Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 209466 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Buyung Kurniawan
"Tesis ini berupaya mengidentifikasi karakter nasional serta menganalisa peran keluarga miskin dalam menanamkan karakter yang baik kepada anak-anaknya untuk membangun ketahanan nasional. Penelitian ini merupakan studi dengan pendekatan kualitatif pada keluarga miskin di Kelurahan Ujung, Surabaya. Hasil analisis menunjukkan bahwa keluarga miskin menanamkan berbagai karakter yang baik pada anaknya terutama terkait nilai agama dan cinta ilmu, sopan santun, serta sikap melawan godaan dari hal-hal yang mengarah pada pergaulan negatif. Pembentukan karakter dilakukan dengan cara menasihati, memberi tauladan, dan menggunakan hukuman. Dalam studi ini ditemukan bahwa peran keluarga sangat penting bagi pembentukan karakter dengan menjalankan fungsi perlindungan norma, ekonomi dan sosialisasi.

The purpose of this thesis is to identify the national character and also to analyze the role of poor family in good character building to their children as to build national resilience. This research is conducted by using qualitative method to several poor families in Ujung administrative village, Surabaya. The result of analysis showed that poor families planted good character traits especially religious values, love, courtesy and attitude to resist temptation to their children. The way parents built their children character through giving advice, giving exemplary and giving punishment. This study found that the role of family is vital in building character as norm protection, economic and socialization.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dinda Oktavia
"Tulisan ini membahas tentang karakter anak perempuan dalam lirik lagu Из Чего Же, Из Чего Же... (Iz Čego Ţe, Iz Čego Ţe…) „Dari Apa, Dari Apa…‟. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan menganalisis makna yang terkandung dalam lirik lagu tersebut. Lagu tersebut pernah dimodifaksi oleh Nike untuk keperluan komersial, akan tetapi penulis akan menggunakan lirik lagu yang belum pernah dimodifikasi oleh Nike dengan alasan lagu yang asli belum ada unsur tendensi lain. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis dan teori yang digunakan adalah teori semiotika dari Roland Barthes (1977) dengan model denotasi dan konotasi. Hasil dalam penelitian menunjukkan bahwa lirik lagu Из Чего Же, Из Чего Же... (Iz Čego Ţe, Iz Čego Ţe…) ‘Dari Apa, Dari Apa…‟ menggambarkan karakter anak perempuan Rusia yang taat pada agama, pelindung dan dilindungi, cermat dan adaptif.

This journal discusses the characters of girls in the lyrics of a children song title Из Чего Же, Из Чего Же ... (Iz Čego Ţe, Iz Čego Ţe ...) 'From What, From What ...'. This research is conducted in order to analyze the meanings in the lyrics of the song. The song is modified by Nike for commercial purposes, but the author will use the original song lyrics to avoid bias of Nike commercial tendencies. This research uses the descriptive analysis method and the theory used is semiotic theory from Roland Barthes (1977) with a model of denotation and connotation. The results in this analysis show that the lyrics of the song Из Чего Же, Из Чего Же ... (Iz Čego Ţe, Iz Čego Ţe ...) „From What, From What ...‟ describes the characters of Russian girls who are pious, protective and protected, careful and adaptive."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Marlisa Endah Nur Habsari
"Pendidikan kewarganegaraan (Civic Education) menurut Cogan & Derricott (1998) harus diajarkan secara sadar melalui sekolah, karena demokrasi tidak muncul secara alamiah. Oleh karena itu, untuk membangun dan mempertahankan lembaga demokrasi, sekolah harus mendidik generasi muda (young citizen) prinsip-prinsip dan praktik demokrasi (Bahmuller & Patrick, 1999). Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut dapat dipahami pendidikan kewarganegaraan (civic education) mempunyai peranan penting untuk mempersiapkan warganegara untuk mendukung dan mengembangkan sistem politik yang demokratis.
