasit usus. Adanya asumsi masayarakat mengenai perbedaan kebersihan antara sayuran dari pasar tradisional dan swalayan. Untuk itu, dilakukan penelitian mengenai prevalensi kontaminasi parasit usus pada sayuran kubis di pasar tradisional dan swalayan Jakarta. Jenis penelitian yang digunakan adalah studi potong lintang analitik observasional. Sampel sayuran kubis yang berasal dari 20 pasar tradisional dan 20 pasar swalayan Jakarta. 100 gram kubis dari setiap sampel direndam selama 24 jam dengan larutan garam jenuh. Air rendaman disaring kemudian disentrifugasi (teknik sedimentasi).
Hasil endapan dilihat dibawah mikroskop untuk identifikasi kontaminasi parasit usus jenis STH dan protozoa. Didapatkan 100% kubis di pasar tradisional dan 90% di pasar swalayan positif terkontaminasi parasit usus. Total jumlah parasit usus yang ditemukan 3530/mL(55,5% pasar tradisional, 44,5% pasar swalayan). Hasil penelitian menunjukan perbedaan yang bermakna antara kontaminasi parasit usus di pasar tradisional dan swalayan(p< 0,05). Telur A.lumbricoides terbanyak ditemukan di kedua jenis pasar. Penggunaan larutan garam jenuh sebagai media perendaman bermakna dibandingkan dengan air sebagai kontrol (p<0,05). Dengan demikian, jenis pasar tempat menjual sayuran kubis bermakna terhadap kontaminasi parasit usus.

In Indonesia, cabbage are often eaten raw as salad, it can increase the incidence of intestinal parasitic infections. An assumption of the community regarding the cleanliness difference between vegetables from traditional markets and supermarkets.Therefore, a research on the prevalence of intestinal parasitic contamination on cabbages in traditional markets and supermarkets Jakarta need to be done. This type of research is observational analytic cross-sectional study. Cabbage samples was taken from 20 traditional markets and 20 supermarkets in Jakarta. 100 gram cabbages from each samples were immersed in saturated salt solution for 24 hours. Soaking water is filtered and then centrifuged (sedimentation technique). Immersion in water was done as a control.
Precipitated seen under a microscope to identify the type of intestinal parasites contamination, STH and protozoa. As the results, 100% of cabbage in the traditional markets and 90% in supermarkets were contaminated by intestinal parasites. The total number of intestinal parasites found 3530/mL (55.5% traditional markets, supermarkets 44.5%). The results showed a significant difference between intestinal parasite contamination in traditional markets and supermarkets(p <0.05). The most number eggs contamination are A.lumbricoidesfound in both types of markets. The use of saturated salt solution as an immersion medium significantly compared with water as the control(p <0.05). Thus, the type of marketselling cabbage significantly to contamination of intestinal parasites.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu Eko Jatmiko
"Sayuran kemangi yang sering dikonsumsi secara mentah misalnya sebagai lalapan, dapat menjadi media transmisi infeksi parasit usus yaitu Soil Transmitted Helminths (STH) dan kista protozoa. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan metode potong lintang, menggunakan 40 sampel sayuran kemangi yang dibeli secara acak dari pasar tradisional dan swalayan di Jakarta. Dua puluh sampel dari pasar tradisional dan 20 sampel dari pasar swalayan kemudian direndam selama 24 jam dalam larutan garam cuka dan air sebagai kontrol. Perendaman ini dilakukan untuk memperoleh jumlah kontaminasi parasit usus.
