Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 12281 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wendy Ivannal Hakim
"ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengungkap kehadiran Pasar Cepit-tempat jual-beli yang meruang di tengah-tengah kampung di Kota Magetan, Jawa Timur. Pasar Cepit dapat dipahami sebagai fenomena kotadesasi di Magetan ?sebuah kota yang sebelumnya didominasi oleh bidang pertanian, namun kini berubah menjadi kota-desa. Salah satu kegiatan urban tertentu yang akan difokuskan pada dalam penelitian ini adalah mengenai kegiatan perdagangan, yaitu bertahannya pasar tradisional di tengah-tengah upaya pembangunan pasar modern yang formal di lokasi tersebut yang dibangun oleh pemerintah setempat. Penelitian difokuskan pada pembentukan Pasar Cepit, mengapa Pasar Cepit tetap bertahan di tengah skema baru kegiatan perdagangan yang diadakan oleh pemerintah setempat? Bagaimana Pasar Cepit meruang sepanjang gang kampung? Grounded theory dipilih sebagai pendekatan penelitian studi ini untuk mengungkapkan fenomena spasial di Pasar Cepit. Temuan menunjukkan bahwa hubungan antara aktor yang terlibat dalam Pasar Cepit bersifat resiprokal ?meskipun perbedaan mereka dalam hal kepentingan ?dapat diungkap sebagai penyebab hadirnya Pasar Cepit. Kehidupan yang harmonis dan sejahtera di Pasar Cepit kemudian dapat disimpulkan sebagai makna bermukim (dwelling). Di sisi lain, Pasar Cepit selalu dicap sebagai pasar informal di sepanjang kehadirannya. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa Pasar Cepit merupakan salah satu aspek penting dari ruang daur hidup bagi warga di Kota Magetan. Kemandirian orang-orang di Pasar Cepit dalam menyelenggarakan ruang mereka membuat Pasar Cepit tetap hadir dan bertahan.

ABSTRACT
The aim of this study is to uncover the existence of Pasar Cepit ?a trading place that takes place in kampung in the center of the Magetan, East Java. Pasar Cepit can be conceived as kotadesasi phenomenon in Magetan that was previously an agricultural dominant, is now transforming into kota-desa. One particular urban activity that will be focused on in the research is that of retail, namely, on the persistence of traditional marketplace despite the redevelopment of formal modern market on the same site built by the local government. The research focus on the formation of Pasar Cepit, why it perseveres despite a new scheme of retail proposed the local government? How it develops along the kampung gang or alley? Grounded theory is chosen as the research approach of this study to reveal the spatial phenomena in Pasar Cepit. Findings show that the relationship between the actors that involve in Pasar Cepit is reciprocal ?despite their differences in terms of interest ?can be revealed as the cause of Pasar Cepit‟s persistence. Harmonious and prosperous life in Pasar Cepit then be able to be summed up as meaning of dwelling. On the other hand, Pasar Cepit is always labeled as informal marketplace along its existence. But it can not be denied that Pasar Cepit is one of important aspects of human life-cycle space in the city of Magetan. The independency of people in Pasar Cepit in preserving their space makes Pasar Cepit remains exist."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T42123
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwimayu Budinastiti
"Maraknya bisnis ritel fesyen khususnya produk lokal menjadi penyebab utama terjadinya fenomena pasar sementara di kota besar Jakarta dan Bandung di mana berkembangnya para pengusaha-pengusaha muda. Pada skripsi ini penulis akan membahas mengenai karakteristik dari pasar sementara ini sendiri dari lokasi, produk, target pasar, dan juga tata ruang yang terjadi, dikhususkan pada dua studi kasus yang diambil yaitu Pop-Up Market dan Trademark Market. Pembahasan studi kasus dilakukan melalui pendekatan teoritik yang membahas mengenai ruang dan tempat, pasar, ritel, dan konsumen. selain itu pembahasan mengenai studi kasus juga dilakukan dengan metode survey langsung ke lapangan dengan obserbvasi dan pendekatan personal pada konsumen maupun retailer.

