Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 196823 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aisyah
"ABSTRAK
Permasalahan kependudukan yang saat ini dihadapi di Indonesia adalah masih tingginya angka Unmet need KB. Secara umum persentase unmet need di perkotaan lebih rendah dibandingkan perdesaan, namun tren di perkotaan justru mengalami peningkatan sedangkan di perdesaan sudah mengalami penurunan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian unmet need KB di daerah perkotaan dan perdesaan. Desain yang digunakan adalah cross sectional dengan menganalisis data SDKI 2012. Sampel penelitian ini adalah WUS kawin/hidup bersama dengan rentang umur 15-49 tahun yang berjumlah 24510 responden. Analisis multivariat dilakukan dengan regresi logistik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kejadian unmet need di perkotaan 16 % dan di perdesaan 15,1%. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian unmet need di perkotaan adalah umur, pendidikan ibu, pendidikan suami, tingkat ekonomi, tempat tinggal (kebersamaan tinggal), pengetahuan dan jumlah anak ideal, dan yang paling dominan berhubungan adalah umur. Sedangkan faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian unmet need di perdesaan adalah umur, pendidikan suami, tingkat ekonomi, tempat tinggal (kebersamaan tinggal), pengetahuan dan jumlah anak ideal, dan yang paling dominan berhubungan adalah tempat tinggal (kebersamaan tinggal). Sebaiknya pemberian informasi/persuasi KB lebih ditekankan pada wanita usia >35 tahun dan edukasi yang lebih intens pada kelompok ibu yang tinggal terpisah dari suami. Analisis lanjut secara komperhensif tentang berbagai faktor yang berhubungan dengan kejadian unmeetneed perlu dilakukan.

ABSTRACT
One of population problems currently faced in Indonesia is high rate of Unmet need for family planning. In General, the percentage of unmet need in urban areas lower than rural, but urban trends actually increased while the countryside has experienced a downturn.
The aims of this research is to identify the factors associated with the incidence of unmet need for family planning in urban and rural areas. The design used is cross sectional by analyzing the SDKI data 2012. The sample of this research is the fertile woman aged 15-49 year who marriage or live together with patner, totalling 24.510 respondents. Multivariate analysis performed with logistic regression.
The results showed that the incidence of unmet need in urban areas 16 % and in rural areas 15.1%. Factors related to the incidence of unmet need in urban areas is the mother's education, age, education, economic level, the husband's residence (togetherness), knowledge and the ideal number of children, and the most dominant touch is age. Whereas the factors associated with the incidence of unmet need in rural areas is the age, education, economic level, the husband's residence (togetherness), knowledge and the ideal number of children, and the most dominant touch is the residence (living being). Providing better information about family planning and more persuasion especially for women 35 years and more are needed. Education more intense for woman living apart from husband should be hold. Further a comprehensive analysis of various factors associated with an occurrence unmet need should been done.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2014
T41931
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anna Yulianti
"

Berdasarkan hasil laporan SDKI, angka unmet need KB di Indonesia pada tahun 2012 berada pada angka 11,4% menjadi 10,6% di tahun 2017. Berdasarkan SDKI 2017, angka unmet need Jawa Barat adalah 11% dan angka unmet need KB Sulawesi Selatan berada angka 14.4%. Tingginya angka unmet need menimbulkan berbagai macam permasalahan diantaranya adalah kehamilan yang tidak diinginkan sehingga menimbulkan aborsi yang tidak aman dan berkontribusi pada tingginya angka kematian ibu dan bayi. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui determinan kejadian unmet need KB pada wanita kawin di Jawa Barat dan Sulawesi Selatan. Desain studi yang digunakan adalah cross-sectional dengan sampel wanita usia 15-49 tahun berstatus kawin/tinggal bersama pasangan. Penelitian ini meggunakan uji chi-square dan regresi logistik untuk menggambarkan kekuatan hubungan antar variabel. Hasil penelitian ini yaitu angka unmet need KB Jawa Barat adalah 10.3% dan angka unmet need KB Sulawesi Selatan adalah 14%. Hasil analisis multivariabel menunjukkan variabel yang memiliki odds ratio terbesar untuk unmet need KB di kedua provinsi adalah dukungan pasangan [AOR=5]. Wanita yang tidak mendapat persetujuan dari pasangan untuk menggunakan kontrasepsi memiliki kemungkinan lima kali lebih tinggi untuk mengalami unmet need KB. Keluarga sebagai unit terkecil masyarakat harus diprioritaskan lewat pendekatan pasangan/ peran pria dalam program KB.


