Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 122570 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anisa Riantini Hardigaloeh
"Berdasarkan hasil identifikasi masalah yang dilakukan peneliti diketahui bahwa knowledge sharing di PT ABC belum maksimal. Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan antara empowering leadership dengan knowledge sharing, yang terdiri dari knowledge donating dan knowledge collecting (Van den Hooff & De Ridder , 2004). Empowering leadership diukur menggunakan alat ukur yang diadaptasi dari Xue, Bradley,dan Liang (2011), dengan nilai Cronbach α sebesar .956. Sementara itu, knowledge sharing diukur menggunakan alat ukur yang diadaptasi dari Van den Hooff & De Ridder ( 2004) dan memiliki dua dimensi yaitu knowledge donating (Cronbach α sebesar .769) dan knowledge collecting (Cronbach α sebesar .846).
Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan dan positif antara empowering leadership dengan knowledge donating (r=.382, p < .01) dan knowledge collecting (r=.283, p < .01). Lebih lanjut, ditemukan bahwa dimensi empowering leadership yang memiliki hubungan paling kuat dengan knowledge donating adalah informing (r= .408, p < .01), sementara dimensi yang memiliki hubungan paling kuat dengan knowledge collecting adalah coaching (r= .320, p < 01). Selanjutnya dilakukan intervensi pelatihan Encouraging Knowledge Sharing At Work yang merupakan proyek uji coba di perusahaan. Hasilnya, terdapat perbedaan mean uji pengetahuan yang signifikan pada saat sebelum dan sesudah diberikan pelatihan (t= -7.507, p < .01).

Based on researcher?s problem identification, it was found that knowledge sharing at PT ABC hasn?t been run effectively. This study was conducted to see any relationship between empowering leadership and knowledge sharing, which consist of knowledge donating and knowledge collecting (Van den Hooff & De Ridder , 2004). Empowering leadership was measured by scale that had been adapted from Xue, Bradley,dan Liang (2011), with Cronbach α .956. Meanwhile, knowledge sharing was measured by an adapted scale from Van den Hooff & De Ridder (2004). The scale has two dimensions, knowledge donating (Cronbach α .846), and knowledge collecting (Cronbach α .769).
Result showed there was a significant and positive relationship between empowering leadership and knowledge donating (r=.382, p < .01) and also knowledge collecting (r=.283, p < .01). Further analysis showed that informing dimension from empowering leadership had the strongest correlation with knowledge donating (r=.408, p < .01), while coaching dimension had the strongest correlation with knowledge collecting (r=.320, p < .01). Based on these results, Encouraging Knowledge Sharing At Work training intervention was conducted as a pilot project in the company. The result showed there was a significance improvement in participants? knowledge before and after training was conducted (t=-7.507, p < 0.01).
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
T41800
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nesya Oktaviani
"ABSTRAK
Hasil identifikasi masalah organisasi menunjukkan bahwa knowledge sharing di PT ABC, sebuah perusahaan menara telekomunikasi, belum berjalan dengan maksimal. Penelitian dengan metode kualitatif dan kuantitatif dilakukan untuk melihat hubungan antara psychological capital dengan knowledge sharing yang terdiri dari dua dimensi, yaitu knowledge donating dan knowledge collecting. Pengukuran psychological capital dilakukan dengan alat ukur PCQ-24 (Luthans, Youssef, & Avolio, 2007) dengan α Cronbach sebesar .868. Sementara itu, pengukuran knowledge sharing menggunakan alat ukur yang disusun oleh Van den Hoff dan De Ridder (2004) dengan α Cronbach sebesar .779 untuk skala knowledge donating dan .826 untuk skala knowledge collecting. Hasil penelitian pada 110 karyawan menunjukkan terdapat korelasi yang signifikan antara psychological capital dengan knowledge donating (r=.145, p<.01) dan knowledge collecting (r=.278, p<.01). Lebih lanjut, dimensi psychological capital yang memiliki hubungan paling kuat dengan knowledge donating dan collecting adalah self-efficacy. Berdasarkan hasil tersebut, uji coba intervensi yang dilakukan adalah pelatihan terkait pengembangan self-efficacy anggota tim, yaitu Encouraging Knowledge Sharing at Work kepada atasan yang berperan sebagai koordinator/ potensial koordinator CoP (community of practice). Uji pengetahuan diberikan kepada 16 orang peserta pada saat sebelum dan sesudah pelatihan. Perbandingan antara hasil pre-test dengan post-test menunjukkan peningkatan skor yang signifikan setelah peserta mengikuti pelatihan (t=-7.507, p<.01).

