Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 185230 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nur Hasanah
"Tujuan penelitian ini untuk mengetahui penyebab pelaksanaan kebijakan Jaminan Persalinan di kota Depok Jawa Barat yang tidak efektif dari aspek prosedural dan substantif, yang ditunjukkan dengan pencapaian tujuan yang tidak konsisten, pemanfaatan di tahun 2011 dan 2012 yang sangat rendah, dan partisipasi Bidan Praktek Swasta dalam menjalankan kebijakan yang sangat rendah. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode kualitatif. Hasil dari penelitian menunjukkan tidak terlaksananya ketentuan mengenai penerima manfaat yang dibatasi kepemilikan jaminan lain bukan kemampuan finansial dan prosedur pelayanan persalinan berjenjang dan rujukan kepada fasilitas tingkat lanjut; proses pencairan klaim atas jasa pelayanan yang lama; alokasi anggaran yang tidak sesuai dengan tingkat kebuthan; serta ketidak puasan atas kompensasi merupakan penyebab pelaksanaan kebijakan yang tidak efektif secara prosedural. Adanya kesenjangan yang sangat tinggi antara estimasi dengan realisasi penerima manfaat dana Jaminan Persalinan dan pembatasan penerima manfaat yang tidak berdasarkan pada kepemilikan jaminan kesehatan lain, namun kemampuan finansial yang tidak sesuai dengan prinsip universal coverage menjadi penyebab tidak efektifnya pelaksanaan kebijakan secara substantif.
The aim of this research is to find out the cause of the implementation of the policy of security fund of Childbirth in the city of Depok, West Java that ineffective from a procedural and substantive aspects, shown from the achievement of the objectives that are inconsistent, especially in the years 2011 and 2012 are very low, and the participation of midwives, private practice in carrying out the policy is very low. This research is descriptive research with qualitative methods. The results of the research showed that the provisions on Security Fund of Childbrith beneficiaries limited by ownership of others healthcare coverage not ability to pay healthcare service and procedures of childbirth stages and a reference to the Healthcare Facilies of advanced have not been implemented; the process of disbursement claims over a long service; the allocation of the budget that does not correspond to the level of needs; and the low of compensation of mideives private practice to carrying out the policy are the cause of the implementation of policy procedurally ineffective. There is a very high gap between estimated and actual beneficiaries security fund of childbirth and restriction of beneficiaries which are not based on ownership of other health coverage, but financial circumstances which do not comply with the principle of universal coverage are the cause of the implementation of policy substantively ineffective."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
T41806
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Safitri Rangkuti
"Tesis ini membahas implementasi Kebijakan Sekolah Ramah Anak yang ditetapkan oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dan menganalisis faktor pendukung dan penghambat implementasi Kebijakan Sekolah Ramah Anak di Kota Depok. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif dengan lokus penelitian di SMPN 6 Depok dan SMPN 16 Depok. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam dengan narasumber, studi kepustakaan, dokumen dan juga audio visual.
Hasil penelitian ini menggambarkan Implementasi Kebijakan SRA belum berjalan dengan optimal dalam lingkup proses, hasil dan dampak. Faktor pendukung implementasi Kebijakan SRA adalah sikap dan komitmen sekolah yang kuat terhadap penerapan kebijakan SRA dengan deklarasi bersama seluruh sekolah depok dan terbentuknya Tim Pelaksana SRA di sekolah sedangkan faktor penghambat implementasi Kebijakan Sekolah Ramah Anak adalah (1) Hubungan antar organisasi belum terjalin baik dan kurangnya koordinasi antara Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlidungan Anak, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, DPAMK, Disdik dan Sekolah; (2) belum ada tugas, fungsi dan tanggung jawab serta Standar Operasional Prosedur (SOP) yang jelas dalam Struktur Birokrasi Tim Pelaksana Kebijakan Sekolah Ramah Anak di Sekolah maupun Dinas terkait; (3) keterbatasan sumber daya. Dalam implementasi Kebijakan Sekolah Ramah Anak dibutuhkan kerjasama antara seluruh pihak baik pemerintah pusat dan daerah, sekolah dan masyarakat.

