Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 170459 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rina Selfiana
"ABSTRAK
Kawasan rekreasi Ancol merupakan salah satu kawasan komersial yang berkontribusi sebagai kawasan penyumbang sampah di TPA, untuk mengurangi jumlah sampah yang dibuang ke TPA maka perlu dibuat suatu unit pengolahan sampah. Studi timbulan dan kompisisi sampah kawasan rekreasi Ancol dilakukan sebagai usulan disain unit pengolahan sampah yang akan diterapkan. Penelitian ini bersifat kuantitatif. Pengukuran jumlah timbulan dan komposisi sampah ini dilaksanakan dengan mengacu pada SNI 19-3964-1994 Metode Pengambilan dan pengukuran contoh timbulan dan komposisi sampah perkotaan, ASTM D 5231-92 Standard Test Method For Determination of The Composition of Unprocessed Municipal Solid Waste. Hasil penelitian diperoleh volume timbulan saat ini 2907,26 kg/hari untuk kawasan Dunia Fantasi, untuk kawasan Samudra Atlantis sebesar 1074,12 kg/hari, Gelangang Samudra sebesar 1823,74 kg/hari, serta kawasan Putri Duyung sebesar 818,28 kg/hari. Komposisi sampah rata-rata kawasan Unit rekreasi Ancol adalah organik 63,28 %, kertas 12,30 %, plastik 15,75 %, absorben 2,79 %, logam 0,54 %, karet 0,44 %, kaca 0,56 %, tissue 1,90 %, tekstil 0,75 %, kayu 0,48 %, styrofoam 0,50 %, B3 0,13 %, dan sampah lainnya 0,58%. Diperlukan unit pengolahan sampah yang didesain dengan gabungan timbulan sampah unit-unit rekreasi dengan kawasan TIJA dengan kapasitas proyeksi tahun 2025 yaitu 33,14 ton/hari dan mampu mengelola sampah dengan komposisi 65% sampah organik, 11,11 % sampah kertas, 14 % sampah plastik, absorben2,47 %, logam 0,47 %, karet 0,37 %, kaca 0,82 %, tissue 1,75 %, tekstil 0,65 %, kayu 0,89%, styrofoam 0,54 %, B3 0,12 % , dan jenis sampah lainnya 0,55 %. Total luas desain Unit pengolahan sampah 1300 m, terdiri atas area penerimaan sampah, area pemilahan, area pemprosesan, area penyimpanan, dan area kantor.

ABSTRACT
Ancol recreation area is one of the commercial areas that contribute as contributor to waste in the landfill area, to reduce the amount of waste disposed to landfill it needs to make a garbage processing unit. This study discusses about the composition and generation of waste in the recreational area of ​​Ancol, North Jakarta. This research is the basis of quantitative and design material recovery facility proposal. Measurement of the amount and composition of waste generation is carried out with reference to the pada SNI 19-3964-1994 Metode Pengambilan dan pengukuran contoh timbulan dan komposisi sampah perkotaan, ASTM D 5231-92 Standard Test Method For Determination of The Composition of Unprocessed Municipal Solid Waste. The study states the current generation volume reached 2907.26 kg/day for the Dunia Fantasi, Samudra Atlantis amounted to 1074.12 kg/day, Gelangang OSamudra reached 1823.74 kg/day, and the Putri Duyung area reached 818.28 kg/day. Average waste composition unit Ancol recreation area is 63.28% organic, paper 12.30%, 15.75% plastic, absorbent 2.79%, 0.54% metal, rubber 0.44%, 0.56 glass %, 1.90% tissue, textile 0.75%, 0.48% wood, styrofoam 0.50%, B3 0.13%, 0.58% and other debris. Waste management unit is designed with a combination of waste generation units TIJA recreation area with a capacity of 2025 is projected to 33.14 tons/day and is able to manage waste with a composition of 65% organic waste, paper waste 11.11%, 14% plastic waste , absorben2, 47%, metal 0.47%, 0.37% rubber, glass 0.82%, 1.75% tissue, textile 0.65%, 0.89% wood, styrofoam 0.54%, B3 0 , 12%, and 0.55% other types of waste. The total area of ​​waste management unit design comprising 1300 m2, consist of tipping floor area, sorting areas, processing areas, storage areas, and office areas.
