Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 157349 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Erita Agustin Hardiyanti
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh otonomi perempuan dalam rumah tangga terhadap status kehamilan yang tidak diharapkan dengan menggunakan data perempuan yang sedang hamil dalam Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012. Hasil regresi multinomial logistik menunjukkan bahwa otonomi perempuan dalam rumah tangga tidak berpengaruh signifikan terhadap kehamilan tidak tepat waktu dan kehamilan tidak diinginkan sedangkan variabel umur ibu, jumlah anak yang dilahirkan sebelumnya, dan interval kehamilan dari kelahiran sebelumnya berpengaruh signifikan terhadap kehamilan tidak tepat waktu dan kehamilan tidak diinginkan. Pemakaian kontrasepsi memiliki pengaruh yang positif dan kuat pada kehamilan tidak diinginkan, namun pengaruhnya menjadi negatif dan tidak signifikan pada kehamilan tidak tepat waktu.

This study examines the effect of women?s autonomy in their households on unintended pregnancy among currently pregnant Indonesian women using the Indonesia Demography and Health Survey 2012. The results of multinomial logistic regression indicate that women's autonomy is not a significant predictor for unintended pregnancy, either for mistimed nor unwanted pregnancy. Variables with significant effect on mistimed and unwanted pregnancies are age, number of children ever born, and pregnancy interval from the previous birth. Contraceptive use has a positive and strong effect on unwanted pregnancy, but became negative and not significant on mistimed pregnancy."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lubis, Pika Novriani
"

Kehamilan yang tidak diharapkan merupakan salah satu masalah kesehatan global karena menjadi penyebab kematian ibu dan bayi serta pemicu stres dan depresi pada ibu. Tak hanya itu, kehamilan yang tidak diharapkan akan mengganggu relasi ibu dengan pasangan dan dapat mempengaruhi kondisi sosioekonomi suatu negara. Angka kehamilan yang tidak diharapkan di seluruh dunia masih tinggi, terjadi pada 1 dari 4 kehamilan. Di Indonesia, prevalensi kehamilan yang tidak diharapkan mencakup 15% dari total kehamilan. Sejauh ini, studi yang membahas determinan kehamilan yang tidak diharapkan di Indonesia masih terbatas. Oleh karena itu, studi ini bertujuan menggali determinan kehamilan yang tidak diharapkan di Indonesia menggunakan data SDKI 2017. Desain penelitian adalah cross-sectional dan mengikutkan seluruh sampel SDKI 2017 berjumlah 15.316 responden. Hasil penelitian memperlihatkan prevalensi kehamilan yang tidak diharapkan pada ibu dengan kelahiran hidup dalam 3 – 5 tahun terakhir berkisar 16%. Proporsi kehamilan yang tidak diharapkan di Indonesia paling banyak terjadi pada usia 36-49 tahun, minimal bergelar diploma/sarjana, bekerja, berstatus sangat kaya, tinggal di kota, tidak menikah, grandemultipara, mengalami komplikasi kehamilan dan persalinan, pengetahuan kontrasepsinya tinggi, dan tidak saling mengetahui preferensi masing-masing. Usia, status ekonomi, tempat tinggal, status pernikahan, paritas, komplikasi kehamilan, preferensi fertilitas, dan pengetahuan kontrasepsi bermakna secara statistik dengan kehamilan yang tidak diharapkan dalam analisis bivariat. Analisis multivariat menampilkan determinan kehamilan yang tidak diharapkan mencakup usia, tingkat pendidikan, jenis tempat tinggal, paritas, dan preferensi fertilitas. Pencegahan kehamilan yang tidak diharapkan dapat dilakukan melalui konseling KB secara individu atau berpasangan, meningkatkan KB pasca persalinan dan KB pria, memulai edukasi seks dari lingkungan keluarga, serta menghindari hubungan seksual berisiko.


