Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 150216 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Pradina
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat sejauh mana pemberian teknik terapi Cognitive Behavioral Stress Management (CBSM) dalam mengurangi tingkat stres pada istri dalam hubungan commuter marriage. Proses screening awal dilakukan dengan cara memberikan Marital Taxon Self-Report Measure dan Life Distress Inventory (LDI), serta wawancara pada istri dalam hubungan commuter marriage yang berminat mengikuti proses screening. Setelah screening,dilakukan terpilihlah tiga orang partisipan yang memenuhi kriteria partisipan penelitian dan bersedia mengikuti mengikuti sesi CBSM sebanyak 7 kali. Penelitian ini menggunakan desain one group before-after study, dimana peneliti melihat perubahan skor partisipan saat pre-test dan post-test. Hasil kuantitatif dan kualitatif dari penelitian ini menunjukkan bahwa CBSM terbukti efektif dalam menurunkan tingkat stres pada istri dalam hubungan commuter marriage.

This study is aim to evaluate the effectiveness of Cognitive Behavioral Stress Management in reducing stress among wife in commuter marriage relationship. Researcher used Marital Taxon Self-Report Measure and Life Distress Inventory and brief interview in screening process. Through screening process, researcher got three participants who was willing to attend seven sessions of CBSM. Researcher used before-after study design to find out if CBSM could reduce stress. Results suggest that CBSM is effective to reduced stress for wife in commuter marriage relationship.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
T42210
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kresna Astri
"Tujuan dari penelitian ini adalah menginvestigasi efektivitas Multicomponent Cognitive Behavioral Group Therapy (MCBGT) sebagai intervensi manajemen stres dan kesepian pada lansia di Depok. MCBGT terdiri dari delapan sesi intervensi dengan berbagai macam teknik yang berbeda pada setiap sesi. Teknikteknik yang digunakan adalah relaksasi pernapasan, relaksasi progresif, psikoedukasi, self-monitoring, action planning, pendekatan kognitif, komunikasi efektif, dan teknik pemecahan masalah. Terdapat tujuh lansia yang terdiri dari enam perempuan dan satu laki laki berpartisipasi dalam penelitian ini.
Metode pengumpulan data dilakukan secara kuantitatif, yaitu menggunakan alat ukur stres berupa Perceived Stress Scale (PSS), Perceived Stress Questionnaire (PSQ), dan Subjective Units of Distress (SUD), serta secara kualitatif menggunakan observasi dan juga wawancara. Pengukuran dilakukan pada sebelum dan sesudah dilaksanakan intervensi untuk menelaah perbedaan kondisi partisipan sebagai hasil dari intervensi. Hasil penelitian menunjukkan adanya penurunan tingkat stres dan kesepian pada saat sebelum dan sesudah intervensi, yang mengindikasikan bahwa intervensi secara efektif membantu peserta menangani stres dan kesepian. Efek intervensi diindikasikan lebih besar pada stres dibandingkan kesepian.

The aim of this research was to examine the effectiveness of stress and loneliness management using Multicomponent Cognitive Behavioral Group Therapy (MCBGT) with the elderly living in Depok. There were eight sessions in which involved several different techniques of MCBGT, with each session focusing on one technique. The techniques used were controlled breathing, progressive relaxation, psychoeducation, self-monitoring, action planning, cognitive approach, effective communication, and problem-solving. There were seven elderly people, six females and one male, that participated in this research. Data collection was through both quantitative and qualitative methods.
The quantitative method used four measurements such as Perceived Stress Scale (PSS), Perceived Stress Questionnaire (PSQ), Subjective Units of Distress (SUD), and UCLA loneliness scale. On the other hand, qualitative method used observation and interview to collect additional information from participants. Pretest and posttest were assessed in order to investigate the differences that occur on the stress and loneliness level due to MCBGT. It was found through the posttest that there were decreased levels of stress and also loneliness. Furthermore, it is suggested through the research that MCBGT was more effective in dealing with stress compared to loneliness.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
T30492
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Angelia Sun Putri
"ABSTRAK
Stres adalah masalah yang umum dialami oleh setiap individu, termasuk juga pada lanjut usia. Ketika seseorang memasuki masa usia lanjut, terdapat sejumlah penurunan fungsi tubuh, baik secara fisik, kognitif, psikologis, maupun sosial yang dapat menimbulkan stres sehingga berdampak pada meningkatnya tekanan darah tinggi (hipertensi). Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas intervensi dengan pendekatan Terapi Kognitif-Perilaku untuk menurunkan tingkat stres pada lansia dengan hipertensi. Partisipan dalam penelitian ini adalah lanjut usia (N=4) berusia 65-74 tahun. Setiap partisipan mempersepsikan hidupnya sebagai stres, yang diukur dengan alat ukur Perceived Stress Scale (Cohen, Kamarck, dan Mermelstein, 1983) dan memiliki penyakit hipertensi berdasarkan pengukuran menggunakan alat digital blood pressure monitoring. Desain penelitian yang digunakan adalah pre-post design, dimana dilakukan pengukuran tingkat stres dan tekanan darah pada awal dan akhir intervensi untuk melihat perubahan yang terjadi. Pada akhir intervensi terlihat adanya penurunan tingkat stres dan perubahan tekanan darah dari hipertensi menjadi tekanan darah pada kategori normal untuk lanjut usia. Hasil ini menunjukkan bahwa intervensi dengan pendekatan Terapi Kognitif-Perilaku berhasil menurunkan tingkat stres yang berdampak pada penurunan tekanan darah yang tinggi pada lanjut usia.

