Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 88825 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Riza Fatma Arifa
"Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh faktor otonomi perempuan, faktor sosio-ekonomi dan demografi terhadap risiko perceraian dengan menggunakan data SAKERTI 2000-2007. Unit analisisnya adalah responden perempuan panel berstatus kawin berumur 15-50 tahun pada tahun 2000 dan berstatus kawin/cerai hidup/berpisah pada tahun 2007. Hasil analisis regresi Cox menunjukkan bahwa otonomi perempuan berpengaruh terhadap risiko perceraian. Faktor lain yang mempengaruhi risiko perceraian adalah umur perempuan saat menikah, pengalaman perceraian perempuan sebelumnya, keberadaan anak dalam rumah tangga, pendidikan perempuan, status bekerja perempuan, dan status kepemilikan rumah. Namun, ketika mempertimbangkan faktor status bekerja suami, maka faktor otonomi perempuan tidak signifikan mempengaruhi risiko perceraian.

The objective of this study is to analyze the effect of women's autonomy, socio-economic and demographic factors on the risk of divorce using IFLS Data 2000-2007. The respondents are married females aged 15-50 years in 2000 who were married/divorced/separated in 2007. The results of Cox regression show that women's autonomy is associated with the risk of divorce. Other factors affecting the risk of divorce are age at marriage, previous divorce experience, the presence of children, women's education, women's working status, and home ownership. However, when controlled with their husband?s working status, women's autonomy is not significantly related with the risk of divorce.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmi Hidayati
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh otonomi perempuan (economic decision making, freedom from threat, dan health care autonomy) terhadap kejadian diare pada balita di Indonesia menggunakan data SDKI 2017. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner dan Propensity Score Matching (PSM). Hasil analisis regresi logistik biner menunjukan bahwa economic decision making, freedom from threat, dan health care autonomy signifikan secara statistik menurunkan peluang terjadinya diare pada balita dengan odds ratio masing-masing sebesar 0,887, 0,761, dan 0,874. Variabel bebas lainnya yang memiliki hubungan signifikan secara statistik terhadap diare pada balita yaitu umur ibu, tingkat pendidikan ibu, umur anak, durasi menyusu anak, klasifikasi wilayah tempat tinggal, sumber air minum rumah tangga, dan fasilitas sanitasi rumah tangga. Hasil tersebut diperkuat dengan hasil PSM yang menyatakan bahwa balita yang memiliki ibu dengan economic decision making, freedom from threat, dan health care autonomy memiliki resiko terkena diare lebih rendah masing-masing sebesar 1,71%, 3,36%, dan 1,9%. Oleh karena itu penting bagi pemangku kebijakan untuk terus meningkatkan otonomi perempuan, khususnya meningkatkan kebebasan perempuan dari ancaman dan kekerasan dalam rumah tangga serta meningkatkan kemampuan perempuan untuk berpartisipasi dalam pembuatan keputusan perawatan kesehatan dan ekonomi sebagai upaya menekan prevalensi diare pada balita.

