Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 70557 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Amarullah
"Latar Belakang: Seorang dokter umum diharapkan mampu melakukan tindakan medis pada kedaruratan. Pada kondisi seperti resusitasi jantung paru, manajemen jalan nafas merupakan salah satu prioritas. Intubasi memiliki angka kegagalan tinggi bila dilakukan oleh bukan dokter anestesiologi. Sungkup laring (SL) sebagai alternatif manajemen jalan nafas memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi. Di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), mahasiswa diharapkan mampu melakukan pemasangan SL pada pasien. Untuk mencapainya, Departemen Anestesiologi dan Intensive Care FKUI melakukan pengajaran rutin. Metode pengajaran yang direkomendasikan untuk pengajaran prosedur medis seperti pemasangan SL adalah metode empat langkah pengajaran. Penelitian ini bertujuan mengetahui perbandingan hasil pengajaran pemasangan SL oleh mahasiswa kedokteran yang mendapat metode empat langkah pengajaran dengan pengajaran rutin pada pasien dewasa yang menjalani anestesia umum di RSCM.
Metode: Penelitian ini adalah uji klinik Randomized Controlled Trial (RCT), dilakukan secara terbuka (tidak tersamar). Subyek dilakukan randomisasi untuk menentukan metode pengajaran pemasangan SL pada manikin yang akan diterima. Setelah menerima pengajaran, subyek melakukan pemasangan SL pada pasien dewasa yang menjalani anestesia umum. Keberhasilan pengajaran dinilai dari pengembangan dada pasien ketika dilakukan ventilasi, jumlah upaya pemasangan, serta nilai seal pressure.
Hasil: Sebanyak 46 subyek di awal penelitian, 3 orang masuk kepada kriteria pengeluaran. 43 subyek penelitian yang melakukan pemasangan SL pada pasien kemudian dianalisis. Pengembangan dada pasien ketika diventilasi didapatkan pada semua pasien di kedua kelompok. Kelompok metode empat langkah pengajaran membutuhkan jumlah upaya yang lebih sedikit, dan menghasilkan seal pressure yang lebih tinggi dibanding kelompok yang mendapatkan pengajaran rutin.
Kesimpulan: Hasil pengajaran pemasangan SL oleh mahasiswa kedokteran yang mendapat metode empat langkah pengajaran lebih baik dibandingkan dengan pengajaran rutin.

Background: A general physician is expected to perform medical procedures in emergency situations. in cardiopulmonary resuscitation, airway management is one of the priorities. Intubation has high failure rate when performed by non-anesthesiologist. Laryngeal mask (LM) as an alternative airway management has high success rate. In Faculty of Medicine University of Indonesia (FMUI), students are expected to perform the insertion of LM to patients. To achieve it, Department of Anesthesiology and Intensive Care FMUI perform regular teaching method. Teaching method that is recommended for teaching medical procedures such as the insertion of LM is a four stage teaching method. This study aims to compare the results of teaching LM insertion by medical students who get a four stage teaching method with regular teaching in adult patients undergoing general anesthesia in RSCM.
Study design: 46 subjects were included in the inclusion criteria for randomization to determine the insertion of LM teaching methods that will be accepted on a mannequin. After this course, every subject inserts LM in adult patients undergoing general anesthesia. The success of the teaching is assessed by the rising of patient's chest when ventilated, a number of attempts, and seal pressure.
Results: By 46 subjects in the initial study, 3 subjects have to exclude from this study. Then, the rest subjects inserting LM on patients are analyzed. The results of the study in both groups obtain 100% the rising of patient's chest when ventilated. Four stage teaching method's group requires less number of attempts than another and the shows higher in seal pressure than receiving regular teaching's group.
Conclusion: The result of the teaching LM insertion by medical students who get the four stage teaching method is better than the regular teaching method.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Oktavinda Safitry
"Latar Belakang: Kompetensi "mengambil keputusan terhadap dilema etika yang terjadi pada pelayanan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat" tercantum dalam SKDI 2005 sehingga harus ada dalam kurikulum dan dilaksanakan di dalam modul. Penerapan proses pengambilan keputusan etis (PKE) berkaitan dengan manajemen pasien, karena itu pembelajaran pada tahap klinis pendidikan kedokteran menjadi keharusan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui proses pembelajaran pengambilan keputusan etis di tahap klinispendidikan kedokteran di FKUI.