ABSTRACT
Stress is a common problem that happen in every individual, including older adult. When people become old, there are decline in bodily function, such as physically, cognition, psychological, and social aspect which can be stressful and increase high blood pressure (hypertension). The aim of this study is to examine effectiveness of Cognitive-behavioral therapy to reduce stress for older adult with hypertension. The participant of the study is older adult (N=4) with age between 65-74 years old. Each participant perceives their life as stressful, measured by perceived stress scale (Cohen, Kamarck, dan Mermelstein, 1983), and has hypertension based on digital blood pressure monitoring machine. The pre-post design applied in study, which is stress and blood pressure measured before and after intervention to see any possible change. At the end of intervension, there are decrease in stress score and change in blood pressure from hypertension to normal blood pressure for older adult. Result indicated that Cognitive-behavioral therapy success to reduce stress and decrease the hypertension in older adult.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
T35338
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cinintya Dewi
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas cognitive behavioral play therapy dalam mengatasi selective mutism pada anak usia sekolah. Penelitian ini mengunakan desain single-subject. Subyek penelitian ini berjenis kelamin perempuan, berusia 10 tahun dan duduk di kelas lima Sekolah Dasar. Efektivitas program diukur dengan mengunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif dengan data yang diperoleh melalui metode observasi. Sebagai intervensi, peneliti menggunakan cognitive behavioral play therapy. Hasil Penelitian menunjukkan program cognitive behavioral play therapy efektif dalam membangun pikiran alternatif yang adaptif, membentuk coping perilaku berupa deep breath dan meningkatkan frekuensi bicara pada L. Sebagai hasil tambahan program ini juga mempengaruhi motivasi subyek untuk mau bermain dengan teman-teman.

Cognitive behavioral play therapy are aplied to reduce selective mutism on middle childhood children. This research is single subject design with 10 years old little girl as subject. In qualitative and quantitative approch, this research use observational method. For cognitive and behavior change, researcher use cognitive behavior technic such as psychoeducation, cognitive change strategies (identifying and challenging maladaptive thought), positive self-statement, problem solving, bibliotherapy, modeling, role play, relaxation, exposure, and positive reinforcement. As the result, cognitive behavioral play therapy are effective to develop subject‟s alternative adaptive thought and adaptive behavior coping, and increase talk behavior frequencies."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
T39230
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cantyo Atindriyo Dannisworo
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh anger management dengan pendekatan Cognitive Behavioral Therapy (CBT) terhadap individu yang memiliki masalah dalam mengelola emosi marah dalam hubungan pacaran. Hal ini dilakukan karena permasalahan dalam mengelola emosi marah dapat memiliki dampak kesehatan bagi dirinya dan dampak psikologis bagi pasangan. Penelitian ini merupakan penelitian kuasi-eksperimental one group, before after (pretest - posttest) design, yaitu dengan memberikan intervensi CBT kepada 4 orang partisipan. Selanjutnya, analisis dilakukan dengan cara membandingkan data kuantitatif maupun kualitatif dari hasil pre-test, post-test, dan follow-up.
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa intervensi ini berhasil membantu dua dari tiga partisipan untuk mengelola kemarahannya. Secara kuantitatif, intervensi ini membantu menurunkan tendensi partisipan untuk marah, meningkatkan kemampuan partisipan untuk mengontrol marah, dan membantu ketiga partisipan untuk menurunkan tingkat kemarahan yang dirasakannya. Selanjutnya, secara kualitatif intervensi ini membantu dua dari tiga partisipan dalam mengelola kemarahannya dengan lebih baik.