The rise of fashion retail especially in local products becoming the main reason of temporary market phenomenon in a big city such as Jakarta and Bandung, where're the emerging young entrepreneurs are. Through this script, writer's considering about characteristic of the temporary market, the location, products, target market, and layout that occurred at Pop-Up Market and Trademark Market which are script's case studies. Discussion is carried by theoretical approached which concern about space and place, market, retail, and consumer. Moreover, discussion about the case studies also done by survey method at both cases through observation and personal approached to consumer and retailer it self."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42203
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yogaswara Fajar Buwana
"Penelitian ini membahas mengenai pemerintahan militer Brigade II Siliwangi di Magetan dari perbedaan latar belakang masyarakat. Pasukan Siliwangi yang heterogen memegang tanggungjawab untuk memerintah sebuah wilayah homogenitas Jawa. Kepala pemerintahan militer Brigade II Siliwangi di Magetan adalah Umar Wirahadikusumah dari Batalyon Tajimalela. Penelitian ini menggunakan metode sejarah yang terdiri atas pemilihan topik, heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Keterangan-keterangan baru dari arsip dan manuskrip jarang mendapatkan perhatian dari sejarawan. Sehingga membuka opsi untuk melakukan analsis-analisis baru. Penelitian ini menggunakan pendekatan politik dan budaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasukan Brigade II Siliwangi masih terikat pada pandangan polarisasi muslim dan PKI, (2) Umar Wirahadikusumah beradaptasi dengan situasi Magetan dengan berbagai cara seperti menuruti tekanan massa dan mengandalkan tentara Jawa dalam melakukan pembersihan (3) Dampak pemerintahan militer Brigade II Siliwangi di Magetan yakni menjamin keberhasilan serangan ke Madiun serta memperkuat posisi pemerintah Sukarno-Hatta karena berhasil menemukan bukti kekejaman FDR selama berkuasa di Magetan.

This research discusses about military government of Brigade II Siliwangi in Magetan from people background discrepancy. The heterogenous troops of Brigade II Siliwangi held responsibility to govern a Javanese homogenous region. The chief of military government of Brigade II Siliwangi in Magetan was Umar Wirahadikusumah from Batalyon Tajimalela. This research uses historical method that consists of topic selection, heuristic, critic, interpretation, and historiography. The new data information like archives and a manuscript is rare to be used by historians. Therefore, it opens option to exercise new analysis. This research uses cultural approach and political approach. The results of this research show (1) the troops of Brigade II Siliwangi was still tied to polarization between muslim and PKI, (2) Umar Wirahadikusumah adapted to Magetan situation in many ways like obeying mass pressure and relying Javanese Troops to exercise purge, (3) the impacts of military government of Brigade II Siliwangi in Magetan were guaranteeing the success of attack to Madiun and strengthening position of Sukarno-Hatta government for finding proofs of FDR’s cruelty as long as FDR held power in Magetan."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lia Estika Sari
"Skripsi ini membahas tentang sejarah dan perkembangan Pesantren Sabilil Muttaqien di Takeran, Kabupaten Magetan, Provinsi Jawa Timur. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan metode wawancara sebagai data primer, observasi dengan penelitian lapangan dan studi pustaka. Studi pustaka digunakan untuk melengkapi data melalui buku-buku dan dokumen-dokumen milik pesantren. Teori yang digunakan dalam skripsi ini adalah teori kategorisasi pesantren. Pesantren dikategorikan menjadi pesantren modern, pesantren tahassus dan pesantren campuran. Hasil penelitian menemukan bahwa Pesantren Sabilil Muttaqien memiliki sejarah yang sangat menarik khususnya pada 1939-1985. Pesantren Sabilil Muttaqien mengalami langsung peristiwa pemberontakan PKI Madiun. Kyai, ustadz dan santri menjadi korban pemberontakan PKI. Peristiwa pemberontakan PKI Madiun membuat Pesantren Sabilil Muttaqien kehilangan sosok pemimpin akan tetapi Pesantren Sabilil Muttaqien terus berusaha bangkit dan berkembang.

