Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 218478 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Febriani Dyas Utami
"Tesis ini merupakan penelitian evaluasi terhadap program bantuan pendidikan kecakapan hidup (PKH) pada lembaga kursus dan pelatihan di Kota Jakarta Selatan Tahun 2012. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengukur indikator outcome dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi outcome berdasarkan aspek input dan process. Analisis dilakukan dengan cara melakukan tabel silang, Chi Square, dan Tau Kendall. Hasil penelitian menyatakan bahwa indikator pencapaian outcome sudah tercapai. Faktor-faktor proses yang menunjang tercapainya outcome diantaranya pemberian materi, penguasaan materi pelatihan oleh para pendidik, komunikasi yang baik antara peserta didik dan pendidik, kemampuan pendidik dalam memotivasi para peserta didik, sarana dan prasarana, pelayanan administrasi oleh LKP, antusias peserta didik, penempatan kerja, kesesuaian pekerjaan dengan keterampilan yang dipelajari, pengawasan dan pendampingan oleh lembaga. Sedangkan faktor input yang mempengaruhi outcome adalah peserta didik yang meliputi jenis kelamin, usia, pelatihan kursus di luar program bantuan PKH.

This thesis is a study evaluation PKH blockgrant for training institution in South Jakarta during 2012. The goal is to measure outcome indicators and analyze the factors that influence the achievement of outcome based on aspect of the input and process. The analysis was done by means of univariate and bivariate with cross table, Chi Square, and Kendall Tau. The result showed taht the outcome indicators has been achieved. Factors the influence the outcome of process aspect is facilities and infrastructure, adminiustrative service, enthusiastic . Input factors affecting outcome that is gender, age, education background, and other life skills respondent.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T42186
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Rikaz Prabowo
"Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan keadaan pendidikan di Pontianak pada periode 1914-1941. Pada periode ini, banyak berdiri sekolah Islam yang memadukan pelajaran agama dengan kurikulum pemerintah kolonial. Penelitian ini penting dilakukan karena studi-studi sebelumnya belum menguraikan secara detail tentang kontestasi pendidikan di level lokal. Penelitian ini menggunakan metode sejarah melalui tahapan heuristik, verifikasi, interpretasi, dan historiografi. Penelitian ini menunjukkan bahwa pada awal abad ke-20 pemerintah kolonial membentuk sejumlah sekolah, seperti Europesche Lagere School (ELS) dan Hollandsch Inlands School (HIS) di Pontianak. Dualisme, diskriminasi, dan gradualisme
menyebabkan sekolah-sekolah tersebut belum dapat dijangkau banyak orang dan tidak setara. Sekolah-sekolah jenis ini tidak memasukkan pelajaran agama. Hal ini disinyalir berdampak kepada semakin menjauhkan pelajar dari budaya asli penduduk Hindia. Kondisi itu mendorong perubahan model pendidikan nonformal melalui surau menjadi sebuah sekolah. Hal ini dilakukan untuk mengimbangi sekolah-sekolah Belanda serta adanya aturan dari
Priesterraden dan Ordonansi Sekolah Liar. Ulama tidak dapat lagi secara bebas menyampaikan pengajarannya kecuali mendapatkan izin dan rekomendasi. Sekolah Islam pertama yang berdiri di Pontianak yakni Perguruan Alqadriah (1914) dan Perguruan Saigoniah (1925). Perubahan bentuk sekolah ditandai dengan adopsi mata pelajaran umum (pengetahuan Barat) dan bahasa Belanda. Sekolah Islam yang didirikan, menyamakan kurikulumnya setara dengan tingkatan dan jenis sekolah pemerintah. Sekolah Muhammadiyah (1927) berjenis
volksschool dan mendapatkan kepanduan ‘Hizbul Wathan’. Perguruan Al-Islamiyah (1926) dan Perguruan Raudhatul Islamiyah (1936) membuka schakelschool yang lulusannya disamakan dengan HIS."