This research was made to understand the effect of Anger Management by using Cognitive Behavioral Therapy (CBT) to an individual that has a problem in regulating their anger in a dating relationship. This is done because the problem in controlling our anger will have a negative impact for their health, as well as psychological effect for couples. This research is a form of quasi-experimental on one group, before after (pretest - posttest) design, which is by giving CBT intervention towards 4 participants. After that, the analysis will be done by comparing quantitative data, as well as qualitative data from the result of the pretest, post-test, and follow-up session.
The result shows that this intervention has successfully helped two out of the 3 participants to control their anger. Quantitatively, this intervention will help to reduce the tendency of their anger, increase the participant?s ability to control anger, and helped the 3 participants to reduce their level of anger that they felt. After that, qualitatively this intervention helped two out of the 3 participants to better control their anger.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
T45512
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Patricia Y. Tunrisna
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh dyadic coping stress communication, positive dyadic coping, dan negative dyadic coping terhadap kepuasan pernikahan pada pasangan commuter marriage yang dual careers family. Sebanyak 33 pasangan suami istri 66 orang mengisi dua alat ukur yang digunakan pada penelitian ini, yaitu Dyadic Coping Inventory DCI untuk mengukur dyadic coping yang digunakan pasangan dan Couple Satisfaction Index CSI yang mengukur kepuasan pernikahan. Pada penelitian ini, ditemukan terdapat pengaruh positive dyadic coping yang terdiri dari supportive, delegated, dan common dyadic coping GFI= 0.999 > 0.9; RMSEA= 0.03< 0.05; dan p-value 0.245>0.05 terhadap kepuasan pernikahan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa positive dyadic coping suami tidak berpengaruh terhadap kepuasan pernikahan dirinya sendiri, namun persepsi suami terhadap coping istri justru berkontribusi. Di sisi lain, seluruh aspek positive dyadic coping milik istri ditemukan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepuasaan pernikahannya sendiri actor effect dan juga kepuasaan pernikahan suami partner effect . Hasil penelitian lainnya, tidak ditemukan adanya pengaruh stress communication dan negative dyadic coping yang signifikan terhadap kepuasan pernikahan.

This study aims to see the effect of dyadic coping stress communication, positive dyadic coping, and negative dyadic coping on marital satisfaction in couples commuter marriage that dual careers family. A total of 33 married couples 66 people filled the two measuring instruments used in this study, namely Dyadic Coping Inventory DCI to measure the dyadic coping used by couples and Couple Satisfaction Index CSI that measure marital satisfaction. In this study, there was found positive dyadic coping effect consisting of supportive, delegated, and common dyadic coping GFI 0.999 0.9, RMSEA 0.03 0.05 to marital satisfaction.
The results of this study indicated that husband's positive dyadic coping does not affect his own marital satisfaction, but the husband's perception of wife's coping actually contribute. On the other hand, all aspects of wife's positive dyadic coping are found to have a significant influence on her own marital satisfaction actor effect and also the marital satisfaction of husbands partner effect . Other research results, there was no significant effect of stress communication and negative dyadic coping on marital satisfaction.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
T51158
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Desri Alina
"Wanita yang menjadi istri anggota TNI dihadapkan pada perubahan status dan peran yang kompleks. Peran ini mencakup sebagai ibu, istri, pekerja dan anggota organisasi PIA Ardhya Garini. Seiring bertambahnya peran maka telah menciptakan sumber stres bagi istri. Tujuan dari pemberian intervensi ini adalah untuk menurunkan tingkat stres terkait multi peran dengan cara meningkatkan keterampilan manajemen stres yang dapat membantu istri mengelola stresnya.
Penelitian ini dilakukan dengan mengacu kepada Pelatihan Manajemen Stres Dengan Model Terintegrasi oleh Saul Neves de Jesus et al 2014 yang menggunakan bentuk intervensi kelompok dan telah disesuaikan bagi partisipan penelitian. Intervensi dilaksanakan enam sesi yang masing-masing berlangsung 90 menit. Penelitian ini menggunakan desain penelitian kuasi eksperimental, before-after study design terhadap 4 partisipan yang mengalami stres terkait multi peran. Partisipan mengalami stres terkait multi peran yang berdampak pada fisik, emosional, dan perilakunya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa intervensi manajemen stres efektif menurunkan tingkat stres partisipan. Namun manajemen stres belum secara efektif menurunkan tingkat stres pada partisipan N. Secara umum partisipan berhasil mengidentifikasi sumber stres terkait multi perannya, dampak stres dan kemampuan pemilihan coping yang tepat mengatasi stres melalui ketrampilan relaksasi, restrukturisasi kognitif, dan menentukan skala prioritas untuk mengatasi stresnya.

