Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 212019 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sigit Wijanarko
"ABSTRAK
Penyerapan anggaran belanja pemerintah yang tidak optimal telah mengganggu
rencana kinerja kebijakan APBN terhadap perekonomian secara umum dan akan
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, penyerapan tenaga kerja, dan pengentasan
kemiskinan yang menjadi sasaran kebijakan fiskal secara khusus.
Pada tahun anggaran 2013 penyerapan belanja anggaran di Kementerian Hukum
dan HAM yang bersumber dari Rupiah Murni sebesar 93% sedangkan dari
sumber PNBP 79 %. Dengan menggunakan analisis regresi logistik multinomial,
tingkat penyerapan anggaran di Kementerian Hukum dan HAM pada tahun
anggaran 2013 dipengaruhi 3 faktor yaitu (1) faktor revisi, semakin sering revisi
dilakukan akan mengakibatkan kecenderungan terjadinya penyerapan anggaran
yang rendah (2) faktor sumber dana, kegiatan yang didanai dari sumber RM
direalisasikan lebih cepat dibandingkan dengan sumber PNBP dan (3) faktor
Jenis Satker, tingkat penyerapan anggaran pada satker non kantor imigrasi (nonkanim)
lebih tinggi dibandingkan dengan satker kantor imigrasi.

ABSTRACT
The Low absorption of government spending has interfered the planning to
improve the optimal performance on budget policies in general and will affect
economic growth, employment, and poverty reduction target in particular.
In Fiscal year 2013, budget absorption in The Ministry of Justice and Human
Right sourced from Rupiah Murni by 93% while 79% from non-tax revenues
(PNBP). By using multinomial logistic regression analysis, the rate of absorption
in the Ministry of Justice and Human Rights in the fiscal year 2013 caused by :
(1) budget revised factor, the more frequent revision will result in the likelihood
of low absorption (2) sources of funds, activities funded from the RM source
realized more quickly than those funded from non-tax revenues, and (3) type of
work units, budget absorption rate from non immigration office is higher than the
immigration work office units."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T41950
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fransisca Elisabeth
"Terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 46 tahun 2013 dan tetap terbitnya peraturan lama yaitu angsuran Pajak Pengahsilan Pasal 25, memunculkan kebingungan bagi Wajib Pajak Orang Pribadi terutama Pedagang Pengecer, dalam menggunakan peraturan dalam tahun 2013. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui latar belakang penerbitan Pemerintah Nomor 46 tahun 2013 dan perbandingan kedua peraturan ditinjau dari prinsip Ease of Administration. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik analisis wawancara mendalam dan studi literatur.
Hasil penelitian adalah kemudahan adalah kata kunci dari latar belakang dikeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 46 tahun 2013 dan prinsip Ease of Administration sebagian besar dipenuhi oleh PER 32/PJ/2010 dibandingkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 46 tahun 2013. Upaya untuk memenuhi prinsip Ease of Administration, pemerintah membenahi kembali Peraturan Pemerintah Nomor 46 tahun 2013.

Issuance of Government Regulation No. 46 of 2013 and the old rules are still the issuance of income tax installment Article 25, led to confusion for the individual taxpayer primarily Merchant Retailers, in using the rules in 2013. This study was conducted to determine the background of the issuance of Government Regulation No. 46 of 2013 and a comparison of the two rules in terms of the principle of Ease of Administration. This study used a qualitative approach with in-depth technical analysis of interviews and literature studies.
The results of the study were convenience are the key words of background issued Government Regulation No. 46 of 2013 and the principle of Ease of Administration largely met by PER 32/PJ/2010 compared to Government Regulation No. 46 of 2013. Efforts to meet the principle of Ease of Administration, the government fix the back of Government Regulation No. 46 of 2013.
"
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2014
S53195
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gallantino F.
"Penelitian ini membahas mengenai evaluasi kebijakan fiskal berupa insentif atau fasilitas bea masuk ditanggung pemerintah atas impor barang dan bahan guna pembuatan dan perbaikan perkeretaapian untuk tahun anggaran 2011. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif dengan teknik pengumpulan data melalui studi pustaka dan studi lapangan. Hasil penelitian menggambarkan implementasi kebijakan mengalami kegagalan akibat adanya kendala yang dihadapi oleh pelaksana kebijakan sehingga menyebabkan realisasi bea masuk ditanggung pemerintah tidak diserap seluruhnya.