This study aims to analyze the effect of women's autonomy (economic decision making, freedom from threat, and health care autonomy ) on childhood diarrhea in Indonesia using the 2017 IDHS data. Analytical method used in this study are binary logistic regression and Propensity Score Matching (PSM). The results of the binary logistic regression showed that economic decision making, freedom from threat, and health care autonomy were statistically significant in reducing the chances of childhood diarrhea with odds ratios of 0.887, 0.761, and 0.874, respectively. Other independent variables that have a statistically significant relationship to the incidence of childhood diarrhea are maternal age, mother's education level, child's age, duration of breastfeeding, classification of residential area, household drinking water sources, and household sanitation facilities. These results are reinforced by PMS’s results which states that children who have mothers with economic decision making, freedom from threat, and health care autonomy have a lower risk of diarrhea by 1.71%, 3.36%, and 1.9, respectively. Therefore, it is important for policy makers to keep improving women’s autonomy especially in women's freedom from threat and domestic violence and improving women's participation in health care and economic decision making in case to reduce the chances of childhood diarrhea."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Sinang
"Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari perbedaan risiko bercerai antar wanita dengan menggunakan Sakerti Tabun 2000 dan 2007 menurut karakteristik tiogkat pendidikan dan umur kawin pertama dengan memperhitungkan k&raktaristik kebadinm anak, daerab tempat tinggal, kohor kelabiran dan status kerja, Berdasarkan temuan pada analisis deskriptif, dapat disimpulkan bahwa wanlta berpendidikan lebih rendah merniliki risiko bercerai yang lebih besar dibandingkan wanlta berpendidikan lebih tioggi. Wanlta dengan umur kawin pertama 22 tahun keatas justru memiliki risiko bercerai yang lebih besar dibandingkan wanlta dengan urnur kawin pertama 15 tahun kebawab dan 16-21 tahun. Sedangkan dalarn hal kebadimn anal<, kohor kelabimn dan status kerja, diternukan babwa wanlta yang tidak merniliki anak, labir sebagai generasi paling muda dan beketja, memiliki risiko bercerai yang paling besar. Berdasarkan analisis inferens dengan model regresi legit biner, dapat disimpulkan bahwa dengan memerhatikan kondisi tingkat pendidikanumur kawin pertama serta faktor klasifikasi seperti kebadiran anak, daerah tempat tinggai, kohor kelahiran dan status kelja, perbedaan risiko pada umumnya menunjukkan pola yang sama dengan basil dari analisis deakriptif. Namnn, basil estimasi pada setiap model menunjukkan terdapat perbedaan risiko yang signifikan hanya pada kondisi wanita yang berpendidikan tamat SMP keatas dan umur kawin pertarnanya 22 tahun keatas.

The objective of this research is to study the difference in risk of divorce among women according to educational level) age at first marriage by considering the presence of children, residence, birth cohort and working status. Using the 2000 and 2007 IFLS data, the findings on descriptive analysis show that women with lower level of education have greater risk of divorce than women with high level of education. Women with age of first marriage 22 years and older have greater risk of divoree than women with age of first marriage 15 years and younger and 16-21 years. According to the factors of the presence of children, birth cohort and working statusit is found that women who have no children who were born as the youngest cohort and who were working. have the greatest risk of divorce. Based on the results of binary logit regression model, it is concluded that by considering the educational level, age at first marriage and classification factor such as the presence of children. residence, birth cohort and working status, the pattern of the results are simllar with the results from descriptive analysis. However, the estimation results in every model show that there are significant risk differences only for women who finished junior highschool and higher and women with age of first marriage 22 years and older."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2010
T33539
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dahlia Triyanti
"Penelitian ini bertujuan mempelajari pengaruh otonomi dan karakteristik ibu terhadap pemberian imunisasi dasar pada anak menggunakan data SDKI 2012. Berdasarkan hasil analisis multinomial logit otonomi ibu dan faktor sosial ekonomi dan demografi menentukan status pemberian imunisasi dasar. Pemberian imunisasi dasar anak umur 11 23 bulan lebih cenderung dilakukan oleh ibu yang memiliki otonomi pendidikan SMA keatas berumur 20 29 tahun status ekonomi tinggi penolong persalinan oleh medis tinggal di kota dekat sarana kesehatan memiliki anak laki laki dan diurutan satu atau dua. Faktor paling mempengaruhi pemberian imunisasi dasar adalah penolong persalinan Ibu yang melahirkan di tenaga medis lebih besar kecenderungannya memberikan imunisasi dasar.