"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S57015
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pratiwie Azsmi
"Penelitian ini membahas mengenai timbulan dan komposisi sampah di Kawasan Rekreasi Ancol. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung besar timbulan sampah, persentase komposisi sampah, dan merancang unit pengolahan sampah. Hasil penelitian ini adalah desain unit pengolahan sampah untuk Kawasan Rekreasi Ancol. Timbulan sampah yang dihasilkan Kawasan TIJA sebesar 0,42 kg/orang/hari atau 2,2 L/orang/hari. Komposisi sampah Kawasan TIJA terdiri atas 76,278% organik, 6,377% kertas, 8,910% plastik, 1,167% adsorbent, 0,192% logam, 0,086% karet, 1,84% kaca, 1,154% tissue, 0,258% tekstil, 2,53% kayu, 0,724% Styrofoam, 0,05% B3 dan 0,43% untuk sampah lainnya. Desain unit pengolahan sampah terdiri atas area penerimaan, pemilahan, pemrosesan, penyimpanan, dan kantor.

This research focuses on the generation and composition of solid waste at Ancol Recreation Area. This research aims to quantify the major solid waste generation, percentage of solid waste composition, and design of Material Recovery Facilities. The result of this research is a MRF design for Ancol Recreation Area. The generation of solid waste generated in TIJA is equal to 0,42 kg/person/day or 2,2 L/person/day. The composition of solid waste in TIJA consists of 76,278% organic, 6,377% paper, 8,910% plastic, 1,167% adsorbent, 0,192% metal, 0,086% rubber, 1,84% glass, 1,154% tissue, 0,258% textile, 2,53% wood, 0,724% styrofoam, 0,05% B3 and 0,43% for the others. MRF consists of receiving area, sorting area, processing area, storage area, and an office.;"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S57769
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Revana Octiviani
"Timbulan sampah di Jakarta adalah sebesar 6356,88 ton/hari pada tahun 2013. Harus dilakukan pengolahan sampah untuk menangani masalah tersebut. Salah satu caranya adalah dengan mentransformasi sampah menjadi energi, yaitu menjadi refuse derived fuel (RDF). Penelitian ini dilakukan di TPS Meruya Utara untuk menguji potensi sampah di TPS tersebut untuk dijadikan RDF. Berat timbulan sampah dan komposisi sampah di TPS Meruya Utara diteliti pula untuk menjadi pertimbangan dalam menyusun sampel RDF yang nantinya akan diuji potensinya. Sampel RDF dibentuk dari 45% sampah plastik, 25% sampah kertas, 15% sampah organik yang sudah dikeringkan secara aerobic selama 3 hari, dan masing-masing 5% sampah kayu, kain, dan karet. Potensi sampah tersebut dapat diuji dari berbagai parameter. Parameter yang diuji di dalam penelitian ini adalah nilai kalor, kadar air, kadar volatil, kadar abu, dan kadar klorin. Dari penelitian ini didapatkan nilai kalor sampel adalah 16,69 MJ/kg, kadar air sebesar 18,14%, kadar volatile sebesar 81,15%, kadar abu sebesar 11,83%, dan kadar klorin 0,01%.