This thesis discusses the history and development of the Pesantren Sabilil Muttaqien in Takeran, Magetan, East Java Province. This study is a qualitative study using in-depth interviews as the primary data, observations with the object of research in the field of research and literature. Literature study is used to supplement the data through the books and documents belonging to boarding. The theory in this thesis used a theory of categorization of boarding. Boarding were categorized into modern boarding, tahassus boarding, and mix boarding. The results found that the boarding school Sabilil Muttaqien has a very interesting history especially in 1939-1985. Pesantren Sabilil Muttaqien experienced directly on PKI Madiun rebellion incident in which clerics, religious teacher and students became victims of PKI rebellion. Madiun Affairs resulted Pesantren Sabilil Muttaqien loss a leader however Pesantren Sabilil Muttaqien tried to rise up and growing.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S58022
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Atikah Amirah
"Penulisan ini disusundalam penjabaranatas penelitian di Pasar Tanah Abang terkait pungutan liar yang telah membudaya, dianalisis secara kriminologis, dan bertujuan agar dapat memberikan pemahaman mengapa permasalahan tersebut sulit untuk diatasi. Asumsi awal penulis bahwa analisis dapat dilakukan melalui enam focal concernsdari teori budaya kelas menengah ke bawah oleh Walter Miller. Namun, ditemukan bahwa selain enam focal concerns, permasalahan ini terjadi karena adanya hubungan kekeluargaan, informative function of reinforcement, gangguan internal, dan gagalnya pemolisian komunitas.
Dengan menggunakan teknik pengumpulan data primer, penulis mewawancarai beberapa warga kawasan Pasar Tanah Abang sebagai pihak yang memahami dan terlibat langsung dengan pungutan liar serta melakukan pengamatan di kawasan tersebut agar dapat memberikan penjelasan yang komprehensif. Hingga pada akhirnya setelah memahami mengapa pungutan liar sulit diatasi, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk memberikan saran yang tepat dalam rangka mengatasi permasalahan tersebut dengan efektif.

This study is compiled in a form ofelucidation of field research in The Tanah Abang Market, discussed about extortion or illegal payments that has been entrenched, criminology analyzed, and aims to provide an understanding why the problem is difficult to overcome. The initial assumption is the analysis can be done through the six focal concerns of middle-class cultural theory by Walter Miller. However, it was found that in addition to the six focal concerns, this problem occurs because of the ties of kinship, informative function of reinforcement, internal disturbance, and the failure of community policing.
By using primary data collection techniques, the author interviewed several residents around Tanah Abang Market area as the parties who understand and engage directly with the extortion and observed around the region in order to provide a comprehensive explanation. Ultimately, after understanding why the extortion difficult to overcome, this study is expected to be useful in providing the right advices in order to get over these problems effectively.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
S64161
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cindikia Putri Kurniasari
"Pada masa kini pasar berkembang dan hadir dengan konsep-konsep yang baru khususnya dalam segi perancangan yang sering disebut sebagai pasar modern. Namun, hal ini tidak menurunkan minat masyarakat untuk tetap berbelanja di pasar tradisional. Secara fisik pasar tradisional sering dianggap chaotic oleh pengunjung yang datang. Chaotic tersebut hadir dari latar yang dibentuk oleh tiap pedagang yang tidak beraturan dan cenderung acak. Latar tersebut dapat mendukung susunan arsitektur yang telah dirancang sebelumnya, maupun melawan susunan tersebut. Hal ini yang disebut sebagai perilaku doing dan un Doing the Architecture. Perilaku ini terjadi berdasarkan proses tiap-tiap individu dalam membaca ruang yang ditempatinya. Dalam skripsi ini akan dibahas tentang perlawanan yang dilakukan oleh pedagang dalan pembentukan latar melalui perilaku un Doing the Architecture. Perilaku ini menghasilkan suatu susunan order baru yang berkontribusi dalam terciptanya chaotic pada pasar tradisional.