ABSTRACT
Problem identification showed that knowledge sharing has not run effectively in PT ABC, a telecommunication tower company. The purpose of this research, which used qualitative and quantitative method, is to investigate correlation between psychological capital and knowledge sharing, which consists of two dimensions, knowledge donating and knowledge collecting. PCQ-24 (Luthans, Avolio, Youssef, 2007) was used to measure psychological capital (Cronbach?s α=.868), and Van den hoff & De Ridder (2004a) knowledge sharing questionnaire used to measure knowledge sharing (Cronbach?s α=.779 for knowledge donating scale and .826 for knowledge colletcing scale). The result from 110 respondents showed that psychological capital correlated significantly with knowledge donating (r=.145, p<.01) and knowledge collecting (r=.278, p<.01). Self-efficacy is psychological capital dimension which has the strongest correlation with knowledge donating and knowledge collecting. Training Encouraging Knowledge Sharing at Work was held as pilot intervention. Enhancing team members? selfefficacy is the training topic. Training target are the leader who acts as champion or potential champion (coordinator of Community of Practice). Pre-test and posttest was given to 16 training participants. The comparison between pre-test and post-test revealed significant improvement in participant knowledge after they participated the training (t=-7.507, p<.01).
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
T41402
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ivirza Rubyetha Krizzia
"Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui hubungan antara iklim organisasi dengan knowledge sharingyang dilakukan pada 112 karyawan di PT ABC. Berdasarkan teori yang digunakan, knowledge sharing memiliki dua dimensi, yaitu knowledge donating dan knowledge collecting. Alat ukur knowledge sharing menggunakan alat ukur dari Van Den Hooff dan De Ridder (2004), dengan α=.771 untuk knowledge donating dan α=.854 untuk knowledge collecting. Sedangkan, untuk iklim organisasi menggunakan alat ukur dari Bock, Zmud, Kim, dan Lee (2005) dengan α=.795.
Hasil uji korelasi dengan metode Spearman menunjukkan hubungan positif dan signifikan antara iklim organisasi dengan knowledge donating (r=.345;p<.01) dan iklim organisasi dengan knowledge collecting (r=.288;p<.01). Lebih lanjut, diketahui bahwa knowledge donating memiliki hubungan paling kuat dengan dimensi affiliation pada iklim organisasi (r=.345; p<.01) dan knowledge collectingmemiliki hubungan paling kuat dengan dimensi innovativeness pada iklim organisasi (r=.366;p<.01).
Berdasarkan temuan, peneliti merancang intervensi pelatihan Encouraging Knowledge Sharing at Work for Leader. Pelatihan ditujukan untuk meningkatkan iklim organisasi pada dimensi affiliation dan innovativenessuntuk mendorong knowledge sharing.Uji coba pelatihandiberikan kepada 16 orang atasan, dalam hal ini senior staff/ section headyang berperan sebagai agent of change.Hasil evaluasi tahap pembelajaran menunjukkanadanya peningkatan pengetahuan yang signifikan sebelum dan sesudah pelatihan (t=-7.507; p<.01).

This study aimed to investigate the relationship between organizational climate and knowledge sharing conducted on 112 employees at PT ABC. Based on theory, knowledge sharing has two dimensions, namely knowledge donating and knowledge collecting. Knowledge sharing was measured using instrument from Van Den Hooff and De Ridder (2004), with α=.771 for knowledge donating and α=.854 for knowledgecollecting. Whereas, organizational climate was measured using instrument from Bock, Zmud, Kim, and Lee (2005) with α=.795.
The results of this study using Spearman correlation showed a positive and significant relationship between organizational climate with knowledge donating (r=.345;p<.01) and organizational climate with knowledge collecting (r=.288;p<.01). Furthermore, knowledge donating has the strongest relationship with dimension of affiliation on organizational climate (r=.345;p<.01) and knowledge collecting has the strongest relationship with dimension of innovativenesson organizational climate (r=.366;p<.01).