Data berupa jumlah telur STH atau kista protozoa kemudian diproses dengan SPSS versi 20 dan dianalisis dengan uji t tidak berpasangan atau uji Mann Whitney. Hasil penelitian menunjukan 14 sampel terkontaminasi STH, 7 sampel dari pasar tradisional dan 7 sampel dari pasar swalayan, dan seluruh sampel (100%) terkontaminasi kista protozoa. Jumlah parasit usus yang ditemukan sebesar 1780 pada pasar tradisional dan 1550 pada pasar pasar swalayan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan bermakna (p > 0,05) antarajumlah kontaminasi parasit usus yang ditemukan pada pasar tradisional dan swalayan Jakarta, dan diperoleh perbedaan bermakna (p<0,05) antara jumlah parasit usus yang ditemukan pada media perendaman larutan garam cuka dan air. Jenis pasar tidak mempengaruhi kontaminasi parasit usus pada sayuran kemangi dan penggunaan larutan garam cuka sebagai media perendaman berpengaruh terhadap jumlah parasit usus yang ditemukan.

Basil is often consumed uncooked, instance as lalapan, but it can be a medium of transmission of the intestinal parasites infection, Soil Transmitted Helminthes (STH) and protozoan cysts. This research used an observational analytic crosssectional method, which used 40 samples of basil purchased randomly from the traditional and selfservice markets in Jakarta. Twenty samples from traditional markets and 20 samples from selservice markets were soaked in acetous salt solution and water as a control study to obtain the number of STH eggs or protozoan cysts.
Data were processed by SPSS 20 version then analyzed by t test or Mann Whitney. Result of research showed 14 samples were contaminated by STH, 7 from traditional markets and 7 from selfservice markets, and all samples (100%) were contaminated by protozoan cysts. The number of parasites is 1780 from traditional markets and 1550 from selfservice markets.
Results of this research showed, there was no significant difference (p>0.05) between the prevalence of intestinal parasites in traditional and selfservice markets in Jakarta, and there was significant difference (p<0.05) between the prevalence of intestinal parasites by sedimentation method in acetous salt solution and water. Type of market does not affect the prevalence of intestinal parasites in basil, and acetous salt solution as soaking media in sedimentation method, affects the prevalence of parasites.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dianur Hikmawati
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak keberadaan ritel modern terhadap kinerja ritel tradisional dalam kebijakan zonasi ritel Perda DKI No.2 Tahun 2002. Penelitian dilakukan terhadap 153 ritel tradisional PD Pasar Jaya yang tersebar di DKI Jakarta. Dalam studi ini dilakukan identifikasi terhadap ritel modern (minimarket, supermarket, dan hypermarket) yang melanggar ketentuan kebijakan zonasi ritel.
Penelitian ini menggunakan data jumlah pedagang ritel tradisional sebagai proksi variabel kinerja ritel tradisional. Analisis kuantitatif yang digunakan adalah analisis deskriptif dan regresi berganda guna menguji pengaruh jumlah ritel modern yang jaraknya terdekat dengan ritel tradisional, revitalisasi pasar, dan potensi pasar terhadap kinerja tradisional.
Dari hasil penelitian, diperoleh gambaran deskriptif bahwa implementasi kebijakan zonasi ritel di DKI Jakarta banyak dilanggar oleh pelaku usaha ritel modern. Selain itu, diperoleh hasil bahwa variabel jumlah ritel modern yang jaraknya terdekat dengan ritel tradisional dan potensi pasar berpengaruh signifikan terhadap kinerja tradisional. Namun, hubungan antara jumlah ritel modern yang jaraknya terdekat dengan ritel tradisional dengan kinerja tradisional adalah tidak linier (non-linier). Hal tersebut berarti bahwa pada awalnya keberadaan ritel modern memiliki hubungan positif dengan kinerja ritel tradisional namun pada rentang jumlah tertentu dan jumlahnya sudah melebihi titik kritis (batas maksimum) maka hubungannya akan menjadi negatif dengan kinerja ritel tradisional. Batas maksimum jumlah ritel modern yang diperbolehkan hanya berjumlah 1 (satu) outlet yang berada di dekat ritel tradisional. Adapun jenis ritel modern yang paling berpengaruh signifikan adalah supermarket. Peneliti merekomendasikan agar pemerintah mengkaji ulang Perda DKI Jakarta No. 2 Tahun 2002, meningkatkan komitmen pemerintah dalam membatasi serbuan jaringan ritel modern terutama ritel supermarket melalui pengetatan izin, serta optimalisasi program revitalisasi pasar ritel tradisional baik segi fisik maupun non fisik.

