Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 161497 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jamaludin
"Kardiomegali (pembesaran jantung) bukan suatu penyakit melainkan tanda dan gejala dari kondisi medis lainnya. Kardiomegali bisa berupa dilatasi, hipertrofi atau dilatasi ventrikel. Kardiomegali lebih sering bersifat patologis. Seringkali tidak menimbulkan keluhan pada tahap awal, keluhan akan dirasakan bila telah memasuki tahap lanjut dan berakhir pada gagal jantung. Kardiomegali ditegakkan berdasarkan pemeriksaan foto sinar-x dada, yang dinyatakan dengan CTR ≥50%.
Tujuan penelitian mengetahui hubungan obesitas terhadap kejadian kardiomegali. Menggunakan data sekunder dan disain cross sectional, hasilnya diperoleh hubungan obesitas terhadap kejadian kardiomegali, pada analisis multivariat dengan regresi Cox menunjukkan PR 3,5 (95% CI: 1,46-8,37) setelah dikontrol dengan umur, gender, riwayat hipertensi dan riwayat PJK. Terdapat interaksi obesitas dengan umur pada penelitian ini diuraikan dalam pembahasannya.
Kesimpulan meskipun obesitas bukan sebagai penyebab tunggal dalam penelitian ini, namun adanya kardiomegali dapat memperberat risiko gagal jantung dan risiko kematian yang perlu diwaspadai.

Cardiomegaly (enlarged heart/cardiac enlargement) is not a disease but a sign and symptom of other medical conditions. It can be dilatation, hypertrophy, or ventricular dilatation. It is more often pathological. It does not give rise to complaints, in early stage. The complaints will be felt when it has entered the advance stage and ended in heart failure. Cardiomegaly established by examination of chest x-rays, which is expressed by CTR ≥ 50%.
The purpose of the study determine the relationship of obesity on the incidence of cardiomegaly. Using secondary data and cross-sectional design.The results is presence of the relationship of obesity on the incidence of cardiomegaly. Multivariate Cox regression analysis showed PR 3.5 (95% CI: 1.46 to 8.37) after adjusted for age, gender, history of hypertension and history of CHD. There is interaction of obesity with age in this study are outlined in the discussion.
Conclusions obesity is not sole cause in this study, but the presence of cardiomegaly may aggravate the risk of heart failure and alert to risk of mortality.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T42088
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Titi Indriyati
"Hipertensi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang prevalensinya cukup tinggi. Kenaikan prevalensi sejalan dengan bertambahnya usia khususnya pada wanita yang telah memasuki masa menopause. Obesitas sering terjadi pada wanita usia pertengahan dibanding pria, hal ini menjadi penyebab mengapa berat badan sering mempengaruhi tekanan darah pada wanita.
Penelitian ini untuk mengetahui hubungan kegemukan dengan hipertensi pada wanita postmenopause dengan melakukan analisis data sekunder: studi kohor faktor risiko penyakit tidak menular di kelurahan Kebon Kalapa, kec. Bogor Tengah, Kota Bogor tahun 2011. Penelitian dilakukan dengan disain Cross Sectional.
Hasil: Proporsi responden yang mengalami kegemukan 74,6% dan hipertensi 52,4%. Prevalens rasio (PR) hipertensi 1,51 kali lebih besar terjadi pada responden yang gemuk (95% CI: 1,12-2,04, p value = 0,003). Analisis multivariat dengan Cox Regression yaitu setelah dikendalikan dengan variabel confounding: umur, pendapatan keluarga dan riwayat penyakit kronis, maka PR hipertensi pada reponden yang gemuk sebesar 1,38 kali lebih tinggi dibandingkan dengan responden yang berat badan normal (95% CI: 0,92?2,07).
Kesimpulan: kegemukan pada wanita postmenopause dapat meningkatkan risiko hipertensi dan dipengaruhi oleh faktorfaktor risiko lain seperti umur, riwayat penyakit kronis dan kondisi sosial ekonomi, sehingga perlu dilakukan antisipasi sejak dini dengan meningkatkan perilaku hidup sehat dan pendidikan kesehatan bagi masyarakat khususnya wanita.

