Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 55291 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nuli Yudhandono
"ABSTRAK
Beragamnya tipe dan pola patahan yang berkembang di cekungan Bintuni,
menimbulkan perlunya analisa yang lebih detil pada karakteristik dari patahanpatahan
tersebut. Salah satu karakteristik yang akan dipaparkan dalam makalah ini
adalah paparan mengenai apakah patahan-patahan utama ini bersifat meloloskan
atau menahan fluida, studi ini biasanya disebut juga studi Fault Seal Analysis
(FSA). Hal ini menjadi penting, dikarenakan tipe pemerangkapan yang ada dan
berkembang di cekungan ini adalah tipe pemerangkapan yang dibatasi oleh
patahan, sehingga diperlukan pengetahuan, apakah patahan-patahan ini (yang
membatasi system pemerangkapan) bersifat meloloskan atau menahan fluida
(hidrokarbon), yang pada akhirnya diharapkan dapat mengurangi dari resiko
eksplorasi dan atau eksploitasi.
Sebagaimana umumnya pada studi yang lain, semakin banyak data yang tersedia,
akan menghasilkan kesimpulan yang semakin baik. Pada area studi yang penulis
lakukan, keterbatasan data menjadi salah satu hambatan yang ada. Umumnya
untuk melakukan studi FSA, ketersediaan jumlah sumur yang banyak akan
menghasilkan kesimpulan yang baik. Untuk mengatasi hal ini, penulis akan
mencoba menggunakan pendekatan yang lain, yang diharapkan akan dapat
mencapai tujuan dari studi ini, meskipun ketersediaan jumlah sumur yang minim.
Pendekatan yang penulis maksud adalah pendekatan dengan metoda geofisika,
yaitu dengan menggunakan metoda inversi Impedansi Akustik (Acoustic
Impedance Inversion) atau biasa disingkat AI. Dengan menggunakan metoda ini,
data seismik yang ada, akan mencerminkan dari nilai densitas bawah permukaan,
sehingga dengan mengintegralkannya dengan data yang lain (data log
permeabilitas, porositas, dll) akan didapat data seismik yang mencerminkan nilai
dari permeabilitas, porositas ataupun dari nilai kandungan serpih.
Hasil dari pemodelan AI cukup baik dengan menunjukkan adanya pemisahan
antara batuan pasir dengan batuan lempung. Volume ini kemudian digunakan
sebagai acuan untuk menghasilkan volume semu berupa volume batu lempung.
Volume ini dan pengkalibrasian terhadap data tekanan masing-masing sumur yang
dipisahkan oleh patahan, menghasilkan nilai ambang dari suatu patahan, yaitu
16% SGR atau 20%. Dengan hasil nilai ambang ini didaerah penelitian ada
terdapat satu patahan yang berpotensi memiliki fault seal failure.

ABSTRACT
The diversity of types and patterns of faults that developed in this basin, creating
the need for a more detailed analysis on the characteristics of the faults. One of
the characteristics that will be presented in this paper is an exposure of whether
these faults has the capability for passing or sealing fluid, studies are usually
referred to as studies Fault Seal Analysis (FSA). This becomes important, because
the type of trapping of the existing in this basin is a faulted anticline, hence
whether the faults are sealing or leaking is the main question, which in turn
expected to reduce the risk of exploration and or exploitation.
As is common in other studies, the more data available will produce a better
conclusion. In the study area proposed by the author, the limitations of the data
into one of the barriers that exist. Commonly to conduct the FSA study, the
availability of the number of wells will determined good conclusion. To overcome
this, the author will attempt to use another approach, which will hopefully be able
to achieve the objectives of this study, despite the availability of a minimal
number of wells. The approach the authors refer to is the approach with
geophysical methods, namely by using the method of acoustic impedance
inversion, or commonly abbreviated as AI. By using this method, the existing
seismic data, will reflect the value of the subsurface density, so that with
integrating with other data (e.g. data log permeability, porosity, etc.) will be
obtained seismic data that reflects the values of permeability, porosity, or of the
content of shale.