Tesis ini bertujuan melacak faktor determinan pembentuk karakter siswa dan mengevaluasi pelajaran pendidikan kewarganegaraan (PKN) ketercapaian tujuan kurikulum untuk membentuk karakter siswa dan ketahanan individu di SMAN 2 Tangerang Selatan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif jenis studi kasus. Teknik pengambilan data menggunakan wawancara mendalam, observasi dan studi dokumen untuk memahami konteks riil di lapangan. Informan yang diteliti adalah delapan (8) siswa kelas XI, guru PKN, wakil kepala sekolah, dan guru BK.
Hasil studi lapangan menunjukkan bahwa baik siswa dan guru menyadari pentingnya pelajaran PKN untuk memberi pemahaman bagaimana karakter warga negara yang baik dan mendorong kesadaran sikap akan ketahanan individu. Tes dan ujian sekolah sebagai tolok ukur pengetahuan siswa terhadap substansi PKN menunjukkan rata-rata hasil positif.
Dapat disimpulkan bahwa analisis teoritis yang didukung dengan studi lapangan di SMAN 2 Tangerang Selatan menunjukkan bahwa PKN ini mampu memberikan pengetahuan siswa tentang karakter ideal warga negara serta mendorong pemahaman siswa memiliki ketahanan individu melalui cara pandang dan sikap terhadap negara dan ATHG yang dihadapi Indonesia.

According to Cogan & Derricott (1998), Citizenship or Civic Education must be intentionally taught through school because democracy does not emerge naturally. Therefore, to build and sustain democratic institutions, schools should educate young people (young citizens) the principles and practices of democracy (Bahmuller & Patrick, 1999). Based on these opinions, it can be emphasized that citizenship or civic education has an important role to prepare citizens to support and develop a democratic political system.
This thesis aims to track the determinant factors of students? character formation and to evaluate civic education lesson (Pendidikan Kewarganegaraan/PKN) outcome in accordance to curriculum objectives that attempt to build character and self-resilience of the students at SMAN 2 Tangerang Selatan. The methodology of this thesis is using a qualitative approach with a case study its research method. Data retrieval techniques using in-depth interviews, observation, and documents study to understand the real context in the field. Informants of this research comprised eight (8) students of class XI, PKN teachers, vice-principals, and Education Counselling (Bimbingan Konseling/BK) teachers.
The results of field studies revealed that both students and teachers aware of the importance of PKN lesson that gives an understanding on how should the character of good citizens and encouraging an awareness to the attitudes of self-resilience. Tests and exams are indicators to measure level of students' comprehension on PKN materials and the result showed a positive correlation between test results and students? knowledge on character and self-resilience.
It can be concluded that the theoretical analysis supported by a case study in SMAN 2 Tangerang, indicates PKN as being able to provide students with knowledge to the ideal character of the citizens and to encourage student comprehension on a self-resilience perspective and attitude towards the state and ATHG facing Indonesia.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratna Megawangi
Depok: Indonesia Heritage Foundation, 2011
370.114 RAT s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"Pembangunan karakter bangsa merupakan proses sehingga harus dilakukan sejak usia dini. Oleh karena itu, diperlukan suatu konsepsi yang jealas dan kebijakan yang tepat dengan melibatkan berbagai pihak dalam implementasinya. Implementasi multi arah diasumsikan akan mempercepat proses tersebut dalam rangka menyelaraskan kebutuhan kehidupan di era globalisasi yang erat kaitannya dengan perkembangan IPTEK."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Wibawarta
"ABSTRAK
Utakata no Ki merupakan salah satu dari tiga buah karya awal Mori Ogai, yaitu Miahime, Utakata no Ki dan Fumizukai. Tiga karya ini banyak diilhami oleh pengalaman pribadi Ogai selama tugas belajar di Jerman selama kurang lebih empat tahun. Tiga karya tersebut sering disebut sebagai Doitsu Sambu Saku atau oleh-oleh dari Jerman.
Dalam makalah ini akan dibahas masalah kedirian yang muncul pada tokoh wanita, Marie. Selain itu juga akan diungkapkan hubungan karya ini dengan fakta ataupun tulisan Ogai lainnya.
