Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 176649 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wakhid Kurniawan Saputra
"Tujuan dari tesis ini untuk menilai dampak penerapan PSAK 5 (revisi 2009). Standar PSAK 5 (revisi 2009) menyaratkan pengungkapan segmen didasarkan pada pelaporan internal yang ditelaah oleh pengambil keputusan operasional. PSAK 5 (revisi 2000) menyaratkan perusahaan mengungkap informasi segmen berdasarkan pada format segmen primer dan sekunder yang diidentifikasi sesuai produk/jasa dihasilkan yang mempunyai tingkat risiko dan pengembalian sama. Enam kerangka analisis dikembangkan untuk penelitian ini, yaitu: (1) analisis penyajian informasi segmen berdasarkan PSAK 5 (revisi 2000) vs PSAK 5 (revisi 2009), (2) analisis penentuan dan identifikasi pengambil keputusan operasional, (3) analisis definisi & identifikasi segmen operasi antar sektor industri, (4) analisis agregasi segmen, (5) analisis penentuan segmen dilaporkan, serta (6) analisis pengungkapan segmen dilaporkan. Kesimpulan, pada umumnya, pengungkapan informasi segmen berdasarkan standar PSAK 5 (revisi 2009) dengan menggunakan pendekatan manajemen menghasilkan laporan segmen yang lebih lengkap, dengan menyampaikan informasi segmen yang lebih relevan dari sudut pandang kinerja internal manajemen dibanding standar sebelumnya, yaitu PSAK 5 (revisi 2000). Ditemukan perubahan signifikan terkait peningkatan pengungkapan segmen terutama untuk pengungkapan segmen usaha, agregasi segmen, dan informasi dasar pengukuran kinerja segmen pada perusahaan terbuka di Indonesia.

The purpose of this thesis was to assess the impact of the application of PSAK 5 (revised 2009). PSAK 5 (revised 2009) requires segment disclosure based on the internal reporting reviewed by the operation decision maker. PSAK 5 (revised 2000) requires companies to disclose segments information based on the format of the primary and secondary segments as identified per products / services that generate the same level of risk and return. The six analytical frameworks developed for this thesis, namely: (1) analysis of the presentation of segment information based on PSAK 5 (revised 2000) versus PSAK 5 (revised 2009), (2) analysis of the determination and identification of operational decision-making, (3) the analysis of the definition and identification operating segments between industry sectors, (4) analysis of segment aggregation, (5) analysis of determination of the reportable segments, and (6) analysis of reported segment disclosures. In conclusion, generally, the disclosure of segment information based on PSAK 5 (revised 2009) by using the management approach yields a more complete segment report, by conveying more relevant segmental information from the standpoint of management's internal performance than the previous standard, which was PSAK 5 (revised 2000). This thesis found significant changes related to an increase in the disclosure of segment disclosure in business segments, segment aggregation, and basic information on the public company's segmental performance measurement in Indonesia.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arum Puspita Prihandika
"Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris mengenai relevansi nilai pengungkapan segmen operasi terhadap harga saham 90 hari setelah tanggal pelaporan. Pengujian hipotesis dilakukan dengan model fixed effect untuk data panel dengan sampel 64 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2005-2016. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengungkapan segmen operasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham. Relevansi nilai atas pengungkapan segmen operasi meningkat pasca penerapan PSAK 5 revisi 2009.

This study aims to provide empirical evidence on the value relevance of operating segment disclosure to stock price 90 days after the reporting date. Hypothesis testing used fixed effect method for panel data with sample of 64 companies listed on Indonesia Stock Exchange in 2005 2016. The result of this study shows that operating segment disclosure has a positive and significant influence on stock price. The value relevance of operating segment disclosure increased after the adoption of PSAK 5 revised 2009."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Rahmi
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh mekanisme corporate governance (CG) terhadap pengungkapan PSAK 5 dan PSAK 7 pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011. Mekanisme CG dalam penelitian ini menggunakan proksi efektifitas dewan komisaris dan efektifitas komite audit serta kualitas audit (ukuran KAP dan opini KAP). Hasil penelitian menunjukkan bahwa efektifitas dewan komisaris dan ukuran KAP berpengaruh positif signifikan terhadap pengungkapan PSAK 5 dan PSAK 7. Sedangkan efektifitas komite audit dan opini audit tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan PSAK 5 dan PSAK 7.