Researcher designed training intervention Encouraging Knowledge Sharing At Work For Leader. Training is aimed to improve the organizational climate on dimensions affiliation and innovativeness to encourage knowledge sharing. Pilot project was given to 16 employee, in this case the senior staff/ section head as the agent of change. Evaluation phase 2 (learning)shown there was a significant increase in knowledge before and after training (t=-7.507; p<.01).
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
T41385
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lubis, Joshua Ady Patrick
"Kepemimpinan merupakan salah faktor yang penting untuk efektivitas organisasi, bahkan juga mempengaruhi hampir semua kehidupan manusia. Mengidentifikasi kepemimpinan yang melayani sebagai pendorong penting dari upaya organisasi. Servant leadership meningkatkan efektivitas dalam organisasi yaitu dengan menumbuhkan motivasi kerja karyawan, memfasilitasi perkembangan karyawan melalui transfer ilmu dan pengalaman sehingga performa kinerja karyawan meningkat. Diharapkan leader atau atasan pada perusahaan yang memiliki gaya kepemimpinan servant leadership akan memiliki pengaruh langsung terhadap knowledge sharing, work motivation, dan work performance kepada karyawan perusahaan. Pada akhirnya, tujuan penelitian ini yaitu Pengaruh Langsung Servant Leadership Terhadap Work Performance, Pengaruh Tidak Langsung Servant Leadership terhadap Work Performance dimediasi oleh Knowledge Sharing, dan Pengaruh Tidak Langsung Servant Leadership terhadap Work Performance dimediasi oleh Work Motivation.

Leadership is an important factor for organizational effectiveness, it even affects almost all human life. choose leadership that serves as an important driver of the organization's efforts. Servant leadership increases effectiveness in the organization, namely by growing employee motivation, developing employees through the transfer of knowledge and experience so that employee performance increases. It is expected that leaders or subordinates in companies that have a servant leadership leadership style will have a direct influence on knowledge sharing, work motivation, and performance to company employees. In the end, the purpose of this research is the Direct Effect of Servant Leadership on Work Performance, Indirect Effect of Servant Leadership on Work Performance mediated by Knowledge Sharing, and Indirect Effect of Servant Leadership on Work Performance mediated by Work Motivation."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dimas Sayyid Mahfuzh
"Penelitian ini fokus kepada pengaruh kepemimpinan transformasional dan perilaku berbagi pengetahuan terhadap perilaku kerja inovatif sehingga bisa dibuat rancangan intervensi untuk meningkatkan perilaku kerja inovatif. Penelitian ini dilakukan di bagian penjualan PT. X dengan melibatkan partisipan sebanyak 49 supervisor dan manager dengan menggunakan metode . Alat ukur yang digunakan pada penelitian ini adalah kepemimpinan transformasional yang diukur dengan Multifactor Leadership Questionnaire dan perilaku berbagi pengetahuan yang diukur dengan kuesioner Knowledge Sharing serta perilaku kerja inovatif yang diukur melalui kuesioner Innovative Work Behavior.
Hasil analisis menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang positif yang signifikan dari kepemimpinan transformasional dan dimensi knowledge donating terhadap perilaku kerja inovatif 0.436, F 3, 49 = 13.617, p < 0.05, one-tailed . Berdasarkan hasil penelitian tersebut, peneliti menyusun rancangan intervensi melalui human resources management sehingga bisa meningkatkan perilaku kerja inovatif.

This study focused on the influence of transformational leadership and knowledge sharing behavior towards innovative work behavior so that intervention design can be developed to improve innovative work behavior. This study was conducted in sales department PT. X which involved 49 supervisor and manager using accidental sampling method. Researcher using several questionnaire in this study including, transformational leadership was measured by Multifactor Leadership Questionnaire, knowledge sharing behavior was measured by Knowledge Sharing Questionnaire and innovative work behavior was measured by Innovative Work Behavior Scale.