This research aims to study the effect of autonomy and maternal characteristics on the basis of the child's immunization using data IDHS 2012. Based on the analysis of multinomial logit maternal autonomy and socio economic and demographic factors determine the immunization status of the base. Basic immunization of children aged 11 23 months were more likely to be done by mothers who have autonomy education above high school aged 20 29 years higher economic status birth attendants by medical living in the city close to medical facilities have a boy and have one or two. The most influential factor is the basic immunization birth attendants Mothers who give birth in medical personnel greater tendency to provide basic immunizations.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erita Agustin Hardiyanti
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh otonomi perempuan dalam rumah tangga terhadap status kehamilan yang tidak diharapkan dengan menggunakan data perempuan yang sedang hamil dalam Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012. Hasil regresi multinomial logistik menunjukkan bahwa otonomi perempuan dalam rumah tangga tidak berpengaruh signifikan terhadap kehamilan tidak tepat waktu dan kehamilan tidak diinginkan sedangkan variabel umur ibu, jumlah anak yang dilahirkan sebelumnya, dan interval kehamilan dari kelahiran sebelumnya berpengaruh signifikan terhadap kehamilan tidak tepat waktu dan kehamilan tidak diinginkan. Pemakaian kontrasepsi memiliki pengaruh yang positif dan kuat pada kehamilan tidak diinginkan, namun pengaruhnya menjadi negatif dan tidak signifikan pada kehamilan tidak tepat waktu.

This study examines the effect of women?s autonomy in their households on unintended pregnancy among currently pregnant Indonesian women using the Indonesia Demography and Health Survey 2012. The results of multinomial logistic regression indicate that women's autonomy is not a significant predictor for unintended pregnancy, either for mistimed nor unwanted pregnancy. Variables with significant effect on mistimed and unwanted pregnancies are age, number of children ever born, and pregnancy interval from the previous birth. Contraceptive use has a positive and strong effect on unwanted pregnancy, but became negative and not significant on mistimed pregnancy."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ismi Azkya
"Saat ini kasus perceraian di Indonesia mengalami peningkatan, begitu juga dengan angka kemiskinan yang masih cukup tinggi. Dalam penelitian ini ingin membahas mengenai pengaruh kemiskinan terhadap perceraian. Kemiskinan yang dipakai dalam penelitian ini menggunakan kemiskinan multidimensi yang diantaranya menggunakan indikator seperti pendidikan, kesehatan, dan standar hidup. Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan data Indonesian Family Life Survey (IFLS) tahun 2014. Untuk menjelaskan hasil penelitian ini, digunakan metodologi Instrumental Variable (IV) atau dikenal juga sebagai Two Stage Least Square (2SLS) dengan tahap pertama menggunakan Ordinary Least Square (OLS) dan tahap kedua menggunakan Logit. Pada tahap pertama, hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel instrumen Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kemiskinan dengan hubungan negatif. Selain itu, pada tahap kedua hasilnya menunjukkan bahwa kemiskinan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perceraian dengan hubungan positif.

Currently, divorce cases in Indonesia have increased, as well as the poverty rate which is still quite high. In this study, we want to discuss the effect of poverty on divorce. Poverty used in this study uses multidimensional poverty which includes indicators such as education, health, and living standards. The data used in this study are Indonesian Family Life Survey (IFLS) data in 2014. To explain the results of this study, the Instrumental Variable (IV) methodology or also known as Two Stage Least Square (2SLS) is used with the first stage using Ordinary Least Square (OLS) and the second stage uses Logit. In the first stage, the results showed that the Certificate of Disability (CoD) instrument variable had a significant effect on poverty with a negative relationship. In addition, in the second stage the results show that poverty has a significant effect on divorce with a positive relationship."
Depok: Fakultas Ekonomi dan BIsnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edvin Nur Febrianto
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh otonomi perempuan dalam rumah tangga terhadap kelahiran bayi BBLR di Indonesia dengan menggunakan data SDKI 2017. Unit analisis dalam penelitian ini adalah wanita usia subur yang dalam 5 tahun yang lalu melahirkan anak lahir hidup tunggal (kelahiran tunggal). Otonomi perempuan diukur menggunakan pertanyaan mengenai keterlibatan perempuan dalam penentuan keputusan dalam rumah tangga serta sikap perempuan terhadap pemukulan oleh suami/pasangan. Skor otonomi perempuan yang diperoleh menggunakan Principal Component Analysis (PCA) selanjutnya dikelompokkan menjadi kategori tinggi dan rendah. Data SDKI 2017 dianalisis menggunakan regresi logistik biner dengan Multiple Imputation karena cukup besarnya persentase sampel yang memiliki missing data, yaitu mencapai 15,37 persen dari total unit analisis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa otonomi perempuan dalam rumah tangga berpengaruh signifikan terhadap kelahiran bayi BBLR. Perempuan dengan otonomi rendah memiliki kecenderungan yang lebih tinggi untuk melahirkan bayi BBLR. Selain otonomi perempuan dalam rumah tangga, variabel yang secara statistik berpengaruh signifikan terhadap kelahiran bayi BBLR, yaitu umur ibu saat melahirkan, lama sekolah ibu, indeks kekayaan, daerah tempat tinggal, paritas, perawatan kesehatan antenatal, serta konsumsi pil zat besi selama kehamilan. Sedangkan variabel status kehamilan, status kerja ibu, interval kelahiran, dan perilaku merokok ibu tidak signifikan secara statistik memengaruhi kelahiran bayi BBLR.