Kaya ini ada dua sifat Marie yang tumpang tindih, yang pertama adalah marie gadis penjual bunga violet enam tahun yang lalu, sedangkan satunya lagi adalah Marie yang muncul bagaikan Dewi Bavaria yang angkuh seperti yang ditampilkan pada awal cerita ini. Karena tingkah lakunya yang eksentrik, Marie sering dikatakan gila. Tetapi sebenarnya tingkah lakunya yang aneh tersebut justru lahir dari kesadaran akan kediriannya. Hal ini dapat terjadi karena ia mengalami berbagai pengalaman pahit.
Tampak luar sepertinya, sepertinya Marie hancur oleh suatu tenaga besar, tetapi pada bagian dalamnya tidaklah demikian. Ia tetap menjaga dan mempunyai kebangaan serta kepercayaan diri. Ada semacam jarak psikologi antara dirinya dan para mahasiswa di sekitarnya, sehingga mereka tidak dapat memahami Marie. Hanya Kosei seorang yang dapat mengerti akan diri Marie tersebut.
Sesuai dengan judul karya ini, yang menjadi tema adalah seperti kata-kata yang muncul pada bagian akhir karya ini, yaitu : atonaki utakata no utateki yo, atau berarti : dunia yang bagaikan buih yang hilang tak berbekas. Hal ini melangkan sosok Marie dan kefanaan yang muncul dalam karya ini."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1994
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Suwardi
"ABSTRAK
Artikel ini mendeskripsikan etika kebijaksanaan dalam ajaran budi pekerti luhur penghayat kepercayaan. Pendeskripsian dilakukan dengan pemahaman analitis etnografis terhadap aktualisasi budi pekerti luhur penghayat kepercayaan kejawen. Pengumpulan data dilakukan dengan cara participant observation dan wawancara mendalam dengan informan secara snowballing. Hasil kajian menunjukkan bahwa etika kebijaksanaan dalam ajaran budi pekerti luhur penghayat kepercayaan kejawen dapat digolongkan dalam dua hal. Pertama, etika kebijaksanaan di tingkat paguyuban, yaitu hidup yang selalu mengedepankan sikap (1) pasrah, berserah diri kepada Tuhan secara total (sumarah) dan (2) bertindak jujur dan ikhlas. Kedua, penghayat hendaknya tolong-menolong. Etika kebijaksanaan ini merupakan
aktualisasi dari konsep tapa ngrame. Tapa ngrame dilakukan dengan semangat sepi ing pamrih yang diasumsikan akan menjadi perwujudan pandangan hidup ?memayu hayuning bawana.? Dengan cara ini penghayat meyakini bahwa hidup mereka kelak dapat mencapai cita-cita tertinggi, yaitu ?manunggaling kawula-Gusti.?
This article aims to describe wisdom etic in the dedactic of budi pekerti luhur on Javanese believe (vivify). The description is provided using ethnographic analytic on the actualization of budi pekerti luhur on Javanese believe. The data collection was held by taking participant observation and indepth interview with the informant using snowballing method. The study shows that budi pekerti luhur on Javanese believe can be categorized into two matters: The first, wisdom etic in congregation level i.c. life that always attitude of: (1) pasrah, submit to God totally (sumarah), and (2) the honest and sincere. The second, help mutual. This wisdom etic as actualization of concept tapa ngrame. Tapa ngrame conducted by sepi ing pamrih spirit than as shape of world view on memayu hayuning bawana. This way vivify believe that their the next time life can achievement of the desired high level on manunggaling kawula-Gusti."
Universitas Negeri Yogyakarta. Fakultas Bahasa dan Seni; Universitas Negeri Yogyakarta. Lembaga Penelitian, 2010
J-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ratna Megawangi
Depok: Indonesia Heritage Foundation, 2011
370.114 RAT o
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ratna Megawangi
Depok: Indonesia Heritage Foundation, 2011
370.114 RAT k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Heni Lestari
"Berbicara mengenai lingkungan dalam perkembangan kepribadian seorang anak, tentunya yang pertama kali kita ingat adalah lingkungan keluarga di mana anak itu hidup dan tinggal sejak ia dilahirkan ke dunia ini.
Terkait dengan pembentukan karakter anak, keteladanan dan kasih sayang orang tua merupakan dua unsur yang diperlukan dalam membimbing dan mengarahkan anak agar mereka dapat bertingkah laku sesuai dengan nilai-nilai moral yang dianut agama dan masyarakatnya.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peranan keteladanan dan kasih sayang orang tua dalam pembentukan karakter anak. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus pada empat orang murid di SDIT Insan Mandiri Jakarta. Keteladanan merupakan metode efektif dalam mengajarkan nilai-nilai moral kepada anak, karena sifat anak yang peniru. Teori social learning (belajar sosial) Bandura menyebutkan bahwa sebagian besar dari yang dipelajari manusia terjadi melalui peniruan (imitation) dan penyajian contoh perilaku (modeling). Menurut Bandura, usia mempengaruhi dalam proses belajar seorang anak. Apabila fisik dan mental sudah matang, panca indera sudah siap menerima stimulus-stimulus dari lingkungan. Oleh karena itu, dalam hal pemberian stimulus kepada anak berupa keteladanan, maka harus diperhatikan perkembangan ranah kognitif anak. Sebab ranah kognitif adalah ranah kejiwaan yang berkedudukan di otak, yang dalam perspektif psikologis merupakan sumber sekaligus pengendali ranah-ranah kejiwaan lainnya, yakni ranah afektif (rasa) dan ranah psikomotor (karsa).
Sedangkan kasih sayang orang tua, rnerupakan sumber bagi sehatnya lahir dan batin seorang anak, karena anak yang dididik dengan penuh kasih sayang akan tumbuh menjadi manusia dewasa yang sehat lahir dan batin. Fromm mengiklasifikasikan cinta dalam lima tipe, yaitu cinta persaudaraan, cinta keibuan, cinta erotis, cinta diri sendiri, dan cinta kepada Tuhan. Cinta keibuan, menurut Erich Fromm adalah penguatan cinta tanpa syarat terhadap hidup dan kebutuhan anak-anaknya. Sedangkan Mubarok, memasukkan cinta orang tua kepada anak termasuk dalam cinta rahmah dan cinta kulah, di mana dalam kedua cinta ini terdapat kasih sayang yang tulus dan kesadaran untuk mendidik anaknya.
Hasil dari penelitian ini memperlihatkan bahwa orang tua yang dapat memberikan keteladanan dan kasih sayang yang tulus dengan disertai kesadaran untuk mendidik anaknya terbukti dapat membentuk 9 karakter anak.

Talking about environment in the personal development of children, the first thing comes up to our mind is family circumference where children have lived and stayed since they were born in the world.
With respect to children's character development, parents' modeling and affection are the two elements needed to guide and direct children so they can behave in accordance with the moral values in their religion and community.
The objective of this research is to find out the role of parents' modeling and affection in developing children's character. This research makes use of qualitative method using case study approach to four students of SDIT (Integrated Islamic Elementary School) Insan Mandiri Jakarta. Good modeling is an effective method for teaching moral values to children for their characteristic as imitators. Bandura's social learning theory states that most of the things human beings learn occur through imitating and modeling. According to Bandura, age affects a child's learning process. When physic and mental are already mature, the five senses are ready to receive stimulus from the environment. Therefore, in giving a child stimulus in the form of good modeling, we must pay attention on the development of child's cognitive domain. This is true since cognitive domain is a spiritual domain located in the brain, which is in the perspective of psychology constitutes a source and at the same time controller of the other spiritual domains, namely affective domain (feeling) and psychomotor domain (intention).
Meanwhile, parents' affection is the source physical and spiritual health of a child. Therefore, a child educated with full affection will grow to become an adult human being that is healthy physically and spiritually. Fromm classifies Love into five types, namely brotherhood love, motherhood Love, erotic love, love to one self and love to God. Motherhood love, according to Erich Fromm, is reinforcement to love without condition to the lives and needs of her children. While Mubarok includes love of parents to their children in rahmah love and kulfah love, in which there exist a sincere affection and consciousness to educate their children.
The outcome of this research shows that parents that are able to provide good model and sincere affection accompanied with consciousness to educate their children prove to be able to form 9 characters of children."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2007
T20762
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>