Kalimantan Barat : Balai Pelestarian Nilai Budaya , 2022
900 HAN 5:2 (2022)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Sukarti
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh manajemen program akselerasi dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar siswa. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah siswa yang mengikuti program akselerasi yang berjumlah 90 orang dari 2 sekolah yaitu SMAN 2 dan SMAN 3 Kota Tangerang Selatan. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang didukung oleh observasi dan wawancara. Analisis data menggunakan analisis Korelasi Rank Spearman. Hasil analisis menunjukkan bahwa pengaruh variabel manajemen program akselerasi terhadap variabel prestasi belajar siswa sebesar 42,4%. Selanjutnya pengaruh variabel motivasi belajar terhadap prestasi belajar siswa mencapai 48.4%.
Hasil perhitungan ini menunjukkan pengaruh motivasi belajar lebih besar dibandingkan dengan manajemen program akselerasi. Hasil ini mengindikasikan perubahan pada prestasi belajar siswa lebih dominan dipengaruhi oleh motivasi belajar dibandingkan manajemen program akselerasi. Pengaruh positif dari kedua variabel terhadap prestasi belajar siswa program akselerasi menunjukkan bahwa perbaikan pada manajemen program akselerasi dan motivasi belajar akan memberikan dampak signifikan terhadap prestasi belajar siswa program akselerasi. Total pengaruh dari kedua variabel manajemen program akselerasi dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar siswa mencapai 90,8%, sedangkan sebesar 9,2% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

This research aim to know the influence of Acceleration Program Management and Learning Motivation for Student Achievement. This study uses a quantitative approach. Population and sample in this research were students in the accelerated program, amounting to 90 people from two schools, namely SMAN 2 and 3 South Tangerang City. Instrument used in this study is a questionnaire which is supported by observations and interviews. Analysis of data using Rank Spearman Correlation analysis. The analysis showed that the influence of the accelerated program management variable on student achievement variables by 42,4%. Meanwhile, motivation to study variable influence the student achievement reached 48,4%.
The results of these calculations show the influence of motivation to learn is greater than the acceleration program management. These results indicate a change in student achievement is more dominant than the motivation to learn is affected by the accelerated program management. Positive influence of both variables on student achievement suggests that the accelerated program management improvement in acceleration and motivation program will provide a significant impact on student achievement in accelerated program. The total effect of these two variables (acceleration program management and motivation of student achievement) reached 90,8%, while for 9,2% influenced by other variables not examined in this study.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
T30015
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ostrander, Sheila
London: Sphere Books, 1981
153.15 OST s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Deva Fitrianti Rahayu
"Telah dilakukan penelitian tentang “Analisis Pendekatan Empiris Nilai Peak Ground Acceleration Untuk Memahami Potensi Akselerasi Tanah di Kawasan Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat”. Di Indonesia, belum tersedia fungsi atenuasi yang fokus untuk wilayah tersebut, termasuk wilayah Kampus Universitas Indonesia. Adanya keterbatasan peralatan di kawasan studi juga mendorong penggunaan empat model empiris, antara lain rumus empiris Donovan (1973), Boore-Atkinson (2014), Campbell-Bozorgnia (2014), dan Chiou-Youngs (2014) untuk mendapatkan estimasi nilai percepatan tanah maksimum. Data yang digunakan meliputi riwayat gempa bumi, informasi sesar aktif, dan zona shallow crustal sekitar lokasi studi. Analisis melibatkan proses dari klasifikasi sumber gempa, konversi magnitudo, perhitungan PGA, hingga evaluasi nilai RMS error dari masing-masing model empiris. Adapun hasil dari RMS Error tersebut adalah Donovan: 4,026, Boore-Atkinson (2014): 1,23, Campbell-Bozorgnia (2014): 2,97, dan Chio-Youngs (2014): 0,56. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari keempat rumus empiris tersebut, model Chiou-Youngs (2014) memberikan hasil yang paling akurat untuk kawasan Universitas Indonesia dengan nilai RMS error terendah.

