Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 114874 dokumen yang sesuai dengan query
cover
M. Fajri Hidayat
"Parameter-parameter pengeringan sangatlah berpengaruh dalam proses spray drying, dalam hal ini adalah konsumsi energi. Adapun parameter-parameter yang berpengaruh dalam hal ini adalah Tekanan Udara (Pressure), Suhu (Temperature), dan Kecepatan (Velocity).Yang saya ambil dalam hal ini adalah tekanan udara yang keluar dari nozzle pneumatik sebesar 3 bar.Dianalisa berdasarkan teori-teori energi yang ada dan dioptomasikan sampai mencapai konsumsi energi yang minimum.Bagaimana mencapai optimasi energi yang optimum, hal ini lah yang membuat menarik dalam thesis ini dengan sasaran setingan pressure pada nozzle yang pas dalam sistem mesin pengering semprot (spray drying).Variasi temperature yang pas serta variasi kecepatan semprot yang pas dengan tekanan udara nozzle yang konstan menjadi pilihan dalam setingan mesin pengering semprot.Semoga thesis ini dapat membawa pencerahan dan kemajuan dalam bidang spray drying pada khususnya dan dalam mata kuliah perpindahan panas pada umumnya serta bermanfaat bagi dunia akademisi.

Drying parameter very important to support in spray drying process.In this topic in energy consumption. That parameter is Pressure, Velocity and Temperature.In this topic, pressure is choice in pneumatic nozzle 3 bar. Anality with energy-energy theory and optimation to get low energy consumption.How to get low energy consumption, this words is very fun in this thesis with direction in pressure setting in pneumatic nozzle with best number is 3 barin spray drying machine.Temperature variation with best fit and velocity variation in spray drying also best pressure fit is choice. Hope this thesis can get light and good idea in spray drying and heat transfer in academic world."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T41497
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Donni Redford
"Penggunaan sistem refrigerasi cascade memungkinkan untuk mencapai temperatur yang sangat rendah. Pada dasarnya temperatur akan semakin rendah jika tekanan pada sistem lebih rendah. Namun pada temperatur yang lebih rendah tersebut, kinerja yang dihasilkan belum tentu yang terbaik.
Untuk mengetahui kinerja dari sistem refrigerasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan simulasi dan melalui eksperimen. Simulasi digunakan untuk memperkiraan kinerja sistem dengan membandingkan kinerja sistem yang menggunakan refrigeran yang berbeda. Sedangkan hasil aktual dari performa sistem diketahui melalui eksperimen yang akan dilakukan, namun dibatasi oleh jenis refrigeran yang digunakan. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan refrigeran R22 pada high-stage dan R404A pada low-stage.
Untuk mengetahui apakah suatu sistem sudah bekerja optimal atau tidak, perlu dilakukan variasi terhadap salah satu atau lebih variabel yang berhubungan. Salah satunya adalah dengan melakukan variasi terhadap tekanan. Variasi tersebut cukup dilakukan pada sistem low-stage dengan acuan pada tekanan discharge line. Pengujian dilakukan dengan 7 variasi dimulai dari 10,4 bar hingga 16,4 bar dengan selisih tiap 1 bar. Variasi ini dapat dilakukan dengan cara mengubah jumlah massa refrigeran, dengan tekanan yang berubah, maka parameter lain seperti temperatur, laju aliran massa, selisih entalpi kompresi, kapasitas refrigerasi mengalami perubahan. Temperatur low-stage evaporator akan menjadi lebih rendah pada tekanan yang lebih rendah, dan mencapai -35°C ketika tekanan lowstage discharge line mencapai 10,4 bar. Sementara nilai COP cenderung naikturun perlahan, dan nilai COP paling tinggi adalah 1,697, terjadi pada saat tekanan pada low-stage discharge line 13,4 bar.

The use of cascade refrigeration system make very low temperature is possible to reach. Basically, the temperature would be lower if the pressure in the system is lower. But at the lower temperature, the performance result is unsure to be the best.
To know the performance of refrigeration system can be done by two ways, that is with simulation and with experiment. Simulation used to predict the performance system by compare the system performance using different refrigerant. Whereas actual result of system performance known by doing experiment, but limited by the type of refrigerants which would be used. This test done by used refrigerant R22 in the high-stage and R404A in the low-stage.
To know if the system already optimal or not, variation is needed to one or more relative variable. One of them is to do variation toward pressure. That variation only need to be apply on low-stage system using discharge line pressure as a reference. The test done with using 7 variation start from 10,4 bar until 16,4 bar with a gap 1 bar each other. This variation can be done by change the amount of refrigerant mass, with different pressure, the other parameters like temperature, difference of compression entalphy, refrigeration capacity would be changed too. That changes make the system performance at different pressure would become different. The low-stage evaporator temperature would become lower at lower pressure, and reach -35°C when low-stage discharge line pressure reach 10,4 bar. Whereas COP value disposed to increase-decrease slowly, and the highest COP value is 1,697, it happened when the pressure of low-stage discharge line 13,4 bar.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S37325
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lutfhi Ibrahim
"Mesin pendingin hampir mutlak diperlukan di berbagai tempat seperti perkantoran, institusi pendidikan, perindustrian bahkan di lingkungan perumahan. Banyaknya penggunaan mesin pendingin dikarenakan manfaat yang dapat diperoleh oleh masyarakat salah satunya digunakan untuk mendinginkan atau mengawetkan produk makanan. Sebagian besar masyarakat Indonesia adalah berfrofesi sebagai nelayan, sehingga diperlukan alat pendingin produk ikan yang praktis dan mudah dalam penggunaannya. Pada pembuatan ice slurry generator ini penulis meneliti mengenai pengaruh Putaran pengaduk motor terhadap hasil es frkasi yang diperoleh dengan menggunakan pengaduk jenis scraper blade dan orbital rod dengan menganalisa sifat thermofluida air laut sperti : Density, mass of Ice Fraction, Viscosity dan Chilling time.

Refrigetor was used by public for every segmentation such as office, school, industry and home industry, as function for chilling some product. In majority of Indonesian humanbeing as a fisherman the portable refrigerator will necessary to help their daily activity. In this report the writer is analise the Effect of Motor RPM for Scraper Blade and Orbital Rod on Ice Fraction Generation of ice Slurry generator. This project to knowing calculating and analyzing the thermodynamic of ice slurry such as : Density, Mass of Ice Fraction, Viscocity and chilling time."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42325
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aris Budianto
"Kebanyakan nelayan menggunakan es balok sebagai media penyimpanan ikan. Sistem pendinginan dengan menggunakan es balok kurang cocok untuk hasil tangkapan ikan laut karena es balok bersifat keras yang dapat merusak ikan, sehingga mutu ikan menurun yang berakibat pada rendahnya harga jual ikan. Salah satu solusi untuk menghasilkan kualitas ikan lebih segar dan awet adalah pendinginan menggunakan ice slurry berbahan dasar air laut. Penelitian ini bertujuan untuk mengamati karakteristik ice slurry dan membandingkan performa ice slurry generator sehingga dapat diketahui tingkat keefektifan sistem tersebut. Pengujian dilakukan dengan variasi volume air laut pada 4 liter, 5 liter, 6 liter, dan 7 liter dengan pengaktifan motor listrik pada saat air laut mencapai temperatur 10 oC. Dan variasi pengaktifan motor listrik dilakukan saat temperatur air laut mencapai 15oC, 10 oC, dan 5 oC dengan volume air laut yang digunakan sebesar 5 liter.

Most of fisherman uses ice cubes as a fish storage. Cooling system using ice cubes is less suitable for marine fish because ice cubes are hard that can damage the fish, so the quality of the fish decreases which result in a lower selling price of fish. One of solution to producing the fish more fresh and good quality is using ice slurry made from sea water. This research aimed to observe the characteristics of the ice slurry and compare the performance of the ice slurry generator so that will be known to the effectiveness of the system. Tests carried out with variations of the volume of sea water at 4 liters, 5 liters, 6 liters and 7 liters with the activation of the electric motor when the water temperature reaches 10 ° C. And variations of the electric motor activation when the temperature reaches 15oC, 10 °C and 5 °C with a volume of seawater used for 5 liters."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S44050
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Christian
"Dalam aplikasinya di bidang industri, sistem refrigerasi tunggal dan bertingkat tidak mampu untuk mengatasi perbedaan yang cukup besar antara kalor yang akan diserap dengan kalor yang akan dibuang, namun, tidak demikian dengan system cascade. Penelitian dengan alat yang sederhana yang dilakukan sebelumnya dengan menggunakan refrigeran alami telah menawarkan peluang yang baik.
Skripsi ini membahas tentang pengujian sistem cascade dengan menggunakan R22 pada high-stage (HS) dan R404A pada low-stage (LS). Untuk mendapatkan nilai performa optimum serta trend dari parameter yang mempengaruhinya dengan memvariasikan nilai tekanan discharge pada sistem HS. Proses variasi dilakukan dengan mengurangi sedikit demi sedikit massa refrigeran yang mengalir didalam sistem.
Dengan memvariasikan tekanan discharge pada sistem HS dari 13-16 bar didapatkan nilai temperatur evaporasi terendah sebesar -33°C serta COP cascade maksimum sebesar 1,79. Suhu terendah tercapai pada tekanan discharge 13,8 bar sedangkan COP cascade maksimum tercapai pada tekanan discharge 16 bar.

In many industrial applications, single stage and multi stage refrigeration systems fail to widen the gap between heat source and heat sink temperatures and now cacscade system appear to be the best alternative. Modest research,in the past, has been done in cascaded sytem based on natural refrigerants thereby offering good potential for research.
In this paper, a cascaded system for simultenous heating and cooling with a R22 based high-stage (HS) cycle and R404A based low-stage (LS) cycle for simultenous refrigeration and heating application has been analyzed. To Facilate prediction of optimum performance parameter, performance trends with variation in the pressure of HS cycle have been presented. Variation processes done with releasing some refrigeran in the system trough a ventile.
The experimental results obtained by pressure variation from 13,8 to 16 bar is - 33°C for the lowest evaporating temperature and 1,79 for maksimum cascade COP. The lowest temperature reached in 13,8 bar and maksimum cascade COP in 16 bar.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S37337
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lasman Saputra
"Dalam pengobatan dan penelitian biomedis diperlukan cold storage yang dapat mencapai temperatur -8°C dan untuk mencapai temperatur rendah tersebut digunakan sistem refrigerasi cascade. Selama ini sirkuit temperatur rendah menggunakan sistem refrigerasi cascade dan menggunakan refrigeran yang mengandung zat perusak ozon atau penyebab pemanasan global Karena itu, diperlukan alternatif refrigeran alamiah, yang salah satunya adalah karbondioksida Namun, tingginya tekanan dan temperatur triple menghalangi penggunaan karbondioksida untuk temperatur rendah Salah satu solusinya adalah dengan mencampur karbondioksida dengan hidrokarbon(propane) untuk itu pengujian ini dilakukan dengan memvariasikan komposisi massa dari kedua campuran. Dari hasil pengujian didapati temperature evaporasi terendah terjadi pada temperature - 72 dengan komposisi massa R744/R290 sebesar 60 : 40 dengan daya pemakaian listrik terbesar pada komposisi 100 : 0 sebesar 1006 watt.

In medical and biomedical research that is needed cold storage temperature can reach 80°C, and to achieve such a low temperature cascade refrigeration system is used. This circuit during low-temperature cascade refrigeration system using refrigerant-containing substances damaging the ozone or global warming cause, therefore, necessary alternative natural refrigerant, one of which is carbon dioxide [However, the high pressure and temperature triple carbon dioxide to prevent the use of low temperature one the solution is to mix carbon dioxide with hydrocarbons (propane) for this test was done by varying the composition of the mass of the two mixtures. From the test results found the lowest temperature evaporation occurs at temperatures of -72 with R744/R290 mass composition of 60: 40 with the largest electric power consumption on the composition 100: 0 for 1011 watts."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S50780
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Studi eksperimental yang dilakukan pada penelitian ini adalah untuk mengestimasi kemampuan ejektor dalam meningkatkan efisiensi energi dari sistem refrigerasi yaitu dengan melakukan modifikasi yang menempatkan ejektor sebagai piranti langkah kompresi kedua. Pengujian dilakukan terhadap dua macam siklus refrigerasi yaitu refrigerasi sistem konvensional dengan refrigerasi yang memanfaatkan ejektor sebagai kompresi kedua yang nanti akan dibandingkan untuk mengetahui karakteristik COP serta efisiensi energi masing-masing siklus. Adapun beban pendinginan yang dilakukan yaitu dengan mengatur temperatur Tin pada 30 oC, 35 oC, 40 oC dan 45oC. Hasil dari penelitian ini yaitu unjuk kerja yang diperoleh dari mesin AC untuk COP mengalami penambahan sebesar 0,814, kerja kompresor mengalami penurunan sebesar 5,284 kJ/kg, penghematan yang didapat sebesar 0,187 kW dan penambahan efisiensi 8%. Berdasarkan hasil eksperimen yang telah dilakukan maka dengan adanya penambahan piranti ejektor pada mesin AC dapat memberikan kinerja yang lebih baik dan penghematan energi dibandingkan dengan yang tidak mengunakan ejektor (konvensional)."
600 TEKNOSAINS 1:11 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Kevin Dristian Dani
"Sistem pendingin kini sangat dibutuhkan untuk menyesuaikan kebutuhan kenyamanan ruangan dan juga akibat dari pemanasan global. Air Conditioning (AC) merupakan salah satu sistem pendingin yang telah digunakan dalam berbagai kebutuhan pendinginan, dalam penggunaannya beberapa AC konvensional menggunakan refrigeran yang masih termasuk dalam golongan halogen dan dapat merusak lapisan ozon. Oleh karena itu, dibutuhkan refrigeran pengganti salah satunya amonia-air yang digunakan dalam sistem pendingin Absoption Chiller. Untuk mengevaluasi kinerja dari sistem pendingin Absoption Chiller dilakukan pemodelan menggunakan metode numerik berupa simulasi pada aplikasi MATLAB. Simulasi disesuaikan dengan pemodelan sistem pendingin Absoption Chiller dengan fluida kerja amonia-air, sistem berpendingin udara pada kondensor dan dengan kapasitas pendinginan 5kW. Penelitian ini berfokus pada sistem kontrol menggunakan metode PI kontrol dari sistem pendingin Absoption Chiller yang mengatur temperatur ruangan dengan mengatur temperature hot water yang memanaskan generator sehingga banyaknya massa dari refrigeran dapat diatur sesuai dengan temperatur ruangan yang diinginkan. Pada sistem pengendalian ini dapat mengubah Temperature Chilled Water Out menjadi 5,9°C, Temperature Chilled Water In menjadi 90,5°C dan Temperature Chilled Water Out menjadi 81,8°C.

The cooling system is now very much needed to adjust the comfort needs of the room and also the consequences of global warming. Air Conditioning (AC) is a cooling system that has been used for various cooling needs, in its use some conventional air conditioners use refrigerants which are still included in the halogen group and can damage the ozone layer. Therefore, a replacement refrigerant is needed, one of which is ammonia-water used in the absorption chiller cooling system. To evaluate the performance of the Absoption Chiller cooling system, modeling is carried out using numerical methods in the form of simulations in the MATLAB application. The simulation is adapted to the modeling of the Absoption Chiller cooling system with ammonia-water working fluid, an air-cooled system in the condenser and with a cooling capacity of 5kW. This research focuses on the control system using the PI control method of the Absoption Chiller cooling system which regulates room temperature by adjusting the temperature of the hot water that heats the generator so that the amount of mass of refrigerant can be adjusted according to the desired room temperature. This control system can change the Temperature Chilled Water Out to 5.9°C, Temperature Chilled Water In to 90.5°C and Temperature Chilled Water Out to 81.8°C."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Shoim
"Alat ekspansi adalah salah satu komponen vital pada sebuah sistem refrijerasi. Alat ini berfungsi agar refrijeran dari kondenser yang akan masuk ke evaporator, menjadi refrijeran bertekanan rendah. Ketika tekanannya menjadi rendah maka temperaturnya pun akan menurun, sehingga hal tersebut mampu membuat efek evaporasi pada evaporator. Pada umumnya , alat ekspansi sangatlah sederhana dibandingkan tiga komponen utama lainnya dalam sistem refrijerasi (Kompresor, Kondenser dan Evaporator). Dan pada percobaan kali ini, dengan menggunakan sistem refrijerasi bercabang (Single Condensing Unit-Double Evaporator). Kami ingin mengetahui karakter dari alat- alat ekspansi ini dengan melakukan variasi alat-alat ekspansi tersebut pada sistem kami. Alat-alat ekspansi yang kami gunakan adalah Thermostatic Expansion Valve (TEV/TXV), Pipa Kapiler Panjang (1.34 m) dan pipa kapiler pendek (0.7 m). Dari ketiga alat tersebut, akan didapat sembilan komposisi/variasi. Dan dari variasi-variasi tersebut, kita bisa melihat karakteristik dari tiap alat ekspansi dan efek atau pengaruhnya dari satu alat ekspansi terhadap alat ekspansi lainnya serta juga pengaruhnya terhadap sistem kami (Untuk pencapaian kondisi steady dan COP sistem).

Expansion Device is one of vital components in a refrigeration system. This device is used to make the refrigerant from condenser which will enter evaporator,lowering its pressure. When the pressure is low, then the temperature will decrease. So, it can make evaporation effect in evaporator.Commonly used, Expansion device is rather simple than other three prime components (Compressor, Condenser and Evaporator). In this experiment, by using the branching's refrigeration systems (Single Condensing Unit-Double Evaporator). We wanted to know the characteristics of these device By making some Variations of those in our system. Expansion devices that we used were Thermostatic Expansion Valve (TEV/TXV), Long Capillary Tube (1.34 m) and Short Capillary Tube (0.7 m). From these three device, there would be nine composition / variation . And from those variations,we were able to see the characteristics of each devices and effect or influence of device to each other and also to our system (For Steady State, effectiveness of expansion devices and COP system)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S50915
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Farid Fadillah
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas mengenai uji eksperiment mesin refrigerasi tanpa
menggunakan refrigerant Dimana refrigerant diganti menggunakan LiBR (Lithium
Bromida). Fluida kerja campuran seperti LiBr+H2O merupakan zat pendingin yang
ramah lingkungan dan sangat hemat energi. Kedua jenis refrigeran tersebut digunakan.
pada mesin refrigerasi siklus absorpsi, baik untuk kebutuhan kenyamanan ruangan
maupun kebutuhan proses industry. Riset yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui
unjuk kerja sebuah mesin refrigerasi siklus absorpsi, berpendingin udara yang
menggunakan campuran larutan dan LiBr+H2O+additive sebagai fluida kerja.
Manfaat dari hasil riset ini dapat digunakan sebagai salah satu upaya alternative untuk
mendukung program penghematan energi pada sector residensial dan komersial yang
telah ditetapkan pemerintah. Selain itu hasil riset ini secara langsung dapat membantu
pemerintah dalam implementasi program pembatasan penggunaan refrigeran yang
berpotensi menimbulkan pemanasan global dan penipisan lapisan ozon.

ABSTRACT
This thesis discusses the experimental working of refrigeration machine
without using refrigerant Where the refrigerant is replaced using LiBR (Lithium
Bromide). Working fluid mixtures such as LiBr + H2O is an environmentally friendly
refrigerant and highly energy efficient. Both types of refrigerants used in absorption
cycle refrigeration machines, either for the comfort of the room as well as the needs
of the industry. Research conducted aimed to determine the performance of an
absorption cycle refrigeration machine, air-cooled using a mixture of solution and
LiBr + H2O + additive as a working fluid. The benefits of this research can be used
as part of efforts to support alternative programs for energy conservation in
residential and commercial sectors that have been set by the government. In addition,
the results of this research directly to assist the government in implementing
programs that have the potential restrictions on the use of refrigerant causing global
warming and ozone depletion.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S1911
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>