Jakarta's solid waste generation is 6355,88 tonnes/day in 2013. A solid waste management needs to be applied to solve this problem. One way to do it is to transform solid waste into energy, which is to become refuse derived fuel (RDF). This research was done in TPS Meruya Utara to test the solid waste?s potential in it to become RDF. Solid waste generation and solid waste composition was also inspected, because it would be considered in designing the sample composition that would be tested. The sample composition was formed from 45% plastic, 25% paper, 15% organic waste which had been dried aerobically for 3 days, 5% wood, 5% textile, and 5% rubber. The solid waste potential to be RDF can be tested from any kind of parameters. In this research, the parameters that were used were heating value, water content, volatile matter, ash content, and chlorin content. From this research, the calorific value was 16,69 MJ/kg, the water content was 18,14%, the volatile matter was 81,15%, the ash content was 11,83%, and the chlorine content was 0,01%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S57637
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ammar Fauzan Fathurrahman
"Unit Pengolahan Sampah (UPS) adalah tempat dilaksanakan kegiatan pengumpulan, pemilahan, pengolahan, penggunaan ulang dan pendauran ulang skala kawasan. Salah satu Unit Pengelolaan Sampah di Depok berada di Balai Kota Kota Depok. Namun, kini kondisinya sudah tidak lagi berjalan optimal, menyisakan pemilahan sampah anorganik layak jual. Padahal Pemerintah Kota Depok melalui dokumen RPJMD menargetkan adanya peningkatan persentase sampah yang tereduksi melalui 3R, yakni dari 18% di tahun 2022 menjadi 19,5% di tahun 2024. Untuk itu, diperlukan penelitian yang dapat membantu pemerintah dalam mencapai target tersebut, yakni dengan memberikan rekomendasi terhadap hasil evaluasi sistem pengelolaan sampah. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah SNI 19-3964-1994 dengan pengukuran selama 8 hari, SNI 19-2452-2002 tentang Tata Cara Teknik Operasional Pengelolaan Sampah Perkotaan, dan Petunjuk Teknis TPS 3R Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata timbulan sampah yang berasal dari kantor sebesar 90,355 kg/hari dan 998 L/hari, dari taman dan jalan sebesar 79,975 kg/hari dan 185,094 L/hari , dari gedung parkir 5,9 kg/hari dan 9,03 L/hari. Komposisi sampah yang dihasilkan dari kantor terdiri dari sampah organik (31,21%), sampah kertas 24,24%, sampah plastik (23,97%), residu (19,19%), logam (0,08%), gelas kaca (1,09%) dan B3 (0,2%). Komposisi sampah taman terdiri dari organik (91,9%), plastik (7,42%), kertas (0,43%), dan residu (0,25%). Komposisi sampah gedung parkir terdiri dari organik (6,72%), plastik (14,01%), kertas (49,9%), residu (23,61%), gelas kaca (5,76%). Melalui rekomendasi terhadap aspek teknis operasional, limbah padat yang dihasilkan dapat secara teoritikal dikurangi sebesar 38% sampah kantor, 51% sampah taman dan 40% sampah gedung parkir. Meningkat dari sebelumnya yang hanya 7% sampah kantor, 3% sampah taman dan 21% sampah gedung parkir. Namun begitu, perlu adanya penelitian lebih lanjut untuk mengetahui seberapa efektif rekomendasi yang ada di dalam penelitian ini.

The Waste Processing Unit (UPS) is a place where activities such as waste collection, sorting, processing, reuse, and recycling on a regional scale are carried out. One of the Waste Management Units in Depok is located at the Depok City Hall. However, its condition has now deteriorated, leaving only the sorting of recyclable inorganic waste. Meanwhile, the Depok City Government, through the RPJMD document, aims to increase the percentage of waste reduced through the 3R approach (Reduce, Reuse, Recycle) from 18% in 2022 to 19.5% in 2024. Therefore, research is needed to help the government achieve this target by providing recommendations based on an evaluation of the waste management system.The methods used in this study include SNI 19-3964-1994 with measurements taken over 8 days, SNI 19-2452-2002 on Technical Operational Procedures for Urban Waste Management, and the 3R TPS Technical Guidelines from the Ministry of Public Works and Public Housing. The results of the study indicate that the average waste generated from offices is 90.355 kg/day and 998 L/day, from parks and roads is 79.975 kg/day and 185.094 L/day, and from parking buildings is 5.9 kg/day and 9.03 L/day. The composition of waste generated from offices consists of organic waste (31.21%), paper waste (24.24%), plastic waste (23.97%), residual waste (19.19%), metal (0.08%), glass (1.09%), and hazardous waste (0.2%). The composition of waste from parks consists of organic waste (91.9%), plastic (7.42%), paper (0.43%), and residual waste (0.25%). The composition of waste from parking buildings consists of organic waste (6.72%), plastic (14.01%), paper (49.9%), residual waste (23.61%), and glass (5.76%). Through recommendations on technical operational aspects, the solid waste generated can theoretically be reduced by 38% from offices, 51% from parks, and 40% from parking buildings, an increase from the previous 7% for office waste, 3% for park waste, and 21% for parking building waste. However, further research is needed to determine the effectiveness of the recommendations provided in this study."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Farhan