The purpose of this study is to examine the impact of corporate governance (CG) mechanism on disclosure required in PSAK 5 dan PSAK 7 of listed manufacture firms in Indonesian Stock Exchange year 2011. CG mechanism is measured by the effectiveness of board of commissioners and the effectiveness of audit committee. The effectiveness of board of commissioners and auditor size have significant impact on disclosure of PSAK 5 dan PSAK 7. But audit committee and auditor opinion have no significant impact on disclosure of PSAK 5 dan PSAK 7."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S44179
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fadhil Muhammad
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat pelaporan segmen operasi perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), faktor-faktor dari karakteristik perusahaan yang mempengaruhi, dan dampaknya terhadap biaya modal ekuitas. Penelitian ini menganalisis tingkat pelaporan segmen operasi pada tahun 2010 dan 2011 dari sampel 100 perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa rata-rata tingkat pengungkapan informasi segmen perusahaan di BEI pada tahun 2010 dan 2011 bernilai 65% dari total pengungkapan yang diwajibkan oleh PSAK 5.
Berdasarkan hasil penelitian ini, ditemukan adanya pengungkapan informasi segmen yang lebih luas dari perusahaan yang besar, diaudit oleh KAP Big-4, memiliki tingkat kepemilikan publik yang tinggi, serta tingkat leverage dan likuiditas yang tinggi. Akan tetapi, penelitian ini belum dapat membuktikan adanya pengaruh yang signifikan pengungkapan informasi segmen terhadap biaya modal ekuitas.

The purpose of this study is to analyze the level of operating segment disclosure for firms listed in Indonesia Stock Exchange (BEI), the factors of firm`s characteristic that can influence their disclosure level, and the implication of segment disclosure to firm`s cost of equity capital. This study analyzes firm`s segment disclosure in year 2010 and 2011 from 100 sample of manufacturing firms that listed in BEI.
The results show that the average level of segment disclosure in sample firms in 2010 and 2011 was 65% from total mandatory disclosures based on PSAK 5. This study also finds that there are greater segment disclosures from larger firms, as well as firms audited by Big-4 Audit firm, firms that have more public sharesholders, highly leverage and highly liquidity. However, this study cannot find the evidence that segment disclosures can significantly influence BEI-firm`s cost of equity capital."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S44753
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reivictoria Genia Putri
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melihat tingkat pengungkapan wajib dan sukarela
segmen, serta pengaruh kualitas laba terhadap tingkat pengungkapan sukarela
segmen, dengan menggunakan sampel sejumlah 141 perusahaan non keuangan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan rentang waktu penelitian dari tahun
2012-2014. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengungkapan wajib
segmen sebesar 56% dari yang diwajibkan oleh PSAK 5 revisi 2009. Sedangkan
untuk tingkat pengungkapan sukarela segmen, yaitu sebesar 17.97%. Terkait
dengan variabel kualitas laba dan tingkat pengungkapan sukarela segmen,
penelitian ini menunjukkan bahwa kualitas laba tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap tingkat pengungkapan sukarela segmen.