This study aimed to analyze the impact of modern retail coexistence with traditional retail on traditional retail's performance in retail zoning policy of Jakarta Regional Regulation No 2 2002. The traditional retails in this study were PD Pasar Jaya traditional retail where there were 153 markets spreaded across Jakarta. This research identified the modern retails minimarkets supermarkets hypermarkets location in accordance to retail zoning policy.
This study used number of traditional retailers as a proxy of performance variable. This research used the descriptive and multiple regression analysis in order to test the impact of the the number of modern retails which violated the retail zoning policy the market revitalization and the market potential to traditional retail's performance.
Result showed that most of modern retails violated the zoning policy Furthermore the result also showed that the number of modern retails which are located at near traditional retails and market potential variable had a significant impact on traditional retail's performance Surprisingly the correlation between the number of modern retails which are located at near traditional retails with traditional retail's performance was not linear It means that the correlation between number of modern retails and traditional retail's performance is a positive within a certain amount and then becomes negative afterward The maximum number of modern retails in which the correlation is positive is 1 one Inparticular it is only supermarket that has significant impact on traditional retail's performance We recommend reviewing the Jakarta Regional Regulation No 2 2002 increasing the government 39's commitment to restrict the modern retail growth optimizing the revitalization program for the traditional retail tangible and in tangible.
"
Depok: Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Indonesia, 2016
T45456
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayomi Dita Rarasati
"Kebakaran dapat mengakibatkan kerugian, baik fatal mau pun tidak fatal, terhadap bangunan itu sendiri serta bangunan yang ada di sekitarnya. Kebakaran dapat berakibat langsung, yaitu adanya kerusakan bangunan dan meninggalnya penghuni bangunan. Selain itu kebakaran dapat juga berakibat tidak langsung, yaitu terhentinya aktivitas yang ada dalam bangunan tersebut.
Kebakaran pasar di Jakarta cukup sering terjadi dikarenakan kurangnya kepedulian penghuni pasar terhadap risiko kebakaran, minimnya fasilitas pencegah kebakaran dan kondisi lingkungan pasar yang tidak tertata rapi. Oleh sebab itu, dibutuhkan manajemen risiko kebakaran pasar yang baik untuk pencegahannya. Tindakan-tindakan yang dapat dilakukan dalam manajemen risiko kebakaran adalah dengan cara mengidentifikasi, mengurangi dan mengalihkan risiko.
Penelitian dilakukan pada pasar yang terrnasuk dalam kategori kelas A dengan kondisi fisik yang sama, yang dikategorikan pasar kelas sedang. Kemudian juga dibandingkan dengan pasar-pasar yang memiliki kondisi yang sangat baik dan sangat buruk.
Asesmen risiko kebakaran dalam penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data-data melalui survei responden yang kemudian data-data tersebut ditransformasikan ke dalam fungsi kerapatan probabilita. Nilai risiko kebakaran didapatkan dari perhitungan berbasis formula Gretener di mana padanya dimasukkan fungsi kerapatan probabilita terkait, berdasarkan variabel-variabel yang telah ditentukan sebelumnya.
Nilai asesmen risiko kebakaran pasar didapatkan melalui simulasi Monte Carlo, dan berdasarkan simulasi tersebut elemen-elemen yang mempengaruhi asesmen risiko kebakaran juga dapat diketahui.
Pada penelitian ini didapatkan bahwa berdasarkan asesmen yang dilakukan tingkat risiko kebakaran pasar di DKI Jakarta dengan kelas sedang dimulai dari yang paling aman terhadap kebakaran adalah Pasar Kramat Jati, Pasar Palmerah, Pasar Minggu, Pasar Jatinegara, Pasar Mayestik, Pasar Tomang Barat, dan Pasar Senen Blok III.
