Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 111277 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Faza Haikal
"ABSTRAK
Semakin bertambahnya jumlah residu dan limbah yang datang dari kegiatan industri
dalam proses yang berbeda telah menjadi masalah yang sangat penting bagi masa depan.
Lepasnya limbah-limbah industri, yang sebagian besar merupakan limbah Bahan Beracun
dan Berbahaya (Limbah B3) dalam jumlah yang banyak mengakibatkan beberapa
permasalahan lingkungan yang cukup serius. Sebagai solusinya, maka munculah berbagai
pemanfaatan limbah B3 untuk mengatasi permasalahan lingkungan tersebut, salah satunya
adalah pembuatan beton geopolimer. Beton geopolimer adalah campuran beton di mana
bahan dasarnya tidak menggunakan semen portland sebagai bahan pengikat, dan digantikan
oleh bahan sampingan seperti abu terbang (fly ash), yang banyak mengandung Silikon dan
Aluminium. Penggantian bahan dasar semen portland ini selain sebagai tindakan yang
dianggap efektif untuk pemanfaatan bahan sisa limbah pabrik juga sebagai tindakan peduli
lingkungan.

ABSTRACT
The increasing number of residues and waste that comes from industrial activities in
different processes has become a very important issue for the future. Escape of industrial
wastes, which is largely a waste of Toxic and Hazardous Materials (B3) in large numbers
resulting in some serious environmental problems. As a solution, then comes the range of B3
waste utilization to solve the environmental problems, one of which is the manufacture of
geopolymer concrete. Geopolimer concrete is concrete mixture which is essentially material
using portland cement as binder, and replaced by-products such as fly ash (fly ash), which
contains a lot of silicon and aluminum. Replacement of portland cement base material as well
as actions that are considered effective for waste utilization plant waste as well as the range
of actions matter."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S57485
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Ruby Rubiono Atmoprawiro
"Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi hasil pengujian kuat tekan beton inti dan Ultrasonic Pulse Velocity (UPV) pada sampel Roller Compacted Concrete dan beton konvensional dengan penggunaan Semen Portland Slah (PSC) dan Semen Portland Komposit (PCC) yang akan digunakan dalam proyek bendungan. Hal ini untuk memenuhi kebutuhan data yang sesuai dalam ACI 228.1R-19 terkait adanya data penelitian untuk setiap proyek yang dilakukan. Penelitian ini dilakukan dengan eksperimental laboratorium yang melibatkan uji destruktif (kuat tekan) dan non destruktif (UPV). Penelitian telah mengungkapkan bahwa kuat tekan beton inti dan cepat rambat UPV memiliki korelasi yang tinggi dimana semakin tinggi cepat rambatnya akan memberikan kuat tekan beton inti yang lebih tinggi juga. Persamaan empiris yang didapatkan pada penelitian ini adalah fc’(x) = 1.1665x pada Roller Compacted Concrete, fc’(x) = 6.1484x pada beton konvensional dengan semen PSC, dan fc’(x) = 6.9937x pada beton konvensional dengan semen PCC.

This research was conducted to examine the results of core concrete compressive strength and Ultrasonic Pulse Velocity (UPV) tests on Roller Compacted Concrete samples and conventional concrete using Portland Slah Cement (PSC) and Composite Portland Cement (PCC) which will be used in solidification projects. This is to fulfill the appropriate data requirements in ACI 228.1R-19 regarding the existence of research data for each project carried out. This research was carried out in an experimental laboratory involving destructive (compressive strength) and non-destructive (UPV) tests. Research has revealed that the compressive strength of core concrete and the creep speed of UPV have a high correlation, where the higher the creep speed, the higher the compressive strength of the core concrete too. The empirical equation obtained in this research is fc’(x) = 1.1665x in Roller Compacted Concrete, fc’(x) = 6.1484x in conventional concrete with PSC cement, and fc’(x) = 6.9937x in conventional concrete with cement PCC."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurusysyifa Dwi Handayaningsih
"Meningkatnya jumlah penduduk dan aktivitas perkotaan seiring dengan meningkatnya timbulan limbah padat. Pemerintah DKI Jakarta baru dapat mengolah 1.000 ton per hari limbah padatnya (BPLHD DKI Jakarta, tanpa tahun) dari total 5.598 ton limbah padat per hari (BPS DKI Jakarta, 2012) dimana 51% limbah padat berasal dari rumah tangga (Damanhuri, 2010), termasuk rumah susun sederhana. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif analisis timbulan, komposisi, dan potensi reduksi limbah padat untuk menyusun rekomendasi pengelolaan limbah padat di rumah susun sederhana dengan studi kasus Rumah Susun Sederhana (Rusuna) Harum Tebet dan Rusuna Bendungan Hilir II. Metode yang digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian ini sesuai dengan SNI 19-3964-1994 tentang Metode Pengambilan dan Pengukuran Contoh Timbulan dan Komposisi Sampah Perkotaan.