Unintended pregnancy is a global health problem because it is a cause of maternal and infant mortality as well as a trigger for stress and depression in mothers. In addition, unintended pregnancy will disrupt the marital relationship and can affect the socio-economic conditions of a country. The number of unintended pregnancies worldwide is still high, occurring in 1 in 4 pregnancies. In Indonesia, the prevalence of unintended pregnancies is 15% of the total pregnancies. As far as is known, studies discussing the determinants of unintended pregnancies in Indonesia are still limited. Therefore, this study aims to explore the determinants of unintended pregnancies in Indonesia using data from the 2017 IDHS. The cross-sectional research design includes the entire 2017 IDHS sample totaling 15,316 respondents. The results showed that the prevalence of unintended pregnancies in women with live births in the last 3 – 5 years was around 16%. The highest proportion of unintended pregnancies in Indonesia occurred at 36-49 years old, with diploma/graduate degree, employed, richest, lived in a city, unmarried, grand multiparas, had complications during pregnancy and parturition, had high contraceptive knowledge, and did not know each other's preferences. In the bivariate analysis, age, economic status, place of residence, marital status, parity, complication pregnancy, fertility preference, and contraceptive knowledge were statistically significant with unintended pregnancies. Multivariate analysis showed determinants of unintended pregnancy, including age, education level, type of residence, parity, and fertility preference. Preventing unintended pregnancies can be done through individual or pair family planning counseling, increasing postpartum and male contraception, starting sex education in the family, and avoiding risky sexual relations.

"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rise Nurhasanah
"Tesis ini membahas pengaruh kehamilan tidak diinginkan terhadap kejadian kematian bayi di Indonesia dengan menggunakan data sekunder hasil SDKI tahun 2012 yang mencakup 33 provinsi. Analisis dilakukan pada wanita usia subur yang melahirkan anak dalam 5 tahun terakhir sebelum survei. Variabel dalam analisis akan dibatasi pada wanita usia subur, anak terakhir dan tidak kembar. serta beberapa variabel kovariat seperti faktor maternal (wilayah tempat tinggal, pendidikan terakhir ibu, umur pada saat melahirkan, status ekonomi, jarak lahir, paritas dan komplikasi kehamilan), faktor gizi (ASI Segera), dan faktor pelayanan kesehatan (Imunisasi Tetanus Toxoid, pemeriksaan kehamilan sesuai standar, penolong persalinan dan kunjungan neonatal pertama (KN-1)).
Hasil penelitian menyarankan bahwa kehamilan tidak diinginkan dapat dicegah dengan melakukan sosialisasi menyeluruh meliputi Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) terhadap program Keluarga Berencana (KB); membuat kelompok pemberdayaan wanita; melakukan intervensi pra-konsepsi berupa pendidikan kesehatan reproduksi untuk siswa tingkat pendidikan menengah; mengarahkan ibu yang sudah melahirkan untuk menggunakan KB pasca-persalinan dengan MKJP (Metode Kontrasepsi Jangka Panjang); dan meningkatkan peran posyandu.