This thesis discusses the implementation of the child Friendly School policy set by the Ministry of Women Empowerment and child protection and analyzes supporting factors and barriers to implementing the child friendly School policy in Depok City. This research uses qualitative methods with a type of descriptive research with research locus at SMPN 6 Depok and SMPN 16 Depok. Data collection is done through in-depth interviews with interviewees, literature studies, documents and also audio visuals.
The results of this study illustrate the implementation of the CFS policy has not run optimally in the scope of processes, outcomes and impacts. Factors supporting the implementation of CFS policy is a strong school attitude and commitment to the application of CFS with the joint declaration of all schools Depok and the establishment of CFS implementation team in school while implementing inhibitory factor Child Friendly School policy is (1) the relationship between the Organization has not been established well and the lack of coordination between the Ministry of Women Empowerment and child protection, Ministry of Education and Culture, DPAMK, Disdik and school; (2) There is no duty, function and responsibility as well as the operational standard of procedures (SOP) that is clear in the bureaucracy structure of the implementation team of child friendly school policy in school or related office; (3) Resource limitation. In the implementation of the child friendly school policy requires cooperation between all parties both central and local governments, schools and communities.
"
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2019
T55024
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ronggur Hizkia Adibima
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik dari Cultural Landscape Masyarakat belanda Depok di kawasan Depok lama, dan pengaruh dari Cultural Landscape tersebut terhadap penghidupan masyarakat Belanda Depok. Metode yang digunakan adalah menganalisis temuan secara kualitatif dengan melakukan wawancara dengan macam tokoh masyarakat dan pejabat publik di kawasan Depok Lama. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ruang pergerakan dari masyarakat belanda depok dipengaruhi oleh Cultural Landscape dan nilai sejarah dari Masyarakat Belanda Depok. Pembangunan di kawasan Depok Lama juga terpusat pada daerah sekitaran Jalan Pemuda dan Jalan Siliwangi, yang merupakan pusat pergerakkan masyarakat Belanda Depok. Meski demikian, Cultural Landscape di kawasan Depok Lama mengalami banyak perubahan dalam aspek - aspek seperti mata pencaharian, kesenian, bahasa, religi dan adat.

The purpose of this study was to determine the characteristics of the Cultural Landscape of the Dutch Depok Community in the Depok Lama area, and the influence of this Cultural Landscape on the livelihoods of the Dutch Depok community. The method used is to analyse the findings qualitatively by conducting interviews with various community leaders and public officials in the Depok Lama area. The results of this study indicate that the movement space of the Dutch Depok community is influenced by the cultural landscape and historical values of the Dutch Depok community. Development in the Depok Lama area was also centered on the area around Pemuda and Siliwangi street, which were the centers of the Dutch Depok community movement. However, the Cultural Landscape in the Old Depok area has experienced many changes in aspects such as livelihoods, art, language, religion, and customs.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ovita Trianingsih
"Tantangan utama bagi ketahanan pangan perkotaan adalah perspektif kebijakan publik yang hanya mempertimbangkan ketahanan pangan dari sudut pandang pedesaan, sementara kegiatan pertanian di kota dinilai tidak relevan. Dalam menghadapi tantangan tersebut, pemerintah lokal Kota Depok telah mengembangkan program sistem pangan perkotaan lokal yang disebut Pekarangan Pangan Lestari (P2L) di Kecamatan Bojongsari. Keberadaan P2L mempengaruhi peningkatan skor ketahanan pangan Kota Depok sebesar 1,68 dalam 5 tahun dan menempatkan Kota Depok sebagai kota dengan indeks ketahanan pangan tertinggi ke-10 di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mendokumentasikan karakteristik dan pemanfaatan