Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 159612 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rika Amelina
"Gadis Lobang Kubur atawa Roos van Tjibintang karya Kwee Khee Soei membahas perkawinan campur antaretnis, Pribumi dan Tionghoa. Skripsi ini menganalisis pertentangan perkawinan campur yang disebabkan oleh berbagai faktor. Hasil dari penelitian ini adalah pertentangan perkawinan campur disebabkan oleh berbagai hal, yaitu faktor historis, prasangka dan stereotip antaretnis, dan perbedaan etnik. Berbagai peristiwa yang terjadi pada rentang waktu saat karya dibuat dan keberpihakan pengarang juga menjadi bagian dari analisis dengan tinjauan sosiologi sastra ini. Faktor keberpihakan pengarang terhadap masyarakat Tionghoa juga terlihat dari alur cerita Gadis Lobang Kubur atawa Roos van Tjibintang.

Gadis Lobang Kubur atawa Roos van Tjibintang by Kwee Khee Soei discusses inter-ethnic marriage of Indigenous Indonesian and Chinese Indonesian. This thesis analyzes the conflict of the inter-ethnic marriage caused by many factors. This analysis shows that the rejection of inter-ethnic marriage is caused by many things, which are historical factor, inter-ethnical prejudices and stereotypes, and ethnical differences. Many events which happened at the time when the work was created and the writer’s bias become the part of this socio-literaly view analysis. The writer’s bias towards the Chinese Indonesian society is shown in the plot of the story Gadis Lobang Kubur atawa Roos van Tjibintang."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S57602
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
"Tulisan ini akan menguraikan sejarah dan fiksi dalam dua novel karya Kwee Tek Hoay. Penulis mencari berbagai informasi dari berbagai sumber pustaka dan sumber dalam jaringan untuk mendukung penelitian ini. Secara lebih khusus, penulis mencari sumber pustaka yang menyajikan informasi seputar kesusasteraan Melayu Tionghoa. Penulis menganalisis asal Mulahnya Timbul Pergerakan Tionghoa dan Berkahnya Malaise dengan menggunakan metode penelitian kualitatif. Kedua novel tersebut pada dasarnya memang menyajikan sejarah, yaitu peristiwa malaise dalam Berkahnya Malaise dan asal mula dibentuknya perkumpulan atau pergerakan Tionghoa Hwee Koan dalam Atsal Mulahnya Timbul Pergerakan Tionghoa. Akan tetapi, terdapat pula fiksi yang berupa gagasan pengarang dalam kedua novel tersebut. Gagasan tersebut merupakan bentuk komunikasi yang disajikan pengarang antara karya sastra dengan pembaca. "
JIKK 3:1 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Kwee, John B.
London: Hodder & Stoughton , 1976
499.221 8 KWE i
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Hong Sien, Kwee
"The Kwee family is an old Indonesian Chinese family from Pasuruan, in East java, and one of a few merchant families of either Chinese or Arab ethnic origin which led successful lives in this small town in the nineteenth century. From their Chinese ancestral village, Liu Chuan in Fujian province, China, a Kwee ancestor travelled to Southeast Asia and settled in Pasuruan, probably in the eighteen century. As with many families who held important positions in the ethnic Chinese community, it also owned large homes, mostly in a mixed architectural style, called eclecticism and later in what was known as the Indies empire style. The early family history is still clouded in mystery, as not much concrete information has survived. Its descendants worked hard and prospered and dealt among economic undertakings such as sugar production, opium sales, buying and selling of property and land as well as running pawnshops."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
909 UI-WACANA 18:1 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Putri Fremelia Muli
"Berangkat pengalaman riil perempuan Tionghoa tentang adanya ketidakadilan gender dalam perkawinan beda etnis, maka penelitian ini membahas tentang posisi dan peran perempuan Tionghoa dalam perkawinan beda etnis dengan laki-laki Jawa secara spesifik di Gresik, Sidoarjo, dan Surabaya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif berperspektif feminis dan memilih secara purposif empat perempuan Tionghoa sebagai subjek penelitian. Teori interseksionalitas dari Kimberle Crenshaw digunakan sebagai kerangka analisis terkait posisi dan peran gender, relasi gender, ketidakadilan gender, dan etnisitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa identitas perempuan Tionghoa dapat menentukan posisi mereka dalam relasi gender pada perkawinan beda etnis dengan laki-laki Jawa melalui pertemuan (interseksionalitas) dari beragam identitas yang menghasilkan kondisi tertentu dalam struktur perkawinan, representasi nilai di mata keluarga, serta peraturan dan kebijakan terkait perkawinan. Dengan identitas yang cair, situasional, dan beragam, interseksionalitas identitas menghasilkan pengalaman ketidakadilan gender pada perempuan Tionghoa baik sebagai kelompok minoritas juga sebagai kelompok superior. Pengalaman ketertindasan nyatanya juga dialami oleh laki-laki Jawa sebagai suami mereka berupa pemberian stereotip dan subordinasi. Dalam situasi tertentu, interseksionalitas identitas perempuan Tionghoa secara bersamaan dapat menjadi strategi memperjuangkan keadilan. Berdasarkan hasil tersebut, disarankan perlunya pemberdayaan diri pada perempuan, pengembangan perspektif adil gender pada pasangan, keluarga, dan institusi terkait, serta pengembangan teoritis dan metodologis pada penelitian lanjutan.