This research contains the evaluation of the policy of customs duties borne by the government on import of goods and materials for train manufacture and repair for fiscal year 2011. This descriptive research uses qualitative approach through field and literature study for data collection techniques. The result describes the policy implementation which was failed because of the obstacles were faced by implementor so that the realization of this policy is not entirely absorbed.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S46602
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Wahyu Wijayanti
"Penelitian ini dilatarbelakangi oleh tujuan pelaksanaan desentralisasi fiskal di Indonesia yang salah satu tujuannya adalah pemerataan pembangunan antar wilayah. Analisis dampak desentralisasi fiskal terhadap kesenjangan antar wilayah dibuat dalam empat model yang masing-masing menggunakan indikator yang berbeda dalam desentralisasi fiskal. Model 1, penulis menggunakan Indikator Al (Autonomy indicator), yakni mengukur desentralisasi fiskal sebagai rasio total PAD provinsi (termasuk PAD kab/kota) terhadap seluruh total penerimaan pemerintah pusat, provinsi, dan kab/kota model 2, penulis menggunakan Production Indicator (PI), yaitu mengukur desentralisasi fiskal sebagai rasio total pengeluaran setiap provinsi (termasuk pengeluaran kab/kota) terhadap seluruh total pengeluaran pemerintah pusat, provinsi, dan kab/kota. Model 3, penulis menggunakan Total Revenue Indicator (RI), yakni desentralisasi fiskal diukur dari rasio total pendapatan setiap provinsi (termasuk pendapatan kab/kota) terhadap seluruh total pendapa tan pemerintah pusat, provinsi, dan kab/kota Model 4, dalam model ini penulis menggunakan Total Expenditrure dan Revenue (ERI) Indicator, yaitu mengukur desentralisasi fiskal dari rasio total pengeluaran dan total penerimaan setiap provinsi (termasuk pengeluaran kab/kota) terhadap seluruh total pengeluaran pemerintah pusat, provinsi, dan kab/ko ta.
Setiap model dilengkapi dengan variabel kontrol yang dapat menjelaskan faktor-faktor yang dapat diduga meinpengaruhi tingkat kesenjangan regional di setiap provinsi, Ada lima variabel kontrol yang digunakan dalam studi, yaitu PDRB propinsi perkapita (PDRBC), Derajat Keterbukaan (OPENNES), Tingkat pendidikan (EDUC), ketersediaan jalan (JLN), dan jumlah penduduk (POP). Dalam studi ini dampak desentralisasi fiskal terhadap kesenjangan regional dianalisis dengan menggunakan data panel tingkat provinsi selama periode empat tahun (2001 -2004). Hasil estimasi dengan teknik regresi panel fixed effect menunjukkan bahwa baik dengan raenggunakan pendekatan pendapatan maup un pengeluaran, desentralisasi fiskal memiliki hubungan yang signifikan dengan kesenjangan regional. Dengan menggunakan pendekatan pendapatan balk itu Pendapatan Asti Daerah (PAD) maupun total pendapatan desentralisasi memiliki hubungan yang positif, artinya desentralisasi makin melebarkan kesenjangan antar wilayah atau dengan kata lain pada empat tahun pertama pelaksanaan desentralisasi fiskai, hasilnya belum memberikan pengaruh yang positif .terhadap peningkatan pemerataan ekonomi daerah. Desentralisasi fiskal dengan menggunakan pendeka tan pengeluaran (expenditure assignment) yang diindikasikan oleh variabeI total expenditure (PI) dan total expenditure dan revenue (PRI) memberikan arah hubungan yang negatif, dan berpengaruh signifikan. Dengan demikian upaya pemerintah untuk membantu daerahdaerah melalui dana perimbangan cukup berhasil secara signifikan dalam mengurangi kesenjangan an tar wilayah.
Dalam kaitannya dengan kesenjangan regional, hasil estimasi menunjukan bahwa ada tiga variabel yang memiliki hubungan positif terhadap kesenjangan regional yaitu, yakni: PDBRC, populasi dan rasio panjang jalan, sedangkan dua variabel lainnya yaitu tingkat pendidikan dan derajat keterbukaan memiliki hubungan negatif. Dengan demikian untuk mengurangi kesenjangan dalam era desentralisasi fiskal ini kebijakan pemerintah seharusnya lebih ditekankan pada meningkatkan investasi dalam sumber daya manusia dalam bentuk pendidikan dan meningkatkan perdagangan luar negeri."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T 17097
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Disha Ayu Anggraini
"Penelitian ini membahas analisis kebijakan insentif pajak atas industri Low Cost Green Car LCGC di Indonesia Penelitian ini mengangkat dua permasalahan yaitu pertimbangan pemberian insentif pajak untuk mendorong industri Low Cost Green Car di Indonesia dan dampak kebijakan pemberian insentif pajak untuk industri Low Cost Green Car di Indonesia Pertimbangan pemberian insentif pajak untuk mendorong industri Low Cost Green Car tersebut adalah situasi ekonomi domestik yaitu naiknya pertumbuhan ekonomi situasi area pasar bebas regional yang menuntut industri otomotif Indonesia untuk selalu berinovasi menciptakan kendaraan hemat energi dan harga terjangkau teknologi untuk efisiensi bahan bakar minyak yang disyaratkan untuk membuat kendaraan yang lebih ramah lingkungan membangun industri komponen otomotif dalam negeri serta investasi lapangan kerja dan kemacetan Dampak kebijakan pemberian insentif pajak ini adalah berkembangnya Industri Low Cost Green Car meningkatnya investasi di industri komponen otomotif pertumbuhan jumlah kendaraan yang semakin tidak terkendali serta penurunan jumlah impor kendaraan utuh CBU Completely Built Up.