Metode: Penelitian merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan mengidentifikasi komponen Buku Kurikulum, Buku Rancangan Pengajaran modul praktik klinik, dan dokumen lain; wawancara mendalam pengelola program studi, pengelola modul, staf pengajar; serta Focus Group Discussion (FGD) pada mahasiswa.
Hasil: Tidak ada modul praktik klinik yang lengkap mencantumkan PKE dalam dokumen. Pengelola modul kurang memahami kompetensi PKE SKDI 2006. Sebagai klinisi, staf pengajar mampu mengidentifikasi dan mengambil keputusan penyelesaian dilema etika. Mahasiswa memahami PKE dan menemukan kasus berdilema etika dalam proses pembelajaran tahap klinik. Mahasiswa mendiskusikan dilema etika yang ditemui dengan residen dan/atau dokter penanggungjawab kasus. Mahasiswa memiliki prior knowledge yang didapat pada tahap preklinik.
Kesimpulan: Proses pembelajaran pengambilan keputusan etis di tahap klinis merupakan hidden curriculum.Perlu dilakukan peningkatan kapasitas staf pengajar di bidang teori etika kedokteran dan penyusunan modul agar PKE menjadi komponen tertulis dalam kurikulum.

Background: Ethical Reasoning is one of competency component stated in the ?2006 Indonesian Medical Doctor Competencies Standard? therefor it has to be taught in medical faculties. The competency should be stated in all documents related to the curriculum. The learning of ethical reasoning should be done in clinical years since it is related to patient's managements. This research was done to evaluate the ethical reasoning learning process in the clinical stage medical education in Faculty of Medicine University of Indonesia.
Method: This is a descriptive qualitative research which identifies the component of curriculum inside the curriculum documents; indepth interview to the module developer, module organizer, and teachers; and focus group discussion with clinical year medical students.
Result: Ethical Reasoning Competency was not written as the aim of any module, as seen in the Instructional Design of all documents. The module developer did not recognize this competency despite their daily practice of ethical reasoning. The students learnt ethical reasoning in clinical stage by observing the medical staff during their interaction with patient with ethical dilemma. The student were able to identify the cases based on their prior knowledge from previous stage.
Conclusion: Ethical reasoning learning process in clinical stage is part of hidden curriculum.Capacity building for faculty members in medical ethics theory and module development for the faculty member are needed to make the ethical reasoning process as a part of the curriculum.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prathama Wibisono
"ABSTRAK
Background Mental emotional disorder becomes one of among top five sources of premature death and disability in many countries around the globe. Several studies reveal that mental health problems are very common among the college student, resulting almost half of college students population having mental health problems. The aim of this study is to find out the prevalence of mental emotional disorder among the first year medical and also to identify whether or not the trend of mental emotional disorder is increase in medical student after 1 year of medical education.Methods The total population of this study is 44 people that consist of men and women aged range from 18 to 24 years from international class medical students in the third semester. This study used the pre post study design. In addition, this study rsquo s population is the international class medical students of Universitas Indonesia Batch 2015. They underwent SRQ 20 both in the beginning of medical education and after 1 year of medical education which is in 2015 and 2016 respectively. In addition, they also conducted Holme Rahes questionnaire and open questions in 2016 after 1 year of medical education.Results The prevalence of mental emotional disorder is 34.1 of total population after 1 year of medical education. Meanwhile, the frequency of mental emotional disorder in 2015 of this population is none. There are some changes comparing mental emotional disorders in 2015 and 2016 that the changes of differences in mean score of 5.909.