Based on the prejudice and real experiences of Chinese women about the existence of gender injustice in inter-ethnic marriages, this study discusses the position and roles of Chinese women in inter-ethnic marriages with Javanese men specifically in Gresik, Sidoarjo, and Surabaya. This study used a qualitative method with a feminist perspective and purposively selected four Chinese women as research subjects. Kimberle Crenshaw's theory of intersectionality is used as a framework for analysis related to gender roles and roles, gender inequality, and ethnicity. The results show that the identity of Chinese women can determine their position in gender relations in ethnic marriages with Javanese men through a meeting of various identities that produce certain conditions in the structure of the marriage, representation of values in the eyes of the family, and regulations and policies related to marriage. With a fluid, situational, and diverse identity, identity intersectionality results in experiences of gender injustice in Chinese women both as a minority group as well as a superior group. The experience of oppression in fact also followed by Javanese men as their husbands in the form of stereotyping and subordination. In certain situations, the simultaneous intersectionality of Chinese women's identities can be a strategy for fighting for justice. Based on these results, which are based on the need for self-empowerment in women, the development of a gender perspective in partners, as well as theoretical and methodological development in further research."
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Michelle Ladykia Naftali
"Penelitian ini membahas tentang etnis Tionghoa dan dinamikanya dalam kesuksesan bulu tangkis Indonesia pada tahun 1966 - 1998. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan bagaimana etnis Tionghoa dari berbagai bidang dan dinamikanya dalam kesuksesan bulu tangkis Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan sejarah. Dalam pengumpulan data akan menggunakan teknik studi pustaka dan wawancara. Kesimpulan dari penelitian ini adalah sekalipun di tengah dinamika sosial dan politik pada masa Orde Baru (1966-1998) yang diskriminatif seperti kewajiban memiliki SBKRI dan adanya kekerasan rasial, tetapi etnis Tionghoa dari berbagai bidang tetap melakukan aperannya masing-masing dalam kesuksesan bulu tangkis Indonesia sebagai bentuk rasa nasionalisme untuk menanggapi keadaan yang dialami tersebut. Hal ini dapat diperhatikan dari berbagai bidang, mulai dari atlet yang mengharumkan nama Indonesia di dunia melalui perjuangan prestasi sebagai bentuk menunjukkan identitas nasional, pelatih yang berjuang melatih guna menghasilkan atlet yang berprestasi, organisator yang rela bergerak di bidang politik organisasi bulutangkis demi kepentingan Indonesia, hingga sebagai pengusaha membantu pembinaan bulu tangkis Indonesia melalui pendanaan. Lalu, kesuksesan bulutangkis Indonesia ini berdampak positif terhadap respon yang diberikan oleh masyarakat dan pemerintah Indonesia yaitu berupa dukungan, sambutan, dan apresiasi yang tinggi kepada para kontingen bulutangkis Indonesia.