Hasil yang didapat pada penelitian ketika pasar kelas sedang dibandingkan dengan pasar dengan kondisi ekstrim adalah pasar kelas sedang tersebut diapit oleh pasar dengan kondisi sangat baik dan pasar dengan kondisi sangat buruk.
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa pasar yang memiliki sistem proteksi dan sistem manajemen kebakaran yang baik memiliki kecenderungan nilai risiko kebakaran yang kecil, dan pasar yang tidak memiliki sistem proteksi dan sistem manajemen kebakaran yang kurang baik memiliki kecenderungan nilai risiko kebakaran yang besar.

Fire can caused losses, event fatal or not, to the building itself or the building nearby. Fire can gives direct losses, which is building damage or human death. For the indirect losses, fire can stop the activities that happened inside the building.
Fire in traditional markets in Jakarta mostly happened because of unawareness people in fire risk, minimum fire protection facility and messy traditional markets setting. Therefore, a good fire risk management is needed as avoidance. Things that can be done in fire risk management are identifying, reducing and transferring the risk.
The research was done in traditional markets in A-Class categorization, and then compared with traditional markets in extremely good condition and extremely bad condition.
Fire risk assessment was done by collecting some data through respondents. Those data then transformed to probability distribution function. The risk assessment was gained from a calculation based on Gretener formulation, which has probability distribution function related inside.
Monte Carlo simulation was used to gain the fire risk assessment. From the simulation above, the elements that give effect to the assessment were also obtained.
According to the assessment, it is gained that the risk of fire in traditional markets in Jakarta from the safest are Kramat Jati, Palmerah, Minggu, Jatinegara, Mayestik, Tomang Barat and Senen Blok III.
The result then compared by traditional markets with extreme condition, and those extreme markets are outside the markets mentioned above.
According to the research, it is concluded that traditional market with a good fire system protection and fire system management has a low indication of fire risk.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
T16924
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Lusi Susanti
"Prevalensi infeksi parasit usus di Jakarta masih tinggi, yaitu mencapai 70,47%. Ada beberapa jalur transmisinya, antara lain melalui konsumsi sayuran yang terkontaminasi. Sayuran yang mungkin terkontaminasi ialah kubis, terlebih lagi kubis dapat dimakan dalam kondisi mentah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan membandingkan kontaminasi parasit usus pada kubis di pasar tradisional dan swalayan Jakarta tahun 2012. Digunakan masing-masing 20 sampel sayuran kubis dari pasar tradisional dan swalayan Jakarta. Sampel diolah menggunakan metode sedimentasi sederhana dengan media perendaman larutan deterjen cair 10% dan air sebagai kontrol.
Ditemukan 100% sampel kubis yang diteliti menggunakan media perendaman larutan deterjen cair 10% positif terkontaminasi parasit usus dengan jumlah yang bervariasi. Spesies parasit usus yang ditemukan ialah Ascaris lumbricoides (64,03%), Trichuris trichiura (18,71%), cacing tambang (7,02%), Giardia lamblia (7,90%), dan Entamoeba coli (2,34%). Terdapat perbedaan yang bermakna (p=0,000) antara jumlah parasit usus pada sayuran kubis di pasar tradisional sebanyak 2240 (64,93%) dan swalayan sebanyak 1210 (35,07%). Terdapat perbedaan yang bermakna (p=0,000) antara jumlah kontaminasi parasit usus pada sayuran kubis berdasarkan media perendaman, yaitu sebanyak 3450 (71,43%) pada larutan deterjen cair 10% dan 1380 (28, 57%) pada air.

Prevalence of intestinal parasites infection in Jakarta is still high, about 70,47%. There are several ways of its transmission. One of them is by consuming contaminated vegetables. Vegetables which are possible to be contaminated is cabbage, more over it can be consumed in raw condition. This study aims to determine and compare contamination of intestinal parasites on cabbage from traditional and modern markets Jakarta 2012. This study used 20 samples of cabbages from each traditional and modern markets in Jakarta. Samples were processed using a simple sedimentation method with 10% liquid detergent solution as submersion media and water as control.