Hasil penelitian menunjukkan rata-rata timbulan limbah padat di Rusuna Harum Tebet adalah 0,299 kg/orang/hari dengan volume 2,69 L/orang/hari dan Rusuna Bendungan Hilir II adalah 0,210 kg/orang/hari dengan volume 1,91 L/orang/hari. Komposisi utama limbah padat Rusuna Harum Tebet adalah 76,30% organik, 9,89% plastik, dan 7,06% kertas. Selaras dengan hasil tersebut, komposisi utama limbah padat Rusuna Bendungan Hilir II adalah 66,30% organik, 13,23% plastik, dan 9,14% kertas.
Rekomendasi pengelolaan limbah padat meliputi pewadahan, pengumpulan, pengolahan, dan pengangkutan. Potensi reduksi limbah padat dengan aplikasi rekomendasi pengelolaan limbah padat melalui pengomposan dan daur ulang di Rusuna Harum Tebet adalah sebesar 71,72% sementara di Rusuna Bendungan Hilir II sebesar 65,81%. Potensi reduksi limbah padat yang cukup tinggi di kedua rumah susun dapat menjadi solusi keterbatasan lahan TPST Bantar Gebang. Aplikasi rekomendasi pengelolaan limbah padat tersebut harus didukung dengan tinjauan lebih lanjut mengenai aspek kelembagaan, peraturan, pembiayaan, dan peran serta masyarakat.

The increase of population and urban activity is accompanied by the increase of solid waste generation. Currently, the government of Jakarta can only process 1000 tons/day of its solid waste (the Local Environmental Management Agency of Jakarta (BPLHD), without year) from the total of 5.598 tons (Central Bureau of Statistics of Jakarta (BPS), 2012) in which 51% of the solid waste comes from household (Damanhuri, 2010), including from flats. This research is a quantitative analysis of the generation, composition, and potential of solid waste recycling to make recommendations for the management of solid waste in flats with case study of Harum Tebet Flats and Bendungan Hilir II Flats. Data collection for this research is in accordance with the Indonesian National Standard 19-3964-1994 about the Method for Sample Collection and Measurement of Urban Waste Generation and Composition.
The result of the research shows that the average generation of solid waste in Harum Tebet Flats is 0.299 kg/person/day with volume 2.69 L/person/day and 0.210/kg/person/day in Bendungan Hilir II Flats with volume 1.91 L/ person/day. The main composition of solid waste in Harum Tebet Flats is 76.30% organic waste, 9.89% plastic, and 7.06% paper. Similarly, the solid waste in Bendungan Hilir II Flats is also dominated by organic waste which constitutes 66.30% from the total volume of solid waste followed by 13.23% plastic, and 9.14% paper.
The recommendation for solid waste management includes containing, collection, processing, and transport. The potential of solid waste reduction with the application of the recommendation for solid waste management by composting and recycling in Harum Tebet Flats is 71.72% and 65.81% in Bendungan Hilir II Flats. The high potential of solid waste reduction in both flats can be the solution to the limited land of Bantar Gebang Integrated Garbage Disposal Place (TPST). The application of the recommendation must be supported by further review of institutional aspect, regulations, financing, and community participation."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S46355
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Himawan Novianto
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas mengenai pemanfaatan limbah sebagai bahan uji dalam digester anaerobik. Percobaan dilakukan dengan pengujian di laboratorium, meliputi karakteristik awal substrat (Feedstock), seperti rasio C/N, konsentrasi Total Solids (TS) dan Volatile Solids (VS), serta pH dan suhu. Penelitian dilakukan sebanyak tiga kali secara batch. Karakteristik slurry yang ditinjau meliputi pH, suhu, konsentrasi TS dan VS, dan efisiensi Volatile Solids Destruction (VSD). Konsentrasi awal VS/TS substrat dari digester A dan B (komposisi substrat sampah makanan : limbah ikan masing-masing 70 : 30 dan 50 : 50) dalam percobaan ketiga masing-masing adalah sebesar 57.720/62.500 dan 52.140/59.100 mg/L. Efisiensi VSD hari ke-32 dari digester A dan B dalam percobaan ketiga masing-masing sebesar 29,23 dan 39,01%. Korelasi antara efisiensi VSD terhadap laju produksi biogas kumulatif dari digester A dan B dalam percobaan ketiga didapatkan korelasi positif masing-masing sebesar 0,814 dan 0,962. Hasil perhitungan dengan pendekatan model first order reaction menunjukkan konstanta (k) kecepatan degradasi substrat VS dalam percobaan ketiga dari digester A adalah 0,0078/hari dan digester B adalah 0,0209/hari.