Result indicated that there was significantly positive impact of transformational leadership and knowledge donating towards innovative work behavior 0.436, F 3, 49 13.617, p 0.05, one tailed . Based on result of study, researcher developing intervention plan through human resources intervention in order to improve innovative work behavior.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
T48794
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitriana Azizah
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas mengenai pengaruh kepemimpinan transformasional terhadap perilaku inovatif dengan berbagi pengetahuan sebagai variabel mediasi dan persepsi dukungan organisasi sebagai variabel moderasi. Penelitian ini dilakukan di head office PT Rekayasa Industri terhadap 150 staf di sepuluh unit dari total populasi 230 karyawan sebagai responden. Data yang telah terkumpul kemudian diolah dengan menggunakan perangkat lunak SPSS 20. Pada penelitian ini, kepemimpinan transformasional berpengaruh positif terhadap perilaku inovatif dan berbagi pengetahuan. Berbagi pengetahuan juga berpengaruh positif terhadap perilaku inovatif. Berbagi pengetahuan mampu secara positif menjadi mediator hubungan antara kepemimpinan transformasional dengan berbagi pengetahuan. Namun, persepsi dukungan organisasi tidak mampu secara positif menjadi moderator hubungan antara kepemimpinan transformasional dengan perilaku inovatif.

ABSTRACT
This research discuss about the influence of transformational leadership on innovative behavior with knowledge sharing as a mediator and perceived organizational support as a moderator in head office of PT Rekayasa Industri. This research conduct of 150 staff respondent from 230 employee of total population in ten units. Data analysis is conducted using SPSS 20 software. In this research, transformational leadership have a positive influence on innovative behavior and knowledge sharing. Knowledge sharing have a positive influence on innovative behavior. Knowledge sharing also positively be a mediator for the relationship between transformasional leadership and innovative behavior. However, perceived organizational support are not able to positively be a moderator for the relationship between transformasional leadership and innovative behavior."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aldira G. Meyer
"Penelitian tesis ini dilakukan terhadap asesor di perusahaan PT. ABC Indonesia sebagai penyedia jasa layanan asesmen profesional. Untuk mempertahankan citra dan keunggulan kompetitifnya sebagai organisasi dengan layanan berbasis pengetahuan, PT. ABC Indonesia perlu dengan mengelola keterikatan kerja asesor. Sebagai karyawan lepas, keterikatan kerja dan minat berbagi pengetahuan asesor yang rendah berdampak pada kualitas kerja dan kehandalan kerjanya. Salah satu intervensi yang dapat dilakukan adalah mengoptimalkan kegiatan berbagi pengetahuan. Untuk itu perlu diketahui faktorfaktor yang mempengaruhi keterikatan kerja asesor dan pola jejaring interaksi sosialnya.
Hasil penelitian menunjukkan faktor pendorong yang positif terhadap keterikatan kerja asesor adalah faktor kerjasama dan hubungan baik dalam lingkungan kerja, dan faktor peluang untuk mendapatkan kesempatan pengembangan yang tersusun dalam perencanaan jangka pendek dan jangka panjang. Selain itu ditemukan pula bahwa pola jejaring interaksi asesor cenderung berkelompok dalam komunitasnya sendiri saja.
Tesis ini memberikan sebuah rekomendasi intervensi untuk meningkatkan keterikatan kerja asesor dengan melakukan optimalisasi program berbagi pengetahuan yang lebih terencana dan terstruktur sehingga dapat meningkatkan kualitas kerja dan kehandalan asesor.

Thesis research was conducted on the assessor in the company of PT. ABC Indonesia as a provider of professional assessment. To maintain the image and competitive advantage as an organization with knowledge-based services, PT. ABC Indonesia need to manage the work of assessors engagement. As a freelance employee, their low level of work engagement and interest in sharing knowledge impacts on the quality of work and its reliability. One intervention that can be done is to optimize knowledge sharing activities. It is necessary to know the factors that influence the work engagement and the patterns of social interaction networks of assessors.
The results showed a positive motivating factor for engagement to the work of assessors is a factor of cooperation, and a good relationship within the work environment, and the factor of chance to get a structured development opportunities in the short-term planning and long term. In addition it was found that the patterns of interaction networks assessors tend to cluster in their own community only.
