Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 91086 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Umar Soleh
"Usaha peningkatan produksi garam nasional belum berkembang, termasuk dalam usaha peningkatan kualitasnya. Peningkatan kualitas garam rakyat dapat dilakukan dengan pengendalian air laut sebagai bahan baku garam melalui teknik bioabsorbsi bahan pengotor berupa kalsium dan magnesium. Penelitian dilakukan dengan memanfaatkan Gracilaria sp. sebagai bioabsorben kalsium dan magnesium. Hasil penelitian menunjukkan keberadaan Gracilaria sp. tidak berpengaruh nyata terhadap perubahan kandungan kalsium dan magnesium pada perairan tambak. Kandungan rata-rata kalsium pada tambak kontrol ±878,26 mg/liter dan tambak perlakuan ±977,41 mg/liter. Namun demikian terdapat korelasi positif yang signifikan (sig.=0,814) antara lama waktu penanaman dan kandungan kalsium dalam rumput laut dengan kandungan kalsium tertinggi ±1.306,5 mg/100g terjadi pada hari ke-75. Adapun lama waktu penanaman dan kandungan magnesium dalam Gracilaria sp. terjadi korelasi negatif yang kuat (sig.= -0,673) yaitu ±36,10 mg/100g pada hari ke-75. Terdapat juga korelasi positif secara kuat antara kandungan kalsium pada Gracilaria sp. dengan salinitas dan pH perairan. Disimpulkan bahwa pemanfaatan rumput laut jenis Gracilaria sp. sebagai bioabsorben mampu menyerap kalsium sebagai pengotor dari air bahan baku garam, dan belum mampu secara optimal untuk penyerapan magnesium pada perairan tambak garam. Atas hasil penelitian disarankan dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan manfaat dari Gracilaria sp. secara optimal sebagai bioabsorben pada tambak garam. Penelitian lanjutan di antaranya melalui teknik penanaman Gracilaria sp. sebagai bioabsorben paling efektif sehingga mendapatkan kualitas air bahan baku garam yang paling tepat.

The efforts to increase the national salt production has not been growing, including to improve its quality. To increase the quality of traditional salt can be done by controlling the sea water quality as raw material through bioabsorbtion salt impurities techniques, such as calcium and magnesium. The study was conducted by utilizing bioabsorbent Gracilaria sp.. The results showed the presence of Gracilaria sp. did not significantly influence the changes of calcium and magnesium content in the water of salt pond. The average content of calcium in the control pond was 878.26 mg/liter and the treatment ponds 977.41 mg/liter. However, positive correlations significantly occurred (sig. = 0.814) between duration of planting and calcium content in Gracilaria sp. with the highest calcium content that was 1306.5 mg/100g occurred in the 75th day. The duration of planting and the content of magnesium in Gracilaria sp. showed negative correlation (sig. = -0.673) that was 36.10 mg/100g on the 75th day. There was a strong positive correlation between calcium content in Gracilaria sp. with salinity and pH of the water. The research concluded that the use of Gracilaria sp. as bioabsorbent was able to absorb calcium as impurities from salt pond water. Contrary, it was unable to optimize the absorption of magnesium in the water of salt pond. It is recommended to continue research to get the optimal benefits of Gracilaria sp. as a bioabsorbent in the brackishwater ponds. It is suggested to alter the seaweed cultivation techniques as bioabsorbent to get the most appropriate quality of raw material salt water."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
T41707
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Hermawan
"Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Juli 2015 di Rumah Akuakultur Laboratorium Biologi Kelautan, FMIPA UI dan bertujuan : (1) Mengetahui pengaruh perbedaan persentase Sargassum sp. pada komposisi pakan buatan terhadap pertambahan biomassa, panjang dan kelangsungan hidup ikan bandeng (Chanos chanos) dalam akuaponik air laut. (2) Mengetahui pertambahan biomassa Gracilaria sp. dalam akuaponik air laut. Ikan bandeng yang diteliti berukuran 3,57-4,13 cm dengan kepadatan 20 ekor/bak dan Gracilaria sp. yang ditanam memiliki biomassa 30 gram/bak. Penelitian ini berlangsung 60 hari dengan 3 perlakuan berbeda, yaitu : perlakuan pakan komposisi (0% Sargassum sp., 6% Sargassum sp. dan 12% Sargassum sp.). Setiap perlakuan dilakukan 3 ulangan. Hasil penelitian menunjukkan pengaruh perbedaan persentase Sargassum sp. dalam pakan buatan. Komposisi 12% Sargassum sp. yang paling berpengaruh nyata terhadap pertambahan biomassa dan panjang ikan bandeng, sedangkan untuk kelangsungan hidup ikan bandeng tidak berpengaruh. Pertambahan biomassa Gracilaria sp. paling berpengaruh terjadi di bak kultur yang perairannya bersumber dari sisa konsentrasi pakan komposisi 12% Sargassum sp. dalam sistem akuaponik air laut.