"Timbulan sampah di Kota Jakarta Selatan mencapai 1,937.54 ton per hari di tahun 2021. Rata-rata timbulan sampah terus merangkak naik hingga 17 ton setiap tahunnya. Permasalahan ini diakibatkan oleh pengelolaan sampah yang kurang baik, salah satunya pengelolaan di tempat penampungan sampah (TPS). Kelurahan Pejaten Barat memiliki TPS yang berlokasi di belakang Kantor Kelurahan Pejaten Barat yang dinamakan TPS Siaga. TPS Siaga menampung sampah dari seluruh RW di Kelurahan Pejaten Barat dan lokasi lainnya. Dalam situs SIPSN, sampah yang masuk pada TPS Siaga di tahun 2022 mencapai 19,130.36 ton per tahun. Sedangkan sampah yang terkelola hanya sebesar 222.7 ton per tahun, perbedaan antara sampah yang masuk dengan yang dikelola sangat signifikan. TPS Siaga juga bersinggungan dengan kali, ketika hujan lebat dan/atau kali meluap terjadi bencana banjir. Penelitian dilakukan untuk mengkaji pengelolaan dan pengolahan sampah di TPS Siaga, mengukur berat dan volume timbulan sampah yang masuk, mengidentifikasi komposisi limbah dan persentase jenis sampah sesuai, dan menganalisis potensi reduksi sampah yang mampu dicapai oleh TPS Siaga. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah observasi dan wawancara untuk mengetahui pengelolaan sampah yang dilakukan pada TPS Siaga, pengukuran timbulan sampah menggunakan metode load-count analysis, dan identifikasi komposisi menggunakan SNI 19-3964-1994. Hasil penelitian menunjukkan timbulan sampah yang masuk ke TPS Siaga dari wilayah pelayanan Kelurahan Pejaten Barat sebesar 3,477.368 kg per hari dengan volume sebesar 31.174 m3 serta timbulan sampah sebesar 0.081 kg/orang/hari atau 0.729 L/orang/hari. Komposisi sampah didominasi oleh sisa makanan sebesar 46.61%. Persentase komposisi sampah lainnya ialah kayu/ranting/daun sebesar 1.16%, kertas/karton 10.78%, plastik 18.17%, logam 1.05%, kain/tekstil 6.38%, karet/kulit 0.23%, kaca 1.69%, B3 0.71% dan sampah lainnya 13.21%. Pengelolaan sampah dari Kelurahan Pejaten Barat di TPS Siaga belum dilakukan dengan maksimal, karena nilai reduksi sampah hanya sebesar 27.77%. Hal ini menyebabkan timbulan sampah yang diangkut ke TPST Bantar Gebang mencapai 72.32% atau 2,511.768 kg per hari. Apabila sampah anorganik dipilah secara maksimal, dan sampah organik direduksi menggunakan maggot BSF dan pengomposan, maka nilai potensi reduksi sampah dapat mencapai 84.37% atau 2,933.805 kg per hari. Jumlah timbulan sampah yang tereduksi ke TPST Bantar Gebang mencapai 56.6% atau 1,968.205 kg per hari.

Waste generation in South Jakarta City is up to 1,937.54 tons per day in 2021. The average waste generation continues to climb up to 17 tons every year. This problem is caused by poor waste management, such as what happened in the garbage collection site (TPS). Kelurahan Pejaten Barat has a TPS located behind Kelurahan Pejaten Barat Office called TPS Siaga. TPS Siaga accommodates waste from all RWs in Kelurahan Pejaten Barat and other locations. According to the SIPSN website, the waste entering TPS Siaga in 2022 is up to 19,130.36 tons per year. While the managed waste is only 222.7 tons per year, the difference between incoming and managed waste is very significant. TPS Siaga also intersects with rivers, when it rains heavily and/or overflows, floods occur. This research was conducted to study the management and processing of waste at TPS Siaga, measure the weight and volume of incoming waste generation, identify the composition of waste and the percentage of appropriate types of waste, and analyze the waste reduction potential that TPS Siaga can achieve. The research methods used in this study were observation and interviews to find out the waste management carried out at TPS Siaga, measurement of waste generation using the load-count analysis method, and composition identification using SNI 19-3964-1994. The results showed that waste generation that entered TPS Siaga from Kelurahan Pejaten Barat service area was 3,477,368 kg per day with a volume of 