Nowadays, market is growing and coming up with new concepts, especially in terms of design that is often referred as a modern market. However, this does not reduce the interest for people to keep shopping at traditional markets. Physically traditional markets are considered as chaotic place for visitors. Chaotic is present due to the setting formed by every trader who build their setting irregularly. The setting believed as a chaotic through an arrangement designed before, or on the contrary disobeyed the arrangement itself. The later phenomenon is called as doing and un Doing the Architecture. This behavior occurs based on the process of each individual in reading the space he occupies. This case study will further discuss about the formation of the setting made by traders through un Doing the Architecture in order to produce an new arrangement and formed as a desired space that trigger the creation of chaos in traditional markets."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yani Pratomo
"
ABSTRAK
Hingga kini, jumlah kajian dialek bahasa-bahasa daerah di Indonesia jumlahnya masih dianggap belum seimbang dibandingkan dengan jumlah bahasa daerah berikut dialek-dialek dari bahasa-bahasa yang ada. Oleh sebab itu, kajian dialektologi terhadap bahasa-bahasa daerah di Indonesia masih perlu dilakukan. Salah satu bahasa daerah yang memiliki jumlah penutur, jumlah dialek, dan wilayah sebar terbesar adalah bahasa Jawa.
Kabupaten Magetan yang terletak di Provinsi Jawa Timur merupakan salah satu daerah sebar bahasa Jawa. Daerah yang belum pernah diteliti dari sudut kebahasaan ini terletak di perbatasan antara Jawa Tengah dan Jawa Timur. Meskipun daerah ini secara administratif berada di Jawa Timur dan akses interaksi sosial penduduknya juga lebih mudah ke Jawa Timur, masyarakatnya mengaku menggunakan dialek Yogya-Solo (Jawa Tengah) yang juga dikenal sebagai bahasa Jawa baku. Melalui penelitian ini, penulis ingin membuktikan kebenaran anggapan masyarakat Magetan selama ini.
Sebelum melakukan penelitian, penulis menetapkan hipotesis bahwa kebenaran anggapan tersebut hanya berlaku bagi kalangan orang tua. Bagi kalangan muda, penulis menduga dialek Yogya-Solo berikut unggah-ungguh-nya yang terkenal rapi sudah mulai ditinggalkan. Selain itu, penulis juga menduga bahwa kalangan muda sudah terpengaruh dialek jawa timuran dan bahasa nasional.
Setelah penelitian dilakukan, penulis mendapati bahwa kalangan tua memang masih mempertahankan kosakata dialek Yogya-Solo atau bahasa Jawa baku. Latar belakang pemertahanan ini diduga disebabkan latar belakang asal-usul para pendiri Magetan yang memang berasal dari Yogya-Solo atau tepatnya keraton Mataram di Ngayogyakarta Hadiningrat dan Surakarta. Selain itu, selama ratusan tahun Magetan menjadi daerah jajahan Mataram dan menjadikan Mataram sebagai pusat pemerintahan, politik, perdagangan, dan tentunya budaya.
Kalangan muda yang diduga sudah terpengaruh dialek Jawa Timur atau bahasa nasional, ternyata juga masih mempertahankan dialek Yogya-Solo. Hanya saja penguasaan mereka terliadap dialek tersebut (bahasa Jawa baku) dan kosakata khas daerah setempat tidak sebaik orang dewasa. Selain itu, mereka tampak lebih banyak memunculkan sejumlah kosakata yang juga dikenal dalam bahasa Indonesia, padahal untuk merujuk pada kata-kata tertentu masih tersimpan kosakata asli atau kosakata khas.
"
1998
S11299
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mairun
"Tesis ini merupakan hasil penelitian mengenai Pemberdayaan komunitas petani melalui Proyek Pembinaan dan Penyebaran Sapi Keraman di Kabupaten Magetan Tahun Pelaksanaan pertama.
Dilatarbelakangi oleh ketidak berhasilan proyek ini dalam memberdayakan komunitas petani, maka peneliti mencoba melakukan penelusuran terhadap input-input proyek dan proses implementasi proyek untuk memperoleh jawaban mengapa terjadi kegagalan tersebut.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan metode diskriptif analitik untuk mneghasilkan informasi-informasi tentang masukan-masukan proyek dan proses pelaksanaannya, yang diperoleh melalui informan. Pemilihan informal dilakukan dengan "Purposive sampling" yang meliputi penanggung jawab proyek, penanggung jawab khusus proyek di kecamatan Panekan, dan penanggungjawab wilayah Panekan (yang berperan sebagai pendamping), petani penggado sebagai penerima pelayanan atau sasaran proyek. Untuk mendapatkan infonnasi dari informan tersebut, peneliti menggunakan teknik "in-depth interview", observasi dan studi dokumentasi. Ketiga cara ini dilakukan sebagai mekanisme trianggulasi atas jawaban masing-masing informal.