Hypertension is a public health problem that prevalence is quite high. The increase in prevalence with age , especially in women who have entered menopause. Obesity is common in middle-aged women than men, and this is also the reason why weight frequently affects blood pressure in women than men.
Objective:To determine the relationship of obesity with hypertension in postmenopausal women with secondary data analysis: the baseline cohort study of risk factors for non-communicable diseases in Kebon Kalapa, Central Bogor, Bogor City in 2011. Methods: Cross sectional study design.
Results: The proportion of overweight is 74.6 % and 52.4 % for hypertension . Prevalence ratios ( PR ) hypertension 1.51 times greater in obesity ( 95 % CI : 1.12 to 2.04 , p value = 0.003). Multivariate analysis using Cox Regression. Upon controlled potential confounding variable is the variable age , family income and a history of chronic disease , the prevalence rate of hypertension in obese respondents was 1.38 times higher compared with those who had normal weight (95 % CI is 0.92-2.07).
Conclusion: Obesity in postmenopausal women may increase the risk of increased blood pressure , and is also influenced by other risk factors such as age , history of chronic disease and socioeconomic conditions , so it needs to be done early anticipation by increasing healthy behavior and health education for the community , especially women."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Made Dewi Susilawati
"Kriteria utama obesitas menurut WHO adalah IMT namun obesitas sentral lebih berhubungan dengan risiko kesehatan dibanding obesitas umum Tujuan penelitian untuk mendapatkan cut off point dari ketiga indikator dalam mendeteksi terjadinya DMT2. Juga untuk mengetahui hubungan obesitas dengan indikator IMT, LP dan rasio LP-TB dengan terjadinya DMT2 dan menentukan indikator mana yang lebih baik dari ketiganya. Desain Cross Sectional. menggunakan data sekunder. Analisis menggunakan regresi logistic dan metode ROC.
Hasil : prevalensi DMT2 9,1% dan prevalensi obesitas berkisar 38,37 % - 41,98 % Nilai cut off obesitas umum IMT ≥ 25,72 kg/m2, LP laki-laki ≥ 80,65 cm perempuan ≥ 80,85 cm dan LP-TB laki-laki ≥ 0,51 perempuan ≥ 0,55.
Kesimpulan : orang dengan obesitas meningkatkan risiko terjadinya DMT2 setelah dikontrol faktor umur. Karena hasil ketiga indikator tidak jauh berbeda, maka penggunaanya tergantung keputusan praktisi kesehatan itu sendiri.

The WHO's major obesity criteria is BMI but central obesity is more associated to health risks than general obesity. The objective of the research is to define the cut off points of the three measurements in detecting the occurrence of T2DM. It is also aimed to examine the relationship of obesity indicators (BMI, WC, and WHtR) with T2DM and determine the best indicator of them. Design of Cross Sectional employs secondary data. Analysis apply logistic model and ROC method.
The result: prevalence of type 2 DM is about 9.1%, and obesity prevalence is about 38.37 % to 41.98 %. The cut off values of BMI general obesity, male WC, female WC, male WHtR, and female WHtR are ≥ 25.72 kg/m2, ≥ 80.65 cm, ≥ 80.85 cm, ≥ 0.5, and ≥ 0,55 respectively.
Conclusion: adjusted by age, obesity increases the risk of type 2 DM occurrence. Since there is no significantly different result, the use of obesity indicators depends on the health practitioner decisions.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T35028
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Isnaeni
"Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan salah satu masalah kesehatan
yang sangat serius akibat setiap tahun terjadi peningkatan dan salah satu
kontributor terhadap angka kesakitan dan kematian akibat penyakit tidak menular
di seluruh dunia. PJK yang didiagnosis adalah 46%. Infark miokard pada wanita
usia 50 tahun. Perubahan pola hidup yang ditandai dengan meningkatnya wanita
lansia khususnya wanita yang memasuki masa menopause yang merupakan salah
satu faktor risiko terhadap kejadian penyakit jantung koroner. Hasil dari
penelitian-penelitian tersebut mendukung bahwa wanita yang memasuki tahap
menopause berisiko meningkat secara signifikan terserang penyakit jantung
koroner. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara status
menopause dengan kejadian penyakit jantung koroner di Kelurahan Kebon Kalapa
Kecamatan Bogor Tengah Tahun 2011. Penelitian ini merupakan analisis data
sekunder studi kohor faktor risiko penyakit tidak menular Tahun 2011 dengan
desain cross sectional. Analisis data menggunakan stratifikasi dan analisis
multivariat menggunakan Logistic Regression. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa prevalensi PJK sebesar 71,3% dan status menopause 55,7%. Berdasarkan
hasil multivariatnya menunjukkan bahwa wanita yang mengalami menopause
memiliki risiko 1,6975 kali terhadap kejadian penyakit jantung koroner
dibandingkan responden wanita yang tidak mengalami masa menopause dengan
95% CI (1,0662-2,7025 dan p value 0,026 setelah dikontrol variabel stress. Odds
wanita yang mengalami stress 0,5635 kali lebih besar untuk menderita kejadian
penyakit jantung koroner dibandingkan dengan wanita yang tidak mengalami
stress (faktor protektif) dengan interval kepercayaan 95% sebesar 0,3506 – 0,9058
dan p value 0,018.