31,174 m3 and waste generation was 0,081 kg/person/day or 0,729 L/person/day. While the composition of the waste is dominated by food waste by 46.61%. The percentage composition of other waste is wood/branches/leaves of 1.16%, paper/cardboard 10.78%, plastic 18.17%, metal 1.05%, cloth/textile 6.38%, rubber/leather 0.23%, glass 1.69%, B3 0.71% and other waste 13.21%. Waste management from Kelurahan Pejaten Barat at TPS Siaga has not been carried out optimally, because the waste reduction value is only 27.77%. This causes the generation of waste transported to TPST Bantar Gebang up to 72.32% or 2,511.768 kg per day. If inorganic waste is optimally processed and organic waste is reduced using BSF maggot and composting, the potential value of waste reduction can be up to 84.37% or 2,933.805 kg per day. The amount of waste generated that is reduced to TPST Bantar Gebang is up to 56.6% or 1,968,205 kg per day."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Defiana Darmastuti
"Timbulan sampah di Tempat Rekreasi terus meningkat akibat pertambahan jumlah pengunjung wisata yang semakin meningkat setiap tahunnya. Ancol merupakan tempat rekreasi yang telah memiliki Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu TPST sebagai upaya mengurangi timbulan sampah. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui potensi daur ulang serta alur perjalanan material sampah daur ulang di TPST Ancol. Untuk pemerolehan data dapat dilakukan dengan pemilahan sampah sesuai SNI 19-3964-1994, wawancara serta survey lapangan. Dari pelaksaan penelitian diperoleh recovery rate berdasarkan literatur US EPA, 1994 adalah 89,94 , dan untuk nilai recycling rate berdasarkan literatur US EPA, 1994 adalah 20,17 walaupun nilai recycling rate dari penjualan material daur ulang mencapai 5,89. Keuntungan ekonomi yang diperoleh setiap harinya adalah Rp 131.900,- namun tidak termasuk keuntungan kompos. Perjalanan material daur ulang sampah, dimulai dari TPST Ancol, lapak besar, dan indsutri daur ulang. Residu sampah yang diperoleh di TPST Ancol, terdiri dari popok bayi, pembalut, tekstil, sterefoam, plastik kemasan, tisu, debu, kayu, serta ayakan kompos. Sedangkan upaya peningkatan daur ulang adalah dari segi kinerja TPST Ancol, pelaku daur ulang dan kualitas sampah yang dijual. Melalui nilai recycling rate eksisting menunjukkan TPST Ancol belum optimum mencapai nilai recycling rate yang seharusnya bisa diperoleh, sehingga pencapaiaan nilai ekonomi belum maksimum.

Solid waste generation amusement park continues to increase due to the increasing number of visitors are increasing every year. Ancol is a recreation place that has owned Material Recovery Facility MRF as an effort to reduce solid waste generation. This research was conducted to find out recycling rate with recycling of recycle waste material at Ancol s MRF. To obtain data can be done by sorting waste according to SNI 19 3964 1994, interview and observation. From the research, the recovery rate based on US EPA literature, 1994 was 89,94 , and for the recycling rate based on US EPA literature, 1994 was 20,17 although the recycling rate of recycled material sales reached 5,89. Economic profit earned per day is Rp 131.900, but excludes compost benefits. Flow of waste recycling materials, starting from Ancol s MRF, large stalls, and recycling industries. The waste residue obtained at the Ancol s MRF, consisting of baby diapers, bandages, textiles, sterefoam, plastic packaging, tissue, dust, wood, and compost sieve. While efforts to increase recycling is from the aspect of performance of Ancol TPST, recycling agents and quality of waste sold. Through the existing recycling rate, the Ancol TPST is not yet optimum to reach the recycling rate that should be obtained, so that the economic value is also not maximized.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Sri Rachmawati Hidayah
"Penelitian ini membahas timbulan dan komposisi sampah di area Jalan Raya Tajur meliputi perumahan, toko, dan sekolah. Penelitian ini bersifat kuantitatif dan menjadi dasar usulan desain unit pengolahan sampah. Hasil penelitian menyatakan timbulan sampah saat ini mencapai 0,38 kg/orang/hari meliputi 0,24 kg/orang/hari timbulan perumahan, 0,13 kg/orang/hari timbulan toko dan 0,01 kg/orang/hari timbulan sekolah atau 3,05 liter/orang/hari meliputi 1,60 liter/orang/hari timbulan perumahan, 1,20 liter/orang/hari timbulan toko dan 0,25 liter/orang/hari timbulan sekolah. Komposisi sampah perumahan area Jalan Raya Tajur terdiri dari 51,7% sisa makanan dan debu, 16,7% pampers dan sterofoam, 15,6% plastik, 6,0% kertas, 4,2% kardus, 2,3% tekstil, 1,4% kaca, 1,1% logam dan kaleng, serta 0,9% karet.