ABSTRACT
This experimental research discusses the utilization of waste as substrate in anaerobic digesters. Research methods were conducted by laboratory testing, included baseline characteristics of the substrate (Feedstock), such as C/N ratio, Total Solids (TS) and Volatile Solids (VS) concentration, as well as pH and temperature. The research was conducted three times in a batch. The characteristics of slurry that were reviewed included pH, temperature, TS and VS concentration, and Volatile Solids Destruction (VSD) efficiency. Initial VS/TS concentration of substrate of the digester A and B (substrate compositions of food waste : fish waste were 70 : 30 and 50 : 50, respectively) in the third trial, respectively, were 57,720/62,500 and 52,140/59,100 mg/L. VSD efficiency on the 32nd day of the digester A and B in the third trial were 29.23 and 39.01%, respectively. The correlation between VSD efficiency and cumulative biogas production rate of the digester A and B in the third trial found a positive correlation, respectively, were 0.814 and 0.962. The calculation results with the first order reaction model approach showed the VS substrate degradation rate constant (k) in the third trial of the digester A was 0.0078/day and digester B was 0.0209/day.
"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S57636
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Ratna Saraswati
"ABSTRAK
Penataan ruang dapat diartikan sebagai struktural dan pola pemanfaatan ruang baik yang direncanakan maupun tidak. Wujud struktural dan pola pemanfaatan ruanng yang diharapkan Pemerintah DKI Jakarta telah ditetapkan dalam RUTR DKI Jakarta 2005.
Dalam RUTR DKI Jakarta 2005 juga telah digariskan arah penyebaran kota yang intinya antara lain adalah mengharapkan pertumbuhan utama ke arah wilayah penyebaran (WP) Timur dan WP Barat.
Kajian mengenai arah perkembangan suatu wilayah di perkotaan menggunakan cara difusi man (spatial diffusion) terhadap perubahan penggunaan tanah, khususnya terhadap jenis penggunaan tanah permukiman dan industri.
Perubahan penggunaan tanah pada setiap tempat dapat berbeda tergantung faktor lokasi. sehubungan dengan itu, menarik untuk marimba menelaah bagaimana kualitas lingkungan di Kecamatan Cakung dan adakah perbedaan tata ruang kota pada wilayah yang berbeda kualitas lingkungannya? Bagaimana teknik pemanfaatan pemwilayahan kualitas lingkungan dalam penataan ruang ?
Penyusunan pemwilayahan kualitas Iingkungan itu akan dilakukan dengan menggunakan teknik overlay, terdiri dari kualitas lingkungan baik dan buruk. Kualitas lingkungan baik apabila sumber air minum bening dan tidak berbau, sedangkan kualitas lingkungan buruk apabila sumber air minum asin.
Kecamatan Cakung terdiri dari tujuh kelurahan. Pemenuhan kebutuhan akan air minum diperoleh dari ledeng yang hanya ada di Kelurahan Penggilingan, Pulo Gebang dan Cakung Timur, sedangkan kelurahan lain dari sumur dangkal dan ada yang terpaksa membeli air. Wilayah Cakung ini seolah-olah terbagi atas dua bagian yaitu utara Kali Ciliwung mempunyai kualitas air minum buruk (berasa asin) dan yang sebelah selatan mempunyai kualitas air minum baik.
Intensitas perubahan penggunaan tanah permukiman antara periode tahun 1972-1994 yang tertinggi terjadi pada periode tahun 1976-1986, begitu pula yang terjadi pada industri. Perubahan tersebut untuk permukiman rata-rata 60,70 hektar pertahun di wilayah berkualitas lingkungan baik (sumber air bening dan tidak berbau) sedangkan untuk industri rata-rata 28,8 hektar per tahun di wilayah yang sama.
