Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 205627 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Silaen, Fernando
"Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh otonomi perempuan, faktor sosial dan ekonomi serta faktor biologis terhadap interval kelahiran pertama dan interval kelahiran kedua di Indonesia dengan menggunakan data SDKI 2012. Analisis multivariat pada penelitian ini menerapkan model regresi Cox. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa otonomi perempuan dalam rumah tangga signifikan mempengaruhi interval kelahiran pertama dan interval kelahiran kedua. Pada model interval kelahiran pertama, faktor terkuat dalam menentukan kecepatan perempuan mempunyai anak pertama adalah penggunaan alat kontrasepsi dan tingkat pendidikan. Sementara pada model interval kelahiran kedua, faktor terkuat dalam menentukan kecepatan perempuan mempunyai anak kedua adalah kelangsungan hidup anak pertama dan lama abstinensi.

The aim of this research is to study the impact of women's autonomy in household and socio-economic and biological factors on first birth interval and second birth interval in Indonesia. The data used come from the results of the 2012 Indonesia Demographic and Health Survey using Cox regression (proportional hazard model). The result shows that women's autonomy in household have significant impacts on first birth interval and second birth interval. In the first birth interval model, the most influential variabels that affected the length of marriage to first birth interval are contraception using and education attainment. Otherwise in the second birth interval model, the survival of index child and abstinence duration is more influential.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Suharsa
"Walau pelaksanaan program Keluarga Berencana (KB) telah banyak menunjukkan pencapaian positif namun dari sisi kesehatan masih menyisakan masalah tinggginya angka kematian bayi (Infant Mortality Rate atau IMR) jika dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya seperti Thailand, Vietnam, Malaysia, Brunei Darussalam dan Singapura. Laporan BPS juga menyebutkan bahwa angka kematian ibu (Maternal Mortality Rate atau MMR) hasil SDKI 2007 untuk periode 1994 - 2007 masih sulit untuk disimpulkan apakah telah terjadi penurunan kematian maternal di Indonesia selama 10 - 15 tahun terakhir. Sementara itu, WHO telah merekomendasikan bahwa jarak kehamilan setelah kelahiran hidup sebaiknya berjarak sekurang-kurangnya 24 bulan agar dapat mengurangi risiko maternal, perinatal dan infant yang bersifat merugikan. Sehingga perlu dilihat faktor apa saja dan kelompok wanita seperti apa yang berisiko memiliki interval birth-to-pregnancy yang jauh lebih pendek sehingga dapat diambil tindakan dan kebijakan untuk mengurangi dampak yang merugikan tersebut yang selanjutnya dapat menekan angka IMR dan MMR di Indonesia. Untuk menjawab permasalahan dan mencapai tujuan dalam tesis ini digunakan metode survival analysis menggunakan proportional hazard model atau yang dikenal juga sebagai Regresi Cox. Dalam penelitian ini digunakan variabel urutan kelahiran sebagai strata untuk menangani adanya repeated events pada individu yang sama. Sedangkan data yang digunakan adalah data SDKI 2007 yaitu data kalender untuk memperoleh informasi birth-to-interval dan data individu pada kuesioner wanita kawin umur 15 - 49 tahun. Pada hasil analisa deskripsi terlihat bahwa 49,55 persen interval birth-to- interval pada responden yang diamati benda pada interval kurang dari 24 bulan dan hampir 80 persen diantaranya didorong oleh kematian anak sebelumnya. Panjang interval birth-to-pregnancy ternyata sangat dipengaruhi juga oleh lamanya menyusui paska kelahiran hidup terutama pada mereka yang menyusui hingga 24 bulan atau lebih. Berdasarkan berbagai model yang diajukan temyata masih terdapat pengaruh langsung dari variabel sosial-ekonomi walaupun telah memperhitungkan variabel proximate determinants. Adapun urutan tiga variabel yang paling berpengaruh pada hampir seluruhh model adalah interaksi antara penggunaan alokon dan pendidikan yang ditamatkan, lamanya menyusui dan kelangsungan hidup anak sebelumnya. Sedangkan pada paska kelahiran anak pertama, variabel kelangsungan hidup anak lebih dominan dibanding lamanya menyusui.