Results from AI modeling showed good confidence, based on the enability to
show the separation between sandstone and shale. This volume is then used as a
reference for generating pseudo-volume of shale volume. This volume and the
calibration with the pressure data of individual wells that separated by a fault,
resulting in a threshold value, of 16% or 20% SGR. With the results of the
threshold value of the research area there is one fault that could potentially have a
fault seal failure."
Jakarta: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
T42020
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eros Sidney Erriyantoro
"[Lapangan ARA yang terletak di lepas pantai Delta Mahakam modern merupakan lapangan penghasil gas yang berproduksi sejak 2008 hingga sekarang. Sesar Utama yang merupakan sesar normal berorientasi NNE-SSW dengan kemiringan relatif ke arah Timur memisahkan Lapangan ARA menjadi dua panel: Panel Barat dan Panel Tengah. Studi konklusif mengenai sifat sekatan sesar utama ini
diperlukan dalam optimisasi pemodelan geologi dan kelanjutan pengembangan lapangan. Studi internal telah menggunakan interpretasi horizon dan sesar dari seismik 3D beserta data log sumur sebagai dasar utama pembuatan model struktur, fasies, dan petrofisik Lapangan ARA. Prediksi SGR (shale gouge ratio), permeabilitas batuan zona sesar (Kf), dan fault-rock capillary pressure (FRPc) adalah parameter-parameter utama yang digunakan dalam analisis sifat sekatan sesar. Parameter-parameter tersebut di kalibrasi menggunakan analisis reservoir statik dan dinamik berdasarkan data pengukuran tekanan reservoir. Analisis sekatan Sesar Utama Lapangan ARA menghasilkan batas nilai parameter sekatan untuk zona sesar bersifat tersekat, yaitu SGR > 0.39, Kf < 0.025 mD, dan FRPc > 3.3 bar / 47.8 psi. Variasi kapasitas sekatan sesar dikontrol lebih dominan oleh faktor penyebaran reservoir juxtaposition dibandingkan faktor penyebaran
atribut fault throw. Peningkatan perbedaan tekanan reservoir saling kontak antar panel hingga melebihi kapasitas sekatan sesar akibat produksi intensif, menjadi penyebab kebocoran sesar;ARA Field, which is located in offshore area of modern Mahakam Delta, is producing gas since 2008. Main normal fault in the middle of the field separates
the field into two panels: West panel and Central Panel. Conclusive study about the sealing behavior of this main fault is needed in order to optimize geology model and future field development. Internal study has used 3D seismic faults and horizons interpretation with its well
logs as main input to made structural, facies, and petrophysic model of ARA Field. Shale gouge ratio prediction, fault-rock permeability (Kf), and fault-rock capillary pressure (FRPc) are main analyzed parameters used in this research. Those parameters are then validated with static and dynamic reservoir analysis based on available reservoir pressure data. ARA Field Main Fault seal analysis results cutoff value for each analyzed parameters: SGR > 0.39, Kf < 0.025 mD, and FRPc > 3.3 bar / 47.8 psi. Fault sealing capacity distribution is controlled more dominantly by the reservoir juxtaposition distribution than fault throw attribute. Increase of across fault differential pressure in juxtaposed reservoirs that exceeds the maximum fault seal threshold capability is interpreted as the main cause of fault leak., ARA Field, which is located in offshore area of modern Mahakam Delta, is
producing gas since 2008. Main normal fault in the middle of the field separates
the field into two panels: West panel and Central Panel. Conclusive study about
the sealing behavior of this main fault is needed in order to optimize geology
model and future field development.
Internal study has used 3D seismic faults and horizons interpretation with its well
logs as main input to made structural, facies, and petrophysic model of ARA
Field. Shale gouge ratio prediction, fault-rock permeability (Kf), and fault-rock
capillary pressure (FRPc) are main analyzed parameters used in this research.
Those parameters are then validated with static and dynamic reservoir analysis
based on available reservoir pressure data.