Based on the Indonesian Demographic and Health Survey, the percentage of unmet need for family planning in Indonesia namely at 11.4% in 2012 to 10.6% in 2017. Meanwhile, based on IDHS 2017, the unmet need for West Java is 11% and the unmet need for family planning in South Sulawesi is 14.4%. The high rate of unmet need raises various kinds of problems including unwanted pregnancies, causing unsafe abortions and contributing to high maternal and infant mortality rates. This research was conducted with the aim of knowing the determinants of the incidence of unmet need for family planning among married women in West Java and South Sulawesi. The study design that is used in this study is cross-sectional with a sample of women aged 15-49 years who were currently married/living with a partner. This study uses the chi-square test and logistic regression to describe the strength of the relationship between variables. The results of this study are the unmet need for family planning in West Java is 10.3% and the unmet need for family planning in South Sulawesi is 14%. The results of the multivariable analysis showed that the variable that had the greatest odds ratio for unmet family planning needs in the two provinces was spousal support [AOR=5]. Women who do not receive consent from their partners to use contraception are five times more likely to experience unmet need for family planning. The family as the smallest unit of society must be prioritized through the male partner/role approach in family planning programs.

"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Aprilliana Wulandari
"Studi ini membahas faktor-faktor yang berhubungan dengan kebutuhan yang tidak terpenuhi untuk keluarga berencana di Indonesia menggunakan data SDKI 2002-2017. Penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain cross-sectional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang berhubungan dengan kebutuhan keluarga berencana yang belum terpenuhi di Indonesia adalah usia wanita, status pekerjaan, tempat tinggal, jumlah anak yang masih hidup, pengetahuan keluarga berencana dan diskusi dengan suami tentang keluarga berencana. Faktor yang paling signifikan terkait dengan kebutuhan yang tidak terpenuhi untuk keluarga berencana di Indonesia pada tahun 2002 SDKI adalah usia perempuan, pada tahun 2007 SDKI adalah jumlah anak yang masih hidup, pada SDKI 2012 adalah diskusi dengan suami, sedangkan pada 2017 SDKI adalah jumlah anak masih hidup. Studi ini menunjukkan bahwa dalam mengimplementasikan program KIE dapat mengandalkan kader, meningkatkan kualitas dan kuantitas layanan keluarga berencana dan menyebarkan informasi tentang keluarga berencana dan pentingnya berdiskusi dengan pasangan di media massa yang dibuat persuasif.

This study discusses factors related to unmet needs for family planning in Indonesia using the 2002-2017 IDHS data. This research is quantitative with cross-sectional design. The results showed that factors related to unmet family planning needs in Indonesia were womens age, employment status, residence, number of children still alive, family planning knowledge and discussions with husbands about family planning. The most significant factor related to unmet needs for family planning in Indonesia in 2002 The SDKI was the age of women, in 2007 the IDHS was the number of children still alive, in the 2012 IDHS was discussions with husbands, while in 2017 the IDHS was the number of children still life. This study shows that in implementing the IEC program it can rely on cadres, improve the quality and quantity of family planning services and disseminate information about family planning and the importance of having discussions with partners in the persuasive mass media."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anissa Fitria Wardhani
"ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan untuk melihat perbedaan pemenuhan kebutuhan psikologis dasar pada tentara dan PNS di instansi militer berdasarkan jenis golongan jabatan dengan menggunakan alat ukur Basic Psychological Needs Scale (BPNS). Partisipan penelitian ini berjumlah 277 orang yang diambil dengan menggunakan teknik accidental sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa baik variabel status pekerjaan ataupun variabel jenis golongan tidak berpengaruh terhadap pemenuhan kebutuhan psikologis dasar. Hasil penelitian ini juga tidak menunjukkan adanya perbedaan pemenuhan kebutuhan psikologis dasar antara tentara dan PNS yang dipengaruhi oleh interaksi antara variabel status pekerjaan dan jenis golongan. Berdasarkan penemuan tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan pemenuhan kebutuhan psikologis dasar yang signifikan, baik pada dimensi kemandirian, kompetensi, dan keterhubungan antara tentara dan PNS di instansi militer dan berdasarkan golongan.