Hasil penelitian menunjukkan, bahwa pemberdayaan komunitas petani di Kecamatan Panekan tidak berhasil dalam memberdayakan petani. Penyelenggaraan proyek tidak mampu memberikan pendapatan tambahan, belum cukup memberikan dampak signifikan bagi penyediaan kesempatan kerja, dan jugs tidak dapat membangun kelompok petani yang kuat sebagai wadah perjuangan bagi petani. Proyek belum menyentuh akar permasalahan yang dihadapi petani. Kenyataan yang terjadi proyek justru menjadi intervensi diluar petani yang menjadikan petani semakin tidak berdaya.
Kegagalan ini berawal dan keberpihakan kepentingan yang lebih memprioritaskan peningkatan PAD daripada mengedapankan pemberdayaan petani. Pergeseran orentasi tujuan telah merubah kerangka pemikiran pemberdayaan menjadi kerangka pemikiran upaya mengembangkan pertumbuhan ekonomi yang setinggi-tingginya. Hal ini juga merubah pula sasaran program yang tidak mengacu pada ketidakberdayaan dan telah terjadi salah sasaran (off target).
Pada tataran implementasi petani dipandang sebagai obyek yang diatur dengan berbagai mekanisme proyek yang bersifat top-down. Kegiatan yang dilakukan belum secara komprehensif namun hanya memberikan modal kerja dengan mekanisme kerja yang direktif. Proyek sama sekali tidak memberikan ruang gerak bagi petani untuk mengembangkan partisipasi. Main itu kurangnya jaringan kerja dan kurang berfungsi lembaga-lembaga yang terkait dengan proyek ikut memperberat kondisi yang ada. Interaksi dan kesetaraan antara pemerintah daerah (proyek), petani dan dunia usaha tidak dapat diwujudkan yang terjadi adalah proyek menjadi faktor dominan yang menekan dua komponen lainnya.
Pola perguliran yang dikembangkan tidak menyebarluas menjangkau sasaran pelayanan yang lebih jack Tapi membentuk kelompok-kelompok kecil yang lebih bersifat eksklusif karena hanya orang-orang tertentu dan orang yang sama yang bisa menikmati pelayanan proyek melalui penggadohan sapi.
Berbagai upaya perubahan dan perbaikan perlu dilakukan. Program pemberdayaan harus dilakukan secara komprehensif dalam seluruh aspek kehidupan dengan memprioritaskan sesuai kondisi dan kebutuhan dengan pendekatan social planing and policy, social and political action dan education and consciousness raising. Memfungsikan lembaga-lembaga pendukung seperti Rumah Pemotongan Hewan, membangun Magetan sebagai produsen daging sapi selain sebagai produsen sapi potong. Memperluas jaringan kerja dengan dunia usaha sangat dibutuhkan dalam melakukan pemberdayaan, disamping menempatkan petani sebagai subyek atas kehidupannya dengan memberikan penguatan kepada petani agar mampu bersaing dan menumbuhkan produktiftas yang pada akhirnya diharapkan mampu menggeser kesejahteraan petani kearah yang lebih baik."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T4699
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heri Agus Sutrisno
"ABSTRAK
Dalam RPJMD Tahun 2009-2014 industri pengolahan menjadi salah satu program
prioritas pembangunan di Kabupaten Magetan. Salah satunya adalah Industri
penyamakan kulit yang menunjukkan penurunan produktivitas selama tiga tahun
terakhir. Studi ini bertujuan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi
keuntungan pengusaha penyamakan kulit di Kabupaten Magetan dengan menggunakan
model regresi linier berganda metode OLS. Hasil studi menunjukkan bahwa faktor yang
berpengaruh positif terhadap keuntungan pengusaha penyamakan kulit di Kabupaten
Magetan adalah pendidikan pengusaha, faktor lokasi usaha, lama usaha, modal usaha,
jumlah mesin (stol, togling, roll coating, fleshing, dan vacum), asal bahan baku lokal
Magetan dan Jawa Timur, jumlah produksi dan harga jual, penjualan ke pasar Jawa
Timur, serta promosi. Sedangkan harga bahan baku dan kemitraan berpengaruh
signifikan negatif terhadap keuntungan pengusaha penyamakan kulit.