Although the implementation of Familv Planning program in Indonesia has shown to many positive results but in health perspective still remaining some problems where the Infant Mortality Rate( IMR) still higher than another ASEAN countries as Thailand Wetnam, Malaysia Brunei Darussalam and Singapore. CBS of Indonesia reported that the Maternal Mortality Rate (MMR) as result of IDHS 2007 for 1994 - 2007 period still hard to say that there is a declining of maternal mortality in Indonesia in last 10 - 15 years. Meanwhile, WHO has recommended that interval to attempting next pregnancy aper a live birth at least 24 months in order to reduce the risk of adverse maternal, perinatal and infant outcomes. We should know what factors and which women have risks' to have shorter birth-to-pregnancy intervals so we could take a right decision to reduce that adverse efject and at the end we could reduce the [MR and MMR The survival anabisis method that used in this thesis is proportional hazard model or Cox Regression. The birth order variable was use as strata variable to handle the problem because the present of repeated events in birth-to-pregnancy intervals for some individual object. This thesis is use IDHS 2007 calendar data to obtain birth-to-pregnancy intervals and other information from married women questionnair. By descriptive, there are 49,55 percent of birth-to-pregnancy intervals less than 24 months and almost 80 percent of them influence by the death of index child The length of birth-to-pregnancy intervals is ajected by breasweding duration especially jbr them who breastfed until 24 months or longer after a IW birth. One ofthe conclusion has found that there are direct effects ji-om socio- economic variables although the proximate determinant variables are included to the models. The most influential variables that ajected the length of birth-to- pregnancy interval are interaction of contraception using and education attainment breastfeeding duration, and survival of index child. Otherwise in the after first live birth model, the survival of index child is more influential than breasyeeding duration."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T34007
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Edvin Nur Febrianto
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh otonomi perempuan dalam rumah tangga terhadap kelahiran bayi BBLR di Indonesia dengan menggunakan data SDKI 2017. Unit analisis dalam penelitian ini adalah wanita usia subur yang dalam 5 tahun yang lalu melahirkan anak lahir hidup tunggal (kelahiran tunggal). Otonomi perempuan diukur menggunakan pertanyaan mengenai keterlibatan perempuan dalam penentuan keputusan dalam rumah tangga serta sikap perempuan terhadap pemukulan oleh suami/pasangan. Skor otonomi perempuan yang diperoleh menggunakan Principal Component Analysis (PCA) selanjutnya dikelompokkan menjadi kategori tinggi dan rendah. Data SDKI 2017 dianalisis menggunakan regresi logistik biner dengan Multiple Imputation karena cukup besarnya persentase sampel yang memiliki missing data, yaitu mencapai 15,37 persen dari total unit analisis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa otonomi perempuan dalam rumah tangga berpengaruh signifikan terhadap kelahiran bayi BBLR. Perempuan dengan otonomi rendah memiliki kecenderungan yang lebih tinggi untuk melahirkan bayi BBLR. Selain otonomi perempuan dalam rumah tangga, variabel yang secara statistik berpengaruh signifikan terhadap kelahiran bayi BBLR, yaitu umur ibu saat melahirkan, lama sekolah ibu, indeks kekayaan, daerah tempat tinggal, paritas, perawatan kesehatan antenatal, serta konsumsi pil zat besi selama kehamilan. Sedangkan variabel status kehamilan, status kerja ibu, interval kelahiran, dan perilaku merokok ibu tidak signifikan secara statistik memengaruhi kelahiran bayi BBLR.

ABSTRACT
This study aims to study the effect of womens autonomy on LBW births in Indonesia using the 2017 IDHS data. The unit analysis in this study is women in childbearing age (15-19 years old) who in the past 5 years gave birth to a single live born child (single birth). Womens autonomy is measured using questions about womens involvement in decision making in the household and womens atitudes toward beating by their husbands spouses. Womens autonomy scores obtained using Principal Component Analysis (PCA) are further grouped into 2 categories (high and low). The 2017 IDHS data were analyzed using binary logistic regression with Multiple Imputation because of the large percentage of samples that had missing data, which reached 15.37 percent. The results showed that womens autonomy had a significant effect on birth of LBW babies. Women with low autonomy have a higher tendency to give birth to LBW babies. Beside womens autonomy, variables that have a statistically significant effect on LBW babies, namely mothers age at birth, mothers years of schooling, wealth index, area of residence, parity, antenatal health care, and consumption of iron pills during pregnancy. While the variables of pregnancy status, mothers work status, birth intervals, and mothers smoking behavior did not have statistically significant effect to birth of LBW babies."