This thesis studies the influence of an unintended pregnancy on infant mortality in Indonesia by using secondary data from the Demographic and Health Survey in 2012 that covers 33 provinces. The analysis was performed in women of childbearing age who gave birth in the last 5 years prior to the survey. Variables in the analysis will be restricted to women of childbearing age, the last child and not twins. as well as variables covariates such as maternal factors (region of residence, last education of mothers, age of childbirth, economic status, birth interval, parity and pregnancy complications), nutritional factors (breast milk immediately), and Health Services factors (Tetanus Toxoid Immunization, antenatal care, give birth care, and first neo natal visit (KN-1)).
Results of the study suggest that unintended pregnancies can be prevented by socialization includes Communications, Information and Education for the Family Planning Program; create a group of women's empowerment; Pre-conception intervention in the form of reproductive health education for secondary level students; Directing mothers who had given birth to use post-natal Contraception with LTCM (Long-Term Contraceptive Methods); and enhance the role of Posyandu.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
T44932
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fanesya Nuur Haniifah
"Indonesia merupakan negara berkembang dengan proporsi kehamilan tidak diinginkan memiliki persentase yang cenderung sama dari hasil SDKI 2002-2003 hingga 2017 yaitu berada di sekitar angka 7%. Budaya patriarki yang ada dalam kebudayaan Indonesia membuat perempuan sulit untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan terutama dalam bidang kesehatan reproduksi. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan otonomi reproduksi perempuan dengan kehamilan tidak diharapkan. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang berasal dari Survei Kesehatan Reproduksi Perempuan di Jawa 2018 yang menggunakan desain cross-sectional. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 3.510 wanita usia subur 15 – 49 tahun yang pernah melahirkan anak terakhir dan sedang hamil saat survei dilakukan. Analisis data yang digunakan adalah regresi logistic multinomial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengambilan keputusan terhadap penggunaan kontrasepsi dan kemampuan komunikasi berhubungan dengan kehamilan tidak diharapkan setelah dikontrol dengan confounder. Wanita yang pengambilan keputusan terhadap penggunaan kontrasepsi diputuskan oleh suami/pasangan/lainnya memiliki risiko 1.70 kali lebih tinggi mengalami kehamilan tidak tepat waktu dibandingkan dengan wanita yang dapat memutuskan sendiri (95% CI: 1.01 – 2.86). Wanita dengan tingkat kemampuan komunikasi rendah memiliki berisiko 0.60 kali mengalami kehamilan tidak diinginkan (95% CI: 0.38 – 0.97). Variabel usia, paritas, penggunaan kontrasepsi, dan kekerasan dalam rumah tangga merupakan faktor lain yang berhubungan dengan kehamilan tidak diharapkan. Oleh karena itu, Oleh karena itu, diperlukan adanya peningkatan kesadaran terhadap pentingnya otonomi reproduksi bagi perempuan dalam mengatur fertilitasnya dengan melakukan kerja sama dengan pemangku kepentingan.

Indonesia is a developing country with the proportion of unwanted pregnancies having the same percentage from the results of the 2002-2003 IDHS to 2017, which is around 7%. The patriarchal culture that exists in Indonesian culture makes it difficult for women to participate in decision-making, especially in the field of reproductive health. Therefore, this study aims to determine the relationship between female reproductive autonomy and unintended pregnancy. This study uses secondary data from the 2018 Women's Reproductive Health Survey in Java which uses a cross-sectional design. The sample used in this study was 3,510 women of childbearing age 15-49 years who had given birth to their last child and were pregnant at the time of the survey. The data analysis used was multinomial logistic regression. The study found that decision-making on using contraception and communication skills was associated with unintended pregnancy after being controlled by a cofounder. Women who made decisions about contraceptive use by their husbands/partners/others had 1.70 times higher risk of having an mistimed pregnancy compared to women who could decide on their own (95% CI: 1.01 – 2.86). Women with low communication skills have a 0.60 times risk of having an unwanted pregnancy (95% CI: 0.38 – 0.97). Variables of age, parity, contraceptive use, and domestic violence are other factors associated with an unintended pregnancy. Therefore, it is necessary to increase awareness of the importance of reproductive autonomy for women in regulating fertility by collaborating with stakeholders."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silaen, Fernando
"Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh otonomi perempuan, faktor sosial dan ekonomi serta faktor biologis terhadap interval kelahiran pertama dan interval kelahiran kedua di Indonesia dengan menggunakan data SDKI 2012. Analisis multivariat pada penelitian ini menerapkan model regresi Cox. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa otonomi perempuan dalam rumah tangga signifikan mempengaruhi interval kelahiran pertama dan interval kelahiran kedua. Pada model interval kelahiran pertama, faktor terkuat dalam menentukan kecepatan perempuan mempunyai anak pertama adalah penggunaan alat kontrasepsi dan tingkat pendidikan. Sementara pada model interval kelahiran kedua, faktor terkuat dalam menentukan kecepatan perempuan mempunyai anak kedua adalah kelangsungan hidup anak pertama dan lama abstinensi.