ABSTRACT

The objective of this research is to examine the difference of basic psychological needs fulfillment between soldiers and civil servants in Military Institution based on work level measured by Basic Psychological Needs Scale (BPNS). Data were gathered from 277 respondents using the accidental sampling method. The result showed that work status and work level have no significant influence to basic psychological needs fulfillment. There were also no differences of basic psychological needs fulfillment between soldiers and civil servants that influenced by the interaction between work status and work level variabel. Based on this study, we can conclude that there are no significant differences on autonomy, competency, and relatedness between soldiers and civil servants in imilitary institution based on levels.

"
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S56952
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Guruh Burhanto
"Need assessment dan community development memiliki tahapan proses yang harus dilalui. Tahapan-tahapan tersebut dilalui untuk memberikan hasil yang terbaik. Pengalaman magang di Pejuang Muda memberikan pengalaman untuk membuat community development dan melakukan proses tahapan untuk membuatnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan mengenai proses need assessment Pejuang Muda Kota Bogor untuk membuat community development. Metode penelitian yang digunakan adalah otoetnografi dan teknik pengambilan data berupa wawancara serta studi pustaka. Proses melakukan needs assessment dilakukan kepada pihak terkait dengan cara wawancara untuk mengetahui apa yang dibutuhkan dan diinginkan oleh masyarakat sehingga program pemberdayaan bisa berkelanjutan. Program pemberdayaan berupa program Sampurasun (Sampah dan sumber air bersusun), sebuah program pengelolaan sampah dan pemanfaatan air untuk masyarakat. Pejuang Muda memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan berupa pengetahuan dan jaringan sosial baru yang didapatkan oleh mahasiswa. Kekurangannya adalah tidak semua mahasiswa mendapatkan 20 SKS, upah yang tidak tepat waktu, keterlambatan data warga penerima bantuan sosial, dan lainnya

Need assessment and community development have process stages that must be passed. These stages are passed to give the best results. The internship experience at Pejuang Muda provides experience to create community development and carry out the stages process to make it. The purpose of this research is to explain the need assessment Pejuang Muda in Bogor City to make community development. The research method used is autoethnography and data collection techniques in the form of interviews and literature studies. The process of conducting a needs assessment is carried out to related parties by means of interviews to find out what is needed and desired by the community so that the empowerment program can be sustainable. The empowerment program is in the form of the Sampurasun (garbage and water source) program, a waste management and water utilization program for the community. Pejuang Muda have advantages and disadvantages. The advantages are in the form of new knowledge and social networks that are obtained by students. The drawbacks are that not all students get 20 credits, wages are not on time, data delays in receiving social assistance recipients, and others."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Hariyanti
"

Abstrak

 

Unmet need KB merupakan kondisi perempuan aktif seksual yang ingin menunda atau membatasi kehamilan tetapi tidak menggunakan kontrasepsi. Penelitian ini mengkaji determinan sosiodemografik unmet need di Indonesia. Pengukuran unmet need menggunakan data SDKI 2017 dengan cara non-kalender yang mendasarkan pada status penggunaan kontrasepsi saat survei (11,7%), sedangkan cara kalender mendasarkan status penggunaan kontrasepsi dalam kurun waktu 69 bulan jelang survei (14,7%). Perbedaan sekitar 3% ini menyangkut tambahan hampir 1,6 juta perempuan berisiko kehamilan tidak diinginkan. Indonesia dengan konteks angka putus pakai kontrasepsi relatif tinggi, pengukuran unmet need KB cara kalender lebih sesuai dibanding cara non-kalender. Penguatan konseling oleh tenaga kesehatan, penataan pola pelayanan KB yang lebih sesuai diperkotaan, pemerataan pelayanan KB di seluruh wilayah Indonesia dan menjangkau masyarakat miskin diharapkan dapat menurunkan unmet need KB.