ABSTRAK
Gangguan mental-emosional menjadi salah satu dari 5 sumber penyebabnya kematian dini dan kecacatan di beberapa negara seluruh dunia. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa masalah kesehatan mental sangat banyak ditemukan pada mahasiswa, yaitu hampir setengah dari setengah populasi mahasiswa mempunya masalah kesehatan mental. Tujuan dari penelitian ini adalah menemukan prevalensi gangguan mental-emotional pada mahasiswa kedokteran tahun pertama dan mengidentifikasi apakah kecenderungan gangguan mental-emosional akan bertambah pada mahasiswa kedokteran setelah menjalani satu tahun pembelajaran ilmu kedokteran.Metode: Total populasi dari penelitian ini adalah 44 mahasiswa yang terdiri atas pria dan wanita rentang umur mulai dari 18 sampai 24 tahun dari mahasiswa kedokteran kelas internasional semester tiga. Penelitian ini memakai pre dan post desain. Selanjutnya, populasi pada penelitian ini adalah mahasiwa kedokteran kelas internasional Universitas Indonesia angkatan 2015. Mereka telah melakukan pengisian kuisioner SRQ-20 saat mereka memulai pembelajaran kedokteran pada tahun 2015 dan setelah mereka melewati 1 tahun pertama pembelajaran kedokteran pada tahun 2016. Setelah itu, mereka juga telah mengisi kuisioner Holme-Rahes dan pertanyaan-pertanyaan terbuka pada tahun 2016 setelah 1 tahun pertama pembelajaran kedokteran.Hasil: Prevalensi dari gangguan mental-emotional adalah 34.1 dari total populasi penelitian ini setelah menjalani 1 tahun pertama pembelajaran kedokteran. Selain itu, frekuensi gangguan mental-emosional pada populasi penelitian ini tahun 2015 tidak ada. Terdapat beberapa perubahan saat membandingkan gangguan mental-emosional pada tahun 2015 dan 2016, yaitu perubahan dari rata-rata nilai sebesar 5.909"
2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Keishi Nagi; ; ;
Tokyo: Bungei Shunju, 1993
JPN 895.63 NAG i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Rena Palupi
"Latar Belakang: Masa transisi yang banyak menimbulkan stres adalah transisi dari sekolah menengah menuju perguruan tinggi, yaitu saat tahun pertama perkuliahan, khususnya pada mahasiswa kedokteran. Pendidikan kedokteran merupakan pembelajaran seumur hidup yang membuat mahasiswa menjadi rentan terhadap burnout jika mekanisme koping yang digunakan tidak memadai. Mekanisme koping yang sesuai dapat membantu mahasiswa meminimalisasi kejadian burnout. Mekanisme koping dikelompokkan menjadi problem-focused, emotion-focused, dan dysfunctional coping (Cooper dkk, 2015) serta adaptive coping dan maladaptive coping (Meyer dkk, 2015). Dimensi burnout mencakup kelelahan emosional, sinisme, dan persepsi terhadap pencapaian prestasi diri yang dapat dipengaruhi juga oleh jenis kelamin.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara jenis kelamin dan mekanisme koping terhadap burnout (kelelahan emosional, sinisme, persepsi terhadap pencapaian prestasi diri) pada mahasiswa tahun pertama Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional dengan sampel total dari mahasiswa tahun pertama Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tahun Akademik 2017/2018 kelas reguler. Jumlah responden yang mengisi kuesioner Brief COPE dan MBI-Student Survey dengan lengkap dan benar adalah 167 responden (response rate = 98,9%).
Hasil: Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara jenis kelamin dengan masing-masing dimensi burnout (p >0,05). Sebaliknya, maladaptive/dysfunctional coping memiliki korelasi positif yang bermakna dengan kelelahan emosional (r = 0,403, p <0,001) dan sinisme (r = 0,372, p <0,001). Adaptive coping memiliki korelasi negatif yang bermakna dengan sinisme (r = -0,165, p = 0,033) dan korelasi positif yang bermakna dengan persepsi terhadap pencapaian prestasi diri (r = 0,417, p <0,001).
Kesimpulan: Hubungan jenis kelamin dengan kejadian burnout tidak didapatkan hasil yang bermakna. Namun, maladaptive/dysfunctional coping memiliki korelasi positif dengan kelelahan emosional dan sinisme. Di sisi lain, adaptive coping memiliki korelasi negatif dengan sinisme dan korelasi positif dengan persepsi terhadap pencapaian prestasi diri.

Background: The transition period which causes a lot of stress is the transition from high school to college, that is during the first year of study, especially for medical students. Medical education is a lifelong learning that makes students vulnerable to burnout if the coping mechanism is inadequate. Appropriate coping mechanism can help students to minimize burnout. Coping mechanisms are classified as problem-focused, emotion-focused, and dysfunctional coping (Cooper et al, 2015) as well as adaptive coping and maladaptive coping (Meyer et al, 2015). The burnout dimension includes emotional exhaustion, cynicism, and perception of personal accomplishment that can also be influenced by gender.
Aims: The purpose of this study is to assess the relationship between gender and coping mechanisms with burnout (emotional exhaustion, cynicism, perception of personal accomplishment) of first year undergraduate students in Faculty of Medicine Universitas Indonesia.