P2L di Kecamatan Bojongsari. Penelitian dilakukan dengan wawancara mendalam dengan 30 orang dan observasi lapangan di 33 P2L. Data etnobotani diolah dengan menghitung H’ Indeks, Indeks Kesamaan Jaccard, species Use Value (sUV), dan Fidelity Level. Area Pekarangan Pangan Lestari (P2L) di Kecamatan Bojongsari dapat ditemukan di kelurahan-kelurahan Duren Seribu, Duren Mekar, Pondok Petir, dan Serua, yang dikategorikan sebagai sedang dan sempit, dan dikelola oleh kelompok Wanita Tani. P2L berfungsi sebagai lumbung hidup, warung hidup, apotek hidup, pembibitan, peternakan, dan perikanan. Sebanyak 92 spesies yang termasuk dalam 86 genus dan 47 famili diidentifikasi di Kecamatan Bojongsari. Tanaman-tanaman ini telah digunakan oleh masyarakat di Kecamatan Bojongsari sebagai sumber obat, sayuran, rempah-rempah dan bumbu, vitamin, dan karbohidrat masing-masing sebesar 55%, 17%, 10%, 9%, dan 8%. Selain itu, terdapat beberapa hewan yang dipelihara di P2L seperti ayam, kambing, dan lele. Indeks keanekaragaman tergolong tinggi, sedangkan indeks kesamaan rendah. Setiap pekarangan memiliki komoditi yang berbeda-beda tergantung preferensi masing-masing Kelompok Wanita Tani. Berdasarkan hasil kajian kuantitatif diketahui bahwa kategori sUV dibagi menjadi dua yaitu rendah (0,03) dan sedang (0,07). Terdapat 78 spesies tanaman memiliki sUV kategori rendah. Hal tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar tanaman belum diketahui manfaat-manfaat lainnya oleh Kelompok Wanita Tani. Spesies yang memiliki Fidelity leveltinggi atau paling sering digunakan untuk pangan dan obat oleh responden dari daerah penelitian antara lain Xanthosoma sagittifolium atau kimpul, Ipomoea aquatica atau kangkung, Capsicum annuum atau cabe, Curcuma longa atau kunyit, Zingiber officinale atau jahe

The main challenge to urban food security is the public policy perspective that only considers food security from a rural point of view, while urban agriculture is deemed irrelevant. In addressing this challenge, the local government of Depok City has developed a local urban food system program called Sustainable Food Gardens (Pekarangan Pangan Lestari - P2L) in Bojongsari District. The existence of P2L has increased Depok City's food security score by 1.68 over five years, positioning Depok as the 10th highest city in Indonesia for food security index. This research aims to document the characteristics and utilization of P2L in Bojongsari District. The study was conducted through in-depth interviews with 30 people and field observations in 33 P2Ls. Ethnobotanical data was processed by calculating the H’ Index, Jaccard Index, Use Value (UV), and Fidelity Level. The areas of Sustainable Food Gardens (P2L) in Bojongsari District can be found in the villages of Duren Seribu, Duren Mekar, Pondok Petir, and Serua, categorized as moderate and small, and managed by Women Farmers Groups. P2L functions as living granaries, living shops, living pharmacies, nurseries, livestock, and fisheries. A total of 92 species belonging to 86 genera and 47 families were identified in Bojongsari District. These plants have been used by the community in Bojongsari District as sources of medicine, vegetables, spices and seasonings, vitamins, and carbohydrates, at 55%, 17%, 10%, 9%, and 8%, respectively. Additionally, several animals are kept in the P2Ls, such as chickens, goats, and catfish. The diversity index is categorized as high, while the similarity index is low. Each garden has different commodities depending on the preferences of each Women Farmers Group. Based on quantitative study results, it is known that the sUV category is divided into two, low (0.03) and moderate (0.07). There are 78 plant species with a low sUV category. This indicates that most plants' other benefits are not yet known by the Women Farmers Groups. Species with high Fidelity levels or most frequently used for food and medicine by respondents from the study area include Xanthosoma sagittifolium or kimpul, Ipomoea aquaticaor kangkung, Capsicum annuum or cabe, Curcuma longa or kunyit, Zingiber officinale or jahe.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Rizky Nugroho