This research was conducted in April to July, 2015 in Aquaculture House of Marine Biology Laboratory of FMIPA, UI. The aims of this research are : (1) Discover the impact of different Sargassum sp. percentage in artificial feed composition to biomass growth, length, and survival of milkfish. (2) Discover biomass growth of Gracilaria sp. in Marine Aquaponic. The objects of this research are 3,57-4,13 cm of milkfish (Chanos chanos) which are placed in a pond (each pond consists of 20 milkfish) and Gracilaria sp. whose biomass is 30 gram/in each pond. This research was conducted in 60 days, by giving 3 different feed compositions to the fish 3 times (0% Sargassum sp., 6% Sargassum sp. and 12% Sargassum sp.). This research found the impact of different Sargassum sp. percentage in artificial feed. 12% composition of Sargassum sp. shows the best impact to the growth of biomass and milkfish length. However, it does not show any impact to the survival of milkfish. The Gracilaria sp. biomass growth is most visible in culture pond. The water of the pond sourced from the concentrate of 12% feed composition of Sargassum sp. in marine aquaponic system."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
T43693
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Dhewani Mirah Sjafrie
"ABSTRAK
Gracilaria merupakan salah satu agarofit yang menjadi komoditi ekspor hasil laut Indonesia. Hidup tersebar di daerah litoral dan sublitoral, dijumpai hampir di seluruh perairan laut Indonesia. Gracilaria dapat hidup di perairan yang tenang dengan substrat lumpur, kisaran salinitas 5-43 permil dan pH 6-9.
Percobaan penanaman berlangsung selama 8 minggu dari tanggal 8 Maret-30 April 1985 di tambak di desa Suwung, kelurahan Sesetan, kecamatan Denpasar Selatan, Bali. G. gigas ditanam pada 2 buah rak bambu, masing-masing berukuran 2,5 x 2 m dengan kedalaman 7 cm dan 75 cm.
Biota-biota yang terdapat di dalam jaringan yang dipasang di sekeliling rak penanaman antara lain: ikan mujair (Sarotherodon mossambica), kepiting (Scylla sp.), rajungan (Portunus sp.), ular kadut (Acrochordus granulatus). Suhu udara rata-rata harian berkisar antara 26,5-29,5 derajat celcius, suhu air di permuakan 28,5-33 derajat celcius, suhu air di dasar 28,5-32 derajat celcius, salinitas 15-29 permil, pH 6,5-7,5 dan kecerahan 45-90 cm.
G. gigas dapat ditanam di alam tambak, kecepatan pertumbuhan rata-rata per hari pada rak permukaan 3,29 % dengan tingkat kerusakan 10,63 %, sedangkan pada rak dasar 2,05% dengan tingkat kerusakan 37,50 %. Berdasarkan hasil penelitian disarankan agar pemanenan dilakukan pada minggu ketiga, sehingga didapatkan hasil yang optimal."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1985
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cut Raisya Zahira
"Pendahuluan. Rumput laut terdiri dari senyawa fitokimia, yang merupakan nutrisi anti-karsinogenik. Rumput laut telah diketahui untuk memiliki kemampuan mengatur kadar estrogen di tubuh dan mempunyai efek antikanker yang dapat menekan pertumbuhan sel kanker payudara. Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi efek penghambatan dari empat ekstrak pekat dari rumput laut merah Gracilaria verrucosa terhadap kanker payudara MCF-7, dan membandingkan efektivitasnya.
Metode. Gracilaria verrucosa rumput laut diperoleh dari perairan pesisir Labuhan Haji, Lombok, Indonesia. Rumput laut diekstraksi menjadi empat pelarut polaritas berbeda, yaitu etil asetat, etanol, kloroform dan n-heksana. Selanjutnya, keempat ekstrak G. verrucosa ini diencerkan menjadi delapan variasi konsentrasi. Efek penghambatan ditentukan secara in vitro oleh uji proliferasi sel MTT terhadap sel MCF-7 kanker payudara (hormon sensitif).
Hasil. Dibandingkan dengan ekstrak lain, ekstrak etil asetat G. verrucosa yang merupakan ekstrak semi-polar, menunjukkan potensi sitotoksisitas terkuat terhadap sel payudara MCF-7 dengan nilai IC50 11,08 μg/mL. Hasil ini menunjukkan bahwa ekstrak etil asetat merupakan ekstrak yang berpotensi paling efektif dalam menghambat sel kanker payudara MCF-7 karena sifatnya semi-polar, yang dapat mengekstrak berbagai macam fitokimia anti-kanker seperti triterpenoid dan saponin yang memiliki polaritas berbeda.