ARA Field Main Fault seal analysis results cutoff value for each analyzed
parameters: SGR > 0.39, Kf < 0.025 mD, and FRPc > 3.3 bar / 47.8 psi. Fault
sealing capacity distribution is controlled more dominantly by the reservoir
juxtaposition distribution than fault throw attribute. Increase of across fault
differential pressure in juxtaposed reservoirs that exceeds the maximum fault seal
threshold capability is interpreted as the main cause of fault leak.]"
Universitas Indonesia, 2015
T44240
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yogyakarta: PSAP-UGM bekerjasama dengan Lafadl Pustaka dan KONPHALINDO, 2000
634.959 8 MEN
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Hiska Anggit Maulana
"Telah dilakukan penelitian tentang karakterisasi reservoar dan batuan induk untuk mengetahui persebaran distribusi reservoar formasi Talang-Akar cekungan Sumatera Selatan. Penelitian ini berdasarkan integrasi data geofisika, geologi dan petrofisika.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui karakteristik reservoir dan batuan induk Lapangan studi, membedakan reservoir dan batuan induk dalam satu formasi yaitu formasi Talang Akar, serta mengetahui persebaran net pay lapisan reservoir dan batuan induk.
Metode yang digunakan adalah integrasi geofisika, geologi dan petrofisika, yang meliputi interpretasi data seismik menggunakan peta struktur waktu dan kedalaman, inversi seismik post-stack, kecepatan interval, interpretasi geologi meliputi analisa sturktur dan sesar, dan pengolahan data petrofisika dengan menginterpretasi data log sumuran yang menembus Formasi Talangakar yang mengandung hidrokarbon minyak dan gas.
Berdasarkan interpretasi seismik, didapat penarikan 4 horison, yaitu Top Lapisan I, Top Lapisan D, Top Lapisan A dan Top Lapisan BRF, yang kemudian dilakukan pemetaan bawah permukaan pada lapisan A dan I untuk mengetahui perkembangan struktur di Daerah Penelitian.
Berdasarkan interpretasi geologi, pemerangkapan di Daerah Penelitian berupa struktur antiklin berarah baratdaya-timurlaut yang dibatasi oleh patahan normal pada bagian baratdaya dan tenggara struktur Daerah Penelitian.
Berdasarkan analisa petrofisika, reservoir yang utama pada lapangan penelitian, adalah lapisan A dengan kedalaman 1375 m dan ketebalan antara 2 ndash; 8.3 meter. Sedangkan dengan menggunakan data validasi yaitu menggunakan data side wall core sumur TMB-11, lapisan yang berpotensi sebagai batuan induk berkisar 1512 m yang equivalen dengan lapisan I yang memiliki nilai net-pay atau ketebalan batuan pasir yaitu 1,98 meter. Sehingga dapat dilakukan pembedaan daerah penelitian bahwa terdapat satu reservoir yang utama yaitu lapisan A dan batuan induk I pada formasi Talang Akar.

Reservoir and source rock characterization has been performed to deliniate the reservoir distribution of Talang akar Formation South Sumatra Basin. This study is based on integrated geophysics, geology and petrophysical data.
The aims of study is to determine the characteristics of the reservoir and source rock, to differentiate reservoir and source rock in same Talang Akar formation, to find out the distribution of net pay reservoir and source rock layers.
The method of geophysical included seismic data interpretation using time and depth structures map, post stack inversion, interval velocity, geological interpretations included the analysis of structures and faults, and petrophysical processing is interpret data log wells that penetrating Talangakar formation containing hydrocarbons oil and gas.
Based on seismic interpretation, obtained of the four horizons, those are Top Layer I, Top Layer D, Top Layer A and Top Layer BRF, which then perform subsurface mapping on Layer A and Layer I to determine the development of structures in the Regional Research.
Based on the geological interpretation, trapping in the form of regional research is anticline structure on southwest northeast trending and bounded by normal faults on the southwest and southeast regional research structure.