"Pandemi COVID-19 yang terjadi pada tahun 2020 berdampak pada hasil penerimaan daerah. Bapenda Jawa Barat mengeluarkan kebijakan Triple Untung Plus Jawa Barat atas pembebasan denda pajak kendaraan bermotor sebagai bentuk upaya agar tidak mempengaruhi hasil penerimaan daerah atas pajak kendaraan bermotor pada saat pandemi covid-19. Kebijakan tersebut juga dilaksanakan oleh Bapenda Kota Depok bertujuan untuk menggali potensi kewajiban masyarakat Kota Depok terkait dengan tunggakan wajib pajak atas kewajiban pajak kendaraan bermotor untuk melakukan pembayaran PKB dikarenakan adanya insentif atas pembebasan denda pajak yang terjadi pada tahun 2020.  Penelitian ini menganalisis mengenai implementasi kebijakan Triple Untung Plus Jawa Barat atas pembebasan denda pajak kendaraan bermotor studi pada Kota Depok tahun 2020. Penelitian ini menggunakan pendekatan post positivist dengan metode analisis deskriptif serta menggunakan teknik pengumpulan data studi pustaka dan wawancara mendalam. Analisis implementasi ini menggunakan teori implementasi Edwards III dengan hasil penelitian bahwa ada beberapa dimensi yang berjalan kurang maksimal yaitu sosialisasi yang kurang tersampaikan kepada masyarakat; sumber daya manusianya terbatas dalam pelaksanaannya; tingkat kepercayaan wajib pajak rendah terhadap Samsat Kota Depok dan penerimaan PKB pada Kota Depok tahun 2020 tidak mencapai target, serta terdapat beberapa hambatan dalam pelaksanaan implementasi. Hambatan yang terjadi dalam pelaksanaan implementasi kebijakan Triple Untung Plus Jawa Barat atas pembebasan denda pajak kendaraan bermotor pada Kota Depok tahun 2020 diantaranya adalah waktu yang terbatas dalam melakukan pembayaran PKB secara langsung di Samsat, wajib pajak khawatir adanya pungutan liar, dan timbul rasa ketergantungan dalam kebijakan atas pembebasan denda pajak.

The COVID-19 pandemic that occurred in 2020 had an impact on regional revenue. The West Java Regional Revenue Agency (Bapenda Jawa Barat) issued the Triple Untung Plus policy in West Java, which involved waiving fines for motor vehicle taxes, as an effort to mitigate the impact on regional revenue from motor vehicle taxes during the COVID-19 pandemic. This policy was also implemented by the Depok City Regional Revenue Agency (Bapenda Kota Depok) with the aim of exploring the potential obligations of Depok City residents regarding outstanding tax obligations for motor vehicles and encouraging payment of the motor vehicle tax (PKB) due to the incentive of waiving tax fines that occurred in 2020. This research analyzes the implementation of the Triple Untung Plus policy in West Java regarding the waiving of motor vehicle tax fines, with a case study conducted in Depok City in 2020. The research adopts a post-positivist approach with descriptive analysis method, and data collection techniques include literature review and in-depth interviews. The implementation analysis utilizes Edwards III's implementation theory, with the research findings indicating several dimensions that did not perform optimally. These include ineffective socialization to the public, limited human resources in its implementation, low taxpayer trust in the Depok City Samsat (Regional Revenue Office), and the PKB revenue in Depok City in 2020 not reaching its target. Additionally, there were several obstacles in the implementation process. The obstacles faced during the implementation of the Triple Untung Plus policy in West Java regarding the waiving of motor vehicle tax fines in Depok City in 2020 include limited time for direct PKB payment at Samsat, taxpayers' concerns about extortion, and a sense of dependence on the policy of waiving tax fines."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Siva Febriyanti
"Kasus pelecehan seksual pada anak semakin banyak ditemukan terutama pada anak usia sekolah. Terkait hal tersebut, penting untuk mengetahui tingkat pengetahuan anak usia sekolah tentang pelecehan agar dapat dilakukan pencegahan. Penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan pengalaman anak usia sekolah terkait pelecehan seksual. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif analitik dengan jumlah sampel sebanyak 112 siswa yang diambil melalui teknik cluster sampling. Hasil penelitian menemukan bahwa terdapat hubungan signifikan antara tingkat pengetahuan dan pengalaman pelecehan seksual anak usia sekolah di kota Depok Jawa Barat (p value = 0.001).