2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dini Kurniawati
"Angka kematian ibu dan angka kematian bayi di Indonesia masih tinggi. Salah satu faktor yang menyebabkan tingginya risiko kematian pada ibu dan bayi adalah kelahiran terlalu dekat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan jarak antar kelahiran pada wanita multipara di Indonesia. Penelitian ini menggunakan data Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 pada 9945 wanita multipara. Analisis data menggunakan uji Mann Whitney, Kruskal Wallis, Chi Square, dan Chi Square Mantel Haenzel. Hasil penelitian menunjukkan median jarak antar kelahiran sebesar 62 bulan dan 22,8% wanita memiliki jarak antar kelahiran kurang dari 3 tahun. Ada hubungan signifikan antara jarak antar kelahiran dengan pendidikan, status ekonomi, umur saat melahirkan terakhir, jumlah anak hidup, ukuran ideal keluarga, pemakaian kontrasepsi, mortalitas anak, dan kelangsungan hidup sebelumnya menggunakan uji Mann Whitney/Kruskal Wallis dan Chi Square, sedangkan pemberian ASI eksklusif berhubungan signifikan dengan jarak antar kelahiran menggunakan uji Mann Whitney (p<0,05). Perlu peningkatan komunikasi, informasi, dan edukasi mengenai jarak antar kelahiran optimum dan peningkatan pemakaian kontrasepsi untuk mencegah kematian ibu dan bayi.

Maternal mortality rate and infant mortality rate in Indonesia is currently high. One factor linked to high risk maternal and infant mortality is short birth intervals. This study aims to show factors associated with birth intervals in multiparous women in Indonesia. This study uses data from Indonesia Demographic and Health Survey (IDHS) 2012 with 9945 multiparous women. The Data was analysed using Mann Whitney, Kruskal Wallis, Chi Square, and Chi Square Mantel Haenzel model. Results shows that median birth interval was 62 months and 22,8% women had birth interval of less than 3 years. There was a correlation between birth intervals with education, economic level, age when last pregnant, the number of living children, ideal family size, contraception use, infant mortality record, and survival of preceding birth analysed using Whitney/Kruskal Wallis and Chi Square model, whereas exclusive breastfeeding was significantly associated with birth intervals analyzed using the Mann Whitney model (p<0,05). There needs to be more frequent communication, education, and information about optimum birth intervals and greater contraceptive use to prevent maternal and infant mortality.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55977
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lisa Indrian Dini
"Pendahuluan. Status kehamilan tidak diinginkan menjadi perhatian penting karena kehamilan tidak diinginkan dapat mempengaruhi kesehatan ibu dan bayi yang akan dilahirkannya.
Tujuan Penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran dan pengaruh dari kehamilan tidak diinginkan terhadap perilaku ibu selama kehamilan dan setelah kelahiran pada beda status ekonomi.
Metode Penelitian. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunkan data sekunder dari Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012. Populasinya adalah wanita usia 15-49 tahun yang pernah hamil dan melahirkan dalam lima tahun terakhir saat survei dilakukan dengan sampel sebanyak 11.742 responden.
Hasil Penelitian. Hasil analisis multivariabel menunjukkan bahwa ibu yang mengalami kehamilan tidak diinginkan mempunyai peluang untuk tidak melakukan perawatan kehamilan sebanyak 1,79 dibandingkan kehamilan diinginkan, sedangkan ibu yang mengalami kehamilan tidak diinginkan mempunyai peluang yang sama dengan kehamilan diinginkan terhadap perilaku untuk tidak memberikan ASI eksklusif dan tidak memberikan imunisasi dasar lengkap. Hasil analisis stratifikasi regresi logistik multivariabel menunjukkan bahwa pengaruh status kehamilan tidak diinginkan terhadap perilaku perawatan kehamilan, pemberian ASI eksklusif dan pemberian imunisasi dasar lengkap juga dipengaruhi oleh status ekonomi.
Kesimpulan. Pentingnya mencegah kehamilan tidak diinginkan untuk meningkatkan kesehatan ibu dan bayi.

Introduction. The status of unwanted pregnancy became an important attention because unwanted pregnancy may influence the health of mother and their baby.
Objective. To describe and study the effect of unwanted pregnancies on the behavior of the mother during pregnancy and after birth at different economic status.
Methods. This study is a quantitative study using secondary data from Indonesian Demographic and Health Survey (IDHS). The population is women aged 15-49 years who had pregnant and given birth in the last five years when the survey was conducted with a sample of 11.742 respondents.