Based on petrophysical analysis, the main reservoir in the field of research, is a layer 1,375 m of depth and a thickness 2 to 8.3 meters. While using data validation that used side wall core data of the well TMB 11, the layer as a potential source rock ranging of depth from 1,512 m which is equivalent to the layer I that has a net pay thickness of sand 1.98 meters. It can distinguish the main research areas of reservoirs and rock layers of A and layer I in Talang Akar formation.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
T46837
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Soil loss and its transport processes were coupled with an existing distributed hydrological model
to assess the effects of land use change on stream flow and suspended sediment load in the Chao
Phraya River basin, Thailand. The simulation period spanned from 2001 to 2010. The results
indicate that the Nash-Sutcliffe efficiency of upper sub-basins fluctuated in the range 0.51- 0.72,
indicating the applicability of the model for longterm simulation at the monthly scale. Land use
change during 200l-2010 caused a 1.6% increase in suspended sediment load based on the present
trend. The changes were particularly pronounced in the Wang River basin, where the delivery ratio
was highest. Moreover, the urbanization and conversion of farm land from paddy fields exerted
negative effects on sediment runoff in Chao Phraya River basin. The proposed model has the
ability to quantitatively evaluate the heterogeneity of sediment runoff in the basin, demonstrating
the benefits and trade-offs of each land use change class. The results of this study can support basin
and local land development policy to control sediment losses during development.
"
AEJ 4:1 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Kecenderungan unsur-unsur iklim di daerah cekungan Bandung sangat penting
untuk diteliti dalam rangka upaya mitigasi bencana hidroklimat dan perencanaan
pengelolaan sumberdaya air di masa depan. Metode Mann-Kendall digunakan untuk
melakukan uji kecenderungan terhadap empat unsur iklim seperti curah hujan,
temperatur, evaporasi dan banyaknya hari hujan selama periode 1998-2007. Hasil
pengujian berdasarkan penolakan hipotesis null didapat bahwa risiko penolakan
hipotesis null untuk curah hujan, temperatur, evaporasi dan banyaknya hari hujan
masing-masing sebesar 25%, 2,8%, 0,01% dan 12,1%. Dua nilai berada di bawah level
signifikansi 5% untuk temperatur dan evaporasi yang menunjukkan bahwa terdapat
kecenderungan naik dengan tingkat keyakinan 95%. Untuk data curah hujan dan
banyaknya hari hujan karena lebih besar dari level signifikansi 5% menunjukkan
bahwa terdapat kecenderungan turun pada kedua data tersebut dengan tingkat
keyakinan masing-masing 75% dan 87,9%"
620 DIR 15:1 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Northeast Java Basin is known as mature cenozic basin, yet this understanding override possibility of sediment older than cenozic. This thoughthas brought current exploration strategy of this basin concerning within only cenozic sediments."
620 SCI 37:1 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Denik Sri Krisnayanti
"ABSTRAK
Pulau Flores bagian timur yakni di daerah Kabupaten Flores Timur, Sikka, Ende, dan Nagekeo merupakan kawasan yang masuk dalam kategori semi-arid. Daerah tersebut memiliki curah hujan rata-rata bulanan yang hanya berkisar antara 57,17 188,08 mm/bulan, sementara evapotranspirasi rata-rata bulanan yang terjadi lebih tinggi, yakni berkisar antara 164,91 185,57 mm/bulan. Oleh karena itu, jumlah ketersediaan air pada musim kemarau cukup rendah, sehingga perlu dilakukan upaya pemanenan air hujan dengan memperbesar kapasitas tampungan permukaan. Salah satu alternatif yang tepat ialah dengan membangun embung. Parameter penting dalam perhitungan ketersediaan jumlah air pada embung ialah nilai koefisien limpasan. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mendapatkan nilai koefisien limpasan permukaan pada 15 buah embung di Pulau Flores bagian timur dengan menggunakanan data curah hujan dan data klimatologi terbaru.
Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan metode analisis matematis diperoleh nilai koefisien limpasan permukaan pada embung kecil di Pulau Flores bagian timur berkisar antara 0,00 - 0,72. Untuk nilai koefisien limpasan permukaan terendah terjadi pada bulan November yang hanya berkisar antara 0,00 0,39 dan nilai koefisien limpasan tertinggi terjadi pada bulan Januari yakni berkisar antara 0,48 0,72."