 


Abstract

 

Unmet need for family planning is a condition of sexually active women who want to delay or limit pregnancy but do not use contraception. This study examines the unmet need for sociodemographic determinants in Indonesia. Unmet need measurement uses IDHS 2017 by the non-calendar method which is based on the contraceptive use status during the survey (11.7%), while the calendar method is based on the status of contraceptive use within 69 months prior to the survey (14.7%). This difference of around 3% concerns the addition of nearly 1.6 million women at risk of unwanted pregnancy. In Indonesia with relatively high contraceptive discontinuation rate, the unmet need for family planning in the calendar method is more appropriate than the non-calendar method. Strengthening counseling by health workers, structuring patern family planning services that are more appropriate in urban areas, equitable distribution of family planning services throughout Indonesia, and reaching the poor are expected to reduce unmet need for family planning. 

"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anna Nurhayati Agustin
"Skripsi ini membahas mengenai analisis kebutuhan tenaga di Bidang SDM RS PMI Bogor tahun 2011 dengan metode Workload Indicator of Staffing Need (WISN). Metode ini digunakan untuk menghitung jumlah optimal tenaga berdasarkan beban kerja pegawai.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan observasi, wawancara mendalam, dan telaah dokumen ketenagaan. Pengumpulan data primer dilakukan melaui observasi dilakukan dengan teknik work sampling setiap sepuluh menit sekali selama waktu kerja, selama 6 hari kerja dan dengan melakukan wawancara mendalam kepada pegawai bidang SDM RS PMI. Data sekunder diperoleh dari data di bidang SDM RS PMI Bogor.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan waktu produktif staf di bidang SDM RS PMI Bogor pada waktu kerja adalah 11.000 menit atau 54.56 % dari keseluruhan waktu kegiatan. Berdasarkan data primer dan data sekunder yang dikumpulkan, kemudian diolah dengan menggunakan metode WISN, diperoleh kesimpulan bahwa jumlah optimal kebutuhan tenaga di Bidang SDM RS PMI Bogor adalah sebanyak 15 orang. Jumlah ini masih lebih banyak dibandingkan dengan jumlah tenaga saat ini.