Results. The analysis show that the mothers who experienced an unwanted pregnancy have the odds to no prenatal care as much as 1.79 compared to the desired pregnancy, whereas mothers who experienced an unwanted pregnancy have the same odds with the desired pregnancy to behavior to not giving exclusive breastfeeding and not giving complete basic immunizations. Stratified multivariable logistic regression shows that the influence of unwanted pregnancy towards prenatal care, exclusive breastfeeding and complete basic immunization was also influenced by economic status.
Conclusion. The importance of preventing unwanted pregnancy to improve maternal and infant health.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T46630
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Coraima Okfriani
"Upaya untuk menurunkan angka kehamilan remaja dapat dimonitor dengan menunda kelahiran pertama remaja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan interval kelahiran pertama pada remaja kawin usia 15-19 tahun di Indonesia dengan menggunakan data SDKI 2017. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional, dengan sampel yang digunakan sebanyak 1,497 remaja kawin usia 15-19 tahun yang belum hamil/melahirkan anak pertama nya. Penelitian ini melakukan uji Kaplan Meier untuk mengukur median interval kelahiran pertama dan Cox Proportional Hazard model digunakan untuk membuat model prediksi variable independen. Didapatkan hasil median interval kelahiran pertama pada Remaja Kawin 15-19 tahun adalah 14 bulan. Terdapat hubungan yang signifikan antara faktor yang terkait dengan program KB dengan interval kelahiran pertama: tidak mengakses informasi KB melalui PLKB (AHR = 0.975 95% CI 0.960-0.990), tidak mengakses informasi KB melalui petugas kesehatan (AHR = 0.849 95% CI 0.733-0.983), tidak menggunakan kontrasepsi modern (AHR = 1.039 95% CI 1.028-1.051). Penggunaan kontrasepsi modern merupakan variable yang paling dominan berhubungan dengan interval kelahiran pertama pada remaja kawin. Peningkatan kualitas dari PLKB dan petugas kesehatan dalam memberikan informasi terkait KB perlu diperhatikan. Pemerintah perlu menegaskan usia minimal perkawinan dan mempertimbangkan perubahan kebijakan terkait penggunaan kontrasepsi bagi remaja kawin.

Efforts to reduce adolescence pregnancy can be monitored with delaying the first bith. This study aims to identify associated factors with first birth interval (FBI) among married adolescents 15-19 years old in Indonesia using IDHS 2017. In this cross-sectional study, the first birth history of 1,497 married adolescencewho have not pregnant yet were collected. Kaplan Meier test was conducted to measure the median of FBI and Cox Proportional Hazard Model was used to produce a prediction model of predictors. The median interval of first birth among married adolescents 15-19 years old was 14 months. There were statistically significant differences between factors related to family planning program with FBI: not accessing family planning information through PLKB AHR = 0.975 95% CI 0.960-0.990), not accessing family planning information through health workers (AHR = 0.849 95% CI 0.733-0.983), and not using modern contraception (AHR = 1.039 95% CI 1.028-1.051). Modern contraceptive use was the most dominant variable associated with FBI among married adolescents. Improvement of quality of PLKB and health workers in giving information on family planning should be noted. Government of Indonesia should continue to enforce the minimum legal age and consider policy changing on contraceptive use for married adolescents."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diyang Gita Cendekia
"Perubahan sosial dan ekonomi di Indonesia menunjukkan adanya transformasi dalam fertility behavior termasuk kecepatan melahirkan pertama. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran lingkungan dimana perempuan tumbuh dan besar growing up pada interval kelahiran pertama dalam tiga kelompok kohor. Kategori kelompok kelahiran perempuan adalah kelompok kohor 1961-1970, kelompok kohor 1971-1980, dan kelompok kohor 1981-2005. Penelitian ini menggunakan Survei Populasi Antar Sensus 2015 SUPAS 2015 melalui pendekatan analisis survival dengan model Cox proportional hazard regression.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perempuan dalam kelompok yang lebih muda memiliki kelahiran pertama lebih cepat daripada kohor yang lebih tua setelah waktu perkawinan, terutama untuk kohor 1981-2005 sebagai kohor paling muda. Melalui umur kawin pertama sebagai intermediate variable, variabel sosial ekonomi dalam fertility behavior secara signifikan terkait dengan kecepatan kelahiran pertama pada tiga kelompok kohor. Dengan demikian, lingkungan dimana perempuan tumbuh dan besar growing up memainkan peran penting pada kecepatan kelahiran pertama melalui usia umur kawin pertama.