ABSTRACT
This study aims to study the effect of womens autonomy on LBW births in Indonesia using the 2017 IDHS data. The unit analysis in this study is women in childbearing age (15-19 years old) who in the past 5 years gave birth to a single live born child (single birth). Womens autonomy is measured using questions about womens involvement in decision making in the household and womens atitudes toward beating by their husbands spouses. Womens autonomy scores obtained using Principal Component Analysis (PCA) are further grouped into 2 categories (high and low). The 2017 IDHS data were analyzed using binary logistic regression with Multiple Imputation because of the large percentage of samples that had missing data, which reached 15.37 percent. The results showed that womens autonomy had a significant effect on birth of LBW babies. Women with low autonomy have a higher tendency to give birth to LBW babies. Beside womens autonomy, variables that have a statistically significant effect on LBW babies, namely mothers age at birth, mothers years of schooling, wealth index, area of residence, parity, antenatal health care, and consumption of iron pills during pregnancy. While the variables of pregnancy status, mothers work status, birth intervals, and mothers smoking behavior did not have statistically significant effect to birth of LBW babies."
2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Siswanti
"Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh otonomi perempuan dalam rumah tangga dan faktor sosio-ekonomi demografi terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan ibu dan pemilihan pelayanan kesehatan persalinan. Data yang digunakan adalah hasil Survei Demograii dan Kesehatan Indonesia 2007. Analisis multivariat pada penelitian ini menerapkan regresi logistik biner dan regresi logistik multinomial.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa otonomi perempuan dalam rumah tangga dan faktor sosio-ekonomi demografi signifikan mempengaruhi pemanfaatan pelayanan kesehatan maternal. Pemanfaatan pelayanan kesehatan ibu yang tinggi lebih cenderung pada ibu yang memiliki peran tinggi dalam pengambilan keputusan rumah tangga dan berpendidikan SMP ke atas, berdiskusi KB dengan suami, tidak setuju pemukulan suami terhadap istxi, bekerja dan memiliki kontrol atas penghasilan, berumur 30 tahun ke atas, memiliki kurang dari tiga anak, pendidikan suami SMP ke atas, kaya, tinggal di perkotaan dan tidak kesulitan dalam transportasi ke fasilitas kesehatan dan pembiayaan. Selain itu, tidak kesulitan pada jarak, mengalami komplikasi persalinan, dan kehamilan diperiksa oleh tenaga kesehatan mempengaruhi pemilihan pelayanan persalinan.
Interaksi antara peran pengambilan keputusan dalam nnnah tangga dengan pendidikan bexpengaruh paling kuat diantara indikator otonomi ibu lainnya terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan maternal. Status ekonomi keluarga yang paling kuat pengaruhnya terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan maternal. Faktor pemeriksa kehamilan sangat kuat mempengamhi pilihan ibu pada pelayanan kesehatan persalinan.

