Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 94578 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Monica
"Skripsi ini menganalisis hubungan antara rasa kesepian yang dialami oleh laki-laki paruh baya Jepang dengan tingkat popularitas virtual idol dalam kasus Hatsune Miku di Jepang. Teori yang digunakan dalam skripsi ini adalah teori tentang rasa kesepian yang disebabkan oleh keterasingan secara emosional yang dikemukakan oleh Weiss dan teori tentang virtual idol yang dikemukakan oleh Black. Skripsi ini merupakan penelitian kuantitatif. Hasil penelitian menyatakan bahwa ketidakadaannya hubungan dengan kualitas kedekatan yang intim menjadi faktor utama penyebab rasa kesepian yang dialami oleh laki-laki paruh baya Jepang. Selanjutnya, virtual idol Hatsune Miku digunakan sebagai substitusi dari kondisi tersebut karena potensi yang dimilikinya.

The focus of this study is to analize the relationship between loneliness experienced by Japanese middle aged men and the popularity of virtual idol Hatsune Miku in Japan. This paper was compiled using Weiss's loneliness of emotional isolation theory and Black's virtual idol theory. This paper was a quantitative research. The research proved that the absence of specific relational provision is the main cause for Japanese middle aged men loneliness. Hence, virtual idol Hatsune Miku, who can be owned and controlled individually is being used as a remedy for their loneliness.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S56329
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ghina Khairunnisa
"ABSTRAK
Perkembangan virtual idol di Jepang selama dua dekade terakhir membawa virtual idol Hatsune Miku pada kepopuleran internasional yang belum pernah diraih virtual idol sebelumnya. Sebagai virtual idol, Hatsune Miku tampil dalam konser di hadapan ribuan penggemar setiap tahunnya. Tugas akhir ini akan membahas aspek-aspek hiperrealitas yang dibentuk Hatsune Miku di dalam konsernya yang diadakan di Jepang. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori simulacra oleh Jean Baudrillard dengan fokus pada konsep hiperrealitas. Dari analisis yang telah dilakukan, penelitian ini menemukan bahwa Hatsune Miku menciptakan hiperrealitas bagi penggemarnya sebagai hasil dari simulasi. Hiperrealitas tersebut kemudian disalahartikan sebagai kenyataan bagi penggemarnya.

ABSTRACT
The development of virtual idol in Japan in the last two decades has taken virtual idol Hatsune Miku to international popularity that had never been reached by virtual idols before. As a virtual idol, Hatsune Miku performs in concerts in front of thousands of fans each year. This final paper will discuss the aspects of hiperreality formed by Hatsune Miku in her concerts in Japan. The theory that will be used in this research is the theory of simulacra by Jean Baudrillard, focusing on the concept of hiperreality. From the analysis that had been done, this research found that Hatsune Miku creates hiperreality as a result of simulation. That hyperreality is then misinterpreted as reality by her fans."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yelni Rahmawati
"Penelitian ini membahas mengenai fenomena virtual idol dalam kebudayaan populer Jepang dilihat dari Kawaii Bunka dengan studi kasus Hatsune Miku. Penelitian ini meliputi studi pustaka yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana HAtsune Miku yang merupakan figure hologram tida dimensi disejajarkan dengan idola/bintang nyata (real idol) dilihat dari gaya kawaii yang terdapat pada Hatsune Miku dan menunjukkan dimensi baru gaya kawaii pada virtual idol.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat persamaan antara real idol dan virtual idol, seperti pada gaya dan penampilan mereka yang terlihat kawaii. sedangkan perbedaan yang ada adalah suara yang dihasilkan oleh virtual idol terdengar lebih halus dan tinggi merupakan jenis suara kawaii. kemudian dari semua tanda yang dimiliki oleh HAtsune Miku, ia merupakan simbol dari gaya kawaii. dimensi baru dalam mendukung gaya kawaii pada virtual idol ialah dukungan teknologi dan peran aktf penggemar.