Methods: This study was a cross sectional study with a total sampling of first year undergraduate students in Faculty of Medicine Universitas Indonesia 2017/2018 regular class. A total of 167 respondents (response rate = 98,9%) filled completely and correctly the Brief COPE and MBI-Student Survey questionnaire.
Results: There was no significant relationship between gender with each burnout dimensions (p >0.05). Otherwise, maladaptive/dysfunctional coping was significantly correlated with emotional exhaustion (r = 0.403, p <0.001) and cynicism (r = 0.372, p <0.001). There was a significant negative correlation between adaptive coping with cynicism (r = -0.165, p = 0.033) and significant positive correlation with perception of personal accomplishment (r = 0.417, p <0.001).
Conclusions: The relationship between gender with burnout does not get significant results. However, maladaptive/dysfunctional coping positively correlated with emotional exhaustion and cynicism. On the other hand, adaptive coping negatively correlated with cynicism and positively correlated with perception of personal accomplishment.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shakira Amirah
"Latar Belakang Persepsi mahasiswa berhubungan erat dengan proses pembelajaran yang ada. Seiring dengan perubahan dan peralihan sistem pembelajaran menuju sistem pembelajaran bauran, staf pengajar mengalami penyesuaian peran. Penelitian ini bertujuan untuk menggali persepsi mahasiswa preklinik pendidikan kedokteran FKUI terhadap peran staf pengajar di masa pembelajaran bauran. Metode Pendekatan kualitatif dengan desain studi fenomenologi digunakan untuk mengeksplorasi persepsi mahasiswa preklinik FKUI terhadap peran staf pengajar dalam masa pembelajaran bauran. Focus group discussion (FGD) dilakukan pada mahasiswa preklinik, dengan minimal dua FGD dari setiap tingkatannya. Setelah pengumpulan data, dilakukan member checking dan analisis tematik berdasarkan transkripsi FGD yang dilakukan secara verbatim. Hasil Hasil penelitian ini diperoleh melalui enam FGD yang melibatkan 44 narasumber dari mahasiswa preklinik Fakultas Kedokteran UI dengan mempertimbangkan jenis kelamin dan IPK mahasiswa. Dari hasil penelitian ini didapatkan tiga tema besar, yakni (1) Komunikasi dan interaksi staf pengajar dengan mahasiswa dalam pembelajaran bauran, (2) Faktor staf pengajar dalam memfasilitasi pembelajaran bauran, dan (3) Adaptasi staf mengajar dan mahasiswa dalam pembelajaran bauran. Kesimpulan Pembelajaran bauran memberikan fleksibilitas pada staf pengajar dan mahasiswa dalam berkomunikasi dan berinteraksi. Apa pun pendekatan pembelajarannya dan peran staf pengajar yang diterapkan, mahasiswa mengharapkan staf pengajar yang mendorong partisipasi aktif mereka dalam pembelajaran di berbagai kesempatan.

Introduction Students' perceptions are closely related to the existing learning process. Along with the change and transition of the learning system towards a blended learning system, teaching staff have changing roles. This study aims to explore the perceptions of FKUI preclinical students on the role of teaching staff in the blended learning period. Method A qualitative approach with a phenomenological study design will be used to explore the perceptions of FKUI preclinical students on the role of teaching staff in blended learning environment. Focus group discussions (FGD) will be conducted for pre-clinical students, with a minimum of two FGDs from each study year. After data collection, member checking and thematic analysis will be carried out based on the FGD verbatim transcripts. Results These research results were obtained through six Focus Group Discussions (FGD) involving 44 informants, including pre-clinical students from the Faculty of Medicine at the University of Indonesia, taking into account the students' gender and GPA. From this research, three major themes were identified, namely (1) Communication and interaction between teaching staff and students in blended learning, (2) Factor of teaching staff in facilitating blended learning, and (3) The adaptation of teaching staff and students in blended learning. Conclusion The blended learning provides flexibility for teaching staff and students in communication and interaction. Regardless of the learning approach and the role of the teaching staff applied, students expect teaching staff to encourage their active participation in learning on various occasions."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Fahd Abdurrahman
"Latar Belakang