Social and economic changes in Indonesia show that there is a transformation in fertility behavior including the pace of having first birth. This study aims to know the role of environment wherein women growing up during their first birth interval for three cohort groups. The categories of women rsquo s birth cohort are 1961 1970 cohort group, 1971 1980 cohort group, and 1981 2005 cohort group. This study uses the 2015 Intercensal Population Survey SUPAS 2015 and the survival analysis approach with Cox proportional hazard regression model.
The results show that women in the younger cohorts have first birth earlier than the older cohorts after marriage, especially for the recent cohort. Through age at first marriage as the intermediate variable, socioeconomic variables in fertility behavior are significantly associated with the pace of having first birth in three cohort groups. Thus, the environment wherein women growing up plays a major role at the pace of having first birth through age at first marriage."
Depok: Universitas Indonesia, 2018
T50761
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Esty Eka Wahyu Pratiwi
"Berat badan lahir rendah meningkatkan morbiditas dan mortalitas pada bayi baru lahir. Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 dan 2017 menunjukkan penurunan angka proporsi berat badan lahir rendah dari 7,3% menjadi 7,1%. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi pengaruh paritas terhadap berat badan bayi lahir rendah di Indonesia. Penelitian ini adalah studi potong lintang dengan menggunakan SDKI 2012 dan 2017. Analisis multivariat dalam penelitian menggunakan regresi logistik model faktor risiko. Sampel dalam penelitian berjumlah 12900 untuk tahun 2012 dan 13696 untuk tahun 2017. Proporsi BBLR meningkat dari 5,8% pada tahun 2012 menjadi 5,9% pada tahun 2017. Ibu dengan paritas 1 anak meningkat di tahun 2012 dari 1,34 (AOR 1,05-1,70; p-value 0,017) menjadi 1,48 (AOR 1,22-1,80; p value 0,000) pada tahun 2017 dibandingkan dengan ibu dengan paritas 2-3 anak. Ibu yang tidak sekolah memiliki OR BBLR 2,96 (AOR 1,28-6,86; p value 0,011) meningkat di tahun 2012 menjadi 3,09 (AOR 1,44-6,69 p value 0,004) di tahun 2017 dibandingkan ibu dengan lulusan perguruan tinggi. OR BBLR pada ibu yang tidak pernah melakukan ANC menurun dari 2,41 (AOR 1,23-4,75, p-value 0,010) di tahun 2012 menjadi 1,79 (AOR 1,02-3,12, p value 0,039) pada tahun 2017 dibandingkan ibu dengan kunjungan ANC ≥ 4 kali.

Low birth weight increased morbidity and mortality in newborns. The results of the demographics and Health survey of Indonesia 2012 and 2017 showed a decrease in the proportion of low birth weight from 7.3% to 7.1%. This study aims to identify the effects of parity on low birth weight in Indonesia. This was a cross-sectional study using secondary data from two IDHS 2012 and IDHS 2017. A multivariat analysis in research using logistic regression model risk factors. The sample size in this study was 12900 subjects in 2012 and 13696 subjects in 2017. The proportion of low birth weight was increased 0,1% from 5,8% to 5,9%. The results showed mothers who are had parity of 1 at risk 1,34 (AOR 1,05-1,70; p-value 0,017) increase in 2012 to 1,48 (AOR 1,22-1,80; p value 0,000) in 2017 compared to mother who had parity 2-3. Mother who had no education at risk 2,96 (AOR 1,28-6,86; p value 0,011) increased in 2012 to 3,09 (AOR 1,44-6,69 p value 0,004) in 2017 compared who had higher education. Mother who never did the ANC decreased from 2.41 (AOR 1.23-4.75, p-value 0.010) in the year 2012 to 1.79 (AOR 1.02-3.12, p value 0.039) in 2017 than the mother with the visit of ANC ≥ 4 times."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erita Agustin Hardiyanti
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh otonomi perempuan dalam rumah tangga terhadap status kehamilan yang tidak diharapkan dengan menggunakan data perempuan yang sedang hamil dalam Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012. Hasil regresi multinomial logistik menunjukkan bahwa otonomi perempuan dalam rumah tangga tidak berpengaruh signifikan terhadap kehamilan tidak tepat waktu dan kehamilan tidak diinginkan sedangkan variabel umur ibu, jumlah anak yang dilahirkan sebelumnya, dan interval kehamilan dari kelahiran sebelumnya berpengaruh signifikan terhadap kehamilan tidak tepat waktu dan kehamilan tidak diinginkan. Pemakaian kontrasepsi memiliki pengaruh yang positif dan kuat pada kehamilan tidak diinginkan, namun pengaruhnya menjadi negatif dan tidak signifikan pada kehamilan tidak tepat waktu.