This research included the cultural phenomenon of popular virtual idol in Japan viewed from Kawaii Bunka with a case study Hatsune Miku. This research includes the study of literature that aims to understand how the caracter Hatsune Miku is the hologram three dimensional (3D)aligned with the idol/real star (real idol) viewed from kawaii stlye contained in Hatsune Miku and show the new dimensions contained in kawaii stlye of virtual idol.
Results of this study indicate that there are similarities between the real idol and the virtual idol, like the appearance and style of those who look kawaii. The differences is in the sound produced by the virtual idol that more refined. High and smooth voice is a symbol of kawaii voice. Then of all marks owned by Hatsune Miku, she is a symbol of kawaii style. New dimension in support of kawaii style is technology and active roles fans.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizki Musthafa Arisun
"'Hatsune Miku', yang berasal dari Jepang, adalah salah satu penyanyi virtual yang mewakili piranti lunak komputer ldquo;VOCALOID rdquo;. Unsur-unsur lsquo;Indonesia rsquo; dapat dikatakan berpadu dengan Hatsune Miku dari Jepang. Bagaimanapun, perpaduan ini memperlihatkan pula bagaimana unsur-unsur khas 'Jepang' tetap mewarnai tampilan dan konten Hatsune Miku. Tulisan ini memaparkan penelusuran secara tekstual yang telah dilakukan terhadap perpaduan unsur budaya dalam Hatsune Miku serta bagaimana unsur dominan dari Hatsune Miku tetap dipertahankan. Hatsune Miku dilibatkan dalam produksi kebudayaan ini untuk menyatakan bahwa yang bisa mengatur jalannya penyeragaman budaya/ unsur dominan budaya bukan hanya Jepang. Hal tersebut memperlihatkan bagaimana aktor non manusia memberikan semacam wewenang bagi manusia untuk menentukan pola-pola produksi yang diinginkannya.

'Hatsune Miku', originally imported from Japan, is a computer generated virtual singer, which is mainly generated by the ldquo VOCALOID rdquo software. One might say there is a cultural merging between Japanese and Indonesia cultural elements in Hatsune Miku. However, there are some noticeable dominant elements, which can be identified as lsquo Japanese rsquo despite of this cultural merging process. Hatsune Miku is involved in this cultural production to proclaim that Japan is not the only one who could control the manipulation of culture. In Indonesia, there has been evidences leading to new understanding that cultural actors may not always be human, but they can also be non human actors which can provide certain legitimations to decide production means by Indonesian people.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
T47145
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fawzy Fachrurozy Sujana
"Skripsi ini membahas pengaruh dari Self-image congruity dan proses Identifikasi terhadap minat beli konsumen di Indonesia pada produk karakter berlisensi, khususnya produk figurine tokoh Hatsune Miku dari seri Vocaloid. Penelitian ini adalah sebuah penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif. Hasil penelitian menunjukan bahwa terjadinya Self-image congruity mempengaruhi secara positif proses identifikasi seseorang dalam bentuk Actual-self, Ideal-self, maupun Ought-self Identification. Tetapi, hanya bentuk identifikasi Actual-self yang ditemukan berpengaruh secara positif terhadap attitude konsumen kepada produk, yang kemudian secara positif mempengaruhi minat beli .konsumen terhadap produk karakter berlisensi figurine Hatsune Miku.

The purpose of this study is to adapt the self congruity and identification theories to examine consumer's purchase intention for character licensed merchandise. Whether the self congruity and identification process affect positively or not to Indonesian consumer's intention to purchase licensed figurine products adapted from Vocaloid character Hatsune Miku. This is a study with quantitative approach with descriptive design. Research found that the self image congruity between consumers and the character positively affect the consumers' process of identification in all three types Actual self, Ideal self, and Ought self Identification, although only consumers' Actual self Identification positively affect the evaluation process of attitude toward product which then positively affect their purchase intention towards Hatsune Miku figurine product."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yanuardila
"Jurnal ini menganalisa kepopuleran Visual Kei di luar Jepang sebagai bagian dari budaya populer Jepang. Makalah ini menggunakan metode analisis dekriptif dengan landasan teori budaya populer oleh John Storey. Dengan meningkatnya minat akan budaya populer Jepang beberapa tahun belakangan, minat akan musik populer Jepang juga nampak meningkat di luar Jepang. Sebagai bagian dari musik populer Jepang, Visual Kei juga nampak tumbuh peminatnya dilihat dari banyaknya jumlah pertunjukan, konser, dan penampilan musisi Visual Kei pada festival musik di luar Jepang. Hasil analisis dalam jurnal ini menunjukan bahwa popularitas Visual Kei di luar Jepang dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain popularitas budaya populer Jepang lain seperti anime, penampilan, serta orisinalitas musik yang terdapat dalam Visual Kei.

This journal analyzed Visual Kei overseas popularity as a part of Japanese popular culture. This paper use descriptive analysis as the method and using the concept of Pop culture by John Storey. With the rise of interest towards Japanese popular culture in recent years, the Japanese popular music has also seen a rise of popularity outside of Japan. As a part of Japanese popular music, Visual Kei has also seen the rise of its popularity outside of Japan trough many performances, concert, and appearance in music festival outside of Japan. The result of the analysis on this paper shows that Visual Kei popularity outside of Japan was affected some factor such as the popularity of another Japanese popular culture like anime, its look, and its musical originality that is inside of Visual Kei.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Bima Prawira Utama
"Tesis ini membahas tentang fenomena idol group JKT48 sebagai bagian dari diplomasi publik Cool Japan Jepang yang muncul di Indonesia. Dengan menggunakan nilai-nilai ala Jepang, yang disadur dari sister group mereka yang berada di Jepang, AKB48, JKT48 menemukan popularitasnya di Indonesia. Fans-fans berat JKT48 pun bermunculan di Indonesia. Ini adalah pertanda dari berhasilnya diplomasi publik Cool Japan Jepang di Indonesia. Idol group JKT48 sebagai bagian dari diplomasi publik Jepang di Indonesia dianalisis menggunakan metode studi pustaka dan wawancara. Studi pustaka yang dilakukan sendiri berkenaan dengan diplomasi publik Jepang, soft power dari Joseph Nye, hingga idology dari Patrick Galbraith.