Cases of child sexual abuse are increasingly found, especially in school-age children. It is important to recognize the level of knowledge of school-aged children about sexual harassment so that prevention can be carried out. The research aims to determine the relationship between school-age children's knowledge and experiences regarding sexual harassment. This research is a quantitative research with a descriptive analytical design with a sample size of 112 students taken using a cluster sampling technique. The results of this study found that there was a significant relationship between the level of knowledge and experience of sexual abuse of school-age children in the city of Depok, West Java (p value = 0.001)."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratu Alia Muzayanah
"Penelitian ini membahas mengenai bagaimana implementasi kebijakan pembangunan perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah studi tentang Rusunawa Depok Di Kecamatan Cilangkap, Tapos, Kota Depok. Pendekatan penelitian ini adalah kualitatif dengan teknik pengumpulan data yaitu wawancara dan studi kepustakaan. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan implementasi kebijakan pembangunan perumahan bagi MBR tentang program Rumah Susun Sederhana Sewa Rusunawa di Kota Depok. Hasil dari penelitian ini adalah implementasi kebijakan pembangunan perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah studi tentang program rusunawa Kota Depok yang berada di Kecamatan Tapos ini implementasi berdasarkan Peraturan Walikota Nomor 29 Tahun 2016 belum baik karena terdapat ketidaksesuaian peraturan dengan hasil temuan di lapangan. Implementasi tersebut dikatakan belum baik karena berdasarkan peraturan tersebut karena sasaran utama penghuni rusunawa yang tidak bersedia dipindahkan ke rusunawa, hak dan kewajiban dari pengelola belum dilaksanakan secara baik karena terdapat hambatan, hak dan kewajiban dari penghuni belum dilaksanakan secara baik, larangan yang masih dilakukan oleh penghuni seperti menyewa lebih dari satu unit dan membawa kendaraan beroda empat, pemberian sanksi dilakukan oleh pengelola rusunawa tetapi terdapat beberapa pelanggaran yang tidak dijatuhkan sanksi seperti membuat keributan, membawa kendaraan roda empat dan menyewa unit hunian lebih dari satu.

This research discusses about how the implementation of housing development for low income society study on Rusunawa Depok In Sub Cilangkap, Tapos, Depok City . This research discusses qualitative with data completion technique that is interview and literature study. Housing for MBR on Simple Rent Rusunawa rental program in Depok City The result of this research is the implementation of housing development policy for low income people study on Depok City housing program located in Tapos Subdistrict is implemented based on Mayor Regulation No. 29 of 2016 Not good because there is a mismatch of regulations with the findings in the field. The implementation mentioned is not good because based on the regulation because the main target of rusunawa residents who can not be moved to rusunawa, the rights and authority of the manager is not implemented properly because there are obstacles, rights and duties of the residents have not been implemented properly, the prohibition is still done by Residents such as renting more than one unit and carrying a four wheeled vehicle, the funding is done by the rusunawa manager but there are some that are not dijrown like making a commotion, bring four wheeled vehicles and more than one residential unit."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
S69479
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fatma Puspita Wijayanti
"Program bantuan sosial sembako merupakan kebijakan yang dibuat oleh pemerintah sebagai jaring pengaman sosial di saat pandemi COVID-19. Program ini bertujuan untuk meringankan beban masyarakat dengan memenuhi kebutuhan pokok bagi masyarakat terdampak COVID-9. Program bantuan sosial sembako diberikan kepada masyarakat Jabodetabek. Kota Depok merupakan salah satu daerah yang berhak mendapatkan bantuan sosial sembako. Namun pada pelaksanaannya pemerintah Kota Depok mendapatkan aduan-aduan dari masyarakat terkait pelaksanaan serta paket sembako yang diberikan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis manajemen pelaksanaan program bantuan sosial sembako dalam rangka penanganan COVID-19 Di Kota Depok Provinsi Jawa Barat. Teori yang digunakan pada penelitian ini adalah teori manajemen yang dikemukakan oleh Henri Fayol. Penelitian ini menggunakan pendekatan post positivist dengan teknik pengumpulan data dengan wawancara mendalam dan studi kepustakaan. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa manajemen pelaksanaan program bantuan sosial sembako di Kota Depok belum berjalan dengan maksimal terutama pada perencanaan dan koordinasi para pelaksana program bantuan sosial sembako. Terdapat hambatan yang memerlukan perbaikan yaitu sasaran program bantuan sosial sembako yang belum jelas, pelaksanaan pengadaan paket sembako yang belum transparan dan belum sesuai dengan proses pengadaan barang dan jasa, sikap para pelaksana yang belum memiliki komitmen dalam keberhasilan bantuan sosial, motivasi para pelaksana untuk menjalankan tugas dan kewenangan, dan sumber daya pelaksana yang belum memadai. Saran dari penelitian ini adalah Kementerian Sosial perlu membuat rincian kriteria dan persyaratan penentuan sasaran program bantuan sosial sembako.