ABSTRACT
In Magetan medium development planning 2009-2014, processing industry
becomes one of the priority program in Magetan. The leather tanning industry is
one of it, which shows decreasing in productivity over the last three years. This
study aims to identify the factors that influence profits tannery entrepreneur
Magetan using multiple linear regression model OLS. The study shows that
entrepreneur education, business location, age business, venture capital, the
number of machines (stol, togling, roll coating, fleshing, and vacuum), origin of
raw materials from local Magetan and East Java, production, selling price, sales
to the market in East Java and promotion has positive significant effects. While
raw material prices and partnership significant negative effect on profits tannery
entrepreneurs."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T39094
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yola Orsellya Ardhini
"Permasalahan stunting di Kabupaten Magetan saat ini menjadi program prioritas bagi Pemerintah Kabupaten Magetan. Hal tersebut didasari karena stunting berpengaruh langsung terhadap kondisi daya saing di tingkat lokal, nasional, bahkan dunia. Tingginya prevalensi stunting menempatkan Kabupaten Magetan sebagai salah satu Kabupaten/Kota Prioritas Penanganan Stunting di Indonesia. Ada tiga masalah utama penyebab tingginya angka stunting di Kabupaten Magetan, yaitu pertama, kondisi ekonomi atau tingkat kemiskinan, kedua, pola asuh balita yang tidak tepat dan dibarengi dengan kurangnya kesadaran masyarakat, serta yang ketiga masih terdapat beberapa desa lokus stunting dengan prevalensi tinggi. Penelitian ini memiliki tujuan untuk menganalisis strategi Pemerintah Kabupaten Magetan dalam mengatasi masalah stunting. Teori utama dalam penelitian ini adalah teori strategi dan manajemen strategi yang mencakup tipe-tipe strategi serta analisis SWOT. Skripsi ini menggunakan metode kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui wawancara mendalam dan studi kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pemerintah Kabupaten Magetan telah melaksanakan strategi untuk mengatasi masalah stunting, meskipun pada pelaksanaan program di lapangan sempat mengalami beberapa hambatan, salah satunya pandemi Covid-19. Strategi penanganan stunting di Kabupaten Magetan juga telah didasarkan pada empat tipe strategi yaitu strategi organisasi, strategi program, strategi pendukung sumber daya, dan strategi kelembagaan. Berdasarkan tipe-tipe strategi tersebut, selanjutnya dapat diketahui analisis SWOT yang meliputi aspek kekuatan, kelemahan, peluang serta ancaman dari strategi yang diterapkan oleh Pemerintah Kabupaten Magetan dalam mengatasi stunting.

The problem or issue of stunting in Magetan Regency is currently a priority program for the Magetan Regency Government. This is because stunting directly affects competitiveness at local, national, and even global levels. The high prevalence of stunting places Magetan Regency as one of the Priority Regencies/Cities for Stunting Management in Indonesia. There are three main issues causing the high rate of stunting in Magetan Regency: first, economic conditions or poverty levels, second, improper parenting of toddlers coupled with a lack of community awareness, and third, there are still several villages that are stunting loci with high prevalence. This research aims to analyze the Magetan Regency Government's strategy in addressing the stunting problem. The main theory in this research is strategy and strategic management theory, which includes types of strategies and SWOT analysis. This thesis uses a qualitative method with a descriptive research type. Data collection in this research was carried out through in-depth interviews and literature studies. The results of the research show that the Magetan Regency Government has implemented strategies to address the stunting issue, although there were some obstacles in the implementation of the program in the field, one of which was the Covid-19 pandemic. The stunting management strategy in Magetan Regency is also based on four types of strategies: organizational strategy, program strategy, resource support strategy, and institutional strategy. Based on these types of strategies, further SWOT analysis can be conducted, including aspects of strengths, weaknesses, opportunities, and threats of the strategies implemented by the Magetan Regency Government in addressing stunting."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>