Women who become wives of TNI members are faced with complex status and role changes. This role includes as a mother, wife, worker and member of the PIA Ardhya Garini organization. As the role increases it has created a source of stress for the wife. The purpose of this intervention is to reduce the level of stress associated with multi role by improving stress management skills that can help the wife manage her stress.
The study was conducted with reference to the Stress Management Training Model Integrated by Saul Neves de Jesus et al 2014 using a group intervention form and was adapted for the study participants. Intervention held six sessions each lasting 90 minutes. This study used quasi experimental research design, before after study design on 4 participants who experienced stress related multi role. Participants experience stress related multi role that impact on physical, emotional, and behavior.
The results showed that stress management interventions effectively decreased participants 39 stress levels. However, stress management has not been effective in reducing stress levels in N participants. In general, participants have identified the sources of stress related to their multiple roles, the impact of stress and coping skills that appropriately deal with stress through relaxation skills, cognitive restructuring, and determining priority scales to cope with stress.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
T49196
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alula Aurelia Alfediar
"enelitian ini bertujuan untuk melihat peran Supportive Dyadic Coping sebagai moderator dalam hubungan stres eksternal dan stres internal pada pasangan dengan usia pernikahan 1-5 tahun di Indonesia. Diketahui tingkat perceraian di Indonesia meningkat. Hal ini dikarenakan pasangan mengalami kesulitan untuk menyesuaikan diri terhadap satu sama lain, terutama pasangan dengan usia pernikahan 1-5 tahun yang membutuhkan banyak penyesuaian. Penelitian dilaksanakan pada 128 partisipan WNI yang berusia minimal 20 tahun yang sudah menikah dengan memiliki usia pernikahan 1-5 tahun. Alat ukur yang digunakan adalah Multidimensional Stress Questionnaire for Couple Dyadic Coping Inventory (DCI). Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya hubungan positif yang signifikan antara stres eksternal dan stres internal serta adanya efek moderasi supportive dyadic coping (SDC) terhadap hubungan stres eksternal dan stres internal. Implikasi penelitian ini adalah dapat menjadi acuan bagi konselor pernikahan/psikolog agar dapat menggunakan strategi supportive dyadic coping (SDC) sebagai strategi dyadic coping yang paling sesuai dengan kriteria partisipan yaitu pasangan yang sudah menikah dengan usia pernikahan 1-5 tahun di Indonesia dalam mengatasi stres eksternal dan stres internal.

This study aims to examine the role of Supportive Dyadic Coping as a moderator in the relationship between external stress and internal stress in couples with 1-5 years of marriage in Indonesia. It is known that the divorce rate in Indonesia is increasing. This is because couples have difficulty adjusting to each other, especially couples with a marriage age of 1-5 years which requires a lot of adjustment. The study was conducted on 128 Indonesian participants who were at least 20 years old who were married with a marriage age of 1-5 years. The measuring instruments used were the Multidimensional Stress Questionnaire for Couples (MSF-P) and the Dyadic Coping Inventory (DCI). The results showed that there was a significant positive relationship between external stress and internal stress and the moderating effect of supportive dyadic coping (SDC) on the relationship between external stress and internal stress. The implication of this study is that it can be a reference for marriage counselors/psychologists to be able to use the supportive dyadic coping (SDC) strategy as a dyadic coping strategy that best fits the criteria of participants, namely married couples with a marriage age of 1-5 years in Indonesia in overcoming external stress and internal stress."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nada Salsabilla
"Parameter umum untuk melihat apakah suatu masyarakat sudah terpenuhi kondisi kesejahteraannya menurut konsep kesejahteraan sosial adalah di mana suatu masalah sosial dapat dikelola, sejauh mana kebutuhan masyarakat dapat dipenuhi, dan tingkatan di mana kesempatan untuk mengembangkan diri difasilitasi oleh pemerintah. Namun faktanya, kondisi KRL Commuter Line sering dikeluhkan karena tidak lagi memberikan kenyamanan sebagai bentuk kesejahteraan kepada penggunanya. Maka dari itu, penelitian ini dilakukan untuk memberi gambaran mengenai kondisi pengguna KRL Commuter Line yang transit di Stasiun Manggarai. Terdapat dua variabel yang diuji dalam penelitian ini, yakni resiliensi dan stres perjalanan (commuting stress). Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah accidental sampling dan online sampling menggunakan metode survei dengan instrumen kuesioner dalam ukuran skala Likert. Pengumpulan data dilakukan pada April–Mei 2024 dengan jumlah responden 331 pekerja pengguna KRL Commuter Line yang transit di Stasiun Manggarai. Hasil penelitian ini menunjukkan kondisi hubungan antara variabel resiliensi dengan variabel stres perjalanan (commuting stress) pada sebagian besar pekerja pengguna KRL Commuter Line transit Stasiun Manggarai termasuk signifikan dengan kekuatan hubungan masuk ke dalam kategori cukup berdasarkan hasil uji korelasi Kendall’s Tau-b sebesar 0,353. Arah hubungan yang terbentuk bersifat positif menunjukkan semakin tinggi tingkat stres perjalanan (commuting stress) pengguna maka semakin tinggi pula tingkat resiliensi diri.