This thesis discusses the analysis of staffing need in Human Resource Department at PMI Bogor Hospital in the year of 2011 with Workload Indicators of Staffing Need (WISN) method. This method is used to analyze the optimal number of staffing need based on the workload indicator.
This research is qualitative research with observation, in depth interview, and document study. Primary data is collected by observation with work sampling technique in every ten minutes during work time in six days, besides that the researcher does in depth interview to staff of Human Resource Department in PMI Bogor Hospital. Secondary data source is collected from staff of Human Resource Department in PMI Bogor Hospital.
The result of research showed that using productive time of staff in Human Resource Department is 11.000 minutes or 54.56%. Based on primary and secondary data has been collected, then processed by WISN method, the optimal amount of staff in Human Resource Department at PMI Bogor Hospital is fifteen peoples. This amount is more than the number of staff now.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Inayatur Robbany
"ABSTRAK
Pelabuhan sebagai elemen transportasi laut memainkan peranan yang sangat penting dalam menunjang dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional dan daerah. Hal ini disebabkan 90 % dari perdagangan intemasional dilakukan melalui laut, di samping itu pelabuhan juga berfungsi sebagai pintu gerbang wilayah, terminal
point, distribusi dan simpul transportasi inter dan antar moda sena perdagangan.
Salah satu jasa pelabuhan adalah jasa pemanduan. Pelayanan jasa ini scbagai upaya untuk meningkatkan keselamatan kapal, penumpang dan atau muatannya,mengingat wilayah perairan tertentu wajib dilakukan pemanduan
Akhir-akhir ini banyak terjadi kccendenmgan kecelakaan kapal. Pada satu tahun terakhir ini, 55,4 % dari 108 kasus kecelakaan kapal terjadi karena faktor kesalahan manusia (human error). Beberapa penyebabnya antara lain pengetahuan
dan keterampilan yang tidal: memadai, kelalaian, kecerobohan, stres, ketidakpuasan kerja, serta kondisi psikologis lainnya. Walaupun tidak seluruh keoelakaan kapal karena kesalahan Pandu, dalam penelitian ini ingin disoroti salah satu sebab yaitu
masalah ketidakpuasan kerja. Masalah ini sangat panting mengingat tugas-tugas
Pandu amat mendukung keselamatan pelayaran
Kajian kepuasan kerja pada Pandu menarik unmk djteliti, karena peran Pandu amat vital dan merupakan core bussines. Pada kenyataannya di satu pihak, kegiatan yang berkaitan dengan kepelabuhanan akan berhenti total tanpa peran Pandu, karena memang keberadaan Pandu mutlak diperlukan. Di pihak lain masih banyak anggapan
bahwa pekerjaan Pandu hanya merupakan pelengkap saja, sehingga terdapat perlakuan yang berbeda antara perlakuan manajemen dan perlakuan operasional.
Menurut Hackman dan Oldham (1980), dalam program-program enrichment,
sebagai upaya untuk meningkatkan motivasi, kinerja dan kepuasan perlu diperhatikan
kelima dimensi inti karakteristik pekerjaan yang terdiri dari variasi keterampilan, identitas tugas, signifikansi tugas, otonomi, dan umpan balik. Lebih detail Hackman dan Oldham menjelaskan bahwa terdapat tiga variabel moderator yang
mempengamhi hubungan antara kara!-cteristik pekerjaan dengan kepuasan secara umum, yaitu knowledge and skill, growth need strength. dan context satiyaction.
Penelitian ini ingin melihat peran dari bebcrapa moderator di atas yaitu growth need strength dan context .satisfaction dalam mempengaruhi hublmgan antara
karakteristik pekerjaan dengan kepuasan kerja secara umum. Sedangkan level knowledge and skill tidak diteliti karena dikontrol dalam tingkat pendidikan.
Subyek yang dipilih dalam penelitian ini adalah para Pandu dengan latar belakang pendidikan minimal MPB III (Mualim Pelayaran Besar IH). Kepada mereka
diberikan kuesioner berupa Job Diagnostic Survey (JD$ dari Hackman dan Oldham (1980), Job Descriptive Index (JD1) maupun Job in General (JIG) dari Balzer, Kilim, dan Smith (1997), untuk mengungkap variabel-variabel di atas.
Sebelum alat ukur ini digunakan, terlebib dahulu dilakukan uji coba untuk melihat apakah alat ukur tersebut valid dan reliabel sebagai alat ukur penelitian. Uji coba dilalcukan dengan cara uji coba terpakai, hal ini dilakukan karena sulitnya
mencari responden Pandu. Perhitungan validitas menggunakan metodc intemal validity, sedangkan reliabilitas menggunakan metode alpha Cronbach.
Metode analisis menggunakan metode Multiple Regression yang sifatnya
hieraskis, khususnya Multqale Moderated Regression Anabisis dan Subgrouping
Analysis. Hasil penelitian menunjukkan hubungan yang bennakna antara karakteristik pekeljaan secara bersama-sama dengan kepuasan kerja secara umum setelah dikontrol
dengan variabel usia dan masa lceija. Sementata itu sumbangan masing-masing dimensi karakteristik pekerjaan bila dilihat secara scndiri-sendizi tidak bermakna
Uji moderator variabel growth need strength, menunjukkan hasil yang tidak bermakna. Sementara itu hasil uji moderator variabel-variabel context satisfaction
hasil yang signitikan adalah kepuasan terhadap pekeijaan dan kepuasan terhadap gaji,sedangkan variabel kepuasan terhadap promosi, supervisi dan rekan keija nampalcnya lebih bermalcna sebagai variabel independen.
Sedangkan interaksi antara masing-masing dimensi dengan growth need
strength dan context satisfaction hasil penelitian menunjukkan terdapat 8 interaksi yang signifikan yaitu: (1), interaksi antara identitas tugas dengan growth need
strength, R2 Change (AR2) = o,o22, F = 4,235; (2), imeraksi variasi keterampilan dengan kepuasan terhadap pekezjaan AR! = 0,024, F == 6,477; (3), interaksi otonomi
dengan kepuasan terhadap pekeljaan AR2 = 0,028, F = 7,419, (4), intcraksi umpan balik dengan kepuasan terhadap pekerjaan AR2 = 0,03, F = 8,052; (5), interaksi variasi
keterampilan dengan kepuasan terhadap gaji AR; = 0,03S, F = 8,285; (6), interaksi otonomi dengan kepuasan tcrhadap gaji AR2= 0,026, F = 5,58l; (7), interaksi umpan
balik dengan kepuasan terhadap gaji AR2= 0,l6, F f 4l,595; dan (8), interaksi umpan balik dengan kepuasan terhadap supervisi AR2 = 0_0l9, F = 4,266
Saran yang diajukan untuk penelitian lanjutan adalah perlu hati-hati dalam
menggunakan alat ukur IDS, pcrlu menambahkan item untuk meningkatkan
reliabilitas. Validitas JDS tidak stabil, perlu mcnggunakan lebih dari satu metode.
Perlu melakukan penelitian lanjutan dengan sampei yang lebih luas dan dcngan jcnis
pekeijaan yang lebih beragam. Perlu memperhatikan variabel-variabel dalam context satisfaction sebagai variabel independen untuk jenis pekerjaan tertentu