Komposisi sampah toko area Jalan Raya Tajur terdiri dari 29,65% plastik, 24,70% kardus, 22,29% kaca, 11,92% kertas, 8,17% sisa makanan dan debu, 1,63% tekstil serta 1,63% kayu. Komposisi sampah sekolah area Jalan Raya Tajur terdiri dari 47,88% plastik, 21,24% kertas, 15,30% sisa makanan dan debu, 6,31% kayu, 4,57% kardus, 1,72% karet, 1,29% tekstil, 0,91% logam dan kaleng, serta 0,79% pampers dan sterofoam. Unit pengolahan sampah didesain dengan kapasitas proyeksi tahun 2030 yaitu 14 ton/hari atau 91 m3/hari dan mampu mengelola sampah dengan komposisi 48,54% sisa makanan dan debu, 17,04% plastik, 15,43% pampers dan sterofoam, 6,62% kertas, 5,38% kardus, 2,58% kaca, 2,29% tekstil, 1,07% logam dan kaleng, 0,86% karet, serta 0,21% kayu. Total luas desain unit pengolahan sampah mencapai 587,5 m2 yang terdiri atas area penurunan muatan, area pemilahan, area pencacahan, area pengomposan, area penyaringan, area penyimpanan, dan area kantor.

This study discusses the generation and composition of waste in the area of Highway Tajur include housing, shops, and schools. This research is quantitative and the basis for the proposed design of material recovery facilities. The results stated the solid waste currently are 0,38 kg/person/day includes 0,24 kg/person/day residential generation, 0,13 kg/person/day stores generation and 0,01 kg/person/day school generation or 3,05 liters/person/day includes 1,60 liters/person/day residential generation, 1,20 liters/person/day stores generation and 0,25 liters/person/day generation of school. The composition of residential waste Tajur Road area consists of 51,7% food scraps and dust, 16,7% pampers and sterofoam, 15,6% plastic, 6,0% paper, 4,2% cardboard, 2,3% textiles, 1,4% glass, 1,1% metal and tin, and 0,9% rubber. The composition of garbage store area Tajur Highway consists of 29,65%, plastic, 24,70% cardboard, 22,29% glass, 11,92% paper, 8,17% food scraps and dust, 1,63% textiles and 1,63% wood.
The composition of school waste Tajur Road area consists of 47,88% plastic, 21,24% paper, 15,30% food scraps and dust, 6,31% wood, 4,57% cardboard, 1,72% rubber, 1,29% textiles, 0,91% metal and tin, and 0,79% pampers and sterofoam. Waste processing unit is designed with a capacity of 2030 projection is 14 tons/day or 91 m3/day, and manage the waste with a composition of 48,54% food scraps and dust, 17,04% plastic, 15,43% pampers and sterofoam, 6,62% paper, 5,38% cardboard, 2,8% glass, 2,29% textiles, 1,07% tin and metal, 0,86% rubber, and 0,21% wood. Total area of waste processing unit design reaches 587,5 m2 consisting of a tipping floor area, sorting area, enumeration area, composting area, screening area, storage area and office area.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S837
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Defiana Darmastuti
"Timbulan sampah di Tempat Rekreasi terus meningkat akibar pertambahan jumlah pengunjung wisata yang semakin meningkat setiap tahunnya. Ancol merupakn tempat rekreasi yang memiliki Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu TPST sebagai upaya mengurangi timbulan samah. Penelitian ini dlakukan untuk mengetahui potensi daur uang serta alur perjalanan material sampah daur ulang di TPST Ancol. Untuk pemerolehan data dpat dilakukan dengan menggunakan pemilahan sampah sesuai SNI 19-3964-1994, wawancara serta survey lapangan. Dari pelaksanaan penelitian diperoleh recovery rate berdasarkan literatur US EPA, 1994 adalah 89,94 dan untuk nilai recycling rate berdasarkan literatur US EPA, 1994 adalah 5,89. Keuntungan ekonomi yang diperoleh setiap hanya adalah Rp 131.900,- namun tidak termasuk keuntungan kompos. Perjalanan material daur ulang sampah dimulai dari TPST Ancol, lapak besar, dan industri dar ulang. Residu sampah yang diperoleh di TPST Ancol terdiri dari popok bayi, pembalut, tekstil, sterofoam, plstik kemasan, tisu, dbu,kayu, serta yakan kompos. Sedangkan upaya peningkatan daur ulang adalah dari segi kinerja TPST Ancol, pelaku daur ulang dan kualitas sampah yang dijual. Melalui nilai recycling rate eksisting menunjukan TPST Ancol elum optimum mencapai nilai recycling rate yang seharusnya bisa diperoleh, sehingga pencapaiaan nilai ekonomi belum maksimum.