ABSTRACT
This study aims to analyze the level of mandatory and voluntary segment
disclosure. This study also examines the impact of earnings quality on voluntary
segment disclosure level using a sample of 141 companies listed on the Indonesia
Stock Exchange and from 2012-2014. The result shows that mandatory segment
disclosure level is 56% from the total items required in PSAK 5 (2009 Revision),
while the voluntary segment disclosure level is 17.97%. Related to earnings
quality and voluntary segment disclosure level, this study shows that earnings
quality has no significant influence on voluntary segment disclosure level"
2016
S64880
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sheila Putri Gartika
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan memberikan bukti empiris atas pengaruh dari penerapan PSAK 50/55 (revisi 2006) terhadap hubungan antara manajemen laba (ALLP) dan audit fees yang tidak wajar (UFEE) di sektor perbankan Indonesia. Tahun 2009 dan 2011 dipilih sebagai tahun observasi untuk memisahkan dampak penerapan standar akuntansi tersebut, dimana manajemen laba di tahun 2009 (sebelum penerapan PSAK 50/55) menggunakan diskresi PPAP, sedangkan tahun 2011 diukur dengan diskresi CKPN. Hubungan antara ALLP dan UFEE bertujuan untuk memperlihatkan independensi auditor. Pada penelitian ini juga dipisahkan antara ALLP positif (menurunkan laba) dan ALLP negatif (meningkatkan laba).
Hasil regresi terhadap 38 observasi menunjukkan bahwa semakin besar audit fees yang dibayarkan berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan manajemen laba untuk mengurangi laba. Hasil yang berkebalikan terdapat pada ALLP negatif, bahwa UFEE yang semakin tinggi mengurangi manajemen laba. Selain itu, setelah PSAK 50/55 (revisi 2006) berpengaruh secara signifikan negatif terhadap hubungan ALLP positif dan UFEE. Namun, yang berbeda ditunjukkan pada ALLP negatif. Hasil ini menunjukkan bahwa penerapan PSAK 50/55 (revisi 2006) berpengaruh pada manajemen laba untuk menurunkan laba. Oleh karena itu, penelitian serupa dengan observasi yang lebih besar perlu dilakukan untuk menentukan apakah PSAK 50/55 (revisi 2006) perlu ditinjau kembali atau tidak.

The purpose of this study is to analyze and provide empirical evidence of the influence of PSAK 50/55 (revision 2006) to the relationship between earnings management (ALLP) and audit fees (UFEE) in Indonesia banking sector. This standard was actively applied 2010, therefore year 2009 and 2011 are chosen to be the observation years in order to separate the impact of the accounting standard before and after the standard applied. The relationship between ALLP and UFEE is trying to capture the level of auditor's independence. This study also separates between positive ALLP (income-decreasing) and negative ALLP (income- increasing).
The regression results of the 38 observations made showed that with the increase of audit fees lead to a significant improvement in earnings management to reduce profit. Reversed results were showed in the negative ALLP, that with higher UFEE, earnings management will be decreased. Besides that, PSAK 50/55 (revision 2006) has a negative influence on the relations of positive ALLP and the UFEE. A different result was showed on the negative ALLP, that PSAK 50/55 (revision 2006). These results show that the application of PSAK 50/55 (revision 2006) has influences on profit. Therefore, further study with larger observations is needed to conclude if the accounting standard should be reviewed or not.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S45155
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Melissa
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat pelaporan segmen operasi perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009-2011 dan pengaruh proprietary cost, corporate governance, dan revisi PSAK 5 (2000 dan 2009) terhadap tingkat pengungkapan tersebut. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata perusahaan manufaktur melaporkan tiga segmen operasi dan melaporkan 70% item dari total pengungkapan yang diwajibkan oleh PSAK 5 (Revisi 2000 dan 2009).
Dari 3 faktor proprietary cost yang diuji terhadap tingkat pengungkapan segmen, kompetisi dari pesaing baru berpengaruh positif signifikan, kompetisi dari pesaing yang telah ada berpengaruh negatif signifikan, sedangkan untuk profitabilitas abnormal hasil yang ditemukan masih mixed. Dari 5 variabel corporate governance, proporsi investor institusional asing ditemukan berpengaruh positif signifikan. Untuk jumlah dewan, investor institusional domestik, dan kualitas audit, kesimpulan yang ditemukan masih mixed. Variabel terakhir yaitu revisi PSAK 5 juga ditemukan tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat pengungkapan segmen.