The basic food social assistance program is a policy made by the government as a social safety during the COVID-19 pandemic. This program aims to ease the burden on society by meeting basic needs for people affected by COVID-9. The basic food social assistance program is provided to the Jabodetabek community. Depok City is one of the regions that is entitled to receive social assistance for basic needs. However, the Depok City Government received complaints from the public regarding the implementation and the basic food packages provided. This study aims to analyze the management of the implementation of the basic food social assistance program in the context of handling COVID-19 in Depok City, West Java Province. The theory used in this research is the management theory proposed by Henry Fayol. This research uses a post positivist approach with data collection techniques with in-depth interviews and literature study. The research results show that the management of the implementation of the basic food assistance programs in Depok City has not run optimally, especially in planning and coordinating the implementation of the basic food social assistance programs. There are obstacles that need improvement such as targeted social assistance programs, basic needs are not yet clear, the procurement of food packages that lack of transparency and in accordance with the procurement of goods and services, the attitude of the implementers that have not been committed to the success of social assistance, the motivation of the executor to carry out the duties and inadequate executive authority and resources. The suggestion from this research is that the Ministry of Social Affairs needs to make detailed criteria and requirements for determining the target of the basic food social assistance program."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fiddyana Rizqi Kusumahayu
"ABSTRAK
Bertambahnya jumlah penduduk di Kota Depok menambah pula kebutuhan ruang untuk tempat tinggal. Townhouse merupakan bentuk hunian baru bagi masyarakat kota Depok. Adanya pembangunan hunian baru biasanya mendorong juga perubahan pemanfaatan tanah dan bangunan di sekitarnya. Hal ini juga terjadi di sekitar Townhouse di Depok. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perubahan fungsi bangunan di sekitar Townhouse di Kota Depok berdasarkan perubahan jumlah penduduk, jarak dari pusat kota, dan jarak dari jaringan jalan. Data sekunder yang didapat dari berbagai instansi serta data primer yang didapatkan melalui pengamatan, pengukuran dan wawancara dengan tokoh setempat, selanjutnya dianalisis dengan melakukan overlay peta. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa perubahan fungsi bangunan yang terjadi disekitar Townhouse dapat diklasifikasikan rendah, serta mengalami pola linier di sepanjang jalan utama. Overlay antar peta dapat diketahui bahwa tidak ada hubungan antara perubahan fungsi bangunan dengan perubahan jumlah penduduk, jaringan jalan serta jarak terhadap pusat kota. Perubahan fungsi bangunan terjadi bukan karena variabel jumlah penduduk, jarak terhadap pusat kota, jarak dari jaringan jalan, namun dipengaruhi oleh jarak terhadap pusat pertumbuhan lain, seperti Universitas Indonesia. Jenis kegiatan ekonomi baru yang dilakukanpun adalah kegiatan yang tidak untuk mendukung kebutuhan penghuni Townhouse melainkan untuk mendukung kegiatan pusat pertumbuhan lain.