Umpan balik menjadi salah satu bentuk interaksi yang penting antara staf pengajar dan mahasiswa. Untuk mendapatkan umpan balik tersebut, mahasiswa akan melewati suatu proses pencarian umpan balik yang dilakukan secara sadar demi mencapai tujuan yang diinginkan. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pencarian umpan balik antara lain motivasi dan strategi belajar. Motivasi dan strategi belajar memiliki dampak yang besar terhadap performa mahasiswa yang selanjutnya akan menentukan tercapai atau tidaknya tujuan yang dimiliki. Sampai saat ini, masih belum ada penelitian yang menjelaskan hubungan kompleks antara motivasi dan upaya pencarian umpan balik dan antara strategi belajar dengan upaya pencarian umpan balik. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menilai upaya pencarian umpan balik pada mahasiswa tingkat 3 Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ditinjau dari motivasi dan strategi belajar. Metode
Penelitian ini merupakan penelitian mixed methods dengan desain sequential explanatory: rancangan analitik menggunakan desain potong lintang (cross-sectional) untuk komponen kuantitatif. Selanjutnya, pendekatan kualitatif menggunakan desain studi fenomenologi dengan tujuan mengeksplorasi pengalaman individu mahasiswa terkait pencarian umpan balik. Pengumpulan data di tahap ini dikumpulkan melalui Focus Group Discussion (FGD). Setelah pengumpulan data, dilakukan member checking dan analisis tematik berdasarkan transkripsi FGD yang dilakukan secara verbatim.
Hasil
Berdasarkan hasil kuesioner, diperoleh total 108 responden dengan rata-rata mahasiswa memiliki motivasi tinggi dan strategi belajar sedang. Tidak ditemukan satupun mahasiswa dengan motivasi yang rendah. Hasil uji korelasi ditemukan adanya hubungan yang kuat antara motivasi dan strategi belajar. Dari analisis kualitatif, diperoleh dua tema besar, yaitu (1) Faktor-faktor yang mempengaruhi mahasiswa mencari umpan balik dan (2) Cara mahasiswa mencari umpan balik.
Kesimpulan
Motivasi dan strategi belajar mahasiswa memiliki hubungan yang kuat dan hal ini dapat mempengaruhi upaya pencarian umpan balik yang dilakukan oleh mahasiswa. Hasil studi ini menggarisbawahi pentingnya peningkatan lingkungan belajar yang kondusif,
vi
dukungan staf pengajar dan peran serta mahasiswa dalam mendukung proses belajar dan keberhasilan akademis mahasiswa.

Introduction
Feedback is one of the important interactions between teaching staff and students. In order to obtain feedback, students will go through a feedback-seeking process, which is done consciously to achieve the desired goals. There are several factors that influence the process such as motivation and learning strategies. Motivation and learning strategies have a significant impact on student performance, which will determine the goal achievement. To date, there is still limited research that explains the complex relationship between motivation and feedback-seeking effort as well as learning strategies and feedback-seeking efforts Therefore, this study aims to assess feedback- seeking behavior in 3rd year medical students in the Faculty of Medicine, University of Indonesia based on motivation and learning strategies.
Method
This study is a mixed methods research using a sequential explanatory design The quantitative part was conducted using a cross-sectional method. The qualitative approach was done with a phenomenological study design to explore the individual experiences of students in seeking feedback. Data collection was collected through Focus Group Discussions (FGDs). After data collection, member checking and thematic analysis was conducted based on the verbatim transcription of the FGD.
Results
Based on the questionnaire results, a total of 108 respondents were obtained with an average of students having high motivation and moderate learning strategies. No students with low motivation were found. The correlation test results revealed a strong relationship between motivation and learning strategies. From qualitative analysis, two major themes emerged: (1) Factors influencing students in seeking feedback, and (2) Ways in which students seek feedback.
Conclusion
The motivation and learning strategies of students have a strong correlation, and this can influence students' efforts in seeking feedback. The results of this study underscore the importance of improving a conducive learning environment, faculty support, and student engagement in supporting the learning process and academic success of students.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laureen Celcilia
"Latar belakang: Mahasiswa kedokteran tidak jarang mengalami tekanan selama pendidikannya yang dapat mengakibatkan depresi serta mengganggu kualitas tidur, terutama selama pandemi Covid-19. Depresi pada mahasiswa kedokteran dapat memberikan dampak buruk, seperti penurunan performa akademik, penurunan kemampuan bersosialisasi, dan penurunan kemampuan manajemen waktu belajar Kualitas tidur yang baik diperlukan untuk meningkatkan kinerja, prestasi, dan menghindari berbagai masalah kesehatan.