This study aims to provide disclosure level analysis of operating segment for firms listed in Indonesia Stock Exchange (BEI) year 2009-2011, and the effect of proprietary cost, corporate governance, and PSAK 5 (2000 dan 2009 Revision) on the disclosure level. The results show that in average, manufacturing firms report 3 operating segments and disclose 70% of the total items required in PSAK 5 (2000 dan 2009 Revision).
Based on three proprietary cost factors analyzed in this study, competition level from new competitors impact significantly positive, while competition level from existing competitors has negative impact, and mixed results for abnormal profitability. Result for five corporate governance variables, proportion of foreign institutional investor impact significantly positive, while mixed results for board size, domestic institutional investor, and audit quality. The last, PSAK 5 revision shows no significant effect on the level of segment disclosure.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S46714
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cynthia
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh penerapan PSAK 1 (Revisi 2009) terhadap hubungan penghasilan komprehensif lain dan manajemen laba akrual. Pengaturan ini mengatur perubahan lokasi penyajian penghasilan komprehensif lain yang ditujukan agar penyajian informasi lebih jelas dan transparan; sehingga menekan perilaku manajemen laba, khususnya manajemen laba akrual yang biasa dilakukan oleh bank. Sampel yang digunakan adalah bank-bank Indonesia dengan periode observasi 2010-2013; dengan jumlah observasi 168 firm-years.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan pengaruh antara penyajian penghasilan komprehensif lain terhadap manajemen laba sebelum dan sesudah penerapan PSAK 1 (Revisi 2009).
This study aims to examine the impact of PSAK 1 (Revision 2009) on the relationship between Other Comprehensive Income and accrual earnings management. In brief, this standard was revised to facilitate clear articulation and transparency; in hoping to curb earnings-management?s behavior, especially accrual earnings management that often conducted by banks. A sample of banking industry is used with a period observation of 2010-2013 and a total observation of 168 firm-years.
Results consistently show that there is an indifferent effect on presentation of Other Comprehensive Income on earnings management before and after the revision.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
S57319
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fikri Syuhada
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris risk relevance dari laporan keuangan bank-bank di Indonesia dan dampak penerapan PSAK 55 revisi 2006 terhadap risk relevance dari laporan keuangan bank di Indonesia. Selain itu penelitian ini juga menguji secara empiris peranan auditor spesialis terhadap dampak penerapan PSAK 55 revisi 2006 terhadap risk relevance di laporan keuangan bank di Indonesia.Sampel yang digunakan adalah bank-bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2006-2012 dengan menggunakan data kuartalan.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa laporan keuangan bank di Indonesia memiliki risk relevance dan penerapan PSAK 55 revisi 2006 meningkatkan risk relevance dari pinjaman pada laporan keuangan bank-bank di Indonesia.Selain itu penelitian ini juga menemukan bahwa penggunaan auditor spesialis industri memperkuat dampak PSAK 55 revisi 2006 terhadap risk relevance.

This study aimed to empirically test the risk relevance of financial statement of banks in Indonesia and the impact of PSAK 55 Revisi 2006 to the risk relevance of financial statement of banks in Indonesia. This study also empirically tested the role of industry specialist auditor to the effectivity of PSAK 55 revisi 2006 in enchancing the risk relevance of financial statement of banks. The samples used in this study are Indonesian Banks that are listed in Indonesia Stock Exchange during period of 2006-2012 with quarterly data.
The result of this study shows that the financial statement of Indonesia’s banks has risk relevance and the application of PSAK 55 revisi 2006 increase the risk relevance. In addition this study also found that the use of industry specialist auditor positively impacts the effect of PSAK 55 revisi 2006 to risk relevance.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
S56125
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imastuti Masitoh
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana pengaruh pengungkapan transaksi pihak berelasi terhadap firm value. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui bagaimana kepatuhan emiten Indonesia pada PSAK 7 - pengungkapan transaksi pihak berelasi. Penelitian ini menggunakan rasio Tobin rsquo;s Q modifikasi untuk mengukur firm value. Sampel penelitian adalah perusahaaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2016. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan transaksi pihak berelasi berpengaruh positif pada firm value. Implikasi penelitian ini adalah regulator harus lebih meningkatkan pengawasan terhadap perusahaan publik dalam menerapkan peraturan pengungkapan transaksi pihak berelasi agar pengungkapan yang dilakukan lebih lengkap dan akurat untuk membantu investor dalam pengambilan keputusan investasi.

ABSTRACT<>br>
The purpose of this study is to examine the impact of related party transactions disclosure impact on firm value. This study is also examine how companies listed in Indonesia Stock Excange comply on PSAK 7 related party transaction disclosures. This study uses modified Tobin 39 s Q ratio to measure firm value. The sample for this study is companies that listed on the Indonesia Stock Exchange in 2016. The results for this study is related party transactions disclosure has positive impact on firm value. Regulator should more improve the supervision in applying the related party transactions disclosure regulations so that companies listed can disclose more complete and accurate to assist investors in making investment decisions."
Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>