Introduction. Seaweed comprise of phytochemical compound, which is considered to be anti-carcinogenic nutrition. It is known to possess estrogen regulating ability and anticancer effect that could suppress breast cancer cell growth. This research aims to evaluate the inhibitory effect of four concentrated extracts of red seaweed Gracilaria verrucosa against breast cancer MCF-7 and compares their effectivity.
Methods. Gracilaria verrucosa seaweed was obtained from coastal waters of Labuhan Haji, Lombok, Indonesia. The seaweed was extracted into four different polarity solvents, those are ethyl acetate, ethanol, chloroform and n-hexane. Subsequently, these four G. verrucosa extracts were diluted into eight varieties of concentrations. The inhibitory effects were determined in vitro by MTT cell proliferation assay against breast cancer MCF-7 cells (hormonal sensitive).
Results. Compared to other extracts, ethyl acetate extract of G. verrucosa which is a semi-polar extract, showed the potential strongest anti-proliferative activity against breast MCF-7 cells with IC50 value of 11.08 µg/mL. This result suggest that ethyl acetate extract is potentially the most effective extract in inhibiting breast cancer MCF-7 cell due to its semi-polar trait, which could extract wide range of anti-cancer phytochemicals such as triterpenoid and saponin that have different polarity."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firda Amalia Afrah
"Fukoidan merupakan senyawa polisakarida tersulfasi yang banyak terdapat pada makhluk hidup laut terutama pada rumput laut coklat. Pemanfaatan rumput laut coklat di Indonesia belum banyak dan masih terbatas pada pemanfaatan sebagai bahan pangan. Namun sebenarnya telah banyak penelitian yang mengungkapkan manfaat fukoidan seperti antivirus, antikanker, dan lain-lain. Aktivitas imunomodulator pada fukoidan juga merupakan hal yang menarik untuk diteliti lebih lanjut, karena fukoidan telah terbukti dapat menjadi imunomodulator pada mahluk laut seperti pada udang dan ikan. Oleh karena itu dilakukan uji aktivitas imunomodulator pada tikus agar nantinya fukoidan dapat menjadi suplemen yang dapat digunakan skala besar. Mula-mula rumput laut coklat Sargassum yang telah dipotong-potong, dimaserasi dengan etanol selama 72 jam dan setelah itu disaring untuk kemudian diekstraksi. Ekstraksi menggunakan air sambil dipanaskan pada suhu 85°C. Didapatkan rendemen ekstrak fukoidan sebesar 1,7806. Pada ekstrak tersebut kemudian dilakukan penentuan kadar karbohidrat dan sulfat. Diperoleh kadar fukosa sebesar 22,64 dan xilosa sebesar 1,5277 serta kadar sulfat sebesar 11,882. Pengujian aktivitas imunomodulator dilihat dari gambaran darah dan aktivitas makrofag tikus Rattus norvegicus dengan berat badan 200-250g. Fukoidan diberikan sebagai pakan pada tikus dengan cara disonde dengan. variasi konsentrasi yaitu 1g/kgBB, 2g/kgBB, dan 4g/kgBB. Pengujian aktivitas makrofag dilakukan dengan metode pewarnaan Giemsa. Diperoleh hasil yag optimum sebagai imunomodulator adalah pada konsentrasi 2g/kgBB.