A study titled "Empirical Approach Analysis of Peak Ground Acceleration Values to Understand the Potential for Soil Acceleration in the Universitas Indonesia Area, Depok, West Java" has been conducted. In Indonesia, there are no available attenuation functions specifically focused on this region, including the Universitas Indonesia Campus area. The limitations of equipment in the study area prompted the use of four empirical models, namely the Donovan (1973), Boore-Atkinson (2014), Campbell-Bozorgnia (2014), and ChiouYoungs (2014) empirical formulas, to estimate the peak ground acceleration (PGA) values. The data used included earthquake history, information on active faults, and shallow crustal zones around the study location. The analysis involved processes such as earthquake source classification, magnitude conversion, PGA calculation, and evaluation of RMS error values for each empirical model. The RMS error results were Donovan: 4.026, Boore-Atkinson (2014): 1.23, Campbell-Bozorgnia (2014): 2.97, and Chiou-Youngs (2014): 0.56. The results of the study indicate that among the four empirical formulas, the Chiou-Youngs (2014) model provides the most accurate results for the Universitas Indonesia area, with the lowest RMS error value."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sembiring, Virgo Agustinus
"Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi capaian program PKHP oleh lembaga kursus tata rias pengantin dan menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi capaian program PKHP oleh lembaga kursus tata rias pengantin di Kota Tangerang Selatan. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober-desember 2015 di Kecamatan Serpong Utara dan Pamulang dengan jumlah sampel sebanyak 60 responden. Pendekatan penelitian adalah Kuantitatif dengan mengunakan metode Chi-Square.
Hasil penelitian menunjukkan capaian berhasil dengan menunjukkan nilai 95% untuk Kota Tangerang Selatan. Sedangkan keberhasilan TRP berdasarkan SKL mencapai 73.3% Faktor-faktor yang mempengaruhi capaian program PKHP oleh lembaga kursus tata rias pengantin di Kota Tangerang Selatan antara lain meliputi SKL (Standar Kompetensi Lulusan) Tata Rias Pengantin Yunior dan proses belajar mengajar Pendidikan Nonformal oleh PKH yang meliputi: teori, praktik dan pendidikan karakter.

This study aimed to evaluate the achievements of the Urban Life Skills Education program by course institutions bridal makeup and analyze the factors that affect achievement Urban Life Skills Education program by institutions bridal makeup courses in South Tangerang city administration. This research was conducted in October-December 2015 in the District of North Serpong and Pamulang with a total sample of 60 respondents. Quantitative research approach is by using chi-square method.
Results showed successful achievement by demonstrating the value of 95% for South Tangerang City. While the success of Makeup Bridal based Graduates Competency Standards reached 73.3% Factors that affect the achievement of program Life Skills Education Urban by course institutions bridal makeup in South Tangerang City among others Competency Standards Graduates Makeup Bride Junior and teaching and learning Non-formal Education by Life Kecakapn education that includes: theory, practice and education of characte.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kinanti Desya Febrianti
"Penelitian ini menganalisis korelasi bantuan pendidikan dengan basis syarat need dan merit di Universitas Indonesia terhadap pendapatan individu dan ketimpangan pada tingkat program studi. Studi ini menggunakan metode pooled cross section regression dengan data Tracer Study Universitas Indonesia. Hasil menunjukkan penerima bantuan berbasis need memiliki pendapatan yang lebih rendah sedangkan penerima bantuan merit memiliki pendapatan lebih tinggi dibandingkan non-penerima bantuan. Pada penelitian ini juga ditemukan korelasi positif antara proporsi bantuan pendidikan need terhadap ketimpangan prodi. Namun tidak ditemukan korelasi antara proporsi bantuan merit dengan ketimpangan pendapatan pada tingkat program studi. Studi ini memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang dampak dari dua jenis bantuan pendidikan di tingkat perguruan tinggi, khususnya di Universitas Indonesia.