Solid waste generation amusement park continues to increase due to the increasing number of visitors are increasing every year. Ancol is a recreation place that has owned Material Recovery Facility MRF as an effort to reduce solid waste generation. This research was conducted to find out recycling rate with recycling of recycle waste material at Ancol's MRF. To obtain data can be done by sorting waste according to SNI 19 3964 1994, interview and observation. From the research, the recovery rate based on US EPA literature, 1994 was 89,94, and for the recycling rate based on US EPA literature, 1994 was 20,17 although the recycling rate of recycled material sales reached 5,89. Economic profit earned per day is Rp 131.900, but excludes compost benefits. Flow of waste recycling materials, starting from Ancol's MRF, large stalls, and recycling industries. The waste residue obtained at the Ancol's MRF, consisting of baby diapers, bandages, textiles, sterefoam, plastic packaging, tissue, dust, wood, and compost sieve. While efforts to increase recycling is from the aspect of performance of Ancol TPST, recycling agents and quality of waste sold. Through the existing recycling rate, the Ancol TPST is not yet optimum to reach the recycling rate that should be obtained, so that the economic value is also not maximized.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratih Agustine Putri
"Pada tahun 2011 jumlah timbulan limbah padat di DKI Jakarta mencapai 5.598 ton/hari (BPS DKI Jakarta, 2012), di mana 35% limbah padat berasal dari industri dan perkantoran. Gedung Menara Prima belum memiliki pengelolaan limbah padat terpadu, sehingga diperlukan upaya pengurangan limbah padat dari sumber melalui rekomendasi pengelolaan limbah padat pada aspek teknis operasional berdasarkan timbulan dan komposisi limbah padat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah SNI 19-3964-1994 dengan pengukuran selama 8 hari dan SNI 19-2454-2002 tentang Tata Cara Teknik Operasional Pengelolaan Sampah Perkotaan.
Hasil penelitian menunjukkan total rata-rata berat timbulan limbah padat Gedung Menara Prima adalah 449,8 kg/hari dengan total rata-rata volume 3459 L/hari dan berat jenis limbah padatnya adalah 0,15 kg/L. Laju timbulan yang dihasilkan pada area basement adalah 0,062 L/m2/hari, area gedung (aktivitas administrasi kantor) 0,700 L/orang/hari, area kantin 0,089 L/orang/hari, area taman dan sapuan jalan 0,048 L/m2/hari. Komposisi limbah padat Gedung Menara Prima yang dihasilkan dari setiap sumber limbah padatnya mempunyai 3 komponen utama yaitu area gedung terdiri dari 32,9% organik, 50,4% kertas, 9,25% plastik; area kantin terdiri dari 90,0% organik, 4,55% kertas, 4,22% plastik; area taman dan sapuan jalan terdiri dari 79,0% organik, 5,20% kertas, 4,79% kaca.
Melalui rekomendasi pengelolaan limbah padat pada aspek teknis operasional, yaitu pemilahan dan pewadahan di sumber; pengumpulan; pengolahan; pemindahan dan pengangkutan; serta pembuangan akhir; limbah padat yang diangkut berpotensi dikurangi sebesar 28,6% dengan penerapan pengomposan dan penjualan limbah padat anorganik laku jual ke lapak yang menerima limbah padat dari kawasan kantor. Untuk memberikan gambaran keefektifan sistem yang direncanakan, diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai aspek lainnya yaitu aspek hukum, lembaga, biaya dan peran serta masyarakat di mana dalam hal ini pengelola dan penghuni/karyawan Gedung Menara Prima dalam menerapkan rekomendasi tersebut.