"
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mutiah Fermana Putri
"ABSTRACT
Skripsi ini membahas tentang pengaruh entertainment gratifications, sociality gratifications, tantangan, kontrol, dan interaktivitas terhadap consumer loyalty pada pengguna mobile games di wilayah Jabodetabek. Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan metode analisis regresi berganda dengan program SPSS versi 22. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa entertainment gratifications, tantangan, dan kontrol memiliki hubungan positif dengan consumer loyalty, sementara sociality gratifications dan interaktivitas tidak terbukti memiliki hubungan positif dengan consumer loyalty.

ABSTRACT
This research aims to study the effects of entertainment gratifications, sociality gratifications, challenge, control, and interactivity toward consumer loyalty in mobile games users. This research used multiple regression analysis with SPSS version 22 to analyze the data. The results of this research indicated that entertainment gratifications, challenge, and control have significant effects on consumer loyalty toward mobile games, whilst the relationships between sociality gratifications and interactivity on consumer loyalty toward mobile games are not significantly proven."
2014
S55825
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zakiyatut Taufiqoh
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa yang mempengaruhi kebutuhan KB yang tidak terpenuhi untuk penjarangan dan pembatasan kelahiran di Indonesia. Data yang digunakan adalah Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012, PDRB 2011 dan PODES 2011. Analisisnya menggunakan regresi multinomial logit.
Hasil penelitian menunjukkan jumlah anak masih hidup, umur, pendidikan, kunjungan ke fasilitas kesehatan, PDRB dan interaksi antara indeks kekayaan dan akses signifikan mempengaruhi Kebutuhan KB yang tidak terpenuhi untuk penjarangan kelahiran. Kebutuhan KB yang tidak terpenuhi untuk pembatasan kelahiran signifikan dipengaruhi oleh jumlah anak masih hidup, umur, daerah tempat tinggal, kunjungan ke fasilitas kesehatan, interaksi antara indeks kekayaan dengan akses.

The objective of this study is to assess determinant of unmet need for spacing and limiting services in Indonesia. The data used in this papes are from results of Indonesia Demographic and Health Survey (IDHS) 2012, Gross Domestic Regional Product (GDRP) 2011 and PODES 2011. The analysis using multinomial logit regression.
The results of this paper shows number of living childen, age, education, visit to health services, GDRP, and the interaction among wealth index and access are found as main determinant of unmet need for spacing. Unmet need for limiting are affected by number of living childen, age, place of residence, visit to health services, and the interaction among wealth index and access.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>