Coronary Heart Diseases categorized into serious health problems due to the
increasing oMuch research in this last decade reported the relation between the
status of menopause with of coronary heart disease. Found that menopause
causing a myocardialf its prevalence every year. Its one of the contributors to the
global burden of disease and mortality in the world, where 46% of this disease
was myocard infarct in women whom their ages 50 years. Changing of people
lifestyle was one of the risk factors to the increasing of the disease in community.
The objective of this study was to investigate the association between stage of
menopause wih coronary heart diseases in Kebon Kalapa sub district central
Bogor in 2011. This in a cross sectional study, utilized the data secondary study
cohort of the disease of non communicable diseases. The inclusion criteria was
Kebon Kalapa resident whom their ages less or more than 50 years. The data
analysis was performed with stratification and logistic regression multivariate
analysis. The results of study showed the prevalence of coronary heart diseases
was 71,3% dan state menopause 55,7%. The result of multivariate analysis
showed that the women with menopause had 1,6975 risk to get coronary heart
diseases compared to the women who did not, after controlling for covariate, the
history of coronary heart diseases (PR = 1,6975, 95% CI 1,0662-2,7025 dan p
value 0,026 ) after control for variables the stress.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Lestari
"ABSTRAK
Obesitas dan asma masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia. Meningkatnya prevalensi obesitas seiring dengan meningkatnya prevalensi asma, yang dapat mengganggu produktivitas dan menurunkan kualitas hidup penderita. Asma pada orang dewasa sering mengakibatkan perburukan pada prognosisnya yang disebabkan penurunan fungsi paru yang cepat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan obesitas dengan asma pada penduduk dewasa umur 40 ? 65 tahun di Kelurahan Kebon Kalapa Kecamatan Bogor Tengah ? Kota Bogor tahun 2011, menggunakan data sekunder baseline data studi Kohort PTM - Kementerian Kesehatan Tahun 2011, dengan jumlah sampel 960 orang dan disain studi cross sectional. Pada analisis multivariat dengan Cox Regression menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara obesitas dengan asma setelah dikontrol dengan variabel umur, tingkat pendidikan dan status merokok, dengan nilai PR sebesar 0,674 (95% CI 0,387 ? 1,174). Perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai obesitas dan asma dengan jumlah sampel yang lebih besar, menggunakan kelompok umur yang lebih muda dan disain studi yang lebih baik.

ABSTRACT
Obesity and asthma remains a public health problem in the world. The increasing prevalence of obesity concomitant with the increasing prevalence of asthma, which may interfere with productivity and lower the quality of life of patients. Asthma in adults often results in worsening the rognosis caused a rapid decline in lung function. This study aims to determine the relationship of obesity with asthma in the adult people aged 40-65 years at the Kebon Kalapa Village, District of Central Bogor - Bogor City in 2011, using secondary baseline data NCD cohort study from Ministry of Health in 2011, with a sample of 960 people and a crosssectional design study. In multivariate analysis with Cox regression showed no significant association between obesity and asthma after controlled with variabel aged, education level and smoking (PR = 0,674; 95% CI 0,387 ? 1,174). The need for further research on obesity and asthma with a lrger number of sampels, younger age groups and a better design study.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T42254
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Lestari
"Obesitas dan asma maih menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia. Meningkatnya prevalensi obesitas seiring dengan meningkatnya prevalensi asma, yang dapat mengganggu produktivitas dan menurunkan kualitas hidup penderita. Asma pada orang dewasa sering mengakibatkan perburukan pada prognosisnya yang disebabkan penurunan fungsi paru yang cepat. penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan obesitas dengan asma pada penduduk dewasa umur 40 - 65 tahun di kelurahan Kebon Kalapa Kecamatan Bogor Tengah Kota Bogor tahun 2011, menggunakan data sekunder baseline data studi kohort PTM - Kementerian Kesehatan tahun 2011, dengan jumlah sampel 960 orang dan desain studi cross sectional. Pada analisis multivariat dengan cox regression menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara obesitas dengan asma setelah dikontrol dengan variabel umur, tingkat pendidikan, dan status merokok, dengan nilai PR sebesar 0,674 (95% CI 0,387 - 1,174). Perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai obesitas dan asma dengan jumlah sampel yang lebih besar, menggunakan kelompok umur yang lebih muda dan disain studi yang lebih baik.