From all samples, 100% samples of cabbage that were soaked in 10% liquid detergent solution were positive contaminated by intestinal parasites in varying amounts. Species of intestinal parasites that was found were Ascaris lumbricoides (64,03%), Trichuris trichiura (18,71%), Hookworm (7,02%), Giardia lamblia (7,90%), and Entamoeba coli (2,34%). There was a significant difference (p=0,000) between the number of intestinal parasite on cabbage from traditional markets as much as 2240 (64,93%) and modern markets as much as 1210 (35,07%). There was a significant difference (p=0,000) between the number of intestinal parasites contamination on cabbage based on submersion media, 3450 (71.43%) was found by using 10% liquid detergent solution and 1380 (28, 57%) was found by using water.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Naufal
"Konsumsi sayuran di Indonesia mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Akan tetapi, sayuran menganding parasit usus yang dapat menimbulkan penyakit pada manusia. Penggunaan pupuk dan irigasi berkontribusi dalam pencemaran sayuran ini. Sayuran yang memiliki risiko tinggi mentransmisikan parasit usus ke tubuh manusia adalah sayuran yang tergolong lalapan, contohnya kemangi.Kemangi 100 g dimasukkan dalam gelas. Perendaman dilakukan selama 24 jam menggunakan air atau larutan detergen. Melalui penyaringan, presipitat diambil dan disentrifuse 2500 rpm selama 5 menit. Endapan diambil dan dikumpulkan dalam 1 tabung dan didiamkan selama beberapa menit. Pengamatan di bawah mikroskop dilakukan pada endapan tabung tersebut. Terdapat kontaminasi parasit usus 100% pada sayuran dengan rincian Ascaris lumbricoides 4,6%, Trichuris trichiura 1,1%, cacing tambang 0%, Giardia lamblia 48,9%, Entamoeba histolytica 17,0%, Entamoeba coli 28,4%. Pasar tradisional mengandung 1.580 (56%) parasit usus dan pasar swalayan mengandung 1.240 (44%) parasit usus. Perendaman pada detergen menghasilkan 2.820 (70,3%) parasit usus dan air menghasilkan 1.190 (29,7%) parasit usus.Tidak terdapat perbedaan bermakna jumlah parasit usus pada sayuran kemangi yang dijual di pasar tradisional dan swalayan Jakarta. Perbedaan bermakna jumlah parasit usus ditemukan pada penggunaan media perendaman detergen dan air.

Vegetable consumption in Indonesia has increased from year to year. However, vegetables menganding intestinal parasites that can cause disease in humans. The use of fertilizers and irrigation contribute to the contamination of vegetables. Vegetables that have a high risk of intestinal parasites transmit to the human body is classified as vegetables fresh vegetables, such as basil. Basil 100 g inserted in the glass. Soaking for 24 hours using water or detergent solution. Through filtering, the precipitate was taken and centrifuged 2,500 rpm for 5 minutes. The precipitate was taken and collected in one tube and allowed to stand for a few minutes. Observation under a microscope performed on the sediment tube.There intestinal parasite contamination of vegetables by 100% on the details of Ascaris lumbricoides 4.6%, Trichuris trichiura 1.1%, 0% of hookworm, Giardia lamblia 48.9%, 17.0% Entamoeba histolytica, Entamoeba coli 28.4%. Traditional markets containing 1,580 (56%) and intestinal parasites containing 1,240 supermarkets (44%) of intestinal parasites. Soaking in detergent resulted in 2,820 (70.3%) of intestinal parasites and water produces 1,190 (29.7%) of intestinal parasites. There was no significant difference in the number of intestinal parasites in vegetables basil sold in traditional markets and supermarkets Jakarta. Significant differences in the number of intestinal parasites found in the use of detergent and water immersion media.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>