Fucoidan is. sulfated polysaccharide compound that is widely found in marine life creatures, especially in brown seaweed. Utilization of brown seaweed in Indonesia has not been much and still limited to the utilization as food. But actually there are many studies that reveal the benefits of fucoidan such as antivirus, anticancer, and others. Immunomodulatory activity in fukoidan is also interesting to be investigated further, because fucoidan has been proven to be an immunomodulator in sea creatures such as shrimp and fish. Therefore, immunomodulatory activity test in mouse is conducted so later fukoidan can be used as supplement in large scale. At first the brown seaweed Sargassum was macerated with ethanol for 72 hours and then filtered for extracting. Extraction uses water while heated at 85°C. Obtained rendement of fukoidan extract equal to 1,7806. Then carbohydrate and sulfate levels of the extract was determined. Fucose content obtained by 22.64 and xylose of 1.5277 and sulfate content of 11.882. Immunomodulatory activity assay is seen from blood and macrophage activity of Rattus norvegicus rat with weight 200 250g. Fucoidan is given by oral with. variation of concentration 1g kgBW, 2g kgBW, and 4g kgBW. Testing of macrophage activity was done by Giemsa staining method. Obtained optimum results as immunomodulator is at. concentration of 2g kgBW.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadia Kartika Dewi
"Latar belakang: Stres oksidatif adalah kondisi ketidakseimbangan antara produksi dan akumulasi radikal bebas di dalam sel dan jaringan terhadap respon tubuh dalam melakukan detoksifikasi produk reaktif melalui sistem antioksidan. Antioksidan
dapat bersifat endogen dan eksogen, namun seiring bertambahnya usia, terjadi penurunan konsentrasi antioksidan endogen sehingga penting untuk memaksimalkan potensi antioksidan eksogen, yang dapat berasal dari tumbuhan. Indonesia memiliki keragaman hayati yang luas, salah satunya adalah rumput laut atau alga Eucheuma sp., yang mengandung metabolit sekunder dan berpotensi menunjukkan beragam aktivitas biologis.
Tujuan: Studi ini bertujuan untuk mengetahui komposisi fitokimia dan aktivitas antioksidan rumput laut Eucheuma sp. Metode: Eucheuma sp. dari Lombok, Nusa Tenggara Barat, Indonesia, dilakukan maserasi bertingkat menggunakan pelarut n-heksana, etilasetat, dan etanol secara berurutan, kemudian filtrat diuapkan hingga menjadi ekstrak. Pada ketiga ekstrak dilakukan analisis komposisi fitokimia melalui uji fitokimia, kromatografi lapis tipis, dan penentuan kadar senyawa secara kuantitatif. Selanjutnya, evaluasi aktivitas antioksidan ekstrak etil asetat dan ekstrak etanol Eucheuma sp. ditentukan dengan metode DPPH.
Hasil: Ekstrak Eucheuma sp. mengandung senyawa golongan steroid dan triterpenoid pada uji kualitatif fitokimia. Analisis kromatografi lapis tipis menunjukkan total 11 komponen senyawa kimia.
Analisis kuantitatif ekstrak etilasetat Eucheuma sp. menunjukkan kadar total fenol sebesar 29,57 mg ekuivalen asam galat/g ekstrak, kadar total flavonoid sebesar 0,54mg ekuivalen quercetin/g ekstrak, dan kadar total triterpenoid sebesar 1,08 mg ekuivalen asam ursolat/g ekstrak. Evaluasi aktivitas antioksidan menunjukka bahwa ekstrak etilasetat memiliki efek antioksidan yang kuat terhadap radikal bebas DPPH dengan nilai IC50 sebesar 27,96 μg/mL. Simpulan: Ekstrak etilasetat
Eucheuma sp. berpotensi dikembangkan sebagai antioksidan.