Periode tahun 1990-1994, intensitas perubahan permukiman di wilayah yang mempunyai kualitas buruk (sumber air asin), justru meningkat hingga mencapai rata-rata 31,9 hektar per tahun. Intensitas perubahan penggunaan tanah industri justru sebaliknya, yaitu bertambah di wilayah yang mempunyai kualitas lingkungan baik yakni 16,2 hektar per tahun.
Penggunaan tanah permukiman bila dibandingkan dengan yang terdapat dalam RBWK maka hanya di Kelurahan Cakung Timur yang luasnya sudah melampaui yang telah ditetapkan dalam RBWK. Untuk penggunaan tanah industri hal demikian juga terjadi di Kelurahan Pulo Gebang dimana luas penggunaan tanah yang dicadangkan untuk industri dalam RBWK sudah telampaui."
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1995
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
cover
"Hampir pada semua proyek konstruksi menghasilkan limbah. Limbah yang dihasilkan terpaksa harus dibuang karena tidak dapat digunakan lagi. Pembuangan limbah konstruksi kerap kali menimbulkan permasalahan lingkungan dan jika ditinjau secara ekonomi, limbah yang dibuang tersebut merupakan pemborosan biaya yang mengakibatkan biaya konstruksi membengkak. Program pencegahan pencemaran dapat menjadi alternatif penyelesaian pada masalah tersebut di atas. Disamping dapat mencegah kerusakan lingkungan juga program ini dapat menghemat biaya konstruksi, yang diharapkan biaya konstruksi akan optimum. Program ini sangat mudah dilakukan, karena tidak memerlukan biaya yang besar dan semua pihak dapat mempelajarinya. Pengamatan yang akan dilakukan adalah pada proyek pembangunan gedung bertingkat lebih dari 2 lantai. Spesifikasi pekerjaan yang akan ditinjau adalah pekerjaan beton yang meliputi pekerjaan bekisting, pembesian, pengecoran hingga perawatan beton. Pekerjaan ini memungkinkan terjadinya limbah, dan jika hal tersebut dibiarkan maka akan menyebabkan biaya konstruksi tinggi. Karena, material yang dibeli tidak digunakan semua. Hal itulah yang menyebabkan pemborosan biaya pada proyek konstruksi. Pelaksanaan program ini adalah dengan mendata kembali bahan-bahan (material) yang akan digunakan, kemudian disesuaikan dengan spesifikasi teknis dari perencanaan proyek. Pendataan dan penyesuaian data ini dilakukan, dengan tujuan untuk mengetahui volume bahan yang benar-benar diperlukan. Sehingga jika pada sub pekerjaan tertentu diperoleh ketidaksesuaian antara spesifikasi teknis dengan volume bahan yang dibeli, maka hal tersebut telah menunjukkan pemborosan biaya yang akan menimbulkan limbah jika bahan tersebut tidak digunakan. Pengaruh program pencegahan pencemaran terhadap optimasi biaya konstruksi adalah program pencegahan pencemaran pada proyek konstruksi dapat meminimisasi pemakaian material bangunan sehingga dapat menghemat pengeluaran dan biaya operasional serta memperbaiki kondisi lingkungan kerja proyek."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S35515
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Windi Silvia
"Indonesia adalah salah satu negara dengan produksi kelapa terbesar di dunia dan berpotensi menghasilkan limbah tempurung kelapa dalam jumlah yang besar. Tempurung kelapa berguna sebagai bahan baku karbon aktif. Banyaknya manfaat dan kebutuhan berbagai industri akan karbon aktif, memunculkan industri berskala kecil yang memproduksi karbon aktif seperti CV Ligar. Belum tersedianya informasi mengenai emisi partikulat, khususnya parameter TSP yang diemisikan dari proses pembuatan karbon aktif, sehingga dilakukan studi kualitas udara dengan melakukan pengukuran konsentrasi TSP menggunakan alat HVAS dengan metode gravimetri di CV Ligar. Hasilnya menunjukan bahwa kualitas udara indoor melebihi standar baku mutu KEPMENKES RI No.1405/MENKES/SK/XI/2002 dan PP No. 41 Tahun 1999 dan memiliki kategori ISPU berbahaya. Sedangkan kualitas udara outdoor memiliki kategori ISPU sedang sampai sangat tidak sehat. Namun, pencemaran outdoor tidak seutuhnya dari aktivitas CV Ligar. Adanya UKM batu bata memengaruhi konsentrasi TSP. Parameter fisik udara memengaruhi besarnya konsentrasi TSP tetapi tidak satupun mendominasi.