This study examines the effect of women?s autonomy in their households on unintended pregnancy among currently pregnant Indonesian women using the Indonesia Demography and Health Survey 2012. The results of multinomial logistic regression indicate that women's autonomy is not a significant predictor for unintended pregnancy, either for mistimed nor unwanted pregnancy. Variables with significant effect on mistimed and unwanted pregnancies are age, number of children ever born, and pregnancy interval from the previous birth. Contraceptive use has a positive and strong effect on unwanted pregnancy, but became negative and not significant on mistimed pregnancy."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meryanti Sri Wulandari
"Studi ini bertujuan untuk meneliti hubungan antara status kelangsungan hidup bayi dan jarak kelahiran saudara sekandung. Metode ana1isis yang digunakan adalah analisis log linier dua tahap. Dalam menganalisis dibedakan antara sampel bayi laki-laki dan bayi perempuan, Data yang digunakan adalah riwayat kelahiran dari wanita pemah kawin usia 15-49 tahun dari SDK!2007. Unit analisis adalah anak dengan urutan kelahiran 2 ke atas yang dilahirkan tahun 2002-2006. Dalam studi ini variabel jarak kelahiran sebagal variabel antara sedangkan variabel sosioekonomi dan demografi lalanya sebagai variabel latar belakang. Hasil analisis menunjukkan bahwa jarak kelahiran dan kematian bayi; mempunyai hubungan yang sangat erat, dirnana kematian bayi kelahiran pertama mempengaruhi jarak kelahirnn sedangkan jarak kelahiran yang pendek akan meningkatkan risiko kematian bayi berikutnya. Selain itu para orang tua sudah tidak !agi mempersoalkan tentang jenis kelamin anak pertama mereka akan tetapi mereka masih memperhltungkan jika anak pertama mereka yang menlnggal waktu bayi adalah anak laki - laki. Kematian bayi kelahiran pertama yang berjenis kelamin laki - laki meningkatkan risiko pendeknya jarak kelahiran bayi barikutnya. Diantara faktr utama lain, jarak kelahirnn dengan anak sebelumnya mempunyai pengaruh terhedap kelangsungan hidup bayi kelahiran berikutnya paling tinggi. Orang tua dengan keterbatasan sumber daya ekanami memiliki kecenderungan untuk mendahulukan anak laki - laki dibandingkan dengan anak perempuan pada bayi kelahiran kedua dan seterusnya, Pengaruh pendidikan ibu terhadap kematian bayi lebih tinggi pada sampel bayi perempuan daripada sampel bayi Iaki - laki. Diduga ibu - ibu berpendidikan SLTP ke atas tidak lagi membedakan perlakuan antara anak laki maupun anak perempuan, Secara wnwn kecenderungan bayi yang lahir dengan urutan kelahiran ke 2 atau ke 3 untuk meninggal di usia bayi lebih rendah dibandingkan dengan bayi urutan kelahiran 4 ke atas. Tetapi ketika anak pertama mati di usia bayi, kecenderungan bayi lakiĀ­-laki urutan kelahiran 2 atau 3 untuk mati lebih tinggi bila dibandingkan dengan adik laki - laki mereka.

This study investigates the relationships between infant survival and birth interval of siblings. A two stage Jog linear model was applied in the analysis. The estimate the model separately for male and female children. This study utilizes the information eollected on complete birth history for each ever married women aged 15-49 years from Indonesia Demographic and Health Survey (IDHS) 2007. The index children of this study are composed of second and higher order births that occurred during a 4 years period between 2002 until 2006. In this study, a birth interval as the proximate variable and the other five socioeconomic and demographic as the background variables. This study find that birth interval and infant mortality have a closer relationship, death of the first child impact on sh01ter birth interval meanwhile a short birth interval too increases the mortality risks of subsequent infant Parents no more concern about the gender of their first child but they still concern if their first child died in infancy was male. The risk of subsequent infant mortality is higher if the first child is a male and dead during infancy. Among the other main effects, the prior birth interval has a strongest effect on subsequent infant survival. Parents with resource constrained, tend to have favorable treatment of males children of the second or higher order children. The effect of mother education has a strongest impact on infant mortality at female than male children. This implies that mother with middle or high education no more distinguish between male or female children. At general, the risk of the second or third order children died on infancy is higher than the fourth or higher order children. But if the first child died on infancy, the risk of male infant of the second or third order to die is higher than their young male brothers."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T20970
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>