Introduction: Oxidative stress is a condition in which there is an imbalance between production of free radicals and protective response via antioxidant system. There are endogenous and exogenous antioxidants, however as age increases, there is a reduction in endogenous antioxidant thus the need to search for potential exogenous antioxidant which could be derived from plants. Indonesia’s rich biodiversity, one of which is algae/seaweed Eucheuma sp., with its secondary metabolites, shows potential for biological activities. Aims: This study aims to determine the phytochemical constituent and evaluate the antioxidant activity of marine algae Eucheuma sp. Methods: Eucheuma sp. obtained from Lombok, Nusa
Tenggara Barat, were extracted with batch maceration process using three solvents, n-hexane, ethyl acetate, and ethanol sequentially. Each extract was analysed for its phytochemical constituents using phytochemical tests, thin layer chromatography,
and total phenolic, flavonoid, triterpenoid content. Evaluation of antioxidant activity for ethyl acetate extract and ethanol extract were done using DPPH method.
Result: Phytochemical analysis of Eucheuma sp. shows positive result for steroid and triterpenoid qualitatively. Thin layer chromatography analysis shows total of 11 chemical compound. Quantitative analysis shows highest value in ethyl acetate
extract, with its total phenolic content 29.57 mg gallic acid equivalent/g extract, total flavonoid content 0.54 mg quercetin equivalent/g extract, and total triterpenoid content 1.08 mg ursolic acid equivalent/g extract. Ethyl acetate extract with IC50 of 27.96 μg/mL towards DPPH assay shows active antioxidant activity of Eucheuma sp. Conclusion: Ethylacetate extract of Eucheuma sp. obtained from Lombok have a potential to be developed as an antioxidant.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Agar is a hydrophilic colloids extracted certain marine algae of the class Rhodophyceae. Agar is strongly gelling seaweed hydrocolloid composed of polysaccharides....."
JSTA 10:2 (2008)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Arriel Putra Soetyono
"Latar Belakang: Kanker kolorektal adalah bentuk kanker yang terjadi di usus besar atau rectum. Kanker ini merupakan kanker paling mematikan ke 2. Berbagai metode mulai dari pembedahan hingga kemoterapi saat ini dikembangkan untuk menyembuhkan penyakit tersebut dengan harga yang cukup tinggi dan berbagai efek samping. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa zat aktif yang terkandung dalam bahan organik seperti rumput laut jenis Gracilaria sp. dapat menghambat pertumbuhan kanker. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari kandungan kimia, komponen aktif, sifat antioksidan, dan kemampuan sitotoksik rumput laut Gracilaria sp. tumbuh di perairan Bekasi.

Metode: Gracilaria Sp. dibersihkan, dikeringkan, dan dihaluskan kemudian dilakukan maserasi bertingkat dengan urutan normo-heksana, etil asetat, dan etanol; yang menghasilkan 3 jenis ekstrak. Ketiga ekstrak tersebut akan diuji fitokimia dan kromatografi lapis tipis (KLT) untuk mengetahui komponen fitokimianya, dilanjutkan dengan pengukuran aktivitas antioksidan melalui uji DPPH, dan evaluasi aktivitas sitotoksik terhadap sel kanker kolon HT-29 menggunakan uji MTT.

Hasil: Rumput laut Gracilaria Sp mengandung metabolit sekunder flavonoid, alkaloid, dan triterpenoid semua ekstrak menunjukkan aktivitas antioksidan sedikit atau tidak ada terhadap radikal bebas DPPH dengan IC50 >100. Di sisi lain, evaluasi sitotoksisitas untuk Etanol menunjukkan sitotoksisitas aktif dengan IC50 dari 53,32. Sedangkan ekstrak etil asetat dan n-heksana menunjukkan sitotoksisitas yang lemah dengan evaluasi sitotoksik aktif masing-masing sebesar 107,58 g/mL dan 180,65 g/mL.

Kesimpulan: Rumput laut Gracillaria sp. mengandung komponen fitokimia yang bersifat sitotoksik terhadap sel kanker usus besar HT-29. Hasil analisis statistik menunjukkan distribusi data IC50 normal (p > 0.05). Terdapat perbedaan yang signifikan antar perlakuan inhibisi ekstrak etanol dengan ekstrak n-heksana, dan ekstrak etil asetat (p =0.01).


Background: The colorectal cancer is a form of cancer that occurs in the colon or rectum varying methods ranging from surgery to chemotherapy are used which are expensive and has side effects. Previous research suggests that active components from organic materials such as the seaweed species Gracilaria sp. can inhibit cancer growth. This research aims to study the chemical contents, active components, antioxidant properties, and cytotoxic capabilities of the seaweed Gracilaria sp. grown in the waters of Bekasi.

Method: Cleaned and dried Gracilaria Sp. was pulverised into a powdered state, Multilevel maceration is done towards the with the sequence of n-hexane, ethyl acetate, ethanol, which results in 3 extracts. The three extracts underwent phytochemical screening and thin layer chromatography (TLC) to determine the phytochemical components of the secondary metabolite, followed by measuring antioxidant activity by means of DPPH assay, and evaluating the cytotoxic activity towards HT-29 colon cancer cells using MTT assay.