Indonesia is one of the the largest country with coconuts production in the world and has potential to produce coconut shell waste in large quantities. Coconut shell can be used as raw material of activated carbon. Many benefits and needs of various industries of activated carbon, growing small-scale industries that produce activated carbon such as CV Ligar. The unavailability of information on particulate emissions, especially parameter TSP emitted from the activated carbon manufacturing process, so the air quality study conducted by measuring the concentration of TSP using a high volume air samplers with gravimetric methods in CV Ligar. The result shows that the the quality of indoor air exceed KEPMENKES RI No.1405/MENKES/SK/XI/2002 and PP No. 41 Tahun 1999 standards and also has a category of dangerous ISPU. While outdoor air quality has ISPU category of moderate to very unhealthy. However, outdoor pollution is not full because activities of Ligar CV. The existence of a small industrial brick affect TSP concentration. Physical parameters of the air affects the amount of TSP concentration but none dominate."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S47735
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sediono
"ABSTRAK
Tulisan ini merupakan hasil penelitian tentang Peran Serta Anak Sekolah dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup di Kecamatan Menteng Jakarta Pusat. Peran serta anak sekolah dalam pengelolaan lingkungan hidup merupakan faktor penting dalam upaya mewujudkan manusia Indonesia sebagai pembina lingkungan hidup. Untuk mencapai manusia Indonesia sebagai pembina lingkungan hidup perlu ditumbuhkan dan dikembangkan kesadaran masyarakat (anak sekolah) akan tanggung jawabnya dalam pengelolaan lingkungan hidup melalui penyuluhan, bimbingan, pendidikan, dan penelitian tentang lingkungan hidup (pasal 9 UU nomor 4 Tahun 1982). Wujud kongkrit dari kesadaran dan tanggung jawab masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup tersebut tercermin dalam peran sertanya untuk memanfaatkan, memelihara, menata, mengawasi, mengendalikan, memulihkan dan mengembangkan lingkungan hidup. Pembangunan yang berkelanjutan memerlukan partisipasi aktif dari semua pihak, terutama anak sekolah yang merupakan generasi muda penerus masa depan. Selama ini belum banyak diketahui seberapa besar peran serta anak sekolah dalam melaksanakan secara aktif program-program pembangunan umumnya dan pengelolaan lingkungan hidup khususnya yang meliputi usaha pemanfaatan, penataan, pemeliharaan, pengawasan, pengendalian, pemulihan dan pengembangan lingkungan hidup. Dengan makin berkembangnya kehidupan ekonomi, dan teknologi serta jasa yang dapat membantu kemudahan perikehidupan manusia, maka ada kecenderungan anak sekolah bergantung pada jasa dan teknologi yang ada sehingga dapat berdampak negatif pada kemandirian dan kreatifitas anak.
Penelitian akan mendeskripsikan sejauhmana peran serta anak sekolah dasar dalam pengelolaan lingkungan hidup. Di samping itu akan dikaji pula faktor-faktor yang mempengaruhi peran serta anak sekolah tersebut. Faktor-faktor dimaksud adalah persepsi dan pengetahuan anak, peran guru, peran orang tua dan masyarakat, kondisi fisik sekolah dan prestasi belajar siswa tentang lingkungan.
Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Menteng Jakarta Pusat, dengan mengambil sampel 287 anak sekolah dasar kelas VI, yang diambil dari sembilan sekolah dasar secara purposive sampling.
Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh melalui teknik observasi dan kuesioner serta tes prestasi belajar tentang lingkungan. Analisis data dilakukan secara deskriptif dengan program SPSS- PC, dalam bentuk tabulasi silang (cross tabulation). Untuk menguji hubungan antarvariabel digunakan uji statistik berupa x2 dan koefisien kontingensi C.
Hasil penelitian mengungkapkan bahwa :
Peran serta anak sekolah dalam pengelolaan lingkungan hidup di Kecamatan Menteng, Jakarta Pusat memiliki bentuk yang beraneka ragam. Bentuk-bentuk kegiatan peranserta anak sekolah dalam pengelolaan lingkungan hidup tersebut, meliputi:
· penjagaan keamanan, kebersihan, kesehatan pribadi dan lingkungan, dengan hasil penelitian responden yang menjawab selalu : 44,94%; kadang-kadang 36,04% dan tidak pemah 19,02%.