In 2011, the amount of solid waste generated in Jakarta reached 5.598 tons/day (BPS Jakarta, 2012), in which 35% of solid waste is from industrial and office. Menara Prima Office Building, has yet to implement an integrated solid waste management, thus a recommendation of solid waste management on technical aspect is required based on waste generation and composition. The method used in this research is based on SNI 19-3964-1994 for 8 days measurement and SNI 19-2454-2002 about the technical aspect.
The results found from the measurements are as followed: the average weight of total solid waste generation of Menara Prima is 449.8 kg/day, the average of total volume is 3459 L/day, and the density of solid waste is 0.15 kg/L. Generation rates measured from the basement area is 0.062 L/m2/day, building area (office administration activities) is 0.700 L/person/day, canteen area is 0.089 L/person/day, parks and street sweeping area is 0.048 L/m2/day. Each solid waste source in Menara Prima Office Building has 3 main components which make up their solid waste composition, the building area consist of 32.9% organic, 50.4% paper, 9.25% plastic; the canteen area consists of 90.0% organic, 4.55% paper, 4.22% plastic; and the parks and street sweeping area consists of 79.0% organic, 5.20% paper, 4.79% glass.
Solid waste management recommendation on the technical aspect that is separation at the source; collection; processing; transfer and transport; and disposal; can potentially reduce solid waste transported up to 28.6% by the implementation of solid waste composting and sale of salable inorganic solid waste from the office area. Further research regarding the other aspects such as law, institution, cost, and the role and participation of the community, in this particular case the managers, occupants/employees of Menara Prima Office Building, is needed to provides an overview of the effectiveness of the proposed system."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S53003
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nani Dwi Larasati
"Penelitian ini membahas timbulan dan komposisi sampah di Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta Selatan. Metode yang digunakan adalah load count analysis dan SNI 19-3964-1994. Hasil akhir penelitian ini adalah desain sistem penanganan sampah dan Unit Pengolahan Sampah yang dapat diterapkan untuk mengurangi timbulan sampah. Timbulan sampah di TMR keseluruhan adalah sebesar 0,035 l/m2/hari atau 0,0058 kg/m2/hari, sedangkan timbulan sampah untuk sampah sejenis sampah rumah tangga adalah sebesar 6,08 l/o/hari atau 0,87 kg/o/hari. Komposisi sampahnya terdiri dari 66,20% organik, 8,95% kertas, 13,78% plastik, 0,10% logam, 2,07% styrofoam, 0,19% karet, 1,43% kaca, 0,82% tisu, 1,59% pampers dan pembalut, 1,87% tekstil, 0,002% baterai, 1,17% kayu, dan 1,85% lainnya. Perencanaan sistem penanganan sampah meliputi pemilahan dan pewadahan di sumber, pengumpulan, pemilahan dan pengolahan, pengangkutan, dan pemrosesan akhir sampah. Luas minimum UPS adalah 1.896 m2 yang mencakup area tipping floor, area pemilahan, area pemrosesan, ruang penyimpanan, ruang kantor, ruang khusus petugas, area penyimpanan residu, area parkir, dan area penanganan lindi.

The focus of this study is solid waste generation and composition at Ragunan Zoological Park, South Jakarta. The methods which being used are load count analysis and SNI 19-3964-1994. The result of this study is a design for solid waste handling system and Municipal Recovery Facility which can be applied to reduce the solid waste generation. Total solid waste generation in Ragunan Zoological Park is equal to 0,035 l/m2/day or 0,0058 kg/m2/day meanwhile for the householdlike waste is equal to 6,08 l/person/day or 0,87 kg/person/day. Solid waste composition consists of 66,20% organic, 8,95% paper, 13,78% plastic, 0,10% metal, 2,07% styrofoam, 0,19% rubber, 1,43% glass, 0,82% tissue, 1,59% diapers and sanitary napkins, 1,87% textile, 0,002% battery, 1,17% wood, and the other 1,85%. Design of solid waste handling system includes separation and storage at the source, collection, separation and processing, transport, and final disposal. Minimum area of MRF is 1.896 m2 including tipping floor area, separation area, processing area, storage area, office area, staff area, residue storage area, parking area, and leachate handling area.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S57063
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>