The aim of this research is to study the impact of women's autonomy in household and socio-economic and biological factors on first birth interval and second birth interval in Indonesia. The data used come from the results of the 2012 Indonesia Demographic and Health Survey using Cox regression (proportional hazard model). The result shows that women's autonomy in household have significant impacts on first birth interval and second birth interval. In the first birth interval model, the most influential variabels that affected the length of marriage to first birth interval are contraception using and education attainment. Otherwise in the second birth interval model, the survival of index child and abstinence duration is more influential.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lisa Indrian Dini
"ABSTRAK
Pendahuluan. Status kehamilan tidak diinginkan menjadi perhatian penting
karena kehamilan tidak diinginkan dapat mempengaruhi kesehatan ibu dan bayi
yang akan dilahirkannya.
Tujuan Penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran dan
pengaruh dari kehamilan tidak diinginkan terhadap perilaku ibu selama kehamilan
dan setelah kelahiran pada beda status ekonomi.
Metode Penelitian. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan
menggunkan data sekunder dari Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI)
tahun 2012. Populasinya adalah wanita usia 15-49 tahun yang pernah hamil dan
melahirkan dalam lima tahun terakhir saat survei dilakukan dengan sampel
sebanyak 11.742 responden.
Hasil Penelitian. Hasil analisis multivariabel menunjukkan bahwa ibu yang
mengalami kehamilan tidak diinginkan mempunyai peluang untuk tidak
melakukan perawatan kehamilan sebanyak 1,79 dibandingkan kehamilan
diinginkan, sedangkan ibu yang mengalami kehamilan tidak diinginkan
mempunyai peluang yang sama dengan kehamilan diinginkan terhadap perilaku
untuk tidak memberikan ASI eksklusif dan tidak memberikan imunisasi dasar
lengkap. Hasil analisis stratifikasi regresi logistik multivariabel menunjukkan
bahwa pengaruh status kehamilan tidak diinginkan terhadap perilaku perawatan
kehamilan, pemberian ASI eksklusif dan pemberian imunisasi dasar lengkap juga
dipengaruhi oleh status ekonomi.
Kesimpulan. Pentingnya mencegah kehamilan tidak diinginkan untuk
meningkatkan kesehatan ibu dan bayi.

ABSTRACT
Introduction. The status of unwanted pregnancy became an important attention
because unwanted pregnancy may influence the health of mother and their baby.
Objective. To describe and study the effect of unwanted pregnancies on the
behavior of the mother during pregnancy and after birth at different economic
status.
Methods. This study is a quantitative study using secondary data from Indonesian
Demographic and Health Survey (IDHS). The population is women aged 15-49
years who had pregnant and given birth in the last five years when the survey was
conducted with a sample of 11.742 respondents.
Results. The analysis show that the mothers who experienced an unwanted
pregnancy have the odds to no prenatal care as much as 1.79 compared to the
desired pregnancy, whereas mothers who experienced an unwanted pregnancy
have the same odds with the desired pregnancy to behavior to not giving exclusive
breastfeeding and not giving complete basic immunizations. Stratified
multivariable logistic regression shows that the influence of unwanted pregnancy
towards prenatal care, exclusive breastfeeding and complete basic immunization
was also influenced by economic status.
Conclusion. The importance of preventing unwanted pregnancy to improve
maternal and infant health."
2016
T46630
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurlaely Presty Diasanti
"Kehamilan tidak diinginkan menjadi penyebab utama aborsi tidak aman dan berdampak buruk pada wanita yang mengalaminya serta janin yang dikandungnya. Risiko kehamilan tidak diinginkan semakin meningkat pada wanita usia di bawah 20 tahun dan di atas 35 tahun. Penelitian ini menggunakan disain studi cross-sectional dengan menganalisis lanjut data SDKI tahun 2012.
Hasil penelitian menunjukkan 18% wanita hamil pada usia berisiko yang memiliki kehamilan tidak diinginkan. Wanita yang mengalami kegagalan kontrasepsi berkecenderungan 8,5 kali untuk memiliki kehamilan tidak diinginkansetelah dikontrol oleh variabel umur, jumlah anak, status ekonomi, pengetahuan KB, dan akses ke pelayanan kesehatan.