· penggunaan perpustakaan, alat-alat P3K, alat pelajaran dan alat rumah tangga, serta ikut serta dalam kegiatan senam kesegaran jasmani, dengan hasil penelitian responden yang menjawab selalu : 38,69% ; kadang-kadang 39,58% dan tidak pernah 21,73%.
· bakti sosial, pramuka, pecinta alam, penghijauan, pengumpulan sumbangan, dan pemberantasan/pencegahan penyakit menular, dengan hasil penelitian responden yang menjawab selalu : 48,15% ; kadang-kadang 32,90% dan tidak pernah 18,95%.
· perawatan dan pemeliharaan tanaman, pelaksanaan UKS, pemberian informasi, dan penggunaan benda-benda bekas serta penyaluran hobi, dengan hasil penelitian responden yang menjawab selalu : 41,39% ; kadang-kadang 37,84% dan tidak pernah 20,77%.
Kegiatan dan peran guru dalam mengingatkan dan memperhatikan kebersihan kelas, sekolah dan lingkungan, menyediakan buku dan fasilitas kebersihan, menyesuaikan bahan pelajaran, melaksanakan UKS dan pramuka, aktif dalam pengelolaan lingkungan, mengundang penceramah dan mengadakan lomba kebersihan sekolah, berdasarkan analisis data ditemukan responden yang menjawab selalu 71,93 %, kadang-kadang 20,81 % dan tidak pernah 7,27 %.
Kegiatan dan peran orang tua serta masyarakat dalam mengingatkan dan memperhatikan kebersihan rumah dan lingkungan, menyediakan buku dan fasilitas kebersihan, aktif dalam pengelolaan lingkungan, membayar iuran sampah dan keamanan, mengikuti siskamling, kepedulian kawan dan masyarakat terhadap pelestarian lingkungan, sanitasi lingkungan, dan ketersediaan tempat sampah, berdasarkan analisis data ditemukan responden yang menjawab selalu 54,33 %, kadang-kadang 36,00 % dan tidak pemah 9,67 %.
Analisis hubungan antar variabel menemukan dengan α = 0,05 dk = 4 dari daftar distribusi x2 di dapat x2 0,95(4) = 9,49 dan koefisien kontingensi maksimum (C maks) = 0,816.
Oleh karena itu penelitian ini memberikan pengujian yang berarti, bahwa pengetahuan dan persepsi anak tentang lingkungan cukup besar, dan memiliki peranan untuk meningkatkan peran serta anak dalam pengelolaan lingkungan dengan x2 hitung = 63,46, dan koefisien kontingensi C = 0,4225. Faktor-faktor lain yang mempengaruhi peran serta anak dengan pengujian yang cukup berarti dalam penelitian ini meliputi peran guru, dengan χ2 hitung = 41,40, dan koefisien kontingensi C = 0,355 ; peran orang tua dan masyarakat, dengan χ2 hitung = 48,88, dan koefisien kontingensi C = 0,381 serta kondisi fisik sekolah, dengan χ2 hitung = 49,71, dan koefisien kontingensi C = 0,384. Faktor prestasi belajar anak tentang lingkungan dipengaruhi oleh peran orangtua dan masyarakat dengan χ2 hitung = 13,515, dan koefisien kontingensi C = 0,212.
Kondisi fisik sekolah dasar, mempengaruhi peran serta anak dalam ikut serta pada berbagai kegiatan di sekolah maupun di rumah. Pada sekolah dasar yang kondisi fisiknya baik, ditemukan pola prestasi belajar, pengetahuan dan persepsi anak serta peran sertanya dalam pengelolaan lingkungan hidup tinggi.
Kesimpulan
Peran serta anak sekolah dalam pengelolaan lingkungan hidup di Kecamatan Menteng sebagian besar dalam kategori sedang. Namun demikian orang tua dan masyarakat serta guru di sekolah telah memberikan bimbingan dan contoh perilaku membina lingkungan yang cukup memadai. Faktor-faktor yang mempengaruhi peran serta anak dalam pengelolaan lingkungan dalam penelitian ini antara lain tingkat pengetahuan dan persepsi anak, peran guru, peran orang tua dan masyarakat, dan kondisi fisik sekolah.