ABSTRAK
The increase of population in the city of Depok add to the need for residential space. Townhouse is a form of new housing for the city of Depok. The construction of new homes also typically encourage land use changes and the surrounding buildings. It is also going around Townhouse in Depok. The purpose of this study was to knowing a changes in the function of the building around Townhouse in Depok based on changes in population size, distance from the city center, and the distance of the road network. Secondary data were obtained from various agencies as well as primary data obtained through observations, measurements and interviews with local leaders, then analyzed by overlaying a map. The results obtained showed that, changes in the function of the building going on around Townhouse be classified low, and experiencing the linear pattern along the main road. Overlay between the map can be seen that there is no relationship between changes in the function of the building with the changes in population size, the road network as well as the distance to the city center. Building function changes occur not because a variable, but influenced by the distance to other growth centers, like the University of Indonesia. Kind of new economic activities that do are activities that do not support the needs of residents Townhouse but to support the activities of other growth centers."
2016
S65027
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabilah Rizki Novani
"Kawasan Jabodetabek merupakan kawasan yang memiliki sinergi dan saling bergantung antarwilayah. Wilayah DKI Jakarta merupakan wilayah pusat perekonomian ibukota dengan berbagai jenis lapangan pekerjaan yang dapat menjamin kesejahteraan masyarakat. Kota Depok menjadi salah satu penyangga yang berperan dalam menyediakan berbagai kebutuhan hidup termasuk menjadi kawasan permukiman bagi masyarakat yang bekerja di wilayah DKI Jakarta. Kecamatan Beji merupakan salah satu wilayah yang menjadi kawasan permukiman dengan kepadatan tertinggi di Kota Depok dan memiliki variasi hunian yang beragam. Warga komuter yang memilih untuk tinggal pada hunian di Kecamatan Beji dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara variabel aksesibilitas dengan variasi hunian warga komuter di Kecamatan Beji serta mengetahui pengaruh faktor luas hunian, jumlah anggota hunian, fasilitas pendidikan, dan fasilitas kesehatan terhadap pilihan variasi hunian warga komuter di Kecamatan Beji, Kota Depok. Metode yang digunakan yaitu analisis spasial, analisis uji chi-square dan regresi logistik multinomial dengan data hasil kuesioner yang telah diklasifikasikan. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara faktor aksesibilitas terhadap pilihan variasi hunian oleh warga komuter. Warga komuter Jakarta yang tinggal di Kecamatan Beji mayoritas memilih tinggal pada hunian yang berada pada wilayah dengan tingkat aksesibilitas mudah. Hasil analisis menunjukkan bahwa faktor yang paling berpengaruh adalah faktor jumlah anggota hunian. Warga komuter yang tinggal di hunian kontrakan dengan 1-2 anggota memiliki kemungkinan dua kali lebih besar untuk tinggal di hunian indekos. Kemudian warga komuter yang tinggal di hunian apartemen 3,8 kali memilih dekat dengan fasilitas pendidikan daripada komuter yang tinggal di hunian indekos. Sedangkan warga komuter yang tinggal di hunian rumah keluarga tidak dipengaruhi oleh faktor apapun dalam penelitian ini.

The Greater Jakarta, one of the Indonesian agglomeration cities, has a high sprawling urban area for the whole city. With DKI Jakarta as the economic centre, the surrounding cities act as the home for Jakarta's commuter workers. As a part of the greater Jakarta, Beji sub-district, located at the heart of Depok, is the home of Jakarta's commuter. With the high density of the residential area with various housing types, commuters who stayed in this sub-district area have many living options. The purpose of this study is to determine the factor that had influenced commuters housing choices. The online questionnaire was collected from xx Jakarta's commuters who live in this sub-district. Most of the commuters chose a family house over the other type of housing. With chi-square analysis, the accessibility level had a significant relationship with the type of housing; most commuters live in residential areas with easier accessibility levels. According to the multinomial logistic regression model, the most influential factor is the number of dwelling members. Commuters living in a rented house with 1-2 members are twice as likely to live in a boarding house. Then, commuters living in the apartment 3,8 times chose near education facilities than commuters living in a boarding house. Lastly, commuters living in the family house were not influenced by any variable in this study. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>