This study discusses the analysis of the tax incentive policy on the Low Cost Green Car industry This study raised two issues that considered tax incentive to encourage the Low Cost Green Car industry in Indonesia and the impact of tax incentive policy of Low Cost Green Car industry in Indonesia Consideration of tax incentive to encourage the Low Cost Green Car industry are the economic situation the situation of regional free trade area that demands the Indonesian automotive industry to constantly innovate to create energy efficient vehicles and affordable prices the technology for fuel efficiency required to make vehicles more environmentally friendly build domestic auto component industry and investment employment and traffic congestion The impact of this tax incentive policy is the development of Low Cost Green Car industry increased investment in the automotive component industry growth in the number of vehicles getting out of control and the reduction in the number of imported vehicles
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S61242
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Priyo Hari Adi
"ABSTRAK
This study aimed to find the tendency of the existence of fiscal illusion. Local governments do manipulations for not maximalizing their own revenue (Pendapatan Asli Daerah) and increasing expenditures in order to get central government transfer (Dana Alokasi Umum) in a larger amount. The result of this study shows the existence of fiscal illusion after the implementation of local autonomy. Through income measurement analysis, fiscal illusions exist on incomes such as local taxation and indirect taxation. While through expenditure manipulation analysis, fiscal illusions exist on the ratio of national income which is provided by central government to the local government."
[Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga; Fakultas Ekonomi UI, Fakultas Ekonomi UI], 2009
J-pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Teuku Reza
"This research investigates the effect of factors in Shah Model,
namely capability, authority and acceptance level, against the
effectiveness of the implementation of performance-based
budgeting for the Spending Unit (Satker) under the working
area of the Treasury Office (KPPN) Jakarta II. These three
factors consist of nine variables, namely performance
assessment ability, human resources ability, technical skills
ability, legal aspects authority, job procedural authority,
organizational authority, political acceptance, administrative
acceptance and motivational acceptance. This study uses
multiple linear regression to analyze the data, with purposive
sampling method. The result of hypothesis testing shows that
the variables of human resources ability, legal aspects authority,
organizational ability and political acceptance have a positive
effect on the effectiveness of implementation of performancebased
budgeting on Spending Units under the working area of
KPPN Jakarta II.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari
faktor-faktor dalam konsep Shah Model, yaitu faktor
kemampuan, otoritas, dan dukungan terhadap efektivitas
penerapan anggaran berbasis kinerja pada satuan kerja
lingkup KPPN Jakarta II. Ketiga faktor tersebut dijabarkan
menjadi sembilan variabel yang meliputi kemampuan
penilaian kinerja, kemampuan sumber daya manusia,
kemampuan teknis, otoritas hukum, otoritas prosedural,
otoritas organisasi, dukungan politis, dukungan administratif
dan dukungan motivasi. Metode analisis yang digunakan
dalam penelitian ini adalah regresi linier berganda dengan
pengambilan sampel menggunakan metode purposive
sampling. Hasil dari pengujian hipotesis tersebut
menunjukkan bahwa variabel kemampuan sumber daya
manusia, otoritas hukum, otoritas organisasi dan dukungan
politis berpengaruh positif terhadap efektivitas penerapan
anggaran berbasis kinerja pada satuan kerja di wilayah kerja
KPPN Jakarta II."
KPPN Khusus Pinjaman dan Hibah, 2016
336 ITR 1:3 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Nunik Yunarti
"Tesis ini bertujuan untuk mengetahui dampak dari penerapan kebijakan desentralisasi fiskal terhadap kesenjangan antar wilayah kabupaten/kota di dalam propinsi (within province inequality) dengan menggunbakan data panel seluruh propinsi di Indonesia selama kurun waktu 1994-2006. Model yang digunakan mengacu pada model Nobuo Akai dan diestimasi dengan menggunakan metode regresi data panel Fixed Effect. Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa penerapan kebijakan desentralisasi fiskal belum sepenuhnya berhasil menurunkan kesenjangan wilayah karena pada intinya keberhasilan desentralisasi fiskal dipresentasikan oleh kemandirian fiskal yang berarti bahwa pemerintah daerah bertumpu pada Pendapata Asli Daerahnya dalam membiayai pembangunan di daerahnya."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T27702
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
I Kadek Sumadi
"Salah satu kewajiban sebagai warga negara adalah melakukan pemenuhan kewajiban perpajakan. Terdapat beberapa cara pandang atas kewajiban pembayaran pajak yang dibebankan kepada negara, sebagian ada yang memandang sebagai beban sebagian lagi memandang sebagai pembagian laba. Namun apapun cara pandang terhadap beban pajak yang harus dibayar, beban pajak tetaplah merupakan suatu beban yang secara ekonomis dapat mengurangi kekayaan perusahaan atau wajib pajak. Untuk meminimalkan beban pajak yang harus dibayar, maka perusahaan (wajib pajak) menerapkan perencanaan pajak agar diperoleh laba bersih setelah pajak yang maksimal.