Unwanted pregnancy is a major cause of unsafe abortion and adverse impact on women who experience it as well as the fetus. The risk of unwanted pregnancy increased in women aged less than 20 years and more than 35 years old. This study used a cross-sectional study design to analyze further the IDHS 2012 data.
Results showed 18% of pregnant women at risk of age had unwanted pregnancies, and women who experience contraceptive failure 8.5 times tended to have an unwanted pregnancies after controlled by age, number of children, economic status, knowledge of family planning, and access to health care variables.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55174
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iksanatun Fadila Oktabriani
"Pendahuluan. Ibu dengan satu anak memiliki kecenderungan yang lebih tinggi untuk menambah anak lagi sehingga pemakaian kontrasepsi untuk menjarangkan kehamilan bagi anak berikutnya sangat dibutuhkan untuk menghindari risiko hamil terlalu dekat. Diskusi suami istri diyakini memiliki kontribusi terhadap pemakaian kontrasepsi. Meskipun demikian, peran diskusi suami istri dalam pemakaian kontrasepsi modern untuk menjarangkan kehamilan belum diketahui.
Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari peran diskusi suami istri dalam pemakaian kontrasepsi modern untuk menjarangkan kehamilan (spacing contraceptive).
Metode. Analisis multivariabel regresi logistik pada 8.359 Wanita Usia Subur dari sub sampel Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012 yang telah menikah atau hidup bersama dan memiliki satu anak hidup karena untuk menjarangkan kehamilan minimal ibu harus memiliki 1 anak.
Hasil. Ada 50,2% ibu dengan satu anak yang menggunakan kontrasepsi modern untuk menjarangkan kehamilan. Ibu yang mendiskusikan KB dengan suami memiliki odds 1,61 lebih tinggi untuk memakai kontrasepsi modern untuk menjarangkan kehamilan, setelah dikontrol oleh status pendidikan ibu, status pekerjaan suami, status ekonomi keluarga, dan sumber informasi KB (Rasio odds terkontrol = 1,61, 95% CI: 1,35 - 1,92).
Simpulan. Diskusi suami istri memiliki peran dalam mendorong pemakaian kontrasepsi modern untuk menjarangkan kehamilan. Bukan hanya wanita saja yang menjadi sasaran dalam perencanaan keluarga dan Behavior Change Communication untuk memotivasi pasangan berdiskusi, melainkan juga kepada suami.

Background. The desired to have more children was higher among mothers who had one child, so they need contraceptive use for spacing the next pregnancy to avoid the risk of close pregnancy. Couple discussion about family planning is believed to be able to contribute the use of contraceptive. However, the influence of couple discussion about family planning on modern contraceptive use for spacing is unclear.
Objective. The objective of this study was to explore the influence of couple discussion about family planning on modern contraceptive use for spacing pregnancy.
Method. Multivariable logistic regression was used to analyze 8,359 of reproductive woman from Indonesian Demographic and Health Survey (IDHS) 2012 who had married or living together and had one child that still lived because to do spacing pregnancy, at least mothers already had one child.
Result. There are 50.2% mothers who had used modern contraceptive for spacing pregnancy. Mothers who discussed family planning with her husband was 1.61 higher to use modern contraceptive for spacing pregnancy than those who didn't discuss, controlled by level of mothers education, husband’s occupation, economic status, and family planning information source (Adjusted odds ratio = 1.61, 95% CI: 1.35 - 1.92).
Conclusion. Couple discussion had role to influence the use of modern contraceptive for spacing pregnancy. Thus, not only woman who has to involve in family planning and Behavior Change Communication targets for motivate couple to discuss, but also to husband.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55060
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mia Widiastuti
"Cakupan ANC lengkap (K6) di Indonesia masih rendah dikarenakan banyak faktor yang berkontribusi antara lain kehamilan tidak diinginkan. Di Indonesia, pada tahun 2017 angka KTD mencapai 15%, dimana 7% kehamilan tidak diinginkan dan 8% kehamilan tidak tepat waktu. Faktor yang berkaitan dengan kunjungan ANC lainnya adalah faktor individual dari ibu seperti usia, pendidikan, status pernikahan, status pekerjaan, paritas, dan partisipasi ibu dalam pengambilan keputusan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan KTD dengan kunjungan ANC pada wanita usia subur di Indonesia. Desain studi yang digunakan yaitu cross-sectional dilakukan dengan menganalisis data SDKI tahun 2017. Analisis yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu uji chi-square dan regresi logistik. Penelitian ini menemukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kehamilan tidak diinginkan dengan kunjungan ANC setelah dikontrol oleh variabel status perkawinan (p value=0,0001). Ibu yang mengalami kehamilan tidak diinginkan sama sekali memiliki kemungkinan 1,53 kali lebih besar untuk melakukan kunjungan ANC tidak lengkap dibandingkan dengan ibu yang kehamilannya diinginkan sedangkan ibu dengan kehamilan yang tidak tepat waktu 1,67 kali lebih besar untuk melakukan kunjungan ANC tidak lengkap dibandingkan dengan ibu yang kehamilannya diinginkan setelah dipengaruhi oleh usia dan status pekerjaan. Oleh karena itu perlu adanya peningkatan pelayanan KB dan kunjungan ANC untuk mencegah kehamilan tidak diinginkan serta meningkatkan kunjungan ANC lengkap.