The research aims to study the influence of woman autonomy in household and socio-economic and demographic factors on the use of maternal health service and selection of delivery health service. The data used come from the results of the 2007 Indonesia Demographic and Health Survey using binary and polytomous logistics regression.
The result show that woman autonomy in household and sosio-economic and demographic factors have significant impacts on maternal health care utilization. The probability of high utilization of maternal health services is higher among those who had high role in household decision making and secondary school or higher education, who discussed family planning with husband, disagreed of wife beating, worked and had control over income, aged 30 years or higher, had less than three children, had husbands with secondary school or higher education, were from rich family, lived in urban areas and did not have difficulties in transportation and money to health facility. ln addition, not having difficulties in distance to health facilities, having delivery complicating and used antenatal care provider affect the choice of delivery services.
Interaction between the role in decision making in household with education have strongest effect among other autonomy indicators for matemal health service utilization. Household economic status is the strongest factor affect maternal health service utilization. Antenatal care provider has strong effect on the choice of delivery services."
Depok: Universitas Indonesia, 2010
T33413
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Silaen, Fernando
"Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh otonomi perempuan, faktor sosial dan ekonomi serta faktor biologis terhadap interval kelahiran pertama dan interval kelahiran kedua di Indonesia dengan menggunakan data SDKI 2012. Analisis multivariat pada penelitian ini menerapkan model regresi Cox. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa otonomi perempuan dalam rumah tangga signifikan mempengaruhi interval kelahiran pertama dan interval kelahiran kedua. Pada model interval kelahiran pertama, faktor terkuat dalam menentukan kecepatan perempuan mempunyai anak pertama adalah penggunaan alat kontrasepsi dan tingkat pendidikan. Sementara pada model interval kelahiran kedua, faktor terkuat dalam menentukan kecepatan perempuan mempunyai anak kedua adalah kelangsungan hidup anak pertama dan lama abstinensi.

The aim of this research is to study the impact of women's autonomy in household and socio-economic and biological factors on first birth interval and second birth interval in Indonesia. The data used come from the results of the 2012 Indonesia Demographic and Health Survey using Cox regression (proportional hazard model). The result shows that women's autonomy in household have significant impacts on first birth interval and second birth interval. In the first birth interval model, the most influential variabels that affected the length of marriage to first birth interval are contraception using and education attainment. Otherwise in the second birth interval model, the survival of index child and abstinence duration is more influential.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lailatun Nazilah
"Penelitian menggunakan data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2007 untuk mengetahui kontribusi otonomi perempuan dalam rumah tangga terhadap pemakaian kontrasepsi di Nusa Tenggara Timur. Desain penelitian ini adalah potong lintang, dengan besar sampel sebanyak 758 orang. Hubungan ditentukan dengan analisis multiple logistic regression.
Hasil penelitian menunjukan bahwa proporsi perempuan perempuan pernah kawin usia 15-49 tahun di NTT pernah menggunakan kontrasespsi sebesar 65,6% (CI 58,6%-72,0%), Sebagian besar perempuan pernah kawin usia 15-49 tahun NTT mempunyai otonomi penuh dalam rumah tangga dilihat sebesar 80% (CI 95%: 76,3%-83,3%), otonomi tersebut tidak mampu untuk meningkatkan penyerapan pemakaian kontrasepsi namun variabel akses layanan KB menjadi variabel dominan terhadap pemakaian kontrasepsi bagi perempuan pernah kawin usia 15-49 tahun.

This study used data Demographic and Health Survey Indonesia 2007 to determine the contribution of women in the household the autonomy to use contraception in East Nusa Tenggara. The study design was cross-sectional, with a sample size of 758 people. Relationship is determined by multiple logistic regression analysis.
The results showed that the proportion of women ever married women aged 15-49 years at the NTT ever using kontrasespsi of 65.6% (CI 58.6% -72.0%), majority of women ever married aged 15-49 years NTT has full autonomy in household by 80% (95% CI: 76.3% -83.3%), this autonomy is not able to increase the absorption of contraceptive used family planning services to access the variable, variable to the dominant use of contraceptives for women ever married aged 15 - 49 years.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>