The general parameters for seeing whether a society's welfare conditions have been met according to the concept of social welfare are the extent to which a social problem can be managed, the extent to which society's needs can be met, and the level to which the government facilitates opportunities for self-development. However, the condition of the KRL Commuter Line is often complained about because it no longer provides comfort as a form of welfare to its users. Therefore, this research was conducted to provide an overview of the conditions of KRL Commuter Line users who transit at Manggarai Station. Two variables were tested in this research: resilience and commuting stress. This study uses a quantitative approach. The data collection techniques used were accidental sampling and online sampling using a survey method with a questionnaire instrument on a Likert scale. Data was collected in April–May 2024 with 331 respondents who used the KRL Commuter Line and transited at Manggarai Station. The results of this research show that the condition of the relationship between the resilience variable and the commuting stress variable for the majority of workers using the KRL Commuter Line transit at Manggarai Station is significant, with the strength of the relationship being in the sufficient category based on the results of the Kendall's Tau-b correlation test of 0.353. The direction of the relationship formed is positive, indicating that the higher the user's level of commuting stress, the higher the self-resilience. "
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prisna Maharani Santoso
"ABSTRAK
Penelitian mengenai efektivitas pemimpin mulai mengarah kepada persepsi
bawahan terhadap efektivitas pemimpinnya dan bukan karena performanya
(Hannah, Sumanth, Lester, & Cavarretta, 2014). Behavioral integrity, yang
merupakan pola konsisten antara ucapan dengan tindakan pemimpin yang dinilai
oleh bawahan, merupakan salah satu faktor utama yang memengaruhi efektivitas
pemimpin. Penelitian sebelumnya menunjukkan adanya hubungan positif antara
behavioral integrity dan efektivitas pemimpin, dengan demikian penelitian ini
melanjutkan penelitian-penelitian tersebut dengan beragumen bahwa hubungan
antara behavioral integrity dan efektivitas pemimpin dapat terjadi apabila
dimediasi penuh oleh cognitive trust dan affective trust. Penelitian ini dilakukan
terhadap 215 orang pegawai di bidang jasa dengan metode survei menggunakan
kuesioner. Hasil analisis parallel multiple regression menggunakan PROCESS
menunjukkan bahwa hubungan antara behavioral integrity dengan efektivitas
pemimpin hanya dapat terjadi apabila dimediasi penuh oleh cognitive trust dan
affective. Ini berarti behavioral integrity baru dapat memengaruhi efektivitas
pemimpin apabila bawahan memiliki cognitive trust dan affective trust kepada
pemimpinnya.

ABSTRACT
Leadership theories have shifted over the last few decades from a focus on
objective measure of performance toward subordinate?s evaluation of leaders?
behaviors relevant to team performance. Behavioral integrity, which refer to
subordinate?s perception of pattern of word-deed alignment, is one of the most
important factors that influence subordinate?s evaluation of their leaders?
effectiveness. We extend previous research by arguing that the importance of
behavioral integrity on leader effectiveness is mediated by two forms of trust:
cognitive trust, which refer to trust that based on performance-relevant cognitions
such as competence, reliability, and dependability; and affective trust, which refer
to the emotional bonds between individuals that are grounded upon expressions of
genuine care and concern for the welfare of the other party. To test the
hypotheses, we collected data from 215 employees in the service industry. Using
parallel multiple regression by PROCESS, we find that the relationship between
behavioral integrity and leader effectiveness is fully mediated by cognitive trust
and affective trust, suggesting that behavioral integrity will only take place when
subordinate have cognitive and affective trust on their leaders. This research is
particularly important because it delineate the mechanism under which
behavioral integrity impact leader effectiveness"
2016
T45557
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>