This thesis gives a recommendation of interventions to increase engagement with the work of assessors perform the optimization of knowledgesharing program that is more planned and structured so as to improve work quality and reliability of assessors.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
T31403
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rika Febita
"Inovasi sangat dibutuhkan untuk mendapatkan dan mempertahankan keunggulan kompetitif organisasi. Untuk dapat meningkatkan inovasi organisasi sangat dibutuhkan peran individual dari anggotanya, terutama dalam berperilaku inovatif. Oleh karena itu, studi ini menjelaskan bagaimana transformational leadership dapat memengaruhi innovative work behavior dengan psychological capital dan knowledge sharing sebagai mediator. Studi dilakukan pada 277 karyawan PT Telkom Indonesia Tbk. Responden mengisi kuesioner untuk menilai unsur-unsur transformational leadership, psychological capital, knowledge sharing, dan innovative work behavior. Metode Structural Equation Modeling (SEM) digunakan untuk menunjukkan hubungan sebab akibat antara variabel. Hasil menunjukkan bahwa transformational leadership tidak signifikan memengaruhi innovative work behavior. Walaupun begitu, psychological capital dan knowledge sharing memediasi secara penuh pada hubungan transformational leadership dan innovative work behavior. Knowledge sharing juga memediasi secara parsial pada hubungan psychological capital dengan innovative work behavior. Oleh karena itu, peran mediasi psychological capital dan knowledge sharing sangat penting agar organisasi dapat meningkatkan innovative work behavior karyawannya.

Innovation is very important for an organization to gain and maintain its competitive advantage. In order to increase organizational innovation, individual roles from its members are needed, especially in innovative behavior. Therefore, this study explains how transformational leadership can influence innovative work behavior with psychological capital and knowledge sharing as mediating variables. The study was conducted on 277 employees of PT Telkom Indonesia Tbk. Respondents filled out questionnaires to assess the elements of transformational leadership, psychological capital, knowledge sharing, and innovative work behavior. The Structural Equation Modeling (SEM) method was used to show a causal relationship between variables. The results showed that transformational leadership did not significantly affect innovative work behavior. Even so, psychological capital and knowledge sharing fully mediated the transformational leadership and innovative work behavior relationship. Knowledge sharing also partially mediated the relationship between psychological capital and innovative work behavior. Therefore, the roles of psychological capital and knowledge sharing mediation were very important so that the organization can improve the innovative work behavior of its employees."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nazila Dwi Rahmawati
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh budaya organisasi terhadap kesiapan karyawan untuk berubah melalui knowledge sharing sebagai variabel mediasi di Kantor Pusat PT Iwan Tirta. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode pengumpulan data melalui survei menggunakan kuesioner yang disebarkan kepada karyawan non-manajerial Kantor Pusat PT Iwan Tirta yang berjumlah 39 karyawan. Analisis hasil penelitian dilakukan melalui analisis deskriptif melalui visualisasi nilai mean dan frekuensi serta menggunakan tabulasi silang terhadap karakteristik responden dan masing-masing variabel penelitian. Selain itu, analisis inferensial juga dilakukan untuk melihat pengaruh dan menguji hipotesis penelitian melalui uji regresi linier sederhana dan berganda serta uji mediasi melalui tahapan uji kausal dan sobel. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa budaya organisasi berpengaruh signifikan terhadap kesiapan untuk berubah. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa knowledge sharing secara parsial memediasi pengaruh budaya organisasi terhadap kesiapan untuk berubah.