Obesity and asthma reains a public health problem in the world. The increasing prevalence of obesity concomitant with increasing prevalence of asthma, which my interfere with productivity and lower the quality of life of patients. Asthma in adults often results in worsening the prognosis caused a rapid decline in lung function. This study aims to determmine the relationship of obesity with asthma in adults people aged 40 - 65 years at Kebon Kalapa Village, District of Central Bogor - Bogor City in 2011, using secondary baseline data NCD cohort study from Ministry of Health in 2011, with sample of 960 people's and a cros sectional desig study. In multivariate anaysis with cox regression showed no significant association between obesity and asthma after controlled with variabel aged, education level and smoking (PR = 0,674; 95% CI 0,387 - 1,174). for further need a research on obesity and asthma with a larger number of samples, younger age groups and a better design study."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ikada Septi Arimurti
"ABSTRAK
Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku DeteksiDini Kanker Serviks Pada Wanita di KelurahanKebon Kalapa Kota Bogor Analisis Data StudiKohor Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular 2011 xvi 73 halaman, 12 tabel, 3 gambar, lampiranPendahuluan: Data menurut Kemenkes RI didapatkan cakupan hasil kegiatanprogram deteksi dini dari tahun 2007 sampai 2014 baru sekitar 904.099perempuan 2,45 yang telah melakukan deteksi dini kanker serviks.Tujuan: Penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan denganperilaku deteksi dini kanker serviks pada wanita di Kelurahan Kebon Kalapa KotaBogor.Metode: Analisis data sekunder dari Survei data studi kohor faktor risiko penyakittidak menular tahun 2011 dengan desain cross-sectional. Sampel penelitian yaitusemua wanita usia 25-65 tahun yang mengikuti survei sebanyak 1226 wanita.Analisis menggunakan regresi logistik.Hasil: wanita yang pernah melakukan deteksi dini kanker serviks di KelurahanKebon Kalapa Kota Bogor hanya 6,3 saja dan ada hubungan antara pengetahuandengan perilaku deteksi dini kanker serviks. Wanita yang pengetahuannya baiktentang kanker serviks berpeluang 2,0 kali untuk melakukan deteksi dinidibandingkan dengan wanita yang pengetahuannya kurang baik 0R 2,0 , 95 CI:1,2-3,3 .Kesimpulan: wanita yang pengetahuannya baik menegenai kanker serviks lebihberpeluang untuk melakukan deteksi dini kanker serviks setelah dikontrol denganvariabel confounding pendidikan.

ABSTRACT
Relationship between Knowledge with EarlyDetection of Cervical Cancer Behavior on Womenin Kelurahan Kebon Kalapa Kota Bogor DataAnalysis of Kohor Study of Non CommunicableDisease Risk Factors 2011 xvi 73 pages, 12 tables, 3 pictures, attachmentsBackground Data obtained by the ministry of health RI, there were only 904.099women who had cervical cancer screening 2,45 from year 2007 2014.Objective This study aimed to analyze the relationship between knowledge withearly detection of cervical cancer behavior on woman in Kelurahan Kebon KalapaKota Bogor.Methods An analysis of secondary data from data of kohor study of noncommunicabledisease risk factors 2011 with cross sectional design study. Asample of 1226 women qualified into criteria were women aged 25 65 years whoparticipate at the survey. Analysis using logistic regression.Results The results showed only 6,3 of women in Kelurahan Kebon KalapaKota Bogor did screening for cervical cancer and there was a relationship betweenknowledge with early detection of cervical cancer behavior. Women with goodknowledge of cervical cancer were 2,0 more likely to do cervical cancer screening OR 2,0, 95 CI 1,2 3,3 .Conclusion Women with good knowledge of cervical cancer were more likely todo cervical cancer screening after being controlled by education as a confoundingvariable.Keyword Cervical Cancer, Early Detection of Cervical Cancer, Knowledge"
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Nengsih Hikmah Sensiawati
"Hipertensi (tekanan darah tinggi) adalah suatu keadaan dimana tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan atau tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan merokok dengan hipertensi setelah dikontrol oleh variabel: umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, riwayat penyakit jantung keluarga, obesitas, kurang aktifitas fisik dan konsumsi alkohol. Penelitian menggunakan rancangan potong lintang, dengan analisis data sekunder kohor pengendalian penyakit tidak menular tahun 2011 di Kota Bogor. Hasil analisis multivariat didapatkan OR (OR adjusted) = 1,155 (95% CI: 0,495- 2,695).