Results: Seaweed Gracilaria Sp contains secondary metabolites of flavonoids, alkaloids, and triterpenoids all extracts show little to none antioxidant activity towards DPPH free radical with IC50 of >500 μg/mL. Cytotoxicity evaluation for Ethanol shows active cytotoxicity with an IC50 of 53.32 μg/mL. While ethyl acetate and n-hexane extracts show weak cytotoxicity with an active cytotoxic evaluation with IC50 value of 107.58 μg/mL and 180.65 μg/mL, respectively. The data distribution IC50 value of all extracts from statistical analysis is normal (p > 0.05). There was a statistically significant difference in IC50 value between treatments (p =0.01).

Conclusion: Seaweed Gracillaria sp. contained phytochemical components that are cytotoxic towards HT-29 colon cancer cells."

Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Sinung Rahardjo
"Penelitian penggunaan rumput laut sebagai fitoremediasi limbah budidaya udang vanamei adalah salah satu upaya untuk mengatasi pencemaran perairan dan kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh kegiatan budidaya udang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, dengan 3 jenis rumput laut sebagai kandidat fitoremediasi yaitu: Caulerpa sp, Gracilaria sp dan Eucheuma sp. Tempat pelaksanaan penelitian adalah Kampus Sekolah Tinggi Perikanan desa Karangantu, Kec. Kasemen Kota Serang Propinsi Banten. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Gracilaria sp memiliki kemampuan biofiltrasi lebih tinggi dibandingkan Caulerpa sp dan Eucheuma sp yaitu kemampuan menyerap limbah organik budidaya udang vanamei baik amonia, nitrit, nitrat dan total bahan organik. Nilai rata-rata tingkat biofiltrasi Gracilaria sp terhadap amonia, nitrit, nitrat dan total bahan organik secara berturut-turut sebesar 36,3 , 20,1 , 30,8 dan 14.
Hasil uji skala lapangan menunjukkan bahwa penggunaan rumput laut juga mampu meningkatkan pertumbuhan udang dan kualitas air budidaya. Rata-rata pertumbuhan udang vanamei mencapai 0,3 g/hari dengan tingkat kelangsungan hidup berk isar antara 75-85 . Produktivitas hasil panen udang vanamei berkisar 3,8-4,5 kg/m2 dengan size 53-63 ekor/kg. Kualitas air selama kegiatan budidaya berada dalam kisaran normal dan jauh lebih baik dibandingkan dengan kualitas air di tambak konvensional. Persepsi masyarakat terhadap teknologi fitoremediasi memiliki nilai cukup baik. Teknologi ini diyakini oleh masyarakat memiliki manfaat secara ekologi, ekonomi dan sosial. Bertambahnya nilai manfaat limbah berdampak positif terhadap pemakaian sumberdaya yang lebih efesiensi.

AbstractTo overcome environmental pollution and degradation from shrimp farming activities, research on the use of seaweeds for phytoremediation is necessary and gaining momentum. This research employed quantitative approach, with 3 types of seaweed are used as the phytoremediation candidate, namely Caulerpa sp, Gracilaria sp and Eucheuma sp. The research took place at the Jakarta Fisheries University Campus - Karangantu station, Banten. The results showed that Gracilaria sp has higher biofiltration ability than Caulerpa sp and Eucheuma sp, including the ability to absorb organic waste either ammonia, nitrite, nitrate or total organic matter from vanamei shrimp culture. The average biofiltration rates of Gracilaria sp on ammonia, nitrite, nitrate and total organic matter were 36.3 , 20.1 , 30.8 and 14 , respectively.
Field trial indicated that the use of seaweed can also increase shrimp growth and improve water quality. The average growth of shrimp reached 0.3 g/day, with survival rate ranging from 75 to 85 . Productivity of vanamei shrimp ranged from 3.8 to 4.5 kg/m2, with the size of 53-63 heads/kg. During the trial, water quality was within the normal range and much better when compared to that of the conventional pond. Public perception on phytoremediation technology appeared to be "good". This technology is believed to possess ecological, economic and social benefits. Increase value of waste benefits would positively affect the utilisation of resources in a more sustainable way.
"
Depok: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2018
D2473
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>