Fenomena ini mengarahkan penulis untuk membahas permasalahan yang berhubungan dengan perencanaan pajak, yang dilakukan sebagai upaya yang legal (tidak melanggar hukum) untuk menurunkan beban pajak yang harus dibayar sehingga dapat meningkatkan labs bersih setelah pajak yang optimal.
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran mengenai penerapan perencanaan pajak pada PT."ESP" serta untuk mengetahui berbagai alternatif perencanaan pajak yang ada dalam berbagai transaksi bisnis untuk selanjutnya dapat ditetapkan altematif terbaik yang dapat memberikan penghematan pajak yang paling maksimal yang mana pada akhirnya akan mengakibatkan laba bersih setelah pajak paling maksimal.
Penelitian ini menggunakan berbagai landasan teoritis sebagai dasar untuk melakukan analisis, diantaranya konsep-konsep yang berkaitan dengan perencanaan manajemen dan perencanaan pajak, konsep tentang motivasi dilakukannya perencanaan pajak, berbagai model perencanaan pajak serta tahap-tahap perencanaan pajak sampai dengan teknik dan praktek dalam melakukan perencanaan pajak.
Ruang lingkup penelitian adalah dibatasi pada satu kasus yaitu PT."ESP", teknik pengumpulan data yaitu dengan penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan dengan metode wawancara kepada bagian personalia, keuangan maupun pajak.
Dari hasil analisis diketahui bahwa PT."ESP" belum melaksanakan perencanaan pajak secara komprehensif sehingga belum memberikan penghematan pajak yang maksimal, masih banyak perencanaan pajak yang dibuat oleh perusahaan yang mengandung risiko pajak yang tinggi baik atas pokok pajak maupun sanksinya.
Suatu perencanaan dapat dikatakan baik dan memenuhi syarat apabila disusun melaui suatu konsep yang jelas serta melaui tahapan-tahapan pengujian dan perhitungan yang cermat. Perencanaan pajak pada PT."ESP" seharusnya disusun melalui beberapa tahap, yaitu mulai dari penyusunan alternatif-alternatif, dilanjutkan dengan evaluasi model kemudian diakhiri dengan pemilihan altematif yang terbaik."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T14041
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Zikri Eka Pratama
"The implementation of fully funded pension scheme for civil servant
retirement in Indonesia is one of the government solutions to reduce
the burden of pension expenditure on the state budget. However, to
implement such a scheme, the government deemed it necessary to
prepare an appropriate governance model in order to achieve the
goal of fully funded scheme. The government needs to pay attention
to several issues related to the implementation of a fully funded
scheme, namely the issue of pension fund management,
contributions, investment, regulations and risks. By distributing
questionnaires and interviews to key stakeholders, the extent of
government readiness to implement a fully funded pension scheme
could be evaluated, based on which it was found that the
government does not have readiness to adopt the fully funded
pension scheme and several tasks remain to be accomplished.
Penerapan skema fully funded pada sistem pensiun Pegawai
Negeri Sipil di Indonesia merupakan salah satu alternatif yang
akan diambil oleh pemerintah guna mengurangi beban belanja
pensiun Pegawai Negeri Sipil pada Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (APBN). Namun untuk menerapkan skema
tersebut, pemerintah dipandang perlu untuk menyiapkan suatu
tata kelola agar tujuan dari penerapan skema fully funded ini
dapat tercapai. Pemerintah perlu memperhatikan beberapa hal
terkait rencana penerapan skema fully funded, yaitu masalah
pengelola dana pensiun, iuran/ kontribusi peserta, investasi dana
pensiun, peraturan, dan risiko. Dengan melakukan penyebaran
kuesioner dan wawancara kepada narasumber, dalam penelitian
ini dievaluasi sejauh mana kesiapan Indonesia dalam menerapkan
skema fully funded pada sistem pensiun pegawai negeri: yang
mana pemerintah tidak memiliki kesiapan untuk mengadopsi
skema ini dan terdapat hal-hal yang harus dilakukan terkait
dengan implementasi tersebut."
KPPN Palembang, 2016
336 ITR 1:3 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>