Hypertension (high blood pressure) is a condition in where the systolic blood pressure ≥ 140 mmHg pressure ≥ 90 mmHg. The purpose of the study was to determine realtionship cigarette smoking with hypertensin after konfonding by variabel : age, sex, education, occupation, status marital, family history of heart diseasese, obesity, physical actifity and alcohol consumption. This study design using secondary data from kohort study control of non communicable diseases 2011 Bogor City. Results multivariate analysis showed OR (OR adjusted) = 1,155 (95% CI: 0,495- 2,695)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yunita Diana Sari
"ABSTRAK
Penyakit jantung koroner merupakan pembubuh utama di negara maju maupun
negara berkembang. Salah satu faktor risiko utama penyebab arterosclerosis adalah
hiperkolesterolemia yang ditunjukkan dengan peningkatan kadar kolesterol LDL.
Perubahan pola hidup yang ditandai dengan kurangnya mengkonsumsi buah dan
sayuran serta banyak mengkonsumsi makanan yang tinggi lemak, merupakan salah
satu risiko terjadinya peningkatan kadar kolesterol LDL. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui hubungan asupan serat dengan kadar kolesterol LDL penduduk
usia 25-65 tahun di Kelurahan Kebon Kalapa Bogor tahun 2013. Penelitian dilakukan
dengan desain cross sectional menggunakan data baseline Studi Kohor Faktor Risiko
Penyakit Tidak Menular Badan Litbangkes tahun 2011. Analisis multivariate
menggunakan regresi logistik. Hasil analisis data diperoleh proporsi kolesterol LDL
tinggi sebesar 78.3% dengan rata-rata kadar kolesterol 120 mg/dl. Rata-rata asupan
serat sebesar 7 gram/hari dengan proporsi asupan serat <6.6 gram/hari sebesar 50.5%.
Hasil multivariate menunjukkan asupan serat rendah merupakan faktor protektif (OR
= 0.182) terhadap kadar kolesterol LDL tinggi setelah dikontrol oleh variabel umur,
asupan lemak dan asupan protein nabati. Faktor determinan dalam model ini terhadap
kadar kolesterol LDL adalah asupan protein nabati (OR = 13.356). Model ini mampu
memprediksi kejadian kadar kolesterol LDL sebesar 79.4% dan sisanya dipengaruhi
oleh variabel lain yang tidak tercantun didalam model. Dengan melakukan
penyuluhan akan pentingnya mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung
serat merupakan salah satu upaya pencegahan terjadinya penyakit yang berhubungan
dengan arterocslerosis. Merubah pola makan dengan memperbanyak konsumsi buah
akan mengurangi kadar kolesterol LDL dalam darah.

ABSTRACT
Coronary heart disease considers as one of the major killers both in developed
and developing countries. One of the main risk factors that caused artherosclerosis is
hypercholesterolemia which indicates by elevated LDL cholesterol level. Life style
changing by lack of consuming fruits and vegetables while excess in consuming food
high in fat content considered one of risk to have elevated cholesterol level. The aim
of this research is to identify the relationship between fiber consumption and the
content of LDL cholesterol for the people of 25-65 years of age at Kebon Kelapa
Village in Bogor on the Year of 2013. The research is conducted by Cross Sectional.
The analytic design utilizes the baseline data from Cohort Study of Contagious
Disease Risk Factors of the Research and Development of Health Agency of the
Republic of Indonesia in the year of 2011. Stratification is used in analyzing data and
cog regression is utilized in multivariate analysis. The analysis of the result obtained
that the prevalence of LDL cholesterol is 78.3% with the average of cholesterol
content 120 mg/dl. The average of daily fiber consumption is 7 gram/day with the
proportion of fiber consumption <6.6 gram/day is 50.5%. The result of multivariate
analysis indicates that low fiber consumption considers as a protective factor
(OR=0.182) toward high level of LDL cholesterol level after having controlled by
such variables as age, consumptions of fat and vegetable protein. Determinant factor
in this model toward LDL cholesterol content is the consumption of vegetable protein
(OR=13.356). This model has the ability to predict in experiencing LDL cholesterol
level 79.4% and the remaining would be influenced by other factors that have not
written down in the model. By educating the community about the important of
consuming high fiber foods consider as one of the effort to prevent the occurrence of
diseases relate with artherosclerosis. Changing the eating pattern by consuming more
fiber will decrease the content of cholesterol level in the blood"
Universitas Indonesia, 2013
T35199
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>