This research analyzes the correlation of educational aid based on need and merit at the University of Indonesia with individual income and inequality at the study program level. This research uses pooled cross-section regression method with data from the Tracer Study at the University of Indonesia. The results show that need-based aid recipients have lower incomes, while merit-based aid recipients have higher incomes compared to non-recipients. The study also found a positive correlation between the proportion of need-based educational aid and income inequality at the study program level. However, no correlation was found between the proportion of merit-based aid and income inequality at the study program level. The study provides a deeper understanding of the impact of these two types of education assistance at the university level, especially at the University of Indonesia."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitorus, Ismet
"Pokok permasalahan dalam studi ini adalah mengangkat tentang pemenuhan hak atas penelidikan bagi anak pidana eli dalam Lembaga Pemasyarakatan Anak Pria Tanggerang dan bagaimana pelaksanaan pembinaan penelidikan anak yang berada · eli dalam Lembaga Pemasyimlkatan. Penelidikan merupakan hak semua warganegara termasuk anak-anak yang berkonflik dengan hukum. Hak-hak anak pidana tidak boleh dihapuskan walaupun status mereka sebangai anak pidana (terpidana). Tetap hak mereka harus dilindungi dan wajib untuk dilaksanakan. Dalam pemenuhan hak bagi anak pidana dilaksanakan melalui peberian penelidikan formal maupun informal. Pemenuhan hak penelidikan dan pengajaran bagi anak pidana eliperoleh melalui proses pembinaan yang pelaksanaannya secara teknis eliatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 31 tahun 1999. Dalam pemenuhan hak atas penelidikan bagi anak pidana diLembaga Pemasyarnkatan telah dilaksanakan, mengacu pada kurikulum Departemen Pendidikan Nasional namun dalam pelaksanaanya terdapat kelemahan-kelemahan dalam fungsi-fungsi penelidikan.
Studi ini menggunakan tipe penelitian deskriptif, mendiTesiskan data-data, juga menganalisanya. Pendekatan yang elipakai adalah pendekata.'l. kualitatif, dengan tekuik peugumpulan data melalui wawancara mendalam, observasi, dan stueli literatur dengan jumlah responden 23 orang. Informan yang elipilih adalah anak­ anak yang masih aktif sebagai anak elidik eli Lembaga Pemasyarakatan Anak Pria Tangerang. Dalam pencarian data terdapat temuan rendahnya kualitas pemenuhan hak atas pendidikan yang dilaksanakan diLembaga Pemasyarakatan Anak Pria Tangerang. Kualitas penelidikan elipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal Hasil analisis dari stueli ini menunjukkan bahwa pasilitas yang ada eli Lapas kurang memadai, elisamping itu faktor penelidik I guru yang tidak mempunyai, latar be1akang sarjana penelidikanlkeguruan memberikan anelil terhadap rendahnya kwalitas pendidikan yang ada di Lapas serta belum adanya aturan khusus yang mengatur pelaksanaan penyelidikan di Lembaga Pemasyarakatan.
Dari basil penelitian ini penulis dapat menyimpulkan bahwa pemenuhan hak atas penyelidikan bagi anak pidana oleh Lembaga Pemasyimlkatan secara umum telah dilaksanakan namun masih terdapat kekurangan-kekurangan
The main issues raised in this study is about the fidfillment of the right to education for children in the Penitentiary tangerang male child and how the implementation of coaching education for the children who are in prison. Education is a right of all citizens including children - children in conflict with the law. The rights of criminal child should not be waived even though their status as criminal child (The accused). Permanently their right must be protected and obligatory to be carried out. In the fulfilment of the right for the criminal child was carried out through giving of formal education and informal. Fulfillment of the right to education and instruction for children in getting criminal through the coaching process, its implementation is technically stipulated in Government Regulation No. 31 year 1999. In fulfillment of the right to education for children of criminal in prison has been conducted based on the national education department curriculum but in practice there is a weakness, a weakness in the function's of education.