The Complete ANC Coverage (K6) in Indonesia is still low due to various contributing factors, including unintended pregnancy. In 2017, the rate of unintended pregnancies reached 15% in Indonesia, with 7% being unwanted pregnancies and 8% being mistimed pregnancies. Other factors related to ANC visits include individual factors of the mother, such as age, education, marital status, employment status, parity, and maternal participation in decision-making. This study aims to analyze the relationship between unintended pregnancy and ANC visits among reproductive-age women in Indonesia. A cross-sectional study design was used, analyzing data from the 2017 Indonesian Demographic and Health Survey (IDHS). The analysis involved chi-square tests and logistic regression. The study found a significant association between unintended pregnancy and ANC visits after controlling for marital status (p value=0,0001). Mothers who experienced completely unintended pregnancies were 1.53 times more likely to have incomplete ANC visits compared to mothers who had intended pregnancies, while mothers with mistimed pregnancies were 1.67 times more likely to have incomplete ANC visits compared to those with intended pregnancies, after being influenced by age and employment status. Therefore, there is a need for improved family planning services and ANC visits to prevent unintended pregnancies and enhance complete ANC coverage."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nanda Aula Rumana
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh suplementasi zat besi selama kehamilan terhadap kejadian kematian neonatal di Indonesia menggunakan data SDKI Tahun 2012. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional dengan jumlah sampel 13.917 neonatal yang lahir dalam kurun waktu 2007-2012 dan ditemukan sebanyak 139 mengalami kematian neonatal. Penelitian ini menghasilkan temuan bahwa ada hubungan antara suplementasi zat besi 30-59 hari selama hamil dengan kejadian kematian neonatal. Ibu yang mengonsumsi zat besi 30-59 hari selama hamil meningkatkan kematian neonatal sebesar 2,56 kali dibandingkan ibu yang mengonsumsi ≥ 120 hari (95% CI=1,12 - 5,81) setelah dikontrol oleh variabel umur saat melahirkan, pekerjaan, jenis persalinan pendidikan ayah, berat lahir, kunjungan kehamilan, dan komplikasi. Sebaiknya pemerintah meningkatkan standar minimal suplementasi zat besi lebih dari 90 hari selama kehamilan dengan harapan akan mengurangi kejadian anemia pada ibu hamil.

The research is aimed to know the influence of iron consumption during pregnancy on neonatal death in indonesia 2012. It is used cross sectional design with the total sample 13.917 neonatal who was born in 2007-2012 and 139 of it are neonatal mortality. This research found that there is a relationship between iron supplementation during pregnancy is 30-59 days with the incidence of neonatal death. Mothers who took iron 30-59 days during pregnancy increases neonatal mortality by 2.56 times compared to mothers who consumed ≥ 120 days (95% CI = 1.12 to 5.81) after controlled by variable age when birth, occupation, type of birth, father's education, birth weight, antenatal care, and complications. The government should at least increase the standard iron consumption during pregnancy more than 90 days to reduce the anemia in pregnant women.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>