This study discusses the Chinese ethnicity and its dynamics in the success of Indonesian badminton in 1966 - 1998. The purpose of this study is to explain how the ethnic Chinese from various fields and their dynamics in the success of Indonesian badminton. The method used in this research is a qualitative research method with a historical approach. In data collection will use literature study and interview techniques. The conclusion of this research is that even in the midst of discriminatory social and political dynamics during the New Order (1966-1998) such as the obligation to have an SBKRI and the existence of racial violence, ethnic Chinese from various fields still carry out their respective roles in the success of Indonesian badminton as a form of a sense of nationalism to respond to the circumstances experienced. This can be observed from various fields, start from athletes who makes Indonesia’s name fame in the world through achievement struggles as a form of showing national identity, coaches who struggle to train to produce outstanding athletes, committee who are willing to engage in badminton organization politics for the sake of Indonesia, entrepreneurs assisting the development of Indonesian badminton through funding. Then, the success of Indonesian badminton has a positive impact on the response given by the Indonesian people and government, namely in the form of support, welcome, and high appreciation for the Indonesian badminton contingent."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Kezia Priscilla
"Skripsi ini menganalisis kajian sosiologi sastra dalam pelacuran dalam cerita Kota Medan Penu dengan Impian atawa Nyai Tertabur dengen Mas. Pelacuran yang dibahas mencakup motif serta efek dari pelacuran yang dilakukan oleh tokoh utama, yaitu Ros Mina. Analisis ini menggunakan metode analisis deskriptif dan dibantu oleh analisis unsur intrinsik yang ada dalam cerita. Pada skripsi ini, terdapat sejarah hadirnya Sastra Melayu Tionghoa di Indonesia. Skripsi ini juga menguraikan praktek serta sejarah pernyaian yang terjadi di Hindia Belanda pada tahun 1920-an. Keterlibatan pengarang dalam karyanya, serta keunikan cerita yang khas dari cerita lain di zamannya juga dibahas pada skripsi ini.

The focus of this study is to analyze the prostitution in Kota Medan Penu dengen Impian atawa Nyai Tertabur dengen Mas from study of sociology of literature point of view . The prostitution that discussed included motives and effects of prostitution that committed by the main character, Ros Mina. This thesis uses descriptive analysis method that are assisted by intrinsic element analysis in the story. In this thesis, written history of the presence of Chinese Malay literature in Indonesia. This thesis also describes the practices and historical of concubine that occurred in Hindia Belanda in the 1920s. The author's involvement in his work, as well as the uniqueness of the stories in that era, are also discussed in this thesis."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
S70111
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Nengah Duija
"ABSTRAK
Sukreni Gadis Bali
Karyn Anak Agung Pandji Tiana _
(Sebuah Tinjauan Sosiologi Sastra)
Anak Agung Pandji Tiana adalah salah satu pengarang ang-
katan Pujangga Baru, beliau lahir di pulau Dewata yakni di ka-
bupaten Buleleng tanggal 11 Februari 1908 dan meninggal dalam
usia 70 yaitu tanggal 2 Juni 1978. Sebagai pengarang beliau
banyak mengangkat masalah seputar masyarakat Bali dalam karya-
nya. Karyn-karya beliau antara lain ; Ni Rawit ce i Penjual
Orang 1935, I Swasta Setahun di Bedahulu 1938, Sukreni Gadis
Bali 1936, Dewi Karuna 1939, I Made Widiadi 1955. Salah satu
karya beliau yang berjudul Sukreni Gadis Bali dijadikan obyek
penelitian pada kesempatan ini seperti judul di atas. ~
Untuk melakukan penelitian terhadap obyek ini digunakan
pendekatan Strukturalisme dan Pendekatan Sosiologi sastra. Pen
dekatan Struktural digunakan untuk menganalisis tokhh dan pe-
nokohanya sedangkan sosiologi sastra untuk melihat asgek so-
sial dalam karya tersebut. Metode yang digunakan ada ah meto-
de Studi Pustaka dan metode deskripsi. Data bersumber pads no-
vel Sukreni Gadis Bali dan beberapa sumber pustaka yang mendu-
kung kajian. -
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diungkapkan bebe-
pa hal; Mengenai riwayat kepengarangan Pandji Tiana, yang di
samping sebagai seorang pengarang ternyata beliau pernah men-
jadi pedagang kopra, pemusik, pengarang laku dan berbagai ja-
batan formal pernah beliau emban termasuk jedi anggota DPR RI
kesatuan dan sebagainya. Perjalanan beliau inilah banyak di-
tuangkan dalam kazcya-karyanya. Tokoh-tokoh yang berperan dalam
novel itu; tokoh protagonis adalah Ni Sukreni, tokoh antagonis
adalah Men ?egara dan I Gusti Made Tusan. Sedangkan tokoh ba-
wahanya antara lain; I Gustam,I Negara, Ida Gede Swamba, Ni Ne
gari dan lain-lainya. Sukreni mewakili tokoh yang baik dan -
Men Negara mewakili tokoh yang jahat bersama I Gusti Made Tu-
san. Sedangkan aspek sosial yang tercermin antara lain; Minum-
an khas Bali; tggg, Perkara Pembagian warisan, masalah Zina,
dan tragedi keluarga Men Negara."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1995
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>