Metode: Subjek penelitian ini adalah mahasiswa FKUI tahap klinik. Kuesioner Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) digunakan untuk menilai kualitas tidur dan The Center for Epidemiologic Studies Deppresion Scale Revised (CESD-R) untuk menilai gejala depresi. Data primer diolah menggunakan SPSS 26.0 dengan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov dan uji korelasi Spearman.
Hasil: Berdasarkan hasil pengisian kuesioner, didapatkan sebanyak 16,4% (n=24) subjek penelitian mengalami depresi. Selain itu, sebanyak 63,7% (n=93) subjek penelitian memiliki kualitas tidur yang buruk. Persebaran data skor depresi dan skor kualitas tidur didapatkan tidak normal (p=0,000). Kualitas tidur dan gejala depresi memiliki korelasi positif yang signifikan secara statistik pada mahasiswa FKUI tahap klinik (r=0,419; p=0,000).
Simpulan: Penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat korelasi yang bermakna antara gejala depresi dengan kualitas tidur pada mahasiswa FKUI tahap klinik dengan koefisien korelasi positif dan kekuatan sedang. Upaya pencegahan dapat dilakukan dengan mengembangkan program yang mendukung kualitas tidur untuk meningkatkan kesehatan mental mahasiswa.

Introduction: Medical students often experience pressure during their education which can lead to depression and poor sleep quality, particularly during the Covid-19 pandemic. Depression can negatively impact medical students, such as decreased academic performance, decreased social skills, and decreased study time management skills. Good sleep quality is needed to improve performance, achievement, and avoid various health problems.
Methods: The study was done in a cross-sectional manner with primary data taken from Faculty of Medicine Universitas Indonesia (FMUI) clinical students. The Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) questionnaire was used to assess sleep quality and the Center for Epidemiological Studies Depression Scale Revised (CESD-R) questionnaire for depressive symptoms. Primary data were analyzed using SPSS 26.0 with Kolmogorov- Smirnov normality test and the Spearman correlation test.
Results: Based on CESD-R, 16.4% (n=24) of the subjects were depressed. In addition, based on PSQI, 63.7% (n=93) study subjects had poor sleep quality. The data distribution on depression scores and sleep quality scores was found to be abnormal (p=0.000). Sleep quality and symptoms of depression had a statistically significant positive correlation in clinical FMUI students (r=0.419; p=0.000).
Conclusion: This study concluded that there is a significant correlation between symptoms of depression and sleep quality in clinical FMUI students, with a positive and moderate strength correlation coefficient. Prevention can be done by developing programs that support sleep quality to improve students' mental health.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fanny Michelle
"Latar belakang: COVID-19 adalah penyakit saluran pernapasan akibat SARS-CoV-2 yang sudah menjadi pandemi di seluruh dunia. Dalam menghadapi COVID-19, diperlukan pengetahuan dan perilaku pencegahan yang baik di masyarakat. Sebagai calon dokter, penting pula untuk mahasiswa kedokteran tingkat akhir memiliki pengetahuan yang baik agar dapat mengedukasi masyarakat serta perilaku yang baik agar dapat melindungi diri dan menjadi contoh bagi masyarakat.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain penelitian potong lintang dengan sampel seluruh mahasiswa tingkat akhir FKUI. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner “Knowledge, Attitude and Practice toward the Novel Coronavirus (COVID-19)” yang disebarkan secara daring. Data kemudian dianalisis dengan metode kategorik komparatif independen, yaitu chi-square dan Fisher.
Hasil: Tingkat pengetahuan subjek yang tergolong sangat baik adalah sebesar 70%. Tingkat perilaku subjek mayoritas tergolong cukup baik, yakni 65,5%. Ditemukan hubungan tidak bermakna antara pengetahuan dengan perilaku (P=0,403). Ditemukan hubungan bermakna antara jenis kelamin dan sumber informasi utama dengan pengetahuan (P=0,011 dan P=0,005).
Kesimpulan: Pengetahuan mahasiswa kedokteran tingkat akhir mengenai COVID-19 sudah sangat baik, namun perilaku mahasiswa tingkat akhir masih tergolong cukup baik. Oleh sebab itu, untuk meningkatkan perilaku, diperlukan intervensi langsung secara struktural dari universitas, tidak hanya dengan peningkatan pengetahuan karena tidak terdapat hubungan bermakna antara pengetahuan dan perilaku.