Idol group JKT48 is a part of Japanese?s Public Diplomacy dubbed as the Cool Japan Program. With the Japanese value extracted from their Japanese sister group, AKB48, JKT48 rise into popularity in Indonesia. This is one of the sign on how succesful Japan's Cool Japan diplomacy in Indonesia. The subject was analyzed using literature review and interviews. The literature review includes Joseph Nye's soft power and Patrick Galbraith's idology. This research conclude that the nature of Indonesian people are suitable for Japanese public diplomacy to spread nicely."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2016
T44925
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kinanti Kanya Niramaya
"Laki-laki herbivora atau dikenal dengan istilah bahasa Jepangnya, yaitu sōshokukei-danshi adalah sebuah analogi yang digunakan untuk mendeskripsikan laki-laki muda Jepang yang tidak aktif dalam menjalin hubungan asmara. Laki-laki herbivora merupakan topik yang muncul pada perbincangan sehari-hari, kerap dibahas oleh berbagai media massa dan media sosial. Fenomena ini juga dikaji dalam ranah akademik, seperti penelitian Deacon (2013) dan Kotani (2013) yang membahas laki-laki herbivora di daerah urban Jepang. Berdasarkan teori ekosistem, perbedaan lingkungan antara daerah rural (pedesaan) dan urban (perkotaan) dapat mempengaruhi karakteristik individu. Oleh karena itu, untuk memperoleh gambaran mengenai representasi karakteristik laki-laki herbivora di Jepang secara utuh, perlu dilakukan penelitian laki-laki herbivora di daerah rural. Berdasarkan hasil analisis atas kajian pustaka dan wawancara, ditemukan bahwa laki-laki herbivora di daerah rural memiliki karakteristik personalitas, perilaku, dan tampilan fisik yang berbeda dari laki-laki herbivora di daerah urban. Karakteristik tersebut adalah (i) bersifat terbuka, (ii) bersifat apa adanya, (iii) tidak sengaja berpenampilan feminin agar disukai perempuan, dan (iv) memiliki keinginan untuk menikah.

Herbivore men or known as sōshokukei-danshi in the Japanese language, is an analogy to describe young Japanese men who are not active in pursuing romance. Herbivore men is a topic that appears in daily conversations, often discussed by various mass media and social media. This phenomenon is also studied in the academic realm, such as research by Deacon (2013) and Kotani (2013), which discuss herbivore men in urban areas of Japan. Based on ecosystem theory, environmental differences between rural and urban areas can affect individual characteristics. Therefore, to obtain a complete picture of Japanese herbivore men's characteristics, it is necessary to conduct research on herbivore men in rural areas. Analysis of literature review and interviews shows that herbivore men in rural areas have different personality, behavior, and physical appearance characteristics from herbivore men in urban areas. These characteristics are (i) open-minded, (ii) honest and sincere, (iii) not intentionally looking feminine to be liked by women, and (iv) having the desire to get married.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Christopher Adrian Romano
"ABSTRAK
AKB48 (Akihabara48) merupakan kelompok musik Jepang yang didirikan oleh Akimoto Yasushi pada tahun 2005. AKB48 beranggotakan perempuan remaja dengan usia rata-rata 20 tahun dan memiliki cabang di berbagai negara di Asia. Tugas Akhir ini akan membahas mengenai pengaruh kebijakan Cool Japan melalui AKB48 di Indonesia. Penelitian ini menggunakan konsep Cool Japan yang dijelaskan oleh Douglas McGray serta menjelaskan alasan AKB48 disebut sebagai alat untuk menyebarkan budaya Jepang di dunia. Analisis akan dilakukan dengan memaparkan data primer dari penelitian-penelitian sebelumnya untuk menjelaskan pengaruh AKB48 terhadap penggemar di Indonesia.

ABSTRACT
AKB48 (Akihabara48) is a Japanese music group founded by Akimoto Yasushi in 2005. AKB48 consists of teenage girls with an average age of 20 years and have branches in different countries in Asia. This Final Project will discuss the effects of Cool Japan policy through AKB48 in Indonesia. This research uses the Cool Japan concept described by Douglas McGray and explains why AKB48 is called a tool to spread Japanese culture around the world. The research will be carried out by presenting primary data from previous research to explain AKB48's influence on fans in Indonesia.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>