Bandung : Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, 2018
551 JSDA 14:2 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dhandi Maulana Yudhistira
"Penelitian ini membahas rock typing menggunakan metode Flow Zone Indicator (FZI) yang diimplementasikan pada reservoir batupasir “Jaeger” yang termasuk ke dalam Formasi Balikpapan di Blok Sanga Sanga, Cekungan Kutai, Kalimantan Timur. Metode tersebut mampu memberikan pemahaman terkait faktor-faktor yang mengontrol kualitas dan karakteristik aliran fluida di dalam batuan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan perspektif baru terkait upaya dalam optimalisasi cadangan di mana reservoir tersebut diindikasikan terdapat parallel boundaries. Sehingga, perhitungan cadangan sebelumnya tidak selaras dengan produksi awal yang telah dilakukan. Hasil penelitian menghasilkan dua rock type, yaitu RT 1 (terbaik) dan RT 2 (baik). Kemudian, pseudo-rock type untuk mengakomodasi data yang minimum berjumlah dua, yaitu RT 3 (terburuk) dan batubara. Interpretasi kualitatif dan kuantitatif tiap rock type merujuk kepada nilai porositas dan permeabilitas dari data yang didapatkan maupun diolah dengan pendekatan petrofisika. Selain itu, stratigraphic boundaries teridentifikasi pada reservoir dikarenakan perbedaan fasies lingkungan pengendapan. Hasil integrasi keseluruhan data menunjukkan model fasies lingkungan pengendapan yang secara bertahap berubah secara relatif dari utara menuju selatan reservoir. Pada bagian utara, teridentifikasi fasies fluvial distributary channel yang secara bertahap menuju selatan menjadi fasies tidal distributary channel dan distributary mouth bar. Lalu, hasil rock type yang secara umum mendukung batas-batas tersebut. Hasil implementasi ini cukup berguna bagi kegiatan eksplorasi, pengembangan, dan produksi lebih lanjut.

This research examines rock typing performing the Flow Zone Indicator (FZI) method implemented on a sandstone reservoir “Jaeger” within the Balikpapan Formation in Sanga Sanga Block, Kutai Basin, East Kalimantan. This method allows the understanding of factors that control the quality and fluid flow characteristics inside the rock. The scope of this research is to acquire a current outlook about efforts to optimize reserves that indicated the reservoir to have parallel boundaries. Therefore, the prior reserve estimation is not conformable with the initial production. Two rock types are classified, i.e., RT 1 (the best) and RT 2 (good). Then, the generation of two pseudo-rock types accommodates the minimum data, i.e, RT 3 (the worst) and coal. The interpretation of quantitative and qualitative of each rock type assigns to the porosity and permeability values from the data acquired and processed using a petrophysical approach. In addition, the perceived stratigraphic boundaries separate the reservoir due to its different depositional environments. The results of the integration data show a model of the depositional environment that gradually changes approximately from north to south of the reservoir. The recognition of the northern part of the reservoir is the fluvial distribution channel facies. That facies then progressively headed south to become a tidal distribution channel and a distribution mouth bar facies. Subsequently, the result of rock type generally supports those boundaries. The outcomes of this research are valuable enough for further exploration, development, and production activities."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rumilla, Harahap
"ABSTRAK
The retention basin is a tub or pond that can accommodate or absorb water while it is contained in it. retention basin is the most effective and efficient system in handling floods that occur in an area. an environmentally flood control effort needs to be done such as retention basin. this study aims to plan the dimensions of retention basins from the central region of the Deli river. planning the volumje of retention basins made around Deli river is calculated using maximum daily rainfall data of Deli river area. maximum rainfall data can be obtained from Climatology Meteorology and Geophysies Agency (BMKG) Medan City or Dinas PSDA Medan. The maximum daily rainfall is calculated first then the volume, the retention basin construction can accommodate the excessive water discharge of the Deli River. from the results of 25 years rainfall period data processing with Nakayashu method obtained Qplan of 229 m3/s is used to design drainage channel plan. The obtained the capacity of retention basin at the center of 6462288 m3. Then the retention basin dimension planned with area of 2154096 m2 and depth of 3 m. "
Bandung : Research Institute for Human Settlements, 2017
363 JHS 9:2 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>