This study uses descriptive type, describing data's, analyze ·it as well. The approach in use is qualitative, with data collection through in-depth interviews, observation and literature study with the number of respondents 23 people. Informants who were in the select is still active as a child protege at the correctional institution tangerang male child, there is data in the search for finding the low quality of education which is implemented in prisons. Quality education is influenced by internal and external factors.
Results of analysis of this study indicate that the existing facilities in prisons are not appropriate in the conduct of education. In addition, factors educators I teachers who do not have the skills or background belakng graduate education contribute to poor quality of existing education in prisons. There has not been specified about the implementation of education in prisons.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2010
T-pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ida Sundari Husen
"Pada abad-abad 16, 17 dan 18, gagasan reformasi pendidikan di Prancis muncul pertama-tama dalam karya sastra. Dimulai oleh Rabelais dalam dongeng-dongengnya Pantagruel (1532) dan Gargantua (1534), tulisan tentang pendidikan dikembangkan dalam Essais (tiga jilid) karangan Montaigne (1580), dan dalam roman Jean-Jacques Rousseau, Emile (1762). Gagasan yang sama didukung pula antara lain oleh Descartes dalam Discours de la Méthode [Risalah tentang Metode] (1637) dan oleh Voltaire dalam dongengnya L?Ingénu (1767). Intinya adalah pertentangan antara sistem pendidikan lama yang mementingkan hafalan dan teori dengan sistem pendidikan baru yang mereka usulkan, yang lebih mementingkan pembinaan nalar, cara berpikir, dalam suasana belajar yang menyenangkan, yang dikaitkan dengan kehidupan nyata serta alam sekitar. Secara resmi reformasi pendidikan Prancis baru dicanangkan Menteri Pendidikan Jules Ferry pada tahun 1880 dengan pembuatan peraturan wajib belajar di sekolah dasar, biaya belajar cuma-cuma dan pemisahan pendidikan formal di sekolah dari pendidikan keagamaan.

In the 16th., 17th. and 18th. century, the first ideas of educative reform in France appeared in litterary master pieces. Rabelais wrote his critics and proposals on child education in his stories Pantagruel (1532) and Gargantua (1534), developped later in the Essays (three volumes) written by Montaigne and in Rousseau?novel, Emile. Actually the same ideas were supported also by Descartes in Discours de la Méthode (1637) and Voltaire in L?Ingénu (1767). The central issue was the opposition between the old system of education focusing on learning by heart and theories and the system they proposed which gave importance on the formation of the way of thinking, in a pleasant learning atmosphere, in relation to real life and nature. Officially French education reform was started by the Minister of Education Jules Ferry in 1880 in the decrees proclaming compulsory education in the primary school, free of charge, and the separation between secular and religious education."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2002
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ferry Rustam
"Pemerintah Meiji melaksanakan beberapa kebijakan baru tentang pendidikan yang dilaksanakan mendasar secara sosial, yaitu dengan mengubah kesadaran dari setiap orang terhadap fungsi negara. Orang Jepang yang pada masa pemerintahan Tokugawa masih berfikir kedaerahan, pada masa Meiji diharuskan mempunyai pemikiran atau kesadaran nasional (satu kebijakan pendidikan yang bersifat nasionalistik). Perubahan kesadaran dari kedaerahan menjadi nasional inilah yang merupakan hasil terpenting yang dilakukan oleh pemerintah Meiji dalam bidang pendidikan.

The Meiji administration issued some new policies on education which were basically carried out socially by transforming the awareness of each citizen on the role of the state. The Japanese during the Tokugawa era were still bound by provincialism, whereas in the Meiji era they were obliged to have a national consciousness based on a nationalistic educational policy. The transformation of the provincial awareness to the nationalistic one is the most significant change carried out by the Meiji administration in the domain of education."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2003
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>