ABSTRACT
This thesis is the result of research on participation of students in management of the environment (case study in Sub District of Menteng, Central Jakarta). Participation of students in management of the environment is an important factor in the attempt of encouraging Indonesian citizens to act as organizers of the environment. To achieve this goal, awareness and responsibilities by society (students) for management of the environment should be developed through consolidation, guidance, education and research. The implementation of the society increased awareness and responsibility of the environment should be demonstrated by their participation in using, ordering, caring, supervising, managing, improving and developing their environment. The need for sustainable development requires active participation from all sides, including students, as they are the generation of the future. So far it is unknown what the amount of participation of the students is, in the active implementation of the programmes of development in general and the specific programmes on management of the environment. The development of the economy, and the progress in technology and services, has caused a considerable change in the life style of students to wards consumerism and a negative impact on creativity and self understanding. The following school program in regards to already existing environmental management need to be implemented intensively by active involvement of the students in the schools : LTKS (School Health Organization), 5K (safety , cleanliness, health, orderliness, family atmosphere), Pramuka (Boy Scouts), Pembinaan Kesiswaan (student care and development) and PKLH (population and environmental education).
This research will give a description about the extend of the participation of students in the management of their environment. In addition, it will also describe the factors that influence the participation of students. These factors include perception and knowledge of students, participation of teachers, participation of parents and community, the physical condition of the schools and student achievement on environmental knowledge.
This research takes place in the Sub District of Menteng , Central Jakarta, and involves 287 respondents of sixth grade students, from nine schools. The samples were selected in purposive sampling based on the role of primary school and the area involved.
Data in this research are obtained by using the technique of observation and questionnaire, with an additional achievement test on the environment. Analysis of data is carried out descriptively by implementing program SPSS-PC, in the form of cross tabulation. To carry out intervariable relationship tests, this research makes use of such statistical tests as χ2 and coefficient contingency C.
The result of this research reveals that :
The participation of students in the management of their environment in the sub district of Menteng, Central Jakarta, consists of a variety of activities, as described below with its analysis :
1. Maintenance of security, cleanliness, personal and environmental health. In response to questions regarding these activities, the students' replies were always = 44.94%, seldom = 36.04%, never = 19.02%,
2. Utilization of the library, first aid equipment learning tools, home making tools, and participation in physical exercises. In regards to these activities, the students responses were: always = 38.69%, seldom = 39.58%, never = 21.73%,
3. Social service, boy scouts, nature lover, reforestation, collecting contributions, and preventing the spread of disease. On these activities, the students' responses were always = 48.15%, seldom = 32.90%, never = 18.95%,
4. Maintenance of plants, implementation of a school health organization, provision of information, utilization of junk, and practizipation in hobbies. On these activities, the students' responses were : always = 41.39%, seldom = 37.84%, never = 20.77%.
The teachers activities and roles on warning, giving attention to class cleanliness, school and environment cleanliness, providing facilities, adjusting the content of teaching materials, school health, boy scouts, inviting guest lecturers, clean-up competion, and managing the environment, can be described based on the result of analysis, as teachers who are always implement such activities= 71.93%, seldom = 20.81%, and never = 7.27%.
The parents and society roles on warning, giving attention to cleanliness in the home and environment, providing facilities, paying tax for environmental security, joining a task force for guarding environmental sanitation, and managing the environment, can be described, based on the result of analysis, that parents who are always implementing such activities : 54.33%, seldom - 36.00%, and never - 9.67%.
The relationship intervariables used cc = 0.05, df = 4, χ20.95(4)=9.49, maximum coefficient contingency Cmax = 4.816. Based on these tables , this research proved that the knowledge and perception of students on environment are sufficient and have a role to improve the participation of students in management of environment (χ2 = 63.46,C= 0.4225). The other factors influencing the participation of students in this research include the role of teacher, (χ2 =41.40,C =0.355) the role of parents and community, (χ2=48.88,C=0.381) and the physical conditions of the schools (χ2=49.71,C=0.384). The factor of students' achievement on environmental knowledge is influenced by the role of parents and community.
The physical condition of the schools influences the participation of students in activities at school and at home. In schools that are in good physical condition, the pattern of student achievement, knowledge perception and the participation are highly founded.
The participation of students' in the management of their environment can be said to be overall moderate. Besides that, the roles of parents and society in giving guidance and examples for maintaining the environment are quite good. Factors that influence students in managing their environment in this research are teachers, knowledge and perception of the students, parents and society, and the schools physical condition.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>