ABSTRACT
This study aims to analyze the influence of organizational culture on employee readiness to change through knowledge sharing as a mediating variable at the Head Office of PT Iwan Tirta. This study uses a quantitative approach with data collection methods through surveys using questionnaires distributed to non-managerial employees of PT Iwan Tirta Head Office, totaling 39 employees. The analysis of the research results was carried out through descriptive analysis through visualizing the mean and frequency values ​​and using cross tabulation on the characteristics of respondents and each research variable. In addition, inferential analysis was also carried out to see the effect and test the research hypotheses through simple and multiple linear regression tests and mediation tests through causal and sobel test stages. The results of this study indicate that organizational culture has a significant effect on readiness to change. This study also shows that knowledge sharing partially mediates the influence of organizational culture on readiness to change."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Oktaviani
"ABSTRAK
Pada perusahaan yang bergerak di bidang konsultasi, pengelolaan pengetahuan merupakan proses yang penting dalam perusahaan, karena inti dari produk yang dijual adalah pengetahuan itu sendiri. Group SAP merupakan bagian dari PT ABC, yang merupakan perusahaan konsultan teknologi dan informasi di Indonesia, telah menyadari pentingnya mengelola pengetahuan para konsultan SAP yang dimilikinya. Salah satu proses pengelolaan pengetahuan yang telah dijalankan adalah berbagi pengetahuan. Tujuan proses ini adalah untuk membantu para konsultan SAP mencari solusi terbaik bagi pelanggan berdasarkan pengalaman yang telah lalu.
Namun, knowledge sharing yang dilakukan oleh group SAP belum optimal. Hal ini terlihat dari presentase kehadiran kegiatan knowledge sharing, di mana tidak semua peserta yang diundang menghadiri kegiatan tersebut. Selain itu, pemanfaatan KnowldgeHub, yang merupakan knowledge repository yang digunakan untuk menyimpan dan mengakses pengetahuan yang dimiliki organisasi, masih rendah. Untuk itu, perlu dilakukan evaluasi mengenai knowledge sharing capability konsultan SAP. Dengan adanya penelitian ini, organisasi dapat mengetahui faktor yang mempengaruhi kemampuan berbagi pengetahuan para konsultan SAP, sehingga organisasi dapat menentukan program yang perlu dijalankan agar knowledge sharing bisa berjalan secara optimal.
Penelitian dilakukan kepada 70 konsultan SAP PT ABC. Pengolahan data statistik menggunakan teknik analisis PLS dengan bantuan software SmartPLS 3.2.1. Faktor-faktor yang secara empiris terbukti mempengaruhi knowledge sharing capability adalah organizational reward, social network, trust, personality, end-user focus, altruism dan IT apliaction usage. Sementara itu, faktor awareness, knowledge self-efficacy, top management support dan ICT infrastructure tidak secara signifikan mempengaruhi knowledge sharing capability. Pada penelitian ini didapatkan nilai R2 sebesar 0.701, yang berarti tujuh variabel eksogen secara moderate menjelaskan 70.1% variansi dari variabel dependen (knowledge sharing capability), dimana sisanya sebesar 29.9% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dijelaskan dalam model penelitian ini.

ABSTRACT
Knowledge management is an important process in consulting firm, because the core of the product of consulting firm is the knowledge itself. SAP group is a part of PT ABC, which is an information communication and technology consulting firm in Indonesia, have realized the importance of knowledge management. One of knowledge management process that has been implemented in PT ABC is knowledge sharing. The purpose of this process is to help SAP consultants looking for the best solutions for customers based on their past experience in industry.
However, knowledge sharing undertaken by SAP group has not been optimal. The evident of this statement came from the attendance percentage of knowledge sharing activities, where not all the participants were invited attended the event. In addition, the use of KnowldgeHub, as a knowledge repository to store and access the knowledge of organization, is still low. Based on these conditions, there should be an evaluation of knowledge sharing capability of SAP consultant. Given this research, organizations can determine the factors that affect the ability to share the knowledge of SAP consultants, so that the organization can determine which program should be run in order to optimize the knowledge sharing in organization.
The study was conducted at 70 SAP consultants of PT ABC. Statistical data processing uses PLS analysis techniques using software SmartPLS 3.2.1. Based on the results of statistical data processing, it is known that the individual, organizational and technological aspects affect knowledge sharing capability of SAP consultant. Factors that are empirically proven affecting knowledge sharing capability is organizational rewards, social networks, trust, personality, end-user focus, altruism and IT apliaction usage. Meanwhile, the factor such as awareness, knowledge self-efficacy, top management support and ICT infrastructure does not significantly affect knowledge sharing capability. The value of R2 of this study is 0.701, which means seven exogenous variables are moderate explain 70.1% variance of the dependent variable (knowledge sharing capability), where the remaining of 29.9% is influenced by other variables that are not described in this research model.
"
2016
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>