Introduction: COVID-19 is a respiratory disease caused by SARS-CoV-2 that has been a pandemic in the whole world. In dealing with COVID-19, people needs good knowledge and practice of COVID-19 prevention. As future doctors, final year medical students must have good knowledge to be able to educate people along with good practice to protect themselves and to be an example for people.
Method: This study used cross sectional design with a sample of all final year students of FMUI. Instrument used in this study is “Knowledge, Attitude and Practice toward the Novel Coronavirus (COVID-19)” questionnaire that was shared online. The collected data then was analyzed by independent comparative categorical methods, such as chi- square and Fisher.
Result: The level of subject knowledge that is classified as excellent is 70%. The level of subject practice mostly is moderate, which is 65,5%. There is unsignificant association between knowledge and practice (P=0.403). A significant relationship was found between gender and main source of information with knowledge (P=0.011 and P=0.005).
Conclusion: The knowledge of COVID-19 in final year medical students is excellent, but their practice is still moderate. Therefore, to improve practice, direct structural intervention from university in needed, not only by increasing knowledge because there is no significant relationship between knowledge and practice.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Macmilliac Lam
"Latar belakang: Pandemi COVID-19 mempengaruhi pendidikan kedokteran dan sistem kesehatan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Kualitas tidur dan distres psikologis yang mempengaruhi mahasiswa kedokteran secara fisik dan emosi dalam beraktivitas sehari-hari belum pernah diteliti di masa pandemi ini.
Metode: Penelitian ini melakukan pengambilan data primer melalui kuesioner kepada mahasiswa FKUI tahap klinik selama pandemi. Pengambilan data menggunakan kuesioner Pittsburgh Sleep Quality Index untuk menilai kualitas tidur dan Kessler Psychological Distress Scale untuk menilai tingkat distres psikologis. Data penelitian diolah menggunakan SPSS 26.0 menggunakan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov dan Uji korelasi Spearman.
Hasil: Persebaran data skor Distres Psikologis dan skor Kualitas Tidur tidak normal (p=0,000). Sebanyak 26,7% (n=39) mahasiswa FKUI Tahap Klnik mengalami distres psikologis dan 63,7% (n=93) memiliki kualitas tidur yang buruk. Terdapat korelasi lemah dan signifikan antara distres psikologis dengan kualitas tidur pada mahasiswa FKUI tahap klinik (r=0,325; p<0,001).
Kesimpulan: Prevalensi distres psikologis dan kualitas tidur buruk masih cukup tinggi pada mahasiswa FKUI tahap klnik. Terdapat pula korelasi bermakna, kekuatan lemah, dan arah positif antara distres psikologis dengan kualitas tidur pada mahasiswa FKUI tahap klinik. Direkomendasikan penanganan seperti kampanye pendidikan tidur, konseling manajemen stres, dan konseling terapi kepada mahasiswa kedokteran untuk menurunkan tingkat stres dan kualitas tidur buruk.

Introduction: The COVID-19 pandemic is affecting medical education and health systems in an unprecedented way. Sleep quality and psychological distress which affect medical students physically and emotionally in their daily activities, have never been assessed during pandemic.
Method: This study conducted primary data collection through questionnaires to FKUI students at the clinical stage during the pandemic. Data were collected using the Pittsburgh Sleep Quality Index questionnaire to assess sleep quality and the Kessler Psychological Distress Scale to assess the level of psychological distress. The research data were processed using SPSS 26.0 using the Kolmogorov-Smirnov normality test and the Spearman correlation test.
Result: The distribution of Psychological Distress scores and Sleep Quality scores were not normal (p=0.000). A total of 26.7% (n=39) of the Clinical-Stage FKUI students experienced psychological distress, and 63.7% (n=93) had poor sleep quality. There is a weak and significant correlation between psychological distress and sleep quality in clinical-stage FKUI students (r=0.325; p<0.001).
Conclusion: The prevalence of psychological distress and poor sleep quality is still relatively high in the clinical stage of FKUI students. There is also a significant correlation, weak strength, and positive direction between psychological distress and sleep quality in clinical-stage FKUI students. Recommended treatments such as sleep education campaigns, stress management counseling, and therapeutic counseling to medical students to reduce stress levels and poor sleep quality.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>