Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 124956 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ade Suryani
"ABSTRAK
Program mentoring kepala ruangan yang dijalankan dengan tepat dapat meningkatkan
perilaku perawat dalam menjaga keselamatan diri dari bahaya kemoterapi. Fenomena
ditemukan di RS.Kanker Dharmais mentoring kepala ruangan, perilaku perawat
pelaksana dan keselamatan diri dari bahaya kemoterapi belum optimal. Penelitian ini
bertujuan untuk mendapatkan gambaran efektifitas program mentoring kepala
ruangan terhadap peningkatan perilaku perawat dalam menjaga keselamatan diri dari
bahaya kemoterapi di ruang rawat inap RS.Kanker Dharmais. Penelitian ini
mengunakan metode quasi experiment dengan Pretest-Posttest Control Group
Design. Sampel yang digunakan pada 66 perawat pelaksana (33 kelompok intervensi,
33 kelompok kontrol). Intervensi program mentoring dilakukan pada kelompok
intervensi setelah pelatihan program mentoring kepala ruangan. Hasil penelitian
menunjukkan perilaku perawat dalam menjaga keselamatan diri dari bahaya
kemoterapi ada perbedaan yang signifikan sebelum dan sesudah dilakukan program
mentoring kepala ruangan pada kelompok intervensi (p<α, α=0.05), sehingga dapat
disimpulkan bahwa program mentoring kepala ruangan dapat meningkatkan perilaku
perawat dalam menjaga keselamatan diri dari bahaya kemoterapi.
Program mentoring kepala ruangan dengan cara pembinaan, monitoring, dan evaluasi
perlu terus dilakukan terhadap perilaku keselamatan diri perawat dari bahaya
kemoterapi di Rumah Sakit.

ABSTRACT
Mentoring program by head nurse can increase the behavior of nurses in
maintaining the safety away from hazards chemotherapy. The phenomenon was found
in the head space RSKD mentoring, behavior and safety nursed themselves from the
hazards of chemotherapy has not been optimal. This study aims to get a picture of the
effectiveness of mentoring programs to increased head nurses conduct themselves in
maintaining the safety of the hazards of chemotherapy in inpatient room RSKD. This
study used the method of quasi experiment with pretest-posttest control group design.
The sample used in 66 nurses (33 intervention group, 33 control group). Intervention
mentoring program conducted in the intervention group after training mentoring
program head nurse. The results showed the behavior of nurses in maintaining
personal safety from hazards chemotherapy was significant difference before and
after the mentoring program head nurse in the intervention group (p <α, α = 0.05
level), so it can be concluded that mentoring programs can improve the behavior of
head nurse in keep away from the hazards of chemotherapy safety. Mentoring
program head nurse by way of coaching, monitoring, and evaluation needs to be
conducted on the behaviour of personal safety from hazards chemotherapy nurse at
the hospital."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
T41954
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ruswati
"Peran kepala ruang yang dijalankan dengan baik dapat menghasilkan keselamatan pasien yang baik. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi hubungan peran kepala ruang terhadap perilaku perawat dalam pelaksanaan keselamatan pasien. Penelitian ini menggunakan metode cross sectional. Sampel penelitian sebanyak 95 responden dengan tehnik convenience sampling. Hasil penelitian karakteristik perawat pelaksana rata-rata median umur 28,00 tahun, masa kerja 3,00 tahun, jenis kelamin mayoritas perempuan 75, 8, dan pendidikan mayoritas Diploma tiga keperawatan 83,2. Gambaran peran kepala ruang yang paling banyak dipersepsikan oleh perawat pelaksana adalah informational, sedangkan gambaran peran kepala ruang dipersepsikan optimal oleh perawat pelaksana. Gambaran perilaku perawat baik dalam melaksanakan keselamatan pasien. Tidak Ada hubungan antara peran kepala ruang terhadap perilaku perawat pelaksana p= 0,086. Saran untuk manajemen rumah sakit mengadakan pembinaan terhadap kepala ruang mengenai kemampuan pelaksanaan peran kepala ruang dan ditingkatkan melalui pendidikan secara formal ke jenjang Ners mengingat saat ini mayoritas perawat masih berpendidikan D3 keperawatan.

The Correlation between Head Nurse Role and Staff Nurses Behavior in Implementing Patient Safety Program The head nurse role that is well run can produce better patient safety. The purpose of this study is to examine the correlation between head nurse role and staff nurses behavior in implementing patient safety program. This is cross sectional using method. Ninety five respondents were recruited using convenion sampling technique. The result shows there characteristics of nurses and the average median age of 28.00 years, 3.00 years working period, the majority of female sex 75, 8, and three nursing education Diploma majority of 83.2. Overview of the head nurse role of the most widely perceived by nurses are informational, while overview the of the head nurse role optimal perceived by nurses. Overview good behavior of nurses in implementing patient safety. There is no relationship between the head nurses role of the behavior of nurses p 0.086. Recommendations for the hospital management to hold coaching of head nurses role regarding the implementation of the head nurses role capabilities and enhanced through formal education to the level of nurses since currently the majority educated nurses still three nursing diploma.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
T47105
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muchammad Aufi Habibie Alfahmi
"Penyelenggaraan kesehatan yang dilaksanakan oleh setiap fasilitas pelayanan kesehatan wajib dilaksanakan dengan mepertimbangkan aspek mutu dan keselamatan pasien. Perawat merupakan salah satu komponen sumber daya manusia terbesar dalam sistem pelayanan di rumah sakit yang lebih banyak berhadapan langsung dengan pasien dan memegang peranan penting dalam pelaksanaan keselamatan pasien. Studi ini bertujuan untuk mengetahui persepsi beban kerja perawat dan kinerja perawat berdasarkan jumlah angka insiden keselamatan pasien di ruang rawat inap RSUD Budhi Asih pada tahun 2023. Studi ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain studi cross sectional yang akan menganalisis persepsi beban kerja terhadap insiden keselamatan pasien di ruang rawat inap RSUD Budhi Asih pada tahun 2023. Persepsi beban kerja perawat di ruang rawat inap sebagian besar termasuk dalam kategori sedang (80,2%) dan persepsi beban kerja tinggi (17,6%). Kinerja perawat yang dilihat dari indikator sensitif keselamatan pasien di ruang rawat inap RSUD Budhi Asih didapatkan angka kejadian phlebitis sebesar 72,7% sesuai standar, angka kejadian infeksi daerah operasi secara keseluruhan 100% memenuhi angka standar dan pasien jatuh sebesar 72,7% memenuhi angka standar selama periode pelaporan Januari-November 2023.

The provision of health services carried out by each health service facility must be carried out by considering aspects of quality and patient safety. Nurses are one of the largest health human resources in the hospital service system who deal directly with patients and play an important role in implementing patient safety. This study aims to determine the relationship between perceptions of nurses' workload and the number of patient safety incidents in the inpatient ward of RSUD Budhi Asih in 2023. This study is a quantitative research with a cross sectional study design which will analyze perceptions of workload regarding patient safety incidents in the inpatient ward of RSUD Budhi Asih in 2023. The perception of the workload of nurses in the inpatient ward is mostly in the medium category (80.2%) and the perception of high workload (17.6%). The performance of nurses as seen from sensitive indicators of patient safety in the inpatient room at RSUD Budhi Asih Jakarta obtained a phlebitis incidence rate of 72.7% according to the standard, the overall incidence of surgical site infections was 100% meeting the standard figure and patient falls were 72.7% meeting the standard figure during the January-November 2023 reporting period."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sheilla Fatima Az-Zahra
"Implementasi keselamatan pasien oleh perawat pelaksana di Indonesia masih rendah, sehingga penting dilakukan pelaksanaan supervisi oleh kepala ruangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan pelaksanaan supervisi dengan implementasi keselamatan pasien di rumah sakit. Metode penelitian menggunakan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian diambil menggunakan teknik total sampling terhadap 131 perawat pelaksana yang bekerja di ruang rawat inap. Alat pengumpulan data menggunakan kuesioner dengan 50 item. Data yang terkumpul dianalisis secara univariat dengan tendensi sentral dan proporsi serta analisis bivariat dengan uji spearman correlation. Hasil penelitian ini menunjukkan hubungan signifikan antara implementasi keselamatan pasien dengan pelaksanaan supervisi (p=0.001; r=0.290). Semakin baik kepala ruangan melakukan supervisi akan semakin baik perawat pelaksana melakukan implementasi keselamatan pasien, sehingga prinsip supervisi yang sudah baik harus dipertahankan bahkan ditingkatkan.

The implementation of patient safety by primary nurse in Indonesia is still low, it is important to carry out supervision by the head nurse. This study aims to identify the correlation between the implementation of supervision and the implementation of patient safety in hospitals. The research method uses a cross sectional approach. The research sample was taken using a total sampling technique from 131 primary nurse who worked in the inpatient ward. The data collection tool used a questionnaire with 50 items. The collected data was analyzed univariately with central tendency and proportions and bivariate analysis with the pearson correlation test. The results of this study show a significant correlation between the implementation of patient safety and the implementation of supervision (p=0.001; r=0.290). The better supervision done by the head nurse makes the better implementation of patient safety by the primary nurse, so that the principles of good supervision must be maintained and even improved."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amelia K
"Bencana menyebakan kematian, kehilangan dan kesakitan meningkat. Di Indonesia pada tahun 2018 saja terdapat 5.395 jiwa meninggal dan hilang; luka 19.610 orang; penduduk yang terdampak dan mengungsi 603.873 orang. Tujuan penelitian ini untuk mengembangkan model pelatihan keperawatan yang dapat meningkatkan kesiapsiagaan menangani kegawatdaruratan pascagempa. Penelitian memakai metode riset operasional dengan dua tahap penelitian. Tahap I: pengembangan model melalui penelitian phenomenology dengan metode wawancara mendalam diikuti diskusi kelompok terfokus (FGD), studi literatur dan konsul pakar. Tahap II: validasi model dengan desain true eksperimental blok control alokasi. Wawancara mendalam mendapat 9 partisipan dan FGD 10 partisipan. Didapatkan Model Pelatihan ‘Aku Sigap Bencana’ untuk meningkatkan pengetahuan, kesiapan dan kesediaan perawat. Intervensi dilakukan selama satu bulan dengan jumlah sampel total 124 perawat. Pelatihan memakai zoom meeting serta aplikasi ‘Aku Sigap Bencana’ yang diunduh di Play Store. Uji T-test dan General Linear Model repeated measure membuktikan Model Pelatihan ‘Aku Sigap Bencana” meningkatkan kesiapsiagaan, pengetahuan, kesiapan dan kesediaan (p value < 0,05) dan memiliki ketahanan lebih lama (p value <0,05). Faktor perancu tidak mempengaruhi hasil yang didapat (p value > 0,05). Rekomendasi Model ‘Aku Sigap Bencana’ dapat dipakai untuk pelatihan perawat di Pusat Kesehatan Masyarakat dan Rumah Sakit diseluruh Indonesia agar kemampuan menangani korban dan kesediaan hadir pascagempa meningkat.

Disasters can lead to death and loss. In 2018, Indonesia suffered 5.395 death and loss, 19.610 people were injured, and 603.873 lived in shelters. This study aimed to develop a training model to increase nurses’ preparedness in responding to post-earthquake emergency situations. An operational research method used consisting of two stages. Stage I: training model development using phenomenology with interviews and then followed by focus group discussions, literature review and expert consultation. Stage II: model validation using a true experiment with allocated block design. A total of nine interview participants and ten focus group discussion was included in this study. A training model named ‘Aku Sigap Bencana’ developed to increase the knowledge, preparedness, and readiness of nurses. The training intervention was carried out for a month and included 124 nurses. It was delivered using zoom meeting and an application of ‘Aku Sigap Bencana’ that can be downloaded from the Play Store. T-test and General Linear Model repeated measure approved that ‘Aku Sigap Bencana’ significantly increased knowledge, preparedness, readiness and willingness of nurses (p value < 0,05) and have longer resilience (p value <0,05). Confounding factors were not influence the result (p value > 0,05). The training model ‘Aku Sigap Bencana’ can be used to train nurses working at primary care centres and hospitals across Indonesia to increase nurses’ knowledge and willingness in responding to post-earthquake emergency situations."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maela Holipah
"Kepatuhan perawat dalam pelaksanan Surgical Safety Checklist Patient SSCP yang dinilai masih rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan sikap dengan kepatuhan perawat terhadap pelaksanaan SSCP di kamar bedah RS dr. Suyoto Pusrehab Kemhan Republik Indonesia. Desain penelitian yang digunakan adalah pendekatan deskriptif analitik. Teknik pengambilan sampel, total sampling. Hasil penelitian menunjukan tidak adanya perbedaan yang bermakna antara sikap dengan kepatuhan perawat dalam pelaksanaan SSCP dengan uji T Independent dan didapatkan nilai p=0,078 atau >p-value p-value sebesar 0,05 . Nilai rata-rata kepatuhan perawat dengan sikap kurang baik adalah 8,38 dengan standard deviasi 5,805, sedangkan perawat yang memiliki sikap baik nilai rata-rata kepatuhannya adalah 12,86 dengan standard deviasi 2,268. Instrumen penelitian yang digunakan diadopsi dari Safety Attitudes Questionnaire ndash;Operating Room version SAQ ndash;OR , dan lembar observasi pelaksanaan SSCP dari WHO. Penelitian ini merekomendasikan perlunya upaya peningkatan pengetahuan perawat terkait SSCP di kamar bedah.

The compliance of nurses in conducted of SSCP was still considered low. This study aimed to determine the relationship with adherence nurse attitude towards the implementation of the SSCP in the operating room dr. Suyoto Rehabilitation Center of the Ministry of Defence of the Republic of Indonesia. The study design used is descriptive approach analitic, the sampling technique is total sampling. The data obtained were analyzed by univariate and bivariate. The results showed no significant difference between the attitude of the compliance of nurses in the implementation of the SSCP with Independent T test and p value 0.078 or p value p value of 0.05. With an average value of compliance nurse who has a poor attitude toward patient safety culture is 8.38 with a standard deviation of 5.805, while the nurses who have a good attitude average value of compliance is 12.86 with a standard deviation of 2.268. The research instrument used was a questionnaire that was adopted from the Safety Attitudes Questionnaire Operating Room version SAQ OR, and the observation sheet SSCP implementation of WHO. This study is recommended that importance to increase nursing knowledge about SSCP in operating teather.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Susana Helen Tanlain
"Pelaksanaan program sasaran keselamatan pasien yang belum mencapai target, menunjukkan perlunya peningkatan komitmen perawat sebagai profesi jumlah terbanyak dan kontak terlama dengan pasien pada fasilitas layanan kesehatan. Sehingga, dibutuhkan penguatan manajer keperawatan terutama manajer keperawatan tingkat operasional dalam melakukan supervisi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan supervisi kepala ruangan menurut persepsi perawat terhadap efikasi diri dan motivasi perawat dalam melaksanakan program sasaran keselamatan pasien. Penelitian cross sectional ini dilaksanakan pada 104 responden yang dipilih secara proportional dan simple random sampling dengan kriteria perawat yang bekerja pada ruangan rawat inap, bersedia menjadi responden serta hadir pada saat penelitian. Hasil analisis menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara supervisi kepala ruangan terhadap efikasi diri (p value : 0.002) dan motivasi (p value:0.003). Hasil analisis juga menunjukkan bahwa terhadap hubungan yang bermakna antara lama kerja dengan motivasi (p value : 0.003), dan didapatkan bahwa terdapat hubungan bermakna yang negatif antara pelatihan keselamatan pasien dengan motivasi dalam melaksanakan program SKP (p value : 0.01). Perawat yang mengikuti pelatihan, memiliki motivasi yang rendah dalam melaksanakan program SKP. Kesimpulan penelitian adalah bahwa ada hubungan pelaksanaan supervisi oleh kepala ruangan menurut persepsi perawat dengan efikasi diri dan motivasi perawat dalam pelaksanaan keselamatan pasien di rumah sakit. Penelitian ini merekomendasikan bahwa manajer rumah sakit perlu melaksanakan supervisi secara teratur dan terorganisir.

The implementation of the patient safety target program, which has has not yet reached the target, shows the need to increase the commitment of nurses as the profession with the highest number and longest contact with patients in health care facilities. Thus, it is necessary to strengthen nursing managers, especially operational level nursing managers in conducting supervision. This study aims to determine the relationship between the supervision of the head nurse according to the nurse’s perception of self efficacy and the motivation of nurses in implementing the patient safety target program. This cross- sectional study was carried out on 104 respondents who were selected by proportional and simple random sampling with the criteria of nurses working in inpatient rooms, willing to be respondents and being present at the time of the study. The results of the analysis showed that there was a significant relationship between the supervision of the head nurse on self-efficacy (p value : 0.002) and motivation (p value: 0.003). The results of the analysis also show that there is a significant relationship between length of work and motivation (p value : 0.003). The results of the analysis also found that there was a significant relationship negatively between patient safety training and motivation in implementing the patient safety programs (p value : 0.01). Nurses who took part in the training had low motivation in implementing the patient safety target programs. The conclusion of the study is that there is a relationship between the implementation of supervision by the head nurse according to the nurse’s perception with self-efficacy and motivation of nurses in implementing patient safety in hospitals. This study recommends that hospital managers need to carry out supervision regularly and organized."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indira Puspita Prihartono
"Perawat memiliki peran krusial dalam keselamatan pasien dan proses pemberian obat di rumah sakit. Di RSUD Tebet kesalahan medikasi merupakan jenis insiden keselamatan pasien yang paling banyak dilaporkan, yaitu 52,5% dari total insiden keselamatan yang dilaporkan dari tahun 2016 hingga September 2018, namun dari pelaporan tersebut, sangat sedikit (9,25%) yang dilaporkan oleh perawat.
Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berperan dalam pelaporan kesalahan pemberian obat pada perawat di RSUD Tebet.
Metode: Metode yang digunakan adalah mixmethod kuantitatif yan diikuti oleh kualitatif dengan menggunakan kuesioner, fokus grup diskusi dan wawancara mendalam.
Hasil: Tidak ditemukannya faktor yang bermakna secara statistik terhadap pelaporan kesalahan pemberian obat pada perawat. Faktor yang paling berperan dan menghambat pelaporan adalah respon administratif dan konsekuensi akibat pelaporan. Faktor yang ditemukan mendukung pelaporan kesalahanan pemberian obat adalah dukungan atasan, pemahaman dan kesadaran diri akan pentingnya pelaporan, dan tidak adanya budaya menyalahkan.
Kesimpulan: Pelaporan kesalahan pemberian obat di RSUD Tebet masih rendah. Pelaporan insiden dapat ditingkatkan dengan membangun budaya keselamatan yang tidak menyalahkan individu. Penelitian lebih lanjut dapat menyelidiki terjadinya kesalahan pemberian obat selain kesalahan pemberian obat yang dilaporkan.

Nurses play a crucial role in patient safety as well as medication administration in hospitals. In the Tebet Sub-district General Hospital, medication errors are the most reported type of patient safety incidents, ammounting to 52.5% of incidents reported between 2016 to September 2018. Of those reports, only a small percentage (9.25%) were reported by nurses.
Aim: The purpose of this study was to determine the factors associated with medication administration error reporting among nurses.
Method: A cross-sectional study followed by qualitative study was used, using a validated questionnaire with a sample off 44 clinical nurses, followed by focus group discussion and in-depth interviews of selected informants.
Result: There was no statistically significant factor associated with medication administration error reporting. Through qualitative measures, factors that most influence as well as inhibit error reporting were administrative response and consequences of reporting. Managers support, understanding and self-awareness of the importance of reporting, and non-blaming culture were factors found to support error reporting.
Conclusion: Medication administration error reporting in the Tebet Sub-district General Hospital is still low. Reporting incidents can be improved by building a non-blaming safety culture. Further studies should investigate the occurance of medication errors as well as reported errors."
Depok: Universitas Indonesia, 2019
T53858
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Samrotul Fuadah Al-Ansoriyani
"Pendekatan perawatan peri operatif Enhanced Recovery After Surgery (ERAS) bertujuan mempercepat stabilitas kondisi klinis pasien dan mempercepat pemulihan pasca operasi termasuk di ICU. Salah satu intervensi yang diterapkan adalah mobilisasi dini karena telah terbukti mempercepat proses pemulihan pasca operasi. Mobilisasi dini dimungkinkan dan harus dilaksanakan oleh perawat sebagai anggota tim yang pertama kali melakukan mobilisasi. Studi akan menganalisis hubungan karakteristik perawat dengan perilaku perawat dalam pemenuhan mobilisasi dini di ICU. Studi cross-sectional dilakukan terhadap 75 perawat dengan menggunakan kuesioner yang valid dan reliabel. Hasil uji chi-square bahwa tidak ada hubungan antara karakteristik perawat dengan perilaku perawat dalam pemenuhan mobilisasi dini, namun pada domain perilaku ditemukan bahwa usia dan jenis kelamin memiliki hubungan bermakna dengan pengetahuan dan praktik mobilisasi dini (p < 0,005), Keberhasilan pemenuhan mobilisasi dini di ICU terletak pada perawat yang memiliki pengetahuan yang baik, sikap dan perilaku positif dalam pemenuhan mobilisasi dini di ICU. Oleh karena itu, perawat harus memiliki keterampilan berpikir kritis dan kompetensi dalam hal clinical decision making. Keterampilan berpikir kritis perawat dapat ditingkatkan melalui kegiatan supervisi klinis, supervisi berjenjang, coaching, journal reading, ataupun clinical meeting terkait pemenuhan mobilisasi dini di ICU.  

The perioperative Enhanced Recovery After Surgery (ERAS) approach aims to expedite the clinical stability of patients and accelerate postoperative recovery, including in the Intensive Care Unit (ICU). One implemented intervention is early mobilization, proven to hasten the postoperative recovery process. Early mobilization is feasible and should be executed by nurses as members of the team initiating mobilization. This study seeks to analyze the relationship between nurse characteristics and their behavior in facilitating early mobilization in the ICU. A cross-sectional study involving 75 nurses was conducted using a valid and reliable questionnaire. Chi-square test results indicated no association between nurse characteristics and their behavior in facilitating early mobilization. However, within the behavioral domain, it was found that age and gender significantly correlated with knowledge and practices of early mobilization (p < 0.005). The success of early mobilization in the ICU is contingent on nurses possessing good knowledge, positive attitudes, and behaviors in facilitating early mobilization. Therefore, nurses should possess critical thinking skills and competencies in clinical decision-making. Enhancement of nurses' critical thinking skills can be achieved through clinical supervision, tiered supervision, coaching, journal reading, or clinical meetings pertaining to the facilitation of early mobilization in the ICU. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mokhamad Arifin
"Peningkatan kualitas keperawatan tidak akan terlepas dari bagaimana sebuah institusi melakukan manajemen keperawatan secara baik yang diharapkan akan meningkatkan kinerja perawat pelaksana dalam memberikan pelayanan keperawatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kemampuan manajerial kepala rang (P1, P2, dan P3) dengan kinerja perawat pelaksana di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Islam PKU Muhammadiyah Pekajangan. Desain penelitian adalah deskriptif korelatif dengan pendekatan cratis sectional. Populasi penelitian adalah perawat di Ruang rawat Inap PKU Muhammadiyah Pekajangan sejumlah 61 sedangkan sampel adalah keseluruhan perawat pelaksana sebanyak 56 dengan kriteria bukan kepala ruang. Untuk analisis univariat menggunakan distnibusi frekuensi, untuk analisis bivarial digunakan uji chi square, sedang untuk analisis multivariat menggunakan uji regresi logistik gartda. Kepala ruang diberikan format tersendiri yaitu 2 format penilaian kinerja secara langsung maupun tidak langsung. Hasil penelitian menunjukan bahwa kemampuan manajerial kepala ruang adalah masih kurang (mean : 2,65) sedangkan kinerja perawat pelaksana adalah cukup (mean = 0,71). Penelitian ini menemukan adanya hubungan antara kemampuan manajerial kepala ruang dengan kinerja perawat pelaksana dalam dokumentasi keperawatan (asuhan keperawatan secara tidak langsung) dengan p=0,013. Penelitian ini juga menemukan bahwa faktor yang paling dominan berhubungan dengan kinerja perawat pelaksana adalah kemampuan P1 (Perencanaan) dengan nilai Odds Ratio= 7,410. Untuk itu rumah sakit dalam hal ini bidang keperawatan disarankan untuk melakukan pelatihan manajemen bagi kepala ruang, sosialisasi tentang perlunya penguasaan proses keperawatan terutama dokumetasi asuhan keperawatan bagi kepala ruang